BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

Studi Kasus : PT Bank BNI Syariah Malang. Oleh : Maulida Luthfiyah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

Bank Syariah PIEw14 1

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary artinya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat (Murni, 2009:121). Dana yang dimiliki oleh bank adalah berasal dari dana bank itu sendiri, dana dari masyarakat dan dana pinjaman. Bank juga dibebani suatu misi dalam perekonomian Indonesia, yaitu meningkatkan taraf hidup rakyat banyak dengan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit agar daya beli atau usaha masyarakat dapat meningkat, sehingga akan meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan Pasal 5 Undang -Undang No.10 Tahun 1998, tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah suatu lembaga keuangan yang komersial dan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan konvensi (kesepakatan) yang berlaku umum dan bersifat tradisional. Sedangkan bank syariah adalah bank

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah (Murni, 2009:125). Perbedaan utama kedua sistem perbankan tersebut adalah: bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga, dan bank syariah beroperasi berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Menurut pandangan Islam, bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama. Bunga pada sistem bank konvensional merupakan unsur yang tidak adil, karena pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar lebih daripada yang dipinjam tanpa memperhatikan apakah peminjam menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Sementara bagi hasil pada sistem bank syariah merupakan sistem berbagi resiko dan keuntungan antara peminjam dengan yang meminjamkan sesuai kesepakatan. Dalam hal ini tidak ada pihak yang dirugikan pihak lain (Murni, 2009:125). Tabel 1.1 Perbedaan prinsip antara sistem bunga dan sistem bagi hasil Sistem Bunga a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung Sistem Bagi Hasil a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi

Sistem Bunga b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Sistem Bagi Hasil b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh c. Pembayaran bunga tetap seperti yagn dijanjikan tanpa petimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang akan dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. keadaan ekonomi sedang booming e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. semua agama, termasuk Islam Sumber : Antonio (2001:61)

Menurut pasal 1 ayat (7) UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Berdasarkan status pendirian sistem Syariahnya bank Syariah dibedakan atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Pada BUS statusnya independen dan tidak bernaung dibawah sistem perbankan konvensional. Sementara UUS statusnya tidak independen dan masih bernaung di bawah aturan manajemen perbankan konvensional. Tabel 1.2 Perkembangan Bank Syariah 2010 2011 2012 2013 Jumlah BUS 11 11 11 11 Jumlah Kantor 1.215 1.401 1.745 1.998 Jumlah UUS 23 24 24 23 Jumlah Kantor 262 336 517 590 Jumlah BPRS 150 155 158 163 Jumlah Kantor 286 364 401 402 Total Kantor 1.763 2.101 2.663 2.990 Total Aset 97,519 145,467 195,018 242,276 BUS dan UUS (triliun)

2010 2011 2012 2013 Total Aset 2,739 3,520 4,698 5,833 BPRS (triliun) Sumber : BI diolah kembali Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan bulan Desember 2013, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 33 BPRS, dengan total jaringan kantor mencapai 2.872 kantor yang tersebar di hampir seluruh penjuru nusantara. Total aset perbankan syariah pada tahun 2012 mencapai Rp. 199,716 triliun (BUS & UUS Rp 195,018 triliun dan BPRS Rp 4,698 triliun) atau tumbuh sebesar 51,8% dari posisi tahun sebelumnya. Industri perbankan syariah mampu menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2% pertahun dalam lima tahun terakhir (2007-2011), sementara rata-rata pertumbuhan perbankan nasional hanya sebesar 16,7% pertahun. Oleh karena itu, industri perbankan syariah dijuluki sebagai the fastest growing industry. (Bank Indonesia). Tetapi total aset perbankan syariah pada Tahun 2013 mencapai Rp. 248,109 triliun (BUS & UUS Rp242,276 triliun dan BPRS Rp 5,833 triliun) yang menunjukan adanya perlambatan pertumbuhan aset sebesar 17,7% dari posisi tahun sebelumnya menjadi 34,1%. (Bank Indonesia) Hal ini diperkuat dengan lahirnya undang-undang syariah dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan Perbankan

Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Mengingat begitu pesatnya pertumbuhan dan ketatnya persaingan perbankan syariah di Indonesia, maka pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor dan nasabah, serta dapat tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien. Ada banyak jenis transaksi di perbankan syariah yang berlandaskan hukum Islam, salah satunya adalah Pembiayaan Murabahah. Bai al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2001:101). Berdasarkan data statistik perbankan syariah per Desember 2013, porsi pembiayaan murabahah (jual beli), masih mendominasi pembiayaan yang diberikan Bank Syariah di Indonesia. Berikut ini adalah porsi pembiayaan syariah berdasarkan akad yang digunakan yang diberikan oleh bank syariah kepada para nasabah pembiayaannya sampai dengan Desember 2013.

8.995 0 10.481 0 110.565 Desember 2013 0% 13.625 39.874 Akad Mudharabah Akad Musyarakah Akad Murabahah Akad Salam Akad Istishna Akad Ijarah Akad Qardh Akad Lainnya Sumber: data BI diolah kembali Gambar 1.1. Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia (dalam miliar rupiah) Berdasarkan gambar 1.1 dapat kita lihat bahwa pembiayaan murabahah mengambil peranan yang sangat signifikan dalam pembiayaan yang diberikan oleh bank umum syariah di Indonesia. Sampai dengan Desember 2013 dari total pembiayaan sebesar Rp. 184.122 miliar rupiah, porsi dari pembiayaan murabahah adalah sebesar Rp. 110.565 miliar rupiah. Sedangkan porsi pembiayaan dengan skema mudharabah hanya sebesar Rp. 13.625 miliar dan untuk pembiayaan musyarakah mencapai angka Rp. 39.874 miliar rupiah. Sisanya terbagi ke dalam pembiayaan qardh, ijarah, dan istishna dengan total sebesar Rp. 19.476 miliar.

Akad murabahah berarti pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun, dst). Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi (inventory). Harga jual yang disetujui, tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan walaupun dalam masa tersebut terjadi devaluasi, inflasi, maupun perubahan tingkat suku bunga bank konvensional di pasar (Perwataatmadja dan Antonio, 1999:26). Dari definisi di atas muncul sedikit kekhawatiran bagi pihak bank. Karena margin murabahah bersifat fixed sampai akhir periode, maka dari tahun pertama ia membayar, hingga berakhirnya jangka waktu pembiayaan. Ini berarti selain risiko persaingan usaha yang dihadapi oleh bank syariah, mereka juga menghadapi resiko potensial loss yang mungkin akan diterima jika ternyata tingkat suku bunga di kemudian hari lebih besar daripada tingkat margin yang sudah ditetapkan di awal masa pembiayaan. Selain itu, lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan. Variabel ekonomi makro yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu Inflasi (Sahara, 2013). Inflasi merupakan presentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku (Stiawan, 2009). Jika inflasi sedang meningkat maka harga-harga barang kebutuhan masyarakat akan ikut meningkat dan akan menurunkan tingkat konsumsi masyarakat. Menurunnya tingat konsumsi masyarakat akan membuat para investor tidak mau untuk berinvestasi di sektor riil. Sebagian besar dana investasi untuk sektor

riil adalah dibiayai oleh bank. Dimana hal ini mungkin terjadi jika ternyata di kemudian hari terjadi kenaikan inflasi yang tajam, sedangkan bank sudah menetapkan tingkat margin di awal pembiayaan yang sudah ditandatangani oleh nasabah, sehingga bank syariah tidak bisa merubah secara sepihak perihal tingkat margin antara bank dengan nasabahnya. Selain masalah tersebut, hal yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan margin murabahah adalah beban operasional. Menurut Sinungan (2004), beban operasional adalah semua jenis beban yang berkaitan dengan bidang usaha bank. Secara umum, beban operasional diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan uang. Beban-beban dalam laporan ini adalah beban-beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai institusi keuangan syariah sendiri, tidak ada kaitannya dengan pengelolaan dana bagi hasil, baik beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi serta beban-beban lainnya. Dalam penelitian Asmita (2004), Heykal (2004), dan Nugroho (2005) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beban operasional terhadap penetapan margin murabahah. Gejala terebut mengindikasikan bahwa objek yang diteliti oleh mereka mempertimbangkan besarnya beban operasional dalam menentukan margin murabahah yang akan diberikan kepada para nasabah pembiayaannya. Sedangkan Chumsoni (2006) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara besarnya beban operasional yang dikeluarkan oleh bank syariah dengan penetapan margin pembiayaan murabahah.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini mengambil judul Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Beban Operasional Terhadap Margin Murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ketidakkonsistenan hubungan antara suku bunga, inflasi, dan beban operasional secara parsial dan simultan terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia, menjadi suatu masalah yang perlu dikaji lebih lanjut. Karena akibat terjadinya ketidak konsistenan tersebut, akan menghasilkan kerentanan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pengelola bank syariah, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan penentuan margin murabahah. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada penggunaan variabel suku bunga, inflasi, dan beban operasional untuk mengetahui pengaruhnya terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia pada periode tahun 2010-2013. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap hal yang berkaitan. Dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Bagaimana pengaruh beban operasional terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 4. Bagaimana pengaruh suku bunga, inflasi, dan beban operasional secara simultan terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data, mencari, dan mendapatkan informasi sehubungan dengan pengaruh suku bunga, inflasi dan beban operasional terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010-2013. 1.3.2. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh suku bunga terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh beban operasional terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Mengetahui pengaruh suku bunga, inflasi dan beban operasional secara bersama-sama terhadap margin murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dilakukan berkaitan dengan margin murabahah pada bank syariah beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut: 1. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi margin murabahah bank umum syariah sehingga kegiatan perbankan tetap berjalan. 2. Bagi nasabah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ketika memilih produk bank syariah. Sehingga nasabah mempunyai gambaran tentang bagaimana kondisi perbankan yang dapat menguntungkan mereka. 3. Bagi pembaca akademisi, diharapkan dapat menambah wawasan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan margin murabahah bank syariah.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selama empat tahun berturut-turut dari triwulan pertama 2010 triwulan akhir 2013. Sumber data yang digunakan ini diperoleh melalui penelusuran dari media internet dari www.bi.go.id dan website resmi bank yang bersangkutan. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini.

BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 10 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 11 1.3.1. Maksud Penelitian... 11 1.3.2. Tujuan Penelitian... 11 1.4. Kegunaan Penelitian... 12 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian... 13 Tabel 1.1 Perbedaan prinsip antara sistem bunga dan sistem bagi hasil... 2 Tabel 1.2 Perkembangan Bank Syariah... 4 Gambar 1.1 Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia (dalam miliar rupiah)... 7