BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Ngawi April Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI. Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

Research Proposal. Studi Kepemilikan Lahan Kaitannya Dengan Peran, Akses dan Kontrol Perempuan (Land Tenure Research)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. analisis Kualitatif dikarenakan permasalahan yang belum jelas, kompleks

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa, bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pola penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III. METODE PENELITIAN. suatu fenomena atau kejadia secara sistematis. Bodgan dan Taylor dalam Moleong

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran secara ilmiah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009)

Lampiran 1. Tehnik Pengumpulan Data Tabel 10. Kebutuhan, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Kebutuhan No

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

Tahapan Pemetaan Swadaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

KATEGORI PROGRAM KKN

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

FASILITASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN KOTA LAYAK ANAK (KLA) DI KOTA MALANG - TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang dihasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif- kualitatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempatnya berlokasi di SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe deskriptif adalah tipe

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. II. III. METODE PENELITIAN. fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang

BAB III. METODE PENELITIAN. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk

Transkripsi:

BAB II PROSES PENYUSUNAN SPKD A. KAJIAN LITERATUR/REFERENSI Kajian literature ini merupakan kegiatan awal sebelum melangkah kepada kegiatan kegiatan lain dalam proses assessment kemiskinan Partisipatif. Berbagai literature yang dikaji oleh Tim assessment kemiskinan berupa Dokumen-dokumen, Tulisan, transkrip, yang ada kaitannya dengan permasalahan kemiskinan masyarakat. Kajian ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan Tim Penyusun dalam melaksanakan assessment dilapangan, menganalisis masalah, mengolah data maupun dalam proses fasilitasi konsultasi public. Dalam proses kajian literature ini tim Penyusun juga melakukan pemilahan-pemilahan data dan tulisan-tulisan yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam penulisan dokumen SPKD. Beberapa dokumen yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus pembanding hasil assessment adalah Dokumen Strategi Rencana Tindak Penanggulangan Kemiskinan dan Master Plan Kemiskinan Kabupaten Ngawi, karena kedua dokumen tersebut dilaksanakan dengan metoda yang sama dengan penyusunan SPKD dan sudah diimplementasikan melalui proses perencanaan regular dari tahun 2005 s/d tahun 2009. B. PENENTUAN KLUSTER Assesment penyusunan dokumen SPKD tidak mungkin dilakukan untuk seluruh wilayah kabupaten Ngawi, oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi lokasi yang mempunyai ciri-ciri yang sama (homogen) dijadikan satu menjadi satu kelompok kluster. Untuk menentukan kelompok kluster, digunakan kreteria sebagai berikut : 1. Minimal 40 % Penduduk mengakses pada bidang Mata Pencaharian tertentu, 2. Topografi lokasi perdesaannya 3. Perilaku Sosial Budaya Penduduk Dari kriteria tersebut di atas Wilayah kabupaten Ngawi dapat dibagi dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 8

tiga kluster, yaitu Kluster Hutan, kluster Pertanian dan kluster Perkotaan.. Selanjutnya untuk melakukan assesment ditentukan desa-desa partisipan (sampel) dari masing-masing kluster dengan kreteria sebagai berikut: a. Lokasi tersebut merupakan representasi dari desa/kelurahan lain dalam satu kluster dengan ciri topografi, dan mata pencaharian yang sama. b. Bersedia untuk berpartisipasi dalam proses pengumpulan data. c. Jumlah Keluarga Miskinnya paling tinggi diantara anggota kluster yang lain. d. Penentuan kluster dan kriterianya berdasarkan kesepakatan semua stake holders di Kabupaten Ngawi. Dari Kritreria tersebut diatas terpilih Desa Kenongorejo, Kecamatan Bringin dan desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman Untuk kluster Hutan, Desa Kedungputri, Kecamatan Paron dan Desa Hargosari, Kecamatan Sine untuk Kluster pertanian, Desa Beran, Kecamatan Ngawi dan desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe untuk Kluster Perkotaan. C. PENGUMPULAN DATA Untuk mengumpulkan data yang akurat dalam menangkap semua fenomena kemiskinan, maka dalam asesmen ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Klasifikasi Kesejahteraan; dilakukan bersama laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin untuk membuat kreteria masyarakat miskin di desa tersebut menurut ukuran masyarakat. b. Pemetaan sosial; masyarakat membuat peta desanya lengkap dengan perumahan penduduknya dan klasifikasi kesejahterannya (Miskin, Sedang dan Kaya) c. Analisis Gender; untuk mengetahui penguasaan aset dalam keluarga di desa dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus kelompok perempuan miskin. d. Analisa sumber mata pencaharian; untuk menganalisa pendapatan dari keluarga kaya dan keluarga miskin, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 9

e. Diagram Penyebab kemiskinan : untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan di desa tersebut, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya. f. Analisis kecenderungan; untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam semua aspek kehidupan masyarakat desa setempat, dilakukan melalui diskusi secara bersama seluruh masyarakat. g. Kalender musim; untuk mengetahui aktivitas masyarakat dalam satu musim dan agenda umum siklus kehidupan masyarakat, dilakukan melalui diskusi bersama seluruh masyarakat. h. Diagram Venn; untuk mengetahui pihak-pihak yang berpengaruh terhadap orang miskin, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya. i. Rangking dan pembobotan; Untuk mengetahui tokoh-tokoh masyarakat yang paling berpengaruh terhadap masyarakat, dilakukan melalui diskusi terfokus kelompok laki-laki miskin, kelompok laki-laki kaya, kelompok perempuan miskin dan kelompok perempuan kaya Selain itu untuk kelengkapan data dilakukan juga : a. Teknik wawancara, dilakukan untuk memperoleh data yang tidak tergali melalui sembilan alat diatas dan untuk memperoleh data komunitas. Sehingga interview disini bersifat interview mendalam dengan tokohtokoh masyarakat setempat. b. Teknik observasi, dilakukan pada saat sebelum di lakukan diskusi dengan masyarakat dengan menggunakan sembilan alat tersebut di atas, untuk memperoleh gambaran secara fisik kondisi lokasi asesmen, sehingga para fasilitator dari team Penyusun dapat melakukan fasilitasi secara optimal dengan pemahaman kondisi lokasi asesmen tersebut. c. Teknik dokumentasi, dilakukan dengan mendokumentasikan semua pelaksanaan assesmen secara rinci oleh Team Penyusun, baik dalam proses fasilitasi assesmen, hasil observasi maupun hasil interviewnya. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 10

D. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses Penyusunan, di mana pelaksanaan analisis sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dikerjakan secara intensif. Dalam kegiatan analisis dilakukan secara cepat, sehingga data tidak kadaluwarsa. Analisis juga dilakukan dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sampai dapat dirumuskan strategi pengurangan kemiskinan. Adapun tahapan analisis data sejak pengumpulan data sampai selesainya penyusunan SPKD dapat diurutkan sebagai berikut: a. Penelaahan data yang telah terkumpul dari berbagai sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan hasil assesmen dibaca dan dipelajari serta ditelaah secara cermat melalui diskusi-diskusi diantara anggota tem Penyusun, sehingga tersusun issue komunitas b. Issue komunitas yang telah tersusun dibahas dengan dinas-dinas dan masyarakat untuk menyusun isu gabungan kluster. c. Isu gabungan kluster dibahas kembali oleh team Penyusun dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan permasalahan mendasar dengan mempertimbangkan data statistik dan kebijakan serta implementasinya d. Permasalahan mendasar yang telah diperoleh dibahas kembali oleh team Penyusun bersama dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan alternatif strategi dan strategi terpilih dengan mempertimbangkan hambatan-hambatan yang berkait dengan kewenangan, kapasitas dan dana. e. Alternatif strategi dan strategi terpilih.dibahas kembali oleh team Penyusun dan melalui diskusi serial dengan dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan tujuan dan indikator. f. Tujuan dan indikator, dibahas kembali oleh team Penyusun dan melalui diskusi serial dengan dinas-dinas dan masyarakat untuk menentukan tujuan antara, kendala dan potensi serta kegiatan program. E. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAAN DATA Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan berbagai cara, antara lain Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 11

dengan cara trianggulasi dengan sumber data dan metode asesmen. Secara umum pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Perpanjangan waktu asesmen, melalui perpanjangan asesmen di lapangan, maka fasilitator tidak hanya memperoleh informasi yang mendalam, namun juga diperoleh informasi tambahan untuk melengkapi informasi yang kurang sempurna atau kurang lengkap, sehingga fasilitator memperoleh keyakinan akan kebenaran data atau informasi yang diperoleh. b. Ketekunan pengamatan, ketekunan pengamatan dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan asesmen yang sedang dilakukan, sehingga diperoleh kedalaman hasil pengamatan maupun wawancara. c. Trianggulasi data, dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan data yang telah diperoleh dari sumber data dengan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah diperoleh. d. Kecukupan referensial, adalah alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Dalam hal ini cara yang digunakan adalah dengan menyimpan semua informasi yang tidak diperlukan dan informasi tersebut baru dipergunakan pada saat melakukan pengujian keabsahan data. Selain itu yang akan dilakukan adalah dengan merekam semua data yang di dapatkan, kemudian pada saat tertentu hasil rekaman tersebut baru digunakan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritikan yang telah terkumpul. e. Uraian rinci, (thick description). Dalam penggunaan alat ini fasilitator melaporkan hasil assesmen, seteliti dan secermat mungkin yang dapat menggambarkan kondisi tempat assesmen dilakukan. Penyajian hasil assesmen diupayakan untuk dapat diuraikan serinci mungkin, sehingga semua pihak dapat memahami temuan-temuan hasil assesmen yang telah dilakukan. Supaya hasil assesmen ini dapat dipartanggungjawabkan validitas dan kredibilitasnya, baik yang menyangkut metodologi maupun cara penarikan kesimpulannya, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ; Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 12

1) Dalam hal metodologi assesmen dikonsultasikan dengan semua pihak yang mempunyai kompetensi. 2) Laporan sementara hasil assesmen dikaji bersama dengan orang-orang yang mempunyai minat dan rasa ketertarikan dengan permasalahan kemiskinan. 3) Untuk mengurangi bisa dalam penarikan kesimpulan maka wakil dari partisipan dalam assesmen dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan. Secara umum kerangka kerja penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah adalah sebagai berikut : Tahap 1. Merumuskan Isu Komunitas Verifikasi Dokumentasi Asesmen Komunitas (Masing-masing Cluster) Identifikasi dan Verifikasi Isu Komunitas Berdasarkan 3 Alat Sintesis Identifikasi Isu Komunitas di Masing-masing Cluster Identifikasi Isu Komunitas di Seluruh Cluster Konsultasi Publik di Tingkat Cluster Tahap 2. Merumuskan Masalah Mendasar (Problem Statement) Identifikasi Data Kabupaten (Kebijakan, Peraturan, dan Statistik) Verifikasi Isu Komunitas Berdasarkan Dukungan Data Kabupaten Identifikasi Isu Khusus (Tambahan atas Isu Komunitas) Merumuskan Masalah Mendasar (Problem Statement) Konsultasi Publik di Tingkat Kabupaten Tahap 3. Menganalisis dan Menetapkan Strategi Mengidentifikasikan Alternatif Strategi Legenda: = proses (outputinput) = pengecekan ulang dan verifikasi Menganalisis Alternatif Strategi (dengan Hambatan) Merumuskan Strategi Terpilih Konsultasi Publik di Tingkat Kabupaten Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 13

F. KONSULTASI PUBLIK Hasil Kegiatan di lapangan dan telah diolah oleh tim dalam bentuk draft laporan, dikonsultasi publikkan ditingkat Kabupaten yang dihadiri oleh Tim dari Lakpesdam NU Ngawi, GP Ansor Ngawi, serta pihak dari Tim BAPPEDA, Tim TKPKD/Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah, dan Tim P2TPD. Konsultasi publik pada tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh masukan, saran dari pihak Bappeda dan Satuan Kerja terkait agar Program yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ada. G. PENYUSUNAN DRAFT AWAL Setelah Pelaksanaan Konsultasi publik, disusun draft Awal SPKD berdasarkan hasil Asessment lapangan dan memperhatikan usulan serta saran masukan dalam konsultasi publik. H. WORKSHOP DENGAN STAKEHOLDERS KABUPATEN Workshop bersama dengan stakeholders kabupaten Ngawi dengan Tujuan untuk membahas Draft awal untuk memperoleh kesepakatan dari semua fihak baik yang terkait dengan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat maupun strategi yang akan dilakukan dalam bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Satuan Kerja di Kabupaten Ngawi. I. PENYUSUNAN SPKD FINAL Seperti yang diungkapkan di atas bahwa tujuan dari kegiatan SPKD ini adalah untuk mendapatkan masukan dari stakeholders kabupaten agar mendapatkan data yang lebih akurat dan kegiatan pengentasan kemiskinan kabupaten Ngawi benar-benar merata. Masukan-masukan yang diperoleh dari kegiatan workshop kemudian diolah kembali menjadi Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Ngawi. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Ngawi 14