Dengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

RANCANG BANGUN MODEL PENYEIMBANG BEBAN PADA GENERATOR INDUKSI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

II. KAJIAN PUSTAKA

MOTOR INDUKSI SPLIT PHASE SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

PENGHITUNG FREKUENSI PADA GENERATOR SINKRON

ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) ABSTRAK

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

PENGENDALIAN BEBAN MIKROHIDRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi

PERANCANGAN BANGUN PEMBUAT INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP KELUARAN TEGANGAN DAN FREKUENSI PADA GENERATOR INDUKSI 1 FASA

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

KATA PENGANTAR. Bandung, 9 Oktober Penulis

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BANK KAPASITOR TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASA KECEPATAN RENDAH

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Desain Kontrol Beban Elektronik pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Rancangan Sistem Pengendalian Otomatis Konveyor Buah (Fruit Shredder Feeding)

Bambang Sri Kaloko Jurusan Elektro Universitas Jember

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

PENGATURAN TEGANGAN PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA 1 HP SEBAGAI GENERATOR INDUKSI SATU FASA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKOHIDRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

DESAIN IGC PADA SISTEM PLTMH BERBASISKAN MIKROKONTROLER PIC16F877

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

SOFT STARTING DAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

Transkripsi:

PERANCANGAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER (ELC) SEBAGAI PENSTABIL FREKUENSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) Erdyan Setyo W¹, Mochammad Rif an, ST., MT.,², Teguh Utomo, Ir., MT ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: erdy_cor3nerz@yahoo.com Abstrak - Demi berkembangnya suatu pemerataan pembangunan suatu wilayah, maka diupayakan pemerataan ketersediaan tenaga listrik di semual wilayah dalam suatu negara. Hal itu ditunjang dengan pengembangan sumber sumber tenaga listrik terbarukan, misalnya dalam PLTMH. Suatu sistem membutuhkan pengelolaan yang efisien. Dibuatlah suatu alat penunjang sistem PLTMH tersebut, salah satunya electronic load controller yang berfungsi menjaga stabilitas dan ketahanan sistem pembangkit akibat berbagai perubahan yang terjadi p[ada sisi beban. Perancangan ini bertujuan untuk merancang electronic load controller sebagai penstabil frekuensi pada PLTMH. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah melalui pendekatan perubahan frekuensi yang didapat berdasarkan perubahan tegangan yang terjadi akibat kondisi beban yang berubah pula. Pengujian menunjukkan pengendalian beban menggunakan elc mampu menjaga nilai daya beban pada kisaran nilai daya nominal dengan nilai error yang masih dapat ditolerir, yaitu rata rata sebesar 1%. Kata kunci: Electronic Load Controller, frekuensi,, emen I. PENDAHULUAN Ketersediaan listrik pada daerah daerah pedesaan maupun daerah terpencil adalah kunci dari keseimbangan pembangunan di suatu negara karena listrik sudah menjadi kebutuhan yang paling penting sebagai penunjang kehidupan yang semakin maju[1]. Dibuatlah sistem PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) berskala kecil(antara 5 kw - 100k, yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik[2]. Sebuah pengaman dibutuhkan dalam PLTMH tersebut, untuk meningkatkan usia gunanya dengan mencegah berbagai kerusakan misalnya pada bagian beban, turbin, maupun generator dengan menggunakan sebuah alat yaitu ELC (Electronic Load Controller). Penelitian tentang elc ini telah dilakukan sebelumnya, di antaranya oleh Muhammad Kholifatulloh pada tahun 2012 yang mendesain elc sebagai pengendali beban komplemen dan dinamik, dengan metode deteksi arus. Penelitian yang dilakukan kali ini adalah merancang elc sebagai penstabil frekuensi dengan metode deteksi frekuensi yang berubah ubah sesuai perubahan kondisi beban utama, karena variabel frekuensi merupakan dasar perhitungan daya yang juga lebih akurat, lebih mudah dioperasikan, juga lebih murah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Generator Sinkron Generator sinkron merupakan generator yang bekerja secara sinkron, yaitu berarti frekuensi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut sinkron dengan putaran mekanisnya. Rotornya, yang diputar dengan penggerak mula, terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah yang menghasilkan medan magnet putar dengan kecepatan dan arah putar yang sama dengan putaran rotor tersebut. Hubungan antara medan magnet dalam mesin dengan frekuensi listrik dalam stator ditunjukkan dalam Persamaan (2.1) [3]. f = n s.p (2.1) 120 Dengan : f = frekuensi stator (Hz) n s = kecepatan putar medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub. Gambar 1. Konstruksi generator sinkron Generator sinkron seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1, menggunakan sumber tegangan DC untuk 1

menimbulkan medan magnet yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan dalam sisi keluaran generator. Oleh karena itu, penguatan medan dari generator tidak tergantung dalam jaringan listrik sehingga ideal untuk sistem pembangkitan yang berdiri sendiri. B, kerja generator AC PLTMH Generator sinkron dalam PLTMH menggunakan frekuensi yang sama dengan sistem tenaga listrik di Indonesia, yaitu ± 50Hz. [4] Hal ini disebabkan karena para produsen generator maupun turbin tentunya mempunyai batasan dan tentunya setelah para produsen bereksperimen puluhan tahun dengan mempertimbangkan segala sudut teknis maka dibuatlah standar yang 50 hz dan 60 hz itu, yg tentunya dinilai cukup efektif untuk kestabilan beban dan effisien dari sisi teknis maupun ekonomis. Eropa menggunakan 50 hz dan Amerika menggunakan 60 hz. Setelah adanya standarisasi maka semua peralatan listrik di desain mengikuti ketentuan ini. Jadi logikanya kalau 50 hz atau 60 hz saja sudah mampu membuat lampu tidak kelihatan kedap-kedip untuk apalagi dibuat frekwensi lebih tinggi yg akan memerlukan turbin super kencang dan sumber energi lebih banyak sehingga tidak efisien.[5] III. PERANCANGAN A. Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem dibuat berdasarkan spesifikasi perancangan alat pada bab sebelumnya dan kondisi pembebanan yang telah diasumsikan, sebuah sistem ELC sebagai penstabil frekuensi otomatis untuk beban komplemen resistif, dapat disusun menjadi suatu diagram blok yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. beban utama. Perubahan tersebut berdasarkan Persamaan (1). f generator = f beban utama (1) Melalui pengujian pembebanan generator (Subbab 5.1), saat generator dibebani beban berupa lampu pijar 100 watt dalam kondisi nominal (tegangan 220 volt, putaran 1500 rpm), terjadi perubahan pada tegangan dan frekuensi seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai perubahan frekuensi beban untuk penambahan lampu pijar Daya ( Tegangan Generator (V) 0 220 51,8 100 218 51,2 200 215 51 300 210 50,6 400 205 50,2 500 200 50 600 195 49,9 700 190 49,6 800 185 49,2 900 180 49 1000 175 48,8 (Hz) Setelah mengetahui kenaikan frekuensi yang terjadi, dan rencana alat maka dirancang 4 buah step beban ditunjukkan pada gambar 3. 300 W 300 W 200 W 200 W Gambar 3. Rancangan emen Gambar 2. Diagram blok sistem ELC B. emen komplemen dirancang untuk menstabilkan nilai tegangan dan frekuensi berdasarkan perubahan nilai tegangan beban utama. Nilai frekuensi beban komplemen ini mengacu pada perubahan frekuensi Data pada Tabel 4.1 menjadi acuan menentukan pola kombinasi beban komplemen (Tabel 4.2) yang akan aktif sesuai dengan penurunan yang terjadi pada beban konsumen. Semakin besar penurunan frekuensi pada beban utama, maka semakin terang nyala lampu pada beban komplemen. 2

Peng ujian ke- Daya Utam a( Tabel 2.Kombinasi beban komplemen emen 1(300 emen 2 (300 emen 3(200 emen 4(200 1 1000 0 0 0 0 2 900 25 25 25 25 3 800 50 50 50 50 4 700 75 75 75 75 5 600 100 100 100 100 6 500 125 125 125 125 7 400 150 150 150 150 8 300 175 175 175 175 9 200 200 200 200 200 10 100 225 225 225 225 C. Perancangan perangkat Keras Modul ELC 1. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler Perancangan perangkat keras modul ELC pada PLTMH untuk beban komplemen resistif mengacu pada Gambar 3 untuk rangkaian power line clock sebagai pendeteksi frekuensi line generator, Gambar 4 untuk rangkaian mikrokontrolernya dan Gambar 5 untuk rangkaian pemicuan beban komplemen. Gambar 4.Rangkaian power line clock Rangkaian power line clock berfungsi sebagai pendeteksi frekuensi line sekaligus penyesuai tegangan untuk masukan mikrokontroler. Keluaran rangkaian berupa sinyal persegi dengan frekuensi 50 Hz. Gambar 5. Rangkaian minimum mikrokontroler ATMega16 Pin 20 (PD7) digunakan sebagai masukan dengan fitur capture data oleh mikrokontroler Pin 8 (PB7) digunakan sebagai pin keluaran untuk pemicuan gate TRIAC1 sampai 4 yang terhubung beban komplemen resistif. 2. Rangkaian Switching emen 3. Gambar 6. Rangkaian pemicuan beban komplemen Di antara pin keluaran mikrokontroler dengan TRIAC terdapat komponen LED dan optocoupler MOC3021. LED berfungsi mengindikasikan port keluaran mana dari mikrokontroler yang aktif dan memicu optocoupler. Untuk menjalankan LED dengan input tegangan 5V, dengan arus typical LED sebesar 20mA maka diperlukan tahanan sebesar seperti ditunjukkan pada Persamaan (2). R = V (2) I = 5 0,02 = 250 ohm Sehingga dipilih komponen yang biasa terdapat di pasaran sebesar 330 ohm. Optocoupler MOC3021 berfungsi untuk memicu gate TRIAC sekaligus pemisah antara rangkaian berdaya kecil (mikrokontroler) dengan rangkaian berdaya besar (TRIAC dan beban komplemen). 3. Penentuan Komponen TRIAC Kegagalan dalam pengoperasian ELC akibat kerusakan komponen merupakan hal yang harus dihindari. Dalam hal ini, TRIAC yang dipilih harus memiliki rating arus dan tegangan di atas arus dan tegangan yang dibutuhkan. lampu resistif yang digunakan memiliki rating sebagai berikut: - arus beban nominal: 0,43 A - tegangan beban nominal: 220 V Arus pada saat penyalaan beban yang melalui komponen TRIAC selalu melebihi arus nominal. Tegangan maksimum yang mampu ditahan oleh 3

TRIAC pada saat off state (kondisi mati) dihitung berdasarkan Persamaan (3). V maks = 2 220 (3) = 311,126 volt Berdasarkan perhitungan dan estimasi di atas, setelah disesuaikan dengan ketersediaan komponen di pasaran, maka TRIAC yang digunakan adalah BTA12-600B dengan rating arus dan tegangan sebesar 12 A dan 600 V. 4. Perancangan Pengaman terhadap Laju Pertambahan Arus di/dt Kerusakan TRIAC yang disebabkan oleh di/dt yang tinggi dapat dihindari dengan memasang inductor terhubung seri dengan beban. Secara pendekatan, di/dt maksimum dapat dihitung melalui Persamaan (4) dan (5). V = L di dt volt (4) di dtmaks = V A s (5) L di dtmaks = 2 220 0,02565 = 12129,7 A/s = 0,01213 A/µs di/dt maksimum komponen TRIAC pada datasheet sebesar 50 A/µs, sehingga tidak diperlukan lagi pengaman di/dt. 5. Perancangan Pengaman Terhadap Laju Pertambahan Tegangan dv/dt Pengaman terhadap laju kenaikan tegangan dv/dt perlu dilakukan karena jika dv/dt dari TRIAC terlampaui maka TRIAC akan terkonduksi meskipun tidak ada arus trigger pada terminal gate TRIAC. Pengaruh dv/dt bisa dikurangi dengan menggunakan rangkaian snubber seperti ditunjukkan pada Gambar 7[5]. 10 106 = 220 2 2π = 5,1 khz Nilai C s ditentukan dengan perhitungan berdasarkan Persamaan (7) dan (8). f 0 = 1 (7) C s = = 2π LC 1 (2πf 0 ) 2 L 1 (2π 5,1 10 3 ) 2 0,02565 (8) = 37,96 10 9 F Nilai dari R s ditentukan dengan perhitungan berdasarkan Persamaan (9). R s = L C s (9) 0,02565 = 37,96 10 9 = 822,01 Ω Berdasarkan perhitungan di atas dan disesuaikan dengan komponen yang ada di pasaran, maka nilai kapasitor dan resistor yang digunakan sebesar C = 33 nf dan R = 820 Ω. Rangkaian snubber di atas tidak digunakan pada beban komplemen yang hanya terdiri dari beban resistif saja tetapi tetap digunakan resistor pengaman saja untuk menyesuaikan arus gate puncak TRIAC BTA 12-600B sebesar 4A, digunakan resistor yang besarnya sama dengan resistor pada persamaan 4.8 dengan hasil 820 ohm, dengan perhitungan yang ditunjukkan pada Persamaan (10). I G = 220 (10) 820 = 0,27 A 6. Perancangan Perangkat Lunak ELC Perangkat lunak yang akan digunakan adalah perangkat lunak untuk pemrograman mikrokontroler ATMega16. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C. Software yang digunakan untuk proses writing dan compile program adalah WinAVR Compiler. Selanjutnya program tersebut ditulis dalam kode heksadesimal pada ATMega16 menggunakan writer software MyWrite. Gambar 7. Rangkaian snubber pada ELC Setiap TRIAC mempunyai spesifikasi dv/dt maksimumnya yang tertera pada setiap datasheet komponen. dv/dt pada datasheet TRIAC BTA12-600B tertera sebesar 10V/µdetik. Perhitungan nilai dari kapasitor snubber C s dan resistor snubber R s adalah berdasarkan Persamaan (6). f 0 = dv dt maks v p 2π (6) 4

Tabel 3 Hasil Pengujian Pembebanan Generator Sinkron tanpa ELC Daya Arus Putaran (rpm) Tegangan Generator (Hz) ( (A) (V) 1000 4,32 1470 220 50 900 3,91 1450 230 50,4 800 3,53 1490 230 50,6 700 3,14 1510 235 51 600 2,72 1430 240 51,2 500 2,28 1435 240 51,4 400 1,84 1490 245 52 300 1,39 1530 250 52,4 200 0,92 1515 253 52,6 100 0,45 1510 255 53,2 Gambar 8. Diagram alir ELC III. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian Rangkaian Power Line Clock Gambar 9 menunjukkan rangkaian pengujian rangkaian power line clock C. Pengujian Pembebanan Generator Sinkron Dengan Dilengkapi ELC dengan emen (Keseluruhan Sistem) Gambar 12 menunjukkan rangkaian pengujian keseluruhan sistem Function Generator Osiloskop Gambar 9. Pengujian Rangkaian Power Line Clock Gambar 10. Hasil keluaran pengujian rangkaian power line clock B. Pengujian Pembebanan Generator Sinkron Dengan tanpa ELC Gambar 11 menunjukkan rangkaian pengujian pembebanan generator sinkron tanpa ELC Gambar 12. Pengujian Keseluruhan Sistem Hasil Pengujian keseluruhan sistem ditunjukkan pada tabel 4 Daya ( Tabel 4 Pengujian Keseluruhan Sistem Arus Putaran Tegangan (rpm) Generator (V) (A) (Hz) 1000 4,32 1500 220 50,4 900 3,91 1520 219 50,5 800 3,53 1515 218 50,6 700 3,14 1510 217 50,6 600 2,72 1525 218 50,5 500 2,28 1515 220 50,8 400 1,84 1525 218 50,7 300 1,39 1535 217 50,6 200 0,92 1520 218 50,6 100 0,45 1520 219 50,4 Hasil pengujian menunjukkan nilai parameter parameter terukur pada putaran(rpm), tegangan(v), dan frekuensi(hz) dapat terjaga pada nilai nominalnya. Gambar 11. Pengujian Pembebanan Generator Sinkron tanpa ELC 5

(Hz) Tegangan (V) Putaran (rpm) 3.3.1 Analisis Error 1800 1600 1400 1200 Gambar 13 Fluktuasi putaran pada pengujian dengan ELC Respon putaran berdasar pengujian diperoleh nilai frekuensi rata rata sebesar 1519 Hz, yang selisihnya dari nilai nominal sebesar 19 rpm atau 1,27% 300 200 100 0 1 3 5 7 9 Pengujian ke- Putaran Putaran Nominal Gambar 14 Fluktuasi Tegangan pada pengujian dengan ELC Respon tegangan berdasar pengujian diperoleh nilai tegangan rata rata sebesar 219 V, yang selisihnya dari nilai nominal sebesar 1 V atau 0,45% 60 50 40 30 1 3 5 7 9 Pengujian ke- 1 3 5 7 9 Pengujian ke- Tegangan Tegangan Nominal Nominal Gambar 15 Fluktuasi frekuensi pada pengujian dengan ELC Respon frekuensi berdasar pengujian diperoleh nilai frekuensi rata rata sebesar 50,6 Hz, yang selisihnya dari nilai nominal sebesar 0,6 Hz atau 1,2% IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. komplemen, misalnya berjenis beban resistif dapat digunakan untuk menjaga kestabilan tegangan generator saat terjadi fluktuasi pemakaian daya oleh beban utama karena beban komplemen berfungsi menggantikan daya beban utama yang berkurang. 2. Modul Electronic Load Controller mampu mendeteksi perubahan daya (nilai frekuensi) beban utama lalu melakukan pemicuan pada komponen TRIAC untuk mengaktifkan beban komplemen yang diinginkan. 3. Modul Electronic Load Controller mampu menjaga nilai tegangan keluaran generator dengan nilai fluktuasi rata rata 0,45% dari tegangan nominalnya dan nilai frekuensi keluaran generator dengan nilai fluktuasi rata rata 1,2% (dalam skala laboratorium). 4.2 Saran Untuk penyempurnaan penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dilakukan antara lain: 1. Mempertimbangkan pengaturan sudut penyalaan TRIAC sebagai pengalihan daya ke beban komplemen untuk mendapatkan pengalihan daya yang lebih halus. 2. Menggunakan spesifikasi komponen yang lebih tinggi dari alat yang dibuat untuk kapasitas PLTMH yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA [1] Kholifatulloh, Muhammad. 2012. Kajian Terhadap Perancangan Electronic Load Controller Menggunakan Mikrokontroler ATMega16 Sebagai Pengendali emen Resistif dan Dinamik. Malang: Universitas Brawijaya [2] Gao, Sarsing. Murthy,S. S. Bhuvaneswari,G. Gayathri,M. Sree Lalitha.2010. Design of a Microcontroller Based Electronic Load Controller for a Self Excited Induction Generator Supplying Single-Phase Loads. http://review.jpe.or.kr/on_line/admin/paper/files/15-jpe- 10050.pdf. Diakses tanggal 21 Februari 2011. [3] Kuphaldt, Tony R. 2007. Fundamentals of Electrical Engineering and Electronics. http://www.vias.org/feee. Diakses tanggal 10 September 2013 [4] Hasan, Achmad. 2006. Pengontrol Elektronik pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi [5] Tooley, Mike. 2006. Electronic Circuits: Fundamentals and Applications. Oxford: Elsevier 6