ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH PADA BEBERAPA FUNGSI JALAN DI YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN

Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Oleh : JACKROIS ANTROS SUSTRIAL JON NPM. :

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH

ANALISIS TERHADAP FASILITAS DAN KESELAMATAN PENGGUNA ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZOSS)

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perhubungan Darat : SK.43/AJ 007/DRJD/97).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERSEPSI PENGGUNA FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

ANALISIS KINERJA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI SURAKARTA (STUDI KASUS JALAN GAJAH MADA, JALAN MT HARYONO DAN JALAN HOS COKROAMINOTO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

2018, No Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan U

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

ANALISIS PERUBAHAN PERILAKU PENGGUNA JALAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH KOTA LANGSA (STUDI KASUS: SMP NEGERI 9 KOTA LANGSA)

BAB III LANDASAN TEORI. memberikan pelayanan yang optimal bagi pejalan kaki.

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

ANALISIS EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

Efektivitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Sekolah Dasar (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Angga Eka Perwira Putra, Martha Leni Siregar, Alan Marino Teknik Sipil, Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,16424, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS BARAT PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Bermotor dan Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Pada Masa Angkutan Lebaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. majunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah atau negara. Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PENGARUH PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN SEKOLAH (Studi Kasus SD PURUS dan SMP 31 ANDALAS)

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA 1 Benidiktus Susanto, S.T., M.T, 2 Jackrois Antros Sustrial Jon 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK Perkembangan teknologi di bidang transportasi dan peradaban yang menginginkan segala sesuatu serba cepat, sering menjadikan manusia khususnya anak-anak sebagai korban, termasuk korban kecelakaan lalu lintas. Sehubungan dengan keselamatan lalu lintas di jalan raya khususnya di lingkungan/kawasan Sekolah/Pendidikan, murid-murid diharapkan dapat datang dan pergi sekolah dalam keadaan selamat melalui pengembangan Program Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Metode yang digunakan mengacu pada Peraturan No: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tentang Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah. Analisa data dilakukan dengan statistik distribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel dengan tingkat kesalahan 5% untuk perilaku penyeberang, perilaku pengantar dan kecepatan kendaraan. Sedangkan volume lalu lintas mengacu pada Direktur Jenderal Bina Marga (1999) tentang Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum, bertujuan untuk merekomendasikan fasilitas pejalan kaki yang sesuai. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pelayanan Zona Selamat Sekolah belum aman bagi siswa atau kinerja ZoSS belum efektif. Fasilitas pejalan kaki yang direkomendasikan yaitu pelikan dengan lapak tunggu pada SD Kanisius Kalasan, SDN Sorogenen 1, dan SDN Demakijo 1, sedangkan pelikan tanpa lapak tunggu untuk SDN Percobaan 3, SDN Samirono 1, dan SMPN 1 Pakem. Kata kunci : Zona Selamat Sekolah, Tingkat Keselamatan ZoSS, Perilaku penyeberang dan pengantar, Fasilitas penyeberang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang transportasi dan peradaban yang menginginkan segala sesuatu berjalan serba cepat, menjadikan anak-anak sebagai korban termasuk korban kecelakaan lalu lintas. Dari data Kepolisian Republik 1

Indonesia tahun 2004, dapat diketahui bahwa 2% (dua persen) dari 17.600 (tujuh belas ribu enam ratus) korban kecelakaan adalah anak-anak berusia 5-15 tahun. Anak adalah generasi penerus yang akan memikul beban keluarga, masyarakat, dan bangsa di hari kedepan. Keselamatan anak merupakan tanggung jawab bersama, karenanya pemerintah, masyarakat, dan swasta harus bahu membahu dalam memberikan atau menciptakan perlindungan terhadap keselamatan anakanak. (Suweda, 2009) Dengan melihat fakta tersebut, menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat (2006) diperlukan suatu fasilitas yang menunjang keselamatan bagi penyebrang jalan salah satunya Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yg memenuhi ketentuan bagi keselamatan penyebrang khususnya bagi siswa-siswa SD yang masih bersifat spontan dan tak terduga. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan terciptanya lingkungan yang tertib lalu lintas, sehingga keamanan, kenyamanan dalam berlalu lintas dapat terwujud. Sehubungan dengan keselamatan lalu lintas di jalan raya di lingkungan kawasan sekolah/pendidikan sangat diharapkan bahwa anak-anak dapat datang dan pergi dari ataupun menuju sekolah dalam keadaan selamat melalui adanya Zona Selamat Sekolah. Sehubungan dengan itu saya melakukan penelititan pada enam tempat yang berbeda di Jogja berdasarkan fungsi jalan, antara lain: Tabel 1.1 Daftar Lokasi Penelitian No Nama Sekolah Lokasi Fungsi Jalan 1 SD Kanisius Kalasan Jalan Solo Arteri Primer 2 SDN Sorogenen 1 Jalan Solo Arteri Primer 2 2

No Nama Sekolah Lokasi Fungsi Jalan 3 SDN Percobaan 3 4 SMPN 1 Pakem Jalan Kaliurang km. 17 Sukunan, Pakem Jalan Kaliurang km 17 Yogyakarta Kolektor Primer Kolektor Primer 5 SDN Demakijo 1 Jalan Godean km 5 Lokal Primer 6 SDN Samirono 1 Jalan Colombo Lokal Primer 1.2. Tujuan penelitian: 1) Mengevaluasi perilaku pemakai jalan dan kondisi arus lalu lintas pada daerah zona selamat sekolah. 2) Mengetahui tingkat efektivitas pelayanan zona selamat sekolah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ZoSS adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah. (Dirjen Perhubungan Darat, 2007). 2.2. Jalan Gambar 2.1 ZoSS untuk Jalan Nasional Tipe 2/2UD Sumber: (Dirjen Perhubungan Darat, 2006) Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu 3

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel (Dirjen Perhubungan Darat, 2007). 2.3. Volume Lalu Lintas Menurut Direktorat Jendral Bina Marga, (1992) volume lalu lintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik di ruas jalan, atau pada suatu lajur selama interval waktu tertentu. Satuan dari volume lalu lintas secara sederhana adalah kendaraan, walaupun dapat di nyatakan dengan cara lain yaitu Satuan Mobil Penumpang (smp) tiap satu satuan waktu. 2.4. Pejalan Kaki Menurut surat keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat, no : SK> 43/AJ 007/DRDJ/97 dalam Setiawan, (2008) menjelaskan bahwa para pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan atau pejalan kaki, sedangkan yang dimaksud dengan pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan salah satu unsur pengguna jalan. 2.5. Kecepatan Menurut Direktorat Jendral Bina Marga, (1990) Kecepatan adalah tingkat pergerakan lalu-lintas atau kendaraan tertentu yang sering dinyatakan dalam kilometer per jam. III. LANDASAN TEORI 3.1. Data Volume Lalu Lintas Menurut Direktur Jenderal Bina Marga (1999) tentang Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum, menggunakan rumus PV 2, dimana : P = Arus lalu lintas penyeberangan pejalan kaki sepanjang 100 meter, dinyatakan dengan orang/jam; V = Arus lalu lintas kendaraan dua arah per jam, dinyatakan kendaraan/jam. 4 4

3.2. Data Kecepatan Kendaraan Menurut Dirjen Perhubungan Darat No: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tentang Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah, Teori kecepatan dari data hasil survai di lakukan uji statistik Z : Sd = ( )...3-2 Zhit =...3-3 Keterangan : Sd : Standar Deviasi Z : nilai uji n : jumlah sampel xi : kecepatan x : rata-rata dari xi ketrangan hasil : 1) Nilai uji (Z) hit < nilai uji (Z) tabel, perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 2) Nilai uji (Z) hit > nilai uji (Z), perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 3.3. Data Karakteristik Pengantar Analisis data karakteristik pengantar : P =...3-4 Z hit =, ( )...3-5 5

Keterangan : Skor P n Z = posisi kendaraan + lokasi berhenti + keluar/turun anak dari kendaraan = skor rerata = jumlah sampel = nilai uji ketrangan hasil : 1) Nilai uji (Z) hit > nilai uji (Z) tabel, perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalah 5%. 2) Nilai uji (Z) hit < nilai uji (Z) tabel, perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 3.4. Data Karakteristik Penyebrang Jalan Analisis data penyeberang jalan : Dengan menggunakan statistik uji normal, yaitu : P =...3-6 Z hit =, ( ) Keterangan :...3-7 Skor = Prosedur baku cara menyeberang + Cara menyeberang + Fasilitas yang digunakan + Status penyeberang n P Z = skor rerata = jumlah sampel = nilai uji 6 6

Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka akan didapat Z tabel = 1.645 Keterangan hasil : 1) Nilai uji (Z) hit nilai uji (Z) tabel, perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalah 5%. 2) Nilai uji (Z) hit nilai uji (Z) tabel, perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. IV. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan mengacu pada Peraturan No: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tentang Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah. Analisa data dilakukan dengan statistik distribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel dengan tingkat kesalahan 5% untuk perilaku penyeberang, perilaku pengantar dan kecepatan kendaraan. Sedangkan volume lalu lintas mengacu pada Direktur Jenderal Bina Marga (1999) tentang Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum, bertujuan untuk merekomendasikan fasilitas pejalan kaki yang sesuai kondisi lokasi penelitian. 4.1. Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini di antaranya yaitu : 1) Counter 2) Stopwatch 3) Pena 4) Meteran 5) Kertas 6) Kalkulator 7

4.2. Waktu Penelitian Setelah survei pendahuluan dilakukan, dilanjutkan dengan survai utama. Survai utama sediri dilakukan selama tiga hari, yaitu di tiga lokasi yang berbeda. Waktu penelitian dilakukan selam dua jam pada pagi hari dan dua jam pada siang hari, yaitu antara pukul 06.30 08.30 WIB dan pada pukul 12.00 14.00. Waktu penelitian ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah. V. ANALISIS DATA Hasil survai dalam penelitian ini dilakukan pada enam lokasi tempat penyeberangan dengan rincian tiga lokasi Zona Selamat Sekolah dan tiga lokasi yang tidak memiliki fasilitas ZoSS. Penentuan pemilihan lokasi penelitian berdasarkan klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya. 5.1. Analisis Data pada Klasifikasi Jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal 5.1.1. Perbandingan Kecepatan pada Enam Lokasi Penelitian Kecepatan kendaraan (km/jam) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Kecepataan Rata - rata ZoSS Kecepataan Rata - rata Non ZoSS Keterangan : garis merah menunjukkan batas kecepatan yang direncanakan pada Zona Selamat Sekolah Gambar 5.20. Grafik perbedaan kecepatan pagi 8 8

45 Kecepatan kendaraan (km/jam) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Kecepataan Rata - rata ZoSS Kecepataan Rata - rata Non ZoSS Keterangan : garis merah menunjukkan batas kecepatan yang direncanakan pada Zona Selamat Sekolah Gambar 5.21. Grafik perbedaan kecepatan siang Kedua grafik menunjukkan perbedaan kecepatan pada lokasi dengan fungsi jalan yang berbeda baik pada pagi maupun pada siang hari. Kecepataan pada jalan arteri lebih besar dari kecepatan pada jalan kolektor dan lokal, sedangkan kecepatan kendaraan berdasarkan kategori lokasi dengan ZoSS dan Non ZoSS sesuai dengan fungsi jalannya masing masing menunjukkan bahwa kecepatan pada lokasi ZoSS lebih rendah dari lokasi yang tidak memiliki fasilitas ZoSS. 5.1.2. Perbandingan Volume lalu lintas pada Enam Lokasi Penelitian Kedua grafik menunjukkan perbedaan volume lalu lintas pada lokasi dengan fungsi jalan yang berbeda baik pada pagi maupun pada siang hari. Volume lalu lintas pada jalan arteri lebih besar dari volume lalu lintas pada jalan kolektor dan lokal, sedangkan Volume lalu lintas kendaraan berdasarkan kategori lokasi dengan ZoSS dan non ZoSS sesuai dengan fungsi jalannya masing masing 9

menunjukkan bahwa pada pagi hari volume lalu lintas pada lokasi non ZoSS lebih rendah dari lokasi yang memiliki fasilitas ZoSS, sedangkan pada siang hari volume lalulintas pada jalan lokal menunjukkan perbedaan yakni volume lalulintas pada lokasi non ZoSS lebih tinggi dari lokasi dengan ZoSS. 5.1.3. Hasil Perhitungan Karakteristik Penyebrang Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Karakteristik Penyebrang No Lokasi Penelitian Z hitung Z tabel Keterangan 1 SD Kanisius Kalasan 0,96 Tidak aman 2 SDN Sorogenen 1 0,32 Tidak aman 3 SDN Percobaan 3-2,121 Tidak aman 4 SMPN 1 Pakem -0,0005 1,645 Tidak aman 5 SDN Demakijo 1 1,01 Tidak aman 6 SDN Samirono 1 0,41 Tidak aman Hasil perhitungan menunjukkan bahwa karakteristik penyeberang pada enam lokasi penelitian tidak aman bagi penyeberang, karena nilai Z hitung Z tabel. 5.1.4. Hasil Perhitungan karakteristik Pengantar Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Karakteristik Pengantar No Lokasi Penelitian Z hitung Z tabel Keterangan 1 SD Kanisius Kalasan 2,363059 Aman 2 SDN Sorogenen 1-2,05 Tidak aman 10 10

No Lokasi Penelitian Z hitung Z tabel Keterangan 3 SDN Percobaan 3-0,333 Tidak aman 4 SMPN 1 Pakem -1,783 1,645 Tidak aman 5 SDN Demakijo 1 0,33 Tidak aman 6 SDN Samirono 1 0,39 Tidak aman Hasil perhitungan menunjukkan bahwa karakteristik pengantar pada lima lokasi penelitian tidak aman bagi pengantar, karena nilai Z hitung Z tabel. Sedangkan pada lokasi pertama ( SD Kanisius Kalasan) sudah aman, karena nilai Z hitung Z tabel. VI. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data pada enam lokasi dengan rincian tiga lokasi yang memiliki fasilitas ZoSS dan tiga lokasi yang tidak memiliki fasilitas ZoSS, dapat disimpulkan bahwa : 1) Berdasarkan hasil analisis kondisi kelengkapan fasilitas ZoSS di tiga sekolah yang diteliti diketahui bahwa kondisi ZoSS bervariasi dalam dimensi, rambu, dan marka. Beberapa fasilitas ZoSS yang terpasang berbeda dengan pedoman yang disarankan, seperti rambu dan marka yang terpasang tidak terawat dengan beberapa rambu tertutup ranting pohon maupun papan reklame dan warna cat marka yang sudah mulai pudar. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya efektifitas dari ZoSS. 11

Sedangkan pada daerah yang tidak memiliki ZoSS sangatlah diperlukan beberapa rambu yang bertujuan untuk mempermudah pengendara maupun penyebrang. 2) Berdasarkan analisis data kecepatan sesaat kendaraan (spot speed) di enam sekolah yang diteliti dapat disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan di daerah tersebut belum memenuhi syarat yang ditentukan yakni sebesar 20 km/jam. Pada tiga lokasi yang memiliki fasilitas ZoSS memiliki kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak memiliki fasilitas ZoSS, tapi kecepatannya masih belum memenuhi standar kecepatan pada ZoSS. 3) Berdasarkan Hasil analisis data perilaku penyebrang dan pengantar: Perilaku penyebrang pada enam lokasi belum aman dan Perilaku pengantar pada enam lokasi menunjukkan hasil yang bervariasi pada lokasi pertama yakni SD Kanisius Kalasan menunjukkan bahwa perilaku pengendara sudah selamat, sedangkan kelima lokasi yang lain menunjukkan bahwa perilaku pengendara di daerah tersebut belum aman/selamat. 4) Berdasarkan hasil analisis data volume lalu lintas di enam sekolah yang diteliti dapat disimpulkan bahwa pada enam lokasi yang tidak memiliki ZoSS di rekomendasaikan untuk merencanakan jalur pejalan kaki. Pada lokasi SD Kanisius Kalasan, SDN Sorogenen 1, dan SDN Demakijo 1 direkomendasikan untuk dibangun pelikan dengan lapak tunggu, 12 12

6.2. Saran sedangkan pada SDN Samirono 1, SDN Percobaan 3, dan SMPN 1 Pakem direkomendasikan pelikan tanpa lapak tunggu. 1. Tingkat pelayanan ZoSS belum efektif, jadi perlu adanya sosialisasi yang lebih intens untuk menyadarkan pengguna jalan akan kebaradaan ZoSS ini. Peneribitan buku tentang pedoman pemakaian ZoSS merupakan lagkah yang penting untuk memudahkan pengguna jalan. 2. Memperbaiki ZoSS yang ada, dengan cara mengecat kembali tulisan yang sudah buram, memperbaiki rambu rambu yang ada di daerah ZoSS. 3. Menempatkan lampu penanda ZoSS pada tempat yang lebih tepat, sehingga dapat berguna bagi pengendara. 4. Melibatkan Polisi sebagai pengatur lalu lintas tidak hanya pada pagi hari, tapi juga pada siang hari. VII. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, penerbit Direktur Jendral Bina Marga. Dinas Perhubungan, 1997, Menuju Tertib Lalu Lintas, penerbit Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Direktorat Jendral Bina Marga, 1990, Panduan Survai Dan Perhitungan waktu, penerbit Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Direktorat Jendral Bina Marga, 1992, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, penerbit Direktorat Jendral Bina Marga. Dirjen Perhubungan Darat., 2006, Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah, penerbit Direktorat Jendral Perhubungan Darat Dirjen Perhubungan Darat., 2007, Perlindungan Anak pada zona selamat sekolah (ZoSS) Melalui Info Hubdad Edisi Maret 2007, pp. 11. 13

Kurniati, T., Gunawan, H., Zulputra, D., Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang, jurnal rekayasa sipil Volume. 6, No.2, pp. 7 10. Kusmaryono, I., Rusgiyarto, F., dan Widjajanti, E., 2010, Persepsi Pengguna Fasilitas Zona Selamat Sekolah, Jurnal Transportasi Vol. 10, No. 3. Permana, S., 2008, Evaluasi Efektifitas Zona Selamat Sekolah ( ZoSS ) Di Yogyakarta, Tugas akhir sarjana strata 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Indonesia, pp. 25-26. Setiawan, W., 2008, Evaluasi Tingkat Evektivitas ZoSS Di Yogyakarta, Tugas akhir Sarjana Strata 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Admajaya, pp. 13-18 & 28. Suweda I.W., 2009, Pentingnya Pengembangan Zona Selamat Sekolah Demi Keselamatan Bersama Di Jalan Raya, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas Undayana Denpasar, Vol. 13, No, 1, pp. 1-2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38, 2004, Jalan, penerbit Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang undangan. Wahyuni S., 2009, Analisis Efektifitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Di Sekolah Dasar Kota Pekanbaru, Tugas akhir sarjana strata 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, pp. 20-22. 14 14