SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Turbin Gas Berbasis REG 216 Pada PLTGU Muara Tawar Bekasi

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Prinsip Dasar Proteksi a). Proteksi Sistem Tenaga

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH : KARENA KESALAHAN MANUSIA DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI DARI LUAR ALAM BINATANG

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

ABSTRAK Kata Kunci :

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini. menggunakan bahan bakar batubara dalam prosesnya.

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

SISTEM PROTEKSI MOTOR 063P101AM DENGAN GE MULTILIN 369 MOTOR MANAGEMENT RELAY PADA AREA UTILITIES PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

Pertemuan ke :2 Bab. II

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

Kata kunci : sistem proteksi, motor 056K102M, GE MULTILIN 369, overload, phase unbalance, acceleration time, mechanical jam, dan ground fault

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

1. Proteksi Generator

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY)

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

1 BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus. Sistem tenaga listrik dikatakan memiliki keandalan yang baik jika

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB II LANDASAN TEORI

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

SISTEM PROTEKSI RELAY

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. TEGANGAN LEBIH PADA GENERATOR MENGGUNAKAN OVER VOLTAGE RELAY sebagai laporan akhir, sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN Anggun Purnomo 1), Susatyo Handoko 2) Mahasiswa 1) dan Dosen 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang E-mail: aank_aenky@yahoo.com Abstrak Listrik adalah energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia dan paling banyak dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan listrik dari tahuh ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini menuntut suatu perusahaan penghasil listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan akan listrik dan menjaga kontinuitas pelayanan serta meningkatkan keandalan sistem tenaga listriknya. Sebagai salah satu pembangkit tenaga listrik, PLTU Pacitan harus selalu beroperasi dan dapat menyuplai energi listrik yang diminta oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam pengoperasian pembangkit tentunya kondisi abnormal / gangguan pada sistem pembangkit menjadi resiko tersendiri. Sehingga perlu adanya proteksi pada peralatan untuk melindungi peralatan dari gangguan yang timbul. Salah satu peralatan yang harus dilindungi adalah motor. Di PLTU pacitan, untuk proteksi motor digunakan motor manegement relay tipe WDZ-430EX yang merupakan suatu relay proteksi motor berbasis mikroprosesor yang dapat menjalankan sistem proteksi sesuai algoritma yang ditanam di dalamnya. Kata kunci : proteksi gangguan, motor manegement relay tipe WDZ-430EX. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energy sumber energi primer seperti, potensial air,energi angin, minyak bumi, batubara. Keandalan dan keberlangsungan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa gangguan. Dari hasil analisa gangguan dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, spesifikasi switchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besaran yang menentukan bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi. Adanya gangguan pada suatu sistem pembangkit dapat mengganggu operasi dari sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan bagian-bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan umur pembangkit. Karena itu diperlukan suatu sistem proteksi yang dapat melindungi setiap bagian dari sistem pembangkit listrik. 1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Tujuan dari Kerja Praktek dan Laporan ini adalah untuk mempelajari pembangkitan listrik pada pembangkit listrik tenaga uap dan mengetahui sistem proteksi motor yang terdapat pada pembangkit tenaga listrik, khususnya di PLTU Pacitan. 1.3 Batasan Masalah Dalam laporan Kerja Praktek ini penulis membatasi pembahasan pada proteksi motor dengan menggunakan motor management relay tipe WDZ-430EX di PLTU Pacitan, PT. PJB UBJOM PACITAN. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Tenaga Listrik Yang dimaksud dengan sistem proteksi tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga

misalnya generator, transformator jaringan, dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain : hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain. 2.2 Fungsi dan Persyaratan Kualitas Proteksi Pada sistem tenaga listrik, proteksi itu diperlukan : 1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat 2. Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu menjadi sekecil mungkin 3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik. 4. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem proteksi yang efektif yaitu : 1. Selektivitas dan Diskrimanasi Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja. 2. Kecepatan Operasi Beroperasi secepat mungkin untuk mengurangi dampak gangguan, waktu gangguan dan memastikan keamanan pekerja. 3. Sensitivitas (kepekaan) Mendeteksi gangguan sekecil apapun, baik arus atau ketidaknomalan sistem dan beroperasi sesuai setelannya.n 4. Reliabilitas (keandalan) Sistem proteksi yang handal didasarkan pada 2 hal : a. Dependability, tidak boleh gagal bekerja saat dibutuhkan b. Security, tidak boleh salah kerja. 2.3 Perangkat Sistem Proteksi Yang dimaksud dengan perangkat sistem proteksi sepeti yang terlihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Hubungan antar perangkat proteksi 1. Relai. Sebagai elemen perasa /pengukur untuk mendeteksi gangguan. 2. PMT (Pemutus Tenaga) Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu. 3. PT dan atau CT Mengubah besarnya arus dan atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder (Relai) 4. Battery. Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan catu daya untuk relai statik dan relai bantu. 5. Pengawatan. Untuk mengubungkan komponen-komponen proteksi sehingga menjadi satu sistem. 2.4 Relay Proteksi Pada Motor Mayoritas beban pemakaian sendiri pada pembangkit listrik (terutama PLTU) adalah motor listrik. Motor listrik digunakan sebagai penggerak pompa, fan, valve dan lain sebagainya. Oleh karena itu motor listrik harus dilindungi dari ancaman gangguan yang mungkin terjadi pada motor tersebut. 1. Relay arus lebih Relay arus lebih merupakan relay proteksi pada motor yang berfungsi untuk melindungi dari gangguan hubung singkat antar fasa. Gangguan hubung singkat dapat meyebabkan kerusakan pada belitan motor. Relay arus lebih bersifat instant, jadi jika ada gangguan harus segera mengisolasi motor yang dilindungi tersebut.

2. Relay overload Overload pada motor listrik disebabkan oleh pembebanan berlebih pada motor sehingga putaran motor semakin berat. Semakin berat beban motor maka konsumsi arus listrik motor semakin besar, sehingga jika dibiarkan dalam waktu yang lama maka arus overload menyebabkan pemanasan pada belitan yang dapat merusak belitan tersebut. 3. Relay unbalance Unbalance pada motor terjadi apabila ada ketidakseimbangan arus pada fasa sumber. Fenomena ini akan menyebabkan timbulnya arus urutan negative (negative sequence) yang dapat menyebabkan pemanasan pada motor. 4. Relay hubung singkat ke tanah Relay hubung singkat ke tanah berfungsi untuk mengamankan motor dari gangguan arus hubung singkat antara fasa dengan tanah. 5. Relay longstart Relay long start current adalah relay proteksi pada motor yang digunakan untuk mengamankan motor dari gangguan arus start yang lama. Seperti kita ketahui ketika motor listrik pertama kali dhidupkan maka akan mengkonsumsi arus yang lebih besar dari arus nominal. Arus start tersebut bias mencapai 6 kali dari arus nominalnya. Pada kondisi normal, arus start tersebut hanya berlangsung sesaat saja dan arus kembali ke arus nominal setelah motor berputar pada putaran nominal. Relay long start berfungsi mengamankan motor ketika arus start tersebut berlangsung lebih lama dari kondisi normal agar tidak terjadi pemanasan pada belitan motor. Relay longstart bersifat definite time (karakteristik tunda waktu) 6. Relay temperature Relay temperature merupakan relay proteksi pada motor yang digunakan untuk mengamankan motor listrik dari gangguan temperature yang berlebih. Temperature berlebih bias disebabkan oleh gangguan mekanik maupun gangguan elektrik. Gangguan mekanik contohnya adalah kegagalan sstem pendingin dan lain sebagainya. gangguan elektrik contohnya adalah overload, longstart dan lain sebagainya. III. Sistem Proteksi Motor Berbasis Motor Management Relay WDZ-430EX di PLTU Pacitan Sistem proteksi di PLTU Pacitan mempunyai sud-sub siste proteksi yaitu sistem poteksi motor dan sistem proteksi listrik (generator dan trafo). Sistem proteksi motor pada PLTU Pacitan menggunakan sistem digital dengan Motor Management Relay tipe WDZ- 430EX 3.1 Deskripsi Motor Management Relay Tipe WDZ-430EX Motor management relay tipe WDZ-430EX yang memiliki fungsi proteksi, pengukuran dan kontrol, utamanya diaplikasikan motor asinkron tiga fasa berkapasitas kecil atau menengah. Untuk motor berkapasitas besar ( 2000 kw atau lebih ), biasanya sesuai kebutuhan perlu ditambahkan motor differential relay tipe WDZ- 431EX. Gambar 3.1 Device motor management relay WDZ-430EX

Proteksi ini dapat menghindari puncak arus transien selama motor startup. Karena arus yang tinggi saat start dapat menyebabkan suhu motor menjadi naik, akibatnya isolasi dapat rusak dan dapat menimbulkan short baik antar kumparan maupun antara kumparan ground. : Gambar 3.2 Back boardmotor management relay WDZ-430EX 3.2 Fungsi Proteksi Motor dengan Motor Management Relay Tipe WDZ-430EX Fungsi fungsi proteksi motor dengan motor management relay tipe WDZ-430EX memiliki algoritma kerja masing masing. Berikut dipaparkan macam-macam fungsi proteksi yang ada motor management relay tipe WDZ-430EX : a. Instantaneous Over Current Relay Gambar 3.3 Algoritma Instantaneous Over Current Relay Selama Motor Startup : Imax : nilai arus maksimum dari fase A,B,C (Ia, Ib, Ic)(A) I sdg : nilai seting instantaneous over current relay selama motor startup (high level) (A) I sdd : nilai seting instantaneous over current relaysetelah motor startup) (low level) (A) t sd :waktu delay instantaneous over current relay (s) b. Negative Sequence Current Relay 1 (46) Arus urutan negatif dapat timbul karena tegangan sumber yang tak seimbang atau adanya gangguan antar fasa, sehingga muncul tidak seimbangnya arus pada ketiga fasa motor.misalnya karena pasokan daya dari salah satu fasa hilang atau sekering leburnya putus, maka keadaan pasokan daya menjadi tak seimbang dan timbul arus urutan negatis. Arus urutan negatif ini dapat menimbulkan medan magnet putar yang berlawanan dengan putaran rotor motor, hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang berlebih dalam stator dan rotor motor. Gambar 3.4 Algoritma Instantaneous Over Current Relay Setelah Motor Startup Gambar 3.5 Algoritma Negative Sequence Current Relay 1

I 2 : arus negative sequence (A) I 21dz : nilai setting negative sequence current relay1 (A) t 21dz : waktu delay negative sequence current relay1 (s) c. Negative Sequence Current Relay 2 (46) Gambar 3.6 Algoritma Negative Sequence Current Relay 2 operasi yang disebabkan oleh arus yang tak seimbang dengan arus startup motor yang lebih besar, proteksi ini mengambil arus maksimum fasa Imax sebagai nilai pengendali. Karakteristik aksi : Io :arus zero sequence motor yang telah dikonversi oleh CT (A) I odz :nilai setting instantaneous zero sequence relay (A) Ie :rating arus motor (A) t odz :waktu delay instantaneous zero sequence relay (s) e. Mechanical Jam Relay Gambar 3.8 Algoritma Mechanical Jam Relay I 22dz : level negative sequence current relay 2 (A) t 22dz : waktu delay negative sequence current relay 2 (s) d. Instantaneous Zero Sequence Relay(50N) Arus urutan nol muncul dapat muncul saat adanya gangguan fasa ke tanah.sehingga terjadi konsidi tidak seimbangnya aliran arus pada masing-masing fasa dalam sistem tiga fasa sehingga ada aliran arus pada kawat netralnya. Mechanical jam relay membutuhkan motor speed switch dan arus fasa. Speed switchsendiri digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan kecepatan motor saat bekerja. Iddz :nilai seting arus mechanical jam relay(a) tddz :waktu delay mechanical jam relay f. Long-Time Startup Relay Gambar 3.7 Algoritma Instantaneous Zero Sequence Relay Nilai arus zero squence motor, diperoleh dari CT zero squence agar dapat mendeteksi arus yang sangat kecil. Untuk mencegah kegagalan Gambar 3.9 Algoritma Long-Time Startup Relay

Pertama, hitung waktu start selama motor melakukan startup tqdj Iqde Iqdm tyd :perhitungan waktu srart (s) :rating arus startup motor (A) :arus startup motor maksimal (A) :waktu mechanical jam motor yang diperbolehkan (s) Jika selama tqdj (waktu start yang telah dihitung) Imax< 1,125 Ie, maka motor berhasil melakukan start dan algoritma long-time startup relay telah berakhir. Jika setelah tqdj nilai Imax> 1,125 Ie, maka motor akan gagal start, long-time startup relay bekerja. Waktu terlama dari long-time startup relay adalah 10s. g. Positive Sequence Current Relay Arus urutan positif muncul pada keadaan tegangan sumber seimbang. Gangguan ini sebenarnya seperti gangguan arus lebih dimana arus maupun tegangan yang ditimbulkan masih mempunyai urutan fasa yang sama dengan urutan fasa sumber. I1 : motor raring current (A) I1gl : nilai setting positive sequence current relay(a) t1gl : waktu delay positive sequence current relay (s) h. Over Load Relay Gambar 3.11 Algoritma Over Load Relay Igfh tgfh : nilai seting overloadrelay(a) : waktu delay overload relay(s) i. VT Circuit Off Gambar 3.10 Algoritma Positive Sequence Current Relay Positive sequence current relayakan aktif apabila kondisi dibawah ini telah terpenuhi. 1. Algoritma long-time startup relay telah berakhir ( Ia/Ib/Ic < 1,125 Ie ) 2. Waktu start melebihi waktu mechanical jam motor yang diperbolehkan, t > tyd Gambar 3.12 Algoritma VT Circuit Off Peralatan ini memilik fungsi untuk mendeteksi VT circuit bila off. Ketika VT circuit menjadi off, under voltage relay akan mengunci secara instan (akibatnya under voltage relay tak dapat bekerja), dan dalam 15 s akan mengirimkan sinyal alarm. Ketika VT circuit ketiga fasa off secara serampak, waktu ini hanya ada arus tapi tak ada tegangan.

Kriteria dari VT circuit mati Ketika satu atau dua VT circuit mati, waktu ini akan timbul unbalanced voltage yang besar, maka dari itu dibuat kriteria lain sebagai berikut : Untuk memastikan agar relay dapat beroperasi dengan handal, saat bus tanpa tegangan, motor tanpa arus, switch dalam keadaan on, dan kriteria aksi diatas tidak dapat startup dibawah tegangan relay, maka digunakan alur kriteria tambahan agar relay dapat bekerja dibawah tegangan trip relay. j. Under Voltage Relay(27) Gambar 3.13 Algoritma Under Voltage Relay (27) Ketika tegangan bus motor berada dibawah setting tegangan under voltage relay Uqy dan waktunya lebih lama dari waktu delay under voltage relay tqy, relay akan trip untuk melindungi motor. Untuk mencegah VT circuit mati, under voltage relay diseting untuk mengunci ketika VT circuit mati, sehingga relay belum dapat start. Uqy : nilai seting tegangan under voltage relay (V) Tqy : waktu delayunder voltage relay (s) IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang disampaikan panda laporan ini dapat diambil kesimpilan sebagai berikut : 1. Suatu sistem tenaga listrik memerlukan adanya sistem proteksi untuk dapat mendeteksi adanya gangguan pada sistem sehingga dapat mencegah atau membatasi kerusakan pada peralatan tenaga listrik selain itu juga untuk menjaga kontinuitas dan keandalan pasokan daya listrik. 2. Sistem proteksi motor di PLTU Pacitan sudah menggunakan suatu manajemen rele, dimana dalam satu device sudah terdapat berbagai fungsi proteksi di dalamnya 3. Di PLTU Pacitan, untuk motor berkapasitas <200KW dan motor yang berkapasitas antara 200-2000KW digunakan suatu motor management relay tipe WDZ-430EX 4. Di PLTU Pacitan, untuk motor berkapasitas >2000KW biasanya ditambahkan motor differential relay tipe WDZ-431EX 5. Motor management relay tipe WDZ-430EX yang memiliki fungsi proteksi, pengukuran dan kontrol, utamanya diaplikasikan motor sinkron tiga fasa berkapasitas kecil atau menengah 6. Motor management relay tipe WDZ-430EX adalah relay proteksi motor berbasis mikroprosesor yang dapat menjalankan sistem proteksi sesuai algoritma yang ditanam di dalamnya.

7. Fungsi proteksi motor management relay tipe WDZ-430EX memiliki algoritma kerja masing - masing. 4.2 Saran Setelah melakukan kerja praktek di PLTU Pacitan, penulis memberi saran yamg mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca laporan kerja praktek ini. 1. Pengambilan data diperlukan agar dapat lebih memahami kerja dari proteksi motor dengan motor manegement relay WDZ- 430EX. 2. Peralatan proteksi sebaiknya dilakukan pemeliharaan secara berkala agar kinerja proteksi selalu dalam keadaan normal dan tak ada kesalahan kerja proteksi. 3. Bagi mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek lebih baik sudah memiliki target bahasan yang ingin dibahas di tempat kerja praktek, sehingga pada saat pengambilan data dapat fokus pada target yang ditentukan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA BIODATA Anggun Purnomo lahir di Klaten 21 Mei 1992. Telah menempuh studi mulai dari TK Pertiwi Ceper, SD N 1 Ceper, SMP N 1 Delanggu, SMA N 1 Klaten dan sekarang sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang. Semarang, Januari 2014 Mengetahui dan menyetujui Dosen Pembimbing Susatyo Handoko, ST, MT NIP.197305262000121001 [1] Christian Mamesah, Proteksi Sistem Tenaga Listrik 1, Electrical Department TEDC Bandung, 1998. [2] Materi Pelatihan Pemeliharaan Proteksi Pembangkit PT PLN (PERSERO) UDIKLAT, Semarang [3] Modul Pembelajaran Proteksi Sistem Tenaga Listrik Depdiknas 2003 [4] Transparansi Diklat Relai. PT. PLN (Persero) UDIKLAT, Semarang. [5] Materi Pelatihan O&M Relai Proteksi JaringanPT PLN Persero P3B [6] Manual book WDZ-430EX Motor Management Relay