BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. membantu anak agar cukup cakap melaksankan tugas hidupnya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB V PENUTUP. penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

DAFTAR RUJUKAN. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB1 PENDAHULUAN. meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan, pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan social. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem. pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB V PENUTUP. penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berjalan begitu cepat. Pengaruh globalisasi juga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan dalam dunia pendidikan akan selalu muncul hal baru. seiring tuntunan perkembangan zaman karena pada dasarnya sistem

DAFTAR RUJUKAN. Ali, Muhammad Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. cet. 12.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sains dan biologi), disbanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak pada kualitas pendidikan pada bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan di Indonesia masih belum begitu berhasil dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas, untuk itu sangat diperlukan pembaharuan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. 1 Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dbentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. 2 Tujuan tiap satuan pendidikan harus mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa: 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 1 2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Penidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 10 1

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik. 3 Dan salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. 4 Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengharuskan guru memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisiens, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu harus menguasai tekhnik-tekhnik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. 5 Dan kompetensi guru ditentukan dalam pemilihan metode yang tepat. 6 Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi 3 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), cet. I, hal. 81-82 4 Kunandar, Guru Profesional, implementasi kurikulum KTSP dan sukses dalam sertifikasi guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 40 5 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hal. 1 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2010), hal. 44

3 berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Faktor penghambat atau penghalang yaitu hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan. Dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indra, dan cacat tubuh. Dari permasalahan tersebut dikhawatirkan pesan (materi) yang disampaikan tidak dapat tersalurkan dengan maksimal kepada siswa. Hal ini merupakan tanggung jawab dari seorang guru. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. 7 7 Ibid., hal. 1

4 Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam system pendidikan di seluruh dunia. 8 Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terpisah dari keterlibatan matematika dalam menyelesaikan masalah. Dalam praktiknya, matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orang tua, maupun siswa. 9 Morris Kline berpendapat bahwa jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan dibidang matematika. 10 Oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mengarah pada tujuan yang diharapkan adalah mendorong atau memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat khususnya bagi para anak-anak atau peserta didik. Keberhasilan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi para peserta didik yang sudah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut, oleh karena itu para pendidik harus berupaya untuk memelihara maupun mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya atau dengan kata lain bahwa teori belajar mengajar matematika harus dipahami betul-betul oleh para pengelola pendidikan. 11 8 Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 41 9 Abdul Halim Fathani, Matematika Praktis: Gampang Memahami Materi Cepat Menyelesaikan Soal, (Jogjakarta: Mitra Pelajar, 2009), hal. 7-8 10 Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, sebagaimana dikutip oleh Lisnawaty Simanjutak, Metode Mengajar Matematika (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 64 11 Lisnawaty Simanjutak, Metode Mengajar Matematika (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 65

5 Peneliti telah melakukan observasi di kelas lima MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung, dan masih banyak permasalahan yang ditemui ketika proses pembelajaran berlangsung, diantaranya adalah: 12 Pertama, peserta didik kurang memeperhatikan ketika guru menjelaskan materi. Kedua, peserta didik sering mengeluh ketika guru memberikan soal-soal latiahan, hal ini disebabkan karena sebagian besar dari mereka mempunyai persepsi yang negatif terhadap mata pelajaran matematika. Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit bahkan menakutkan. Ketakutan itulah yang membuat mereka enggan dan segan untuk menggeluti dan mendalami matematika. Padahal matematika merupakan mata pelajaran induk ilmu pengetahuan. Ketiga, kurangnya pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal pecahan, terutama dalam menyelesaikan perintah mengubah pecahan yang satu ke bentuk pecahan yang lain, apalagi soalnya disajikan dalam bentuk soal cerita. Mereka cenderung kurang memahami soal tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya minat mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Penyebab inilah yang menjadikan prestasi belajar matematika mereka masih di bawah KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum). Kurangnya minat dari peserta didiklah yang menjadi penyebab utama rendahnya prestasi mereka. Sehingga perlu kiranya seorang guru menumbuhkan minat dari peserta didik agar mereka semangat bahkan menyukai mata pelajaran matematika. Untuk menumbuhkan minat peserta didik dan untuk meningkatkan mutu pendidikan, 12 Hasil observasi ketika proses pembelajaran Matematika berlangsung di kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung, tanggal 21 Januari 2014

6 maka perlu adanya perbaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan pembaharuan, serta perubahan dalam segala aspek diantaranya kurikulum, sarana dan prasarana, guru, serta penggunaan model pembelajaran yang tepat, karena suatu model pembelajaran dapat digunakan sebagai cara untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan aktivitas dan minat belajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Model pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru agar siswa bisa menerima informasi atau pesan dengan baik, karena melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 13 Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. 14 Model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Dalam usaha mendorong berpikir kreatif dalam matematika digunakan konsep 13 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. VI, hal. 46 14 Herdy, Apa perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan, dan Teknik Pembelajaran?, dalam http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-modelmetode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/, diakses 29 September 2013

7 masalah dalam suatu situasi tugas. Pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. 15 Pembelajaran berbasis masalah, dirancang untuk membantu siswa: (1) mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan intelektual; (2) belajar peran-peran orang dewasa dengan menghayati peran-peran itu melalui situasi-situasi nyata atau yang disimulasikan; dan (3) menjadi mandiri, maupun siswa otonom. 16 Pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas sebagai produk berpikir kreatif siswa. Beberapa temuan yang didapatkan peneliti bahwa salah satu indikator rendahnya prestasi belajar siswa kelas lima di MI Bendiljati Wetan ini adalah kurang ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika, mereka menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan, hal ini terbukti ketika siswa kurang semangat ketika jam pelajaran matematika berlangsung. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung masih kurang berfariasi dalam menggunakan model pembelajaran, sehingga akibatnya siswa merasa bosan. Selain itu proses pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, sedangkan siswa pasif. Sehingga tidak menutup kemungkinan prestasi belajar yang dicapai siswa masih berada di bawah 15 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 35-36 16 Mohamad Nur, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa, 2011), hal. 5-6

8 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kecuali bagi siswa yang memang benarbenar menyukai pelajaran matematika dan berprestasi. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengurangi permasalahan dalam proses pembelajaran, peneliti sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung tahun ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung tahun ajaran 2013/2014.

9 2. Mendeskripsikan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung tahun ajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi kontribusi dan sumbangan ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khusunya tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. 2. Secara praktis a. Bagi kepala MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam hal proses belajar mengajar. b. Bagi guru MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Dengan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, maka guru dapat mengidentifikasi sedikit demi sedikit masalah yang ada di kelas terutama masalah yang dihadapi oleh siswa, sehingga guru berupaya mencari dan menemukan penedekatan, model, metode ataupun media apa saja yang dapat membantu dalam tugasnya sebagai seorang guru dalam memahamkan dan menanamkan pendidikan terhadap siswa. Selain itu guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolaanya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

10 c. Bagi siswa MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Peneletian ini diharapkan akan membantu permasalahan siswa dalam meningkatkan prestasi yang terdiri dari: (1) Daya pemahaman siswa terhadap materi pecahan meningkat. (2) Membantu meningkatkan kecepatan daya serap siswa terhadap materi yang disajikan. (3) Membantu kekuatan daya ingat siswa. (4) Menumbuhkan kerjasama antarsiswa. d. Bagi peneliti selanjutnya dan yang sekiranya membaca Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran, sehingga pembaca tertarik untuk meneliti lebih lanjut, juga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. e. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk dijadikan bahan koleksi, referensi serta untuk menambah literatur dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya. E. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi yang akan disusun nantinya agar mudah dipahami, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

11 Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. Bagian utama (inti), terdiri dari: Bab I pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka, terdiri dari: (a) kajian teori, meliputi: model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah, hakikat matematika, pecahan, prestasi belajar, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika, (b) penelitian terdahulu, (c) hipotesis tindakan, (d) kerangka pemikiran. Bab III metode penelitian, terdiri dari: (a) jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) data dan sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) pengecekan keabsahan data, (h) indikator keberhasilan, (i) tahap-tahap penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari: (a) deskripsi hasil penelitian, (b) pembahasan hasil penelitian. Bab V penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan, (b) saran Bagian akhir, terdiri dari: daftar rujukan dan lampiran-lampiran. Demikian sistematika penulisan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.