PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Umum. PTT Kedelai

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

Teknologi Budidaya Kedelai

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

Teknologi Produksi Kedelai

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

Pedoman Umum. PTT Jagung

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Lampiran 2 Pengaruh kombinasi varietas, aplikasi mulsa, serta aplikasi PGPR terhadap insidensi penyakit busuk pangkal

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

BALITSA & WUR the Netherlands,

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA. akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Lampiran 1. Data Perhitungan Bintil Akar Efektif Tanaman Kedelai Pada Umur 35 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

Transkripsi:

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas unggul baru Benih bermutu dan berlabel Persiapan lahan Pembuatan saluran drainase Cara tanam dan jarak tanam Pemupukan organik Pengapuran Pemberian pupuk an-organik Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Pengairan Panen dan pasca panen A. KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Varietas unggul baru (VUB) Pilih varietas yang paling sesuai dengan agroekosistem setempat dan permintaan pengguna Setiap varietas memiliki daya adaptasi berbeda antaragroekosistem, seperti lahan sawah/tegal, lahan kering, lahan masam, dan lahan pasang surut Varietas kedelai terbaru, sebagian sudah memenuhi permintaan pengguna, seperti ukuran biji (kecil, sedang, besar). Umur genjah, sedang, dan dalam (umur panjang) Varietas berbiji sedang : Kaba, Sinabung, Ijen, Nanti Varietas berbiji kecil : Gepak Kuning, Gepak Hijau Varietas berbiji besar : Argomulyo, Grobogan, Panderman, Anjasmoro, Burangrang, Arjasari, Mahameru 1

2. Benih bermutu dan berlabel : Ciri benih bermutu : tingkat kemurnian tinggi (100%) dan daya tumbuh tinggi (95-100%), ukuran biji seragam, dan tidak terserang hama dan penyakit. Benih bermutu menghasilkan tanaman sehat, pertumbuhan lebih cepat dan seragam 3. Persiapan Lahan Untuk lahan sawah digunakan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah), jerami dapat dipakai sebagai mulsa Mulsa berguna untuk melembabkan tanah, mengurangi serangan lalat kacang, dan menekan pertumbuhan gulma Pada lahan kering pengolahan tanah diperlukan dengan dua kali bajak dan satu kali garu (diratakan) Sisa gulma atau tanaman dibersihkan bersamaan dengan pengolahan tanah 4. Perlakuan Benih Benih diberi perlakuan dengan Marshal untuk menghindari serangan hama/penyakit Sebaiknya benih diberi Rhizobium/Legin 5. Penanaman dan Jarak Tanam Kebutuhan benih 40-60 kg/ha, tergantung ukuran biji dan jarak tanam Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm x 15 cm dan 40 cm x 25 cm ; dengan, 2-3 biji per lubang Pada tanah yang subur jarak tanam lebih lebar dan, pada tanah yang kurang subur jarak tanam lebih rapat 2

6. Pembuatan saluran drainase Ukuran drainase umumnya lebar 4-5 m dan kedalamannya sekitar 30 cm Saluran air berfungsi sebagai pembuangan pada saat hujan banyak dan sebagai saluran air pada saat musim kering. 7. Pemupukan a. Dosis Pupuk Pupuk organik 5t/ha + 50kg/ha SP-36 + 25 kg/ha ZA + 50 kg/ha KCl atau Pupuk organik 2 t/ha + 50 kg/ha SP-36 + 50 kg/ha KCl, 25 kg/ha Urea + 25 kg/ha ZA atau Pupuk Organik 1 t/ha + 50 kg/ha SP-36 + 50 kg/ha KCl + 50 kg/ha Urea + 25 kg/ha Za Dosis pemupukan sangat ditentukan tingkat ketersediaan hara dalam tanah (hasil uji tanah) b. Cara Pemberian Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman Pupuk organik diberikan secara sebar merata sebelum tanam dan dibenamkan, sedangkan pupuk buatan diberikan dengan cara tugal atau larikan 8. Pemberian Kapur pada lahan masam Lahan kering masam sebaiknya menggunakan kapur pertanian (dolomit atau kalsit) dengan dosis : ph 4,8 5,3 2,0 t/ha ph 5,3 5,5 1,0 t/ha ph 5,5 6,0 0,5 t/ha 3

9. Pengairan Fase kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif) Pemberian air dilakukan mulai dari fase pertumbuhan hingga pengisisn biji. Frekuensi pemberian air 1 4 kali per bulan tergantung dari kondisi iklim dan jenis tanah. Pada jenis tanah berpasir, kedelai di airi 3-4 kali per bulan pada kondisi musim kemarau. Pada tanah yang mengandung bahan organic tinggi cukup 1 2 kali per bulan pada kondisi musim kemarau 10. Pengendalian OPT Pengendalian hama secara terpadu Identifikasi jenis dan penghitungan kepadatan populasi hama (jenis hama dan penyakit) Menentukan tingkat kerusakan tanaman (ambang kendali) Teknik pengendalian : - Pengendalian hayati (musuh alami) - Penggunaan varietas tahan - Secara fisik dan mekanis - Penggunaan seks feromon - Penggunaan insektisida nabati - Penggunaan tanaman perangkap (jagung) - Penggunaan tanaman refellen (orok-orok) - Penggunaan insektisida (kimia) Pengendalian penyakit secara terpadu Identifikasi jenis penyakit (cendawan, bakteri atau virus) Menentukan tingkat kerusakan tanaman Teknik pengendalian : - Menggunakan benih sehat - Pengendalian hayati (musuh alami) - Penggunaan varietas tahan - Penggunaan pestisida nabati - Penggunaan pestisida kimia(fungisida, bakterisida) 4

11. Panen dan pascapanen a. Panen Panen tanaman setelah masak, atau 95% polong telah berwarna coklat dan daun berwarna kuning Panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit atau parang Brangkasan kedelai dijemur hingga kering (3-4 hari), dengan ketebalan sekitar 25 cm Biji dirontok setelah brangkasan kering, secara manual atau menggunakan threser (mesin perontok) b. Pasca Panen Biji kedelai dikeringkan hingga mencapai kadar air 12 % Biji kedelai disimpan dalam karung plastik dan disimpan pada alat penyimpanan benih (gudang penyimpanan yang dingin atau alat penyimpanan benih yang mempunyai pengatur suhu) B. VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI 1. Argo Mulyo Potensi hasil 1,50 2,0 t/ha, umur berbunga 35 hari, umur masak 80-82 hari (umur sedang), ukuran biji besar (16,0 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 40 cm, tahan rebah, toleran karat daun, cocok untuk bahan baku susu kedelai, kandungan protein tinggi (39,4%) 5

2. Tanggamus Rata-rata hasil 1,22 t/ha, umur berbunga 35 hari, umur panen 88 hari (umur dalam), ukuran biji sedang (11,0 gr/100 biji), tahan rebah, polong tidak mudah pecah, cocok untuk lahan kering masam, kandungan protein tinggi (44,5%) 3. Nanti Rata-rata hasil 1,24 t/ha, umur berbunga 37 hari, umur panen 91 hari (umur dalam), ukuran biji sedang (11,5 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 73 cm, tahan rebah, tahan penyakit karat daun, polong tidak mudah pecah, cocok untuk lahan kering masam, kandungan protein tinggi (42,8%) 4. Sibayak Rata-rata produksi 1,41 t/ha, umur berbunga 38 hari, umur panen 89 hari (umur dalam), ukuran biji sedang (12,5 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 74 cm, tahan rebah, polong tidak mudah pecah, cocok untuk lahan kering masam, kandungan protein tinggi (44,6%) 5. Mahameru Potensi hasil 2,14 2,16 t/ha, umur berbunga 36,1 39,6 hari, umur masak 83,5 94,8 hari, rata-rata tinggi tanaman 62 64 cm, ukuran biji besar (16,5 17,6 gr/100 biji), kandungan protein tinggi (42,9 44,3%), tahan rebah, polong tidak mudah pecah, toleran terhadap karat daun. 6

6. Ijen Potensi hasil 2,15 2,49 t/ha, umur berbunga 32 hari, umur masak 83 hari (umur sedang), ukuran biji sedang (11,23 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 51 cm, kandungan protein tinggi (36,4 %), agak tahan ulat grayak. 7. Rajabasa Potensi hasil 3,90 t/ha, umur berbunga 35 hari, umur masak 82 85 hari (umur sedang), ukuran biji besar (15 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 54 cm, kandungan protein tinggi 39,62%, tahan rebah toleran terhadap lahan masam, cocok untuk lahan kering masam dan pasang surut. 8. Lokal Grobogan Potensi Prduksi 3,4 t/ha, tipe tumbuh determint, ratarata produksi 2,7 t/ha, umur ± 76 hari, umur berbunga 30 32 hari, biji besar (18 gr/100 biji), kandungan protein 18,4%, polong tidak mudah pecah, dan pada saat panen daunnya lurus. 9. Panderman Potensi produksi 2,37 t/ha, rata-rata produksi 2,11 t/ha, tipe tumbuh determinit, umur sedang (85 hari), biji besar (18 19 gr/100 biji), kandungan protein 36,9%, agak tahan terhadap ulat grayak, tahan rebah 7

10. Anjasmoro Potensi hasil 2,25 t/ha, tipe tumbuh determinit, umur panen 82,5 92,5 hari, biji besar (16 gr/100 biji), tahan karat daun, kandungan protein 41,8 42,1%, polong tidak mudah pecah 11. Burangrang Potensi hasil 2,5 t/ha, tipe tumbuh determinit, biji besar (17 gr/100 biji), kandungan protein 39%, toleran karat daun, umur sedang (82 hari), tahan rebah, toleran karat daun. 12. Lokal Gepak Kuning Potensi hasil 2,86 t/ha, rata-rata produksi 2,22 t/ha, umur genjah (73 hari), biji kecil (8,25 gr/100 biji), tipe tumbuh determinate, tahan terhadap ulat grayak mempunyai kadar rendemen yang tinggi 13. Arjasari Potensi hasil 4,6 t/ha, rata-rata produksi 2,24 t/ha, umur dalam (98 100 hari), biji besar (19,2 gr/100 biji), kandungan protein 43,15%, toleran terhadap genangan. 14. Argopuro Potensi hasil 3,05 t/ha, rata-rata hasil 2,31 t/ha, tipe tumbuh determinate, biji besar (17,8 gr/100 biji), kandungan protein 28,1%, tahan terhadap virus daun (CMMV), umur sedang (84 hari) 8

15. Baluran Potensi hasil 3, 5 t/ha, tipe tumbuh determinate, umur genjah (80 hari), biji besar (17 gr/100 biji), warna kulit biji kuning, kandungan protein 38 40% 16. Kaba Rata-rata produksi 2,13 t/ha, tipe tumbuh determinate, umur sedang (85 hari), ukuran biji sedang (10,37 gr/100 biji), tahan rebah, agak tahan karat daun, plong tidak mudah pecah, kandungan protein 44,0% 17. Detam-1 (Kedelai Hitam) Potensi Hasil 3,45 t/ha, rata-rata produksinya 2,51 t/ha, umur berbunga 35 hari, umur masak 84 hari (umur sedang), biji sedang (14,84 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 58cm. Peka terhadap ulat grayak, agak tahan terhadap pengisap polong, peka terhadap kekeringan. Kedelai hitam (Detam-1) cocok untuk pembuatan kecap. Kandungan protein tinggi 45,36% 18. Detam-2 (Kedelai-Hitam) Potensi hasil 2,96 t/ha, rata-rata produksi 2,46 t/ha, umur berbunga 34 hari, umur masak 82 hari (umur sedang), rata-rata tinggi tanaman 57cm, ukuran biji sedang (13,54 gr/100 biji), peka terhadap ulat grayak, agak tahan terhadap penghisap polong, agak tahan terhadap kekeringan. Kedelai hitam (Detam-2) cocok untuk pembuatan kecap. Kandungan protein tinggi 45,35%. 9

19. Lokal Gepak Hijau Potensi hasil 2,68 t/ha, rata-rata produksi 2,20 t/ha, umur berbunga 31 hari, umur masak 76 hari (umur genjah), rata-rata tinggi tanaman 65 cm, ukuran biji kecil (6,82 gr/100 biji), kandungan protein 35,18%, tahan terhadap ulat grayak, Aphis, Sp, penggulung daun, dan Phaedomia, Sp, kadar rendemen tahunnya tinggi 20. Mitani Potensi hasil3,20 t/ha, rata-rata produksi 2,0 t/ha, umur berbunga 35 40 hari, umur masak 82 90 hari. Ukuran biji sedang (12,8 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 52,6 cm, tahan rebah, cocok untuk agroekosistem lahan kering dataran rendah, tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis glycines), tahan terhadap penyakit kerat daun. 21. Lokal Kipas Merah Bireuen Potensi hasil 3,50 t/ha, rata-rata hasil 2,50 t/ha, umur berbunga 35 45 hari, umur masak 85 90 hari (umur dalam), ukuran biji sedang (12 gr/100 biji), rata-rata tinggi tanaman 40 90 cm, kandungan protein 30%, tahan terhadap lalat bibit dan ulat grayak, polong tidak mudah pecah, perakaran dalam dan banyak. Dipublikasikan oleh : Web Administrator BPTP Sulawesi-Selatan www.sulsel.litbang.deptan.go.id 10