MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KOPI OLAHAN BERBASIS KELOMPOK DAN KEMITRAAN DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK DAN EXSECUTIVE SUMMARY

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK DAN RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PERGURUAN TINGGI

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

ANALISA RANTAI NILAI DISTRIBUSI KOPI DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: 1) Industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), pada industri ini

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang menghubungkan

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN XII

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

VALUE CHAIN ANALYSIS (ANALISIS RANTAI PASOK) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI PADA INDUSTRI KOPI BIJI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

Berkembangnya perkebunan kopi dari waktu ke waktu dapat memunculkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan hutan di Aceh Tengah dan Bener Meriah

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK. Peneliti : Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : BOPTN Universitas Jember Tahun 2014

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERKEMBANGAN KAKAO RAKYAT PADA TIGA KABUPATEN SENTRA PRODUKSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN PEMASARAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER PENELITI. Ketua: Dr. Agus Budihardjo, MA NIDN:

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Transkripsi:

MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KOPI OLAHAN BERBASIS KELOMPOK DAN KEMITRAAN DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK DAN EXSECUTIVE SUMMARY Desember 2013

ABSTRAK Peneliti : Isti Fadah 1, Handriyono 2, Alfi Arif 3 Mahasiswa Terlibat : Rini Hardiyani, Isnaini Ruhul Muniro Sumber Dana : BOPTN Kontak email : istitatuk@yahoo.co.id Diseminasi : Belum ada 1. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jember 2. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jember 3. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Jember Usaha kopi olahan semakin marak sering dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap hasil produksi kopi olahan. Penelitian ini merupakan kajian komparatif antara dua kelompok usaha kopi olahan yang ada di kabupaten Jember, yakni kelompok usaha kopi olahan skala kecil dan skala besar yang diupayakan oleh PT Perkebunan atau PTP. Tujuan penelitian untuk mengkaji secara mendalam mengenai indikator kunci dari kedua kelompok usaha baik dsri prespektif internal maupun prespektif eksternal. Kajian dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif menggunakan analisis SWOT. Penggalian informasi diperoleh dengan cara interview mendalam terhadap key person. Informasi diperluas dengan melakukan FGD atau focus group discussion untuk menemukan fenomena yang lebih holistik dan komprehensif. Permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha kopi olahan di Sidomulyo adalah rendahnya kualitas SDM, terbatasnya dana untuk operasional usaha kopi rakyat, terbatasnya fasilitas mesin pengolah kopi, dan yang terakhir upaya pemasaran kopi olahan belum optimal. Namun dalam perkembangannya persoalan-persoalan tersebut sudah mulai dapat diatasi dengan membentuk kelompok yakni koperasi Kertakasi. Permasalahan utama yang dihadapi pengolahan kopi skala besar PTP XII adalah terutama untuk industri hilirnya yakni kopi bubuk. Penjualannya hanya terbatas pada kafe yang dimiliki seperti kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajahmada. Kafe Gumitir sudah dikenal dan berada pada tempat yang sangat strategis. Kafe yang ada di jalan Gajahmada tempatnya tidak terlihat dari jalan raya akibatnya tidak banyak masyarakat Jember yang mengetahui keberadaannya. Saat

ini Kekuatan yang dimiliki usaha kopi rakyat di Sidomulyo adalah Kualitas kopi yang cukup bagus dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik, Anggota Koperasi memiliki lahan kopi sendiri, menjalin kerjasama dengan beberapa instansi serta memiliki beberapa prestasi yang cukup membanggakan. Kekuatan yang dimiliki usaha kopi skala besar yang dikelola PTPN XII adalah memiliki kebun sendiri dengan luas lahan yang cukup luas, mampu menghasilkan biji kopi (green been), dan kopi bubuk olahan yang berkualitas tinggi, serta memiliki pasar yang sangat luas untuk biji kopi (green been). Adapun kelemahan yang dimiliki dan perlu pembenahan adalah penjualan untuk kopi bubuk olahan masih terbatas pada kafe-kafe yang dimiliki yakni kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajah Mada. Terutama untuk kafe di jalan Gajah Mada perlu di redisain agar keberadaannya dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas. Bagi pengusaha kopi rakyat sebaiknya terus menerus melakukan inovasi produk, berupaya meningkatkan kerja sama dengan instansi akademis dalam bentuk bantuan sarana mesin pengolah kopi serta perlu pula menjalin kerja sama dengan pihak akademisi dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Sebaiknya PTPN XII melakukan pembinaan terus menerus terhadap pengusaha kopi skala kecil baik di bidang produksi, keuangan, SDM maupun pemasarannya. Aktivitas yang sangat diharapkan adalah menjadikan pengusaha kopi skala kecil sebagai mitra usaha. Kata Kunci : kinerja kopi olahan, skala kecil, skala besar, kekuatan dan kelemahan

EXECUTIVE SUMMARY Peneliti : Isti Fadah 1, Handriyono 2, Alfi Arif 3 Mahasiswa Terlibat : Rini Hardiyani, Isnaini Ruhul Muniro Sumber Dana : BOPTN Kontak email : istitatuk@yahoo.co.id Diseminasi : Belum ada 4. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jember 5. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jember 6. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Jember Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Industri olahan kopi menciptakan value added atau nilai tambah yang besar bagi masyarakat. Pertama masyarakat penghasil kopi bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar jika menjual dalam bentuk olahan dibandingkan kopi mentah gelondongan. Manfaat kedua kopi olahan dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Manfaat ketiga adalah diversifikasi dalam bentuk kopi olahan akan menciptakan permintaan sekaligus meningkatkan pangsa pasar kopi itu sendiri baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Usaha kopi olahan semakin marak sering dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap hasil produksi kopi olahan. Penelitian ini merupakan kajian komparatif antara dua kelompok usaha kopi olahan yang ada di kabupaten Jember, yakni kelompok usaha kopi olahan skala kecil dan skala besar yang diupayakan oleh PT Perkebunan atau PTP. Tujuan Penelitian pada tahun pertama Untuk mengetahui dan mengidentifikasi peta potensi usaha kopi olahan di kabupaten Jember baik skala kecil maupun skala besar. Untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan-permasalahan mendasar apa sajakah yang dihadapi oleh usaha kopi olahan di kabupaten Jember, Mengapa terjadi demikian dan mengidentifikasi berbagai alternatf solusinya. Metodologi Penelitian Kajian dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif menggunakan analisis SWOT. Penggalian informasi diperoleh dengan cara interview mendalam terhadap key person. Informasi diperluas dengan melakukan FGD atau focus group discussion untuk menemukan fenomena

yang lebih holistik dan komprehensif. Pada tahun kedua difokuskan pada penyusunan disain model peningkatan kinerja usaha kopi olahan dengan berpijak pada hasil kajian pada tahun pertama. Disain model peningkatan kinerja lebih ditekankan pada rangka meningkatkan kinerja usaha kopi olahan skala kecil berbasis kelompok guna lebih meningkatkan posisi tawar dan bargaining serta kemampuan yang tinggi di bidang pemasaran, produksi, pendanaan maupun sumber daya manusia. Disain model juga ditekankan pada pola kemitraan dengan usaha kopi olahan skala besar guna mempermudah kegiatan operasional terutama untuk mendongkrak kinerja pemasarannya. Hasil dan Pembahasan Peta Potensi Kopi di Jember Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kopi Jember terluas kedua setelah Malang di Jawa Timur. Menurut Data Statistik Perkebunan Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia 2009-2011, luas lahan perkebunan kopi Malang mencapai 83.455 (Ha) sedangkan luas lahan perkebunan kopi Jember 49.565 (Ha). Kondisi tahun 2013 Area Perkebunan Kopi di Jawa Timur secara keseluruhan mancapai 95.194 (Ha), perkebunan tersebut terdiri dari perkebunan milik Rakyat seluas 53,809 (Ha), Perkebunan Negara seluas 21,352 (Ha), dan Perkebunan milik Swasta seluas 20,033 (Ha). Kabupaten Jember terletak 250 km dari ibu kota propinsi Jawa Timur yaitu Surabaya dengan luas 3.293,34 km 2 dan berada di ketinggian antara 0 3.330 mdpl pada suhu antara 23 C 32 C. Pekebunan kopi rakyat Jember tersebar di beberapa kecamatan antara lain di Kecamatan Kalisat dan Silo. Kopi Hasil Produksi perkebunan rakyat Jember tersebut dalam setahun dapat mencapai 100-200 ton. Pengusaha areal perkebunan di Jember terbagi menjadi tiga, yaitu perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat, dan perkebunan besar negara (PTPN). Perkebunan besar swasta di Jember dikelola oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka). Puslitkoka adalah lembaga non profit yang memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao secara nasional. Kebun Percobaan dan Areal Kantor seluas 380 ha, terdiri atas kebun percobaan kopi arabika (KP. Andungsari ketinggian 100-1.200 m dpl), kopi robusta dan kakao (KP. Kaliwining dan KP. Sumberasin ketinggian 45-550 m dpl). Peta Potensi Kopi Rakyat di Kabupaten Jember

Sebaran luas areal kopi rakyat saat ini mencapai 5.524,01 ha yang tersebar hampir diseluruh kecamatan dengan sentra areal kopi berada di 8 kecamatan yaitu Kecamatan Silo (2.192,23 ha), Jelbuk (615,51 ha), Ledokombo (534, 21 ha), Sumberjambe (572,92 ha), Panti (389,09 ha), Tanggul (256,09 ha) dan Sumberbaru (282,50 ha). Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Secara topografis, Desa Sidomulyo dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan, diantaranya Pegunungan Argopuro di sebelah utara, Pegunungan Pace/Sanen di sebelah selatan dan Gunung Gumitir di sebelah timur. Dilihat dari potensi alamnya, Desa Sidomulyo termasuk desa perkebunan.

Peta Potensi Kopi Yang Dikelola Perusahaan Perkebunan (PTP XII) di Kabupaten Jember PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) selanjutnya disebut dengan PTPN XII merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN XII Kantor Wilayah II yang berada di Kota Jember mengelola tujuh kebun kopi, terdiri dari empat kebun kopi arabika dan tiga kebun kopi robusta. Kebun penghasil kopi arabika terdiri dari Blawan, Kalisat/Jampit, Pancoer Angkrek, dan Kayumas. Sedangkan kebun penghasil kopi robusta adalah Silosanen, Renteng, dan Zeelandia. Pada tahun 2013, bahan jadi kopi arabika yang dihasilkan sebanyak 1.128.340 kg dari bahan

baku kopi arabika sebanyak 7.211.448 kg. Sedangkan bahan jadi kopi robusta sebanyak 274.300 kg dari bahan baku kopi robusta sebanyak 1.243.065 kg.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha kopi olahan skala kecil di Sidomulyo adalah rendahnya kualitas SDM sehingga pengetahuan tentang budidaya kopi yang baik beserta pengolahan pasca panen juga rendah, terbatasnya dana untuk operasional usaha kopi rakyat, terbatasnya fasilitas mesin pengolah kopi, dan yang terakhir upaya pemasaran kopi olahan belum optimal. Namun dalam perkembangannya persoalan-persoalan tersebut sudah mulai dapat diatasi dengan membentuk kelompok yakni koperasi Kertakasi. Permasalahan utama yang dihadapi pengolahan kopi skala besar PTP XII adalah terutama untuk industri hilirnya yakni kopi bubuk. Penjualannya hanya terbatas pada kafe yang dimiliki seperti kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajahmada. Kafe Gumitir sudah dikenal dan berada pada tempat yang sangat strategis. Kafe yang ada di jalan Gajahmada tempatnya tidak terlihat dari jalan raya akibatnya tidak banyak masyarakat Jember yang mengetahui keberadaannya. Saat ini Kekuatan yang dimiliki usaha kopi rakyat di Sidomulyo adalah Kualitas kopi yang cukup bagus dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik, Anggota Koperasi memiliki lahan kopi sendiri, menjalin kerjasama dengan beberapa instansi serta memiliki beberapa prestasi yang cukup membanggakan. Beberapa kelemahan yang ada dan masih perlu pembenahan adalah sarana dan prasarana berupa mesin pengolah kopi yang tersedia masih kurang memadai terutama pada saat panen raya. Sumber daya manusia yang ada relatif rendah kualifikasinya kebanyakan mereka lulusan SD, SMP dan SMU, diperlukan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus guna meningkatkan pengetahuan dan skill mereka. Pemasaran hasil kopi olahan belum optimal dilakukan yakni hanya terbatas di desa Sido Mulyo saja. Kekuatan yang dimiliki usaha kopi skala besar yang dikelola PTPN XII adalah memiliki kebun sendiri dengan luas lahan yang cukup luas, mampu menghasilkan biji kopi (green been), dan kopi bubuk olahan yang berkualitas tinggi, serta memiliki pasar yang sangat luas untuk biji kopi (green been). Adapun kelemahan yang dimiliki dan perlu pembenahan adalah penjualan untuk kopi bubuk olahan masih terbatas pada kafe-kafe yang dimiliki yakni kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajah Mada. Terutama untuk kafe di jalan Gajah Mada perlu di redisain agar keberadaannya dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas. Kesimpulan 1a.Potensi kopi rakyat di kabupaten Jember sangat tinggi karena topografi, tanah dan iklim sangat cocok untuk budi daya kopi, bahkan ini sudah dilakukan sejak jaman Hindia Belanda.

Penghasil kopi rakyat terbaik di Kabupaten Jember adalah kopi yang dihasilkan di desa Sidomulyo. Desa Sidomulyo terletak di kecamatan Silo, Desa ini terletak di sebelah timur kota Jember tepatnya sekitar 25 kilometer ke arah timur. 1b. Kopi olahan skala besar diusahakan oleh PTP XII. Ada dua jenis kopi yang ditanam oleh PTP XII yakni jenis kopi Robusta yang bisa di tanam di dataran rendah dan sedang, jenis yang kedua adalah jenis kopi Arabica yang tumbuh optimal di dataran tinggi. Daerah penghasil kopi di kabupaten Jember yang diupayakan oleh PTP XII meliputi kebun Silosanen, Renteng, dan Zeelandia. 2a. Permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha kopi olahan di Sidomulyo adalah rendahnya kualitas SDM sehingga pengetahuan tentang budidaya kopi yang baik beserta pengolahan pasca panen juga rendah, terbatasnya dana untuk operasional usaha kopi rakyat, terbatasnya fasilitas mesin pengolah kopi, dan yang terakhir upaya pemasaran kopi olahan belum optimal. Namun dalam perkembangannya persoalan-persoalan tersebut sudah mulai dapat diatasi dengan membentuk kelompok yakni koperasi Kertakasi. 2b. Permasalahan utama yang dihadapi pengolahan kopi skala besar PTP XII adalah terutama untuk industri hilirnya yakni kopi bubuk. Penjualannya hanya terbatas pada kafe yang dimiliki seperti kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajahmada. Kafe Gumitir sudah dikenal dan berada pada tempat yang sangat strategis. Kafe yang ada di jalan Gajahmada tempatnya tidak terlihat dari jalan raya akibatnya tidak banyak masyarakat Jember yang mengetahui keberadaannya. 3a.Saat ini Kekuatan yang dimiliki usaha kopi rakyat di Sidomulyo adalah Kualitas kopi yang cukup bagus dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik, Anggota Koperasi memiliki lahan kopi sendiri, menjalin kerjasama dengan beberapa instansi serta memiliki beberapa prestasi yang cukup membanggakan. Beberapa kelemahan yang ada dan masih perlu pembenahan adalah sarana dan prasarana berupa mesin pengolah kopi yang tersedia masih kurang memadai terutama pada saat panen raya. Sumber daya manusia yang ada relatif rendah kualifikasinya kebanyakan mereka lulusan SD, SMP dan SMU, diperlukan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus guna meningkatkan pengetahuan dan skill mereka. Pemasaran hasil kopi olahan belum optimal dilakukan yakni hanya terbatas di desa Sido Mulyo saja. 3b. Sekarang ini kekuatan yang dimiliki usaha kopi skala besar yang dikelola PTPN XII adalah memiliki kebun sendiri dengan luas lahan yang cukup luas, mampu menghasilkan biji kopi

(green been), dan kopi bubuk olahan yang berkualitas tinggi, serta memiliki pasar yang sangat luas untuk biji kopi (green been). Adapun kelemahan yang dimiliki dan perlu pembenahan adalah penjualan untuk kopi bubuk olahan masih terbatas pada kafe-kafe yang dimiliki yakni kafe Gumitir dan kafe di jalan Gajah Mada. Terutama untuk kafe di jalan Gajah Mada perlu di redisain agar keberadaannya dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas. SARAN 1. Bagi pengusaha kopi rakyat sebaiknya terus menerus melakukan inovasi produk, berupaya meningkatkan kerja sama dengan instansi akademis dalam bentuk bantuan sarana mesin pengolah kopi serta perlu pula menjalin kerja sama dengan pihak akademisi dalam rangka peningkatan kualitas SDM. 2. Bagi Pengusaha kopi skala besar yakni PTPN XII hendaknya terus menerus memperluas target pasar untuk greenbean (biji kopi), untuk meningkatkan penjualan kopi bubuk sebaiknya mendesain ulang cafe dengan desain yang lebih menarik dan posisi yang lebih strategis serta bekerja sama dengan cafe yang ada di Jember. 3. Sebaiknya PTPN XII melakukan pembinaan terus menerus terhadap pengusaha kopi skala kecil baik di bidang produksi, keuangan, SDM maupun pemasarannya. Aktivitas yang sangat diharapkan adalah menjadikan pengusaha kopi skala kecil mitra usaha. Dari aktivitas ini diharapkan menjadi sinergi positip bagi kedua belah pihak sehingga di masa yang akan datang kinerja usaha keduanya dapat dioptimalkan.