PERENCANAAN WATANG BACUKI

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

REVITALISASI KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 102

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

X. ANALISIS KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 4 SERI E

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 KERAGAAN MASALAH DAN ISU POKOK PEMBANGUNAN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT IRIGASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN SINTANG TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

Transkripsi:

PERENCANAAN WATANG BACUKI Isu Prioritas Isu-isu utama 1. Isu Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2. Isu Sosial-Budaya gender Sub-sub isu a. Potensi sumberdaya alam yang tersedia belum dimanfaatkan secara optimal b. Kerusakan ekosistem di sepanjang bantaran sungai c. Konversi lahan dan lahan lainnya untuk berbagai peruntukan d. Tingginya laju abrasi di sekitar Sungai e. Keterbatasan air bersih a. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pengolahan hasil perikanan. b. Masih rendahnya keterampilan Ibu rumah tangga dan 3. Isu Sosial-Ekonomi a. Pendapatan masih rendah b. Masih terbatasnya lapangan kerja bagi 4. Isu Kelembagaan a. Masih rendahnya motivasi bekerjasama semua pihak secara melembaga (berkelompok) b. Menurunnya rasa kebersamaan khususnya berkelompok Strategi Pengelolaan (Strategi, Tujuan, Indikator) Isu sumber daya alam dan lingkungan A. Potensi sumberdaya alam yang tersedia belum dimanfaatkan secara optimal 1. Melakukan identifikasi 1. Untuk mengetahui 1. Teridentifikasinya jenis dan inventarisasi jenis potensi potensi sumberdaya alam potensi sumberdaya sumberdaya alam di Kelurahan Watang yang terdapat di di Kelurahan Bacukiki Kelurahan Watang Watang Bacukiki 2. Teridentifikasinya jumlah Bacukiki 2. Untuk mengetahui potensi sumberdaya alam 2. Melakukan jumlah potensi di Kelurahan Watang perhitungan besarnya sumberdaya alam Bacukiki potensi sumberaya di di Kelurahan 3. Teridentifikasinya daya Kelurahan Watang Watang Bacukiki dukung potensi yang Bacukiki 3. Mengetahui daya tersedia 3. Penetapan jenis dukung potensi 4. Kegiatan yang yang dapat kegiatan yang sesuai yang tersedia dilakukan sesuai dengan untuk potensi 4. Mengetahui jenis potensi yang tersedia sumberdaya kegiatan yang dapat diketahui yang dapat dilakukan sesuai dengan potensi yang tersedia. B. Isu kerusakan ekosistem di sepanjang bantaran sungai 1. Melakukan rehabilitasi tanaman yang melibatkan. 2. Membentuk kelompok pengawas. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi 4. Pengawasan terhadap ekosistem secara rutin 1. Melakukan pemulihan ekosistem 2. Menjalin kebersamaan terhadap 1. Tumbuhnya ekosistem disepanjang sungai salo karajae 2. Terpeliharanya ekosistem dengan baik dan asri. 3. Semakin meningkatnya jumlah ikan-ikan disekitar 4. Nilai fungsi ekosistem semakin baik

ekosistem 3. Menjaga ekosistem supaya tidak mengalami kerusakan 4. Tidak kesempatan untuk melakukan pengrusakan terhadap dengan melakukan secara rutin C. Isu Konversi lahan dan lahan lainnya untuk berbagai peruntukan 1. Memberikan batasan wilayah yang tidak boleh melakukan konversi 2. Penetapan sempadan sungai. 3. Melakukan secara rutin 4. Penghijauan kawasan yang masih gundul 1. Untuk ketegasan kepada batas wilayah yang tidak boleh melakukan konversi 2. Mencegah terjadinya pelanggaran terhadap konversi 3. Mencegah terjadinya longsor dan banjir bandang 1. Luas wilayah yang dikonversi menjadi tambak tidak mengalami peningkatan 2. Mangrove semakin baik dan tidak lagi merusak. 3. Masyarakat di kelurahan watang bacukiki bebas longsor dan banjir D. Isu tingginya laju abrasi di sekitar sungai 1. Memberikan batasan wilayah yang tidak boleh melakukan konversi 2. Penetapan sempadan sungai. 3. Melakukan secara rutin 4. Membuat pos-pos sepanjang bantaran sungai E. Keterbatasan air bersih 1. Mencegah terjadinya kerusakan areal di sepanjang sempadan sungai 2. Mencegah kerusakan sempadan sungai 3. Mempermudah 1. Berkurangnya kerusakan fisik sepanjang bantaran sungai dan pencemaran sungai 2. Baku mutu air sungai tetap terjaga dari pencemaran fisik, kimia dan biologi. 3. Meningkatnya jumlah industri yang memiliki instalasi pengelolaan air limbah. 1. Pembuatan sumur pompa air pada tempat yang tidak terdapat mata air 2. Pembuatan pompa air dari sumber mata air. 1. Untuk menyediakan air bagi 2. Untuk menyediakan air bagi kegiatan 1. Terpenuhinya kebutuhan air untuk 2. Terpenuhinya air untuk kebutuhan budidaya ikan bagi 3. Kehidupan

3. Pemasangan pipa air dari sumur pompa air dan sumber mata air ketempat budidaya ikan dan rumah-rumah penduduk yang masih kekurangan air 4. Untuk kebutuhan pompanisasi air dari sumber-sumber mata air diharapkan menggunakan tenaga solar cel sebagai sumber tenaga listrik atau menggunakan listrik berlangganan dengan tarif untuk budidaya ikan air tawar efektifitas penggunaan pompa air bagi 4. Untuk mengurangi biaya operasional pengoperasian pompa air akan semakin baik 4. Biaya pompanisasi tidak terlalu besar. kebutuhan sosial. Isu sosial-budaya gender A. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pengolahan hasil perikanan. 1. Memfasilitasi pengembangan usahausaha kecil yang berbasis 2. Penguatan permodalan 3. Memberikan pelatihan dan pendampingan 4. Peningkatan pengetahuan terkait manajemen usaha 5. Pembinaan ibu rumah tangga dan remaja putri 6. Fasilitasi para ibu dan pemasaran olahan perikanan. 7. Penyaluran perwakilan kelompok mengikuti training pada industri olahan yang sama 1. Untuk mendorong dan usaha-usaha kecil yang berbasis pada 2. Untuk mengembangkan usaha supaya dapat bersaing dengan lainnya. fasilitasi dan motivasi kepada melaksanakan usahanya 4. Untuk pengetahuan demi kelancaran ibu-ibu rumah tangga dan menjalankan usaha 5. Untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga dan 6. Untuk mendukung pemasaran olahan perikanan. 1. Meningkatnya industri rumah tangga berbasis sumberdaya lokal. 2. Meningkatnya jumlah wanita pengolah kegiatan ekonomi produktif. 3. Meningkatnya jumlah kelompok-kelompok usaha/badan usaha. 4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil olahan 5. Jumlah ibu-ibu dan remaja putri menjalankan olahan hasil perikanan semakin meningkat baik perorangan maupun kelompok. B. Masih lemahnya kemandirian usaha dan keterampilan Ibu rumah tangga dan 1. Memfasilitasi pengembangan usaha- 1. Untuk mengembang kan 1. Meningkatnya industri rumah tangga berbasis

usaha kecil berbasis 2. Penguatan permodalan ibu rumah tangga dan remaja putri 3. Menyusun regulasi pemberian investasi dan insentif berusaha 4. Peningkatan keterampilan dan manajemen usaha ibu rumah tangga dan 5. Pembinaan ibu rumah tangga dan remaja putri 6. Menodorong pada ibuibu rumah trangga dan untuk keterampilan secara mandiri dan mediamedia sosial yang ada. Isu Sosial-Ekonomi usaha-usaha kecil berbasis 2. Untuk menguatkan permodalan ibu rumah tangga dan kepastian jaminan investasi dan pemberian insentif permodalan bila mana berhasil 4. Untuk keterampilan dan manajemen usaha ibu rumah tangga dan 5. Untuk melaksanakan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan tidur A. Pendapatan masih rendah sumberdaya lokal. 2. Meningkatnya jumlah wanita nelayan kegiatan ekonomi produktif. 3. Meningkatnya jumlah kelompok-kelompok usaha/badan usaha. 4. Usaha-usaha ibu rumah tangga dan semakin berkembang dan mandiri 1. Pengembangan jenis ikan tawar lainnya untuk budidaya 2. Ekstensifikasi usaha sesuai potensi yang tersedia 3. Perluasan kolam usaha budidaya air tawar 3. Pengembangan teknologi tepat guna untuk mendukung usaha 4. Pengembangan jaringan pemasaran dan fasilitasi memasarkan produk yang mereka miliki. 5. Pembinaan mutu produk lokal hasil usaha 4. Untuk produksi budidaya ikan air 5. Untuk efisiensi dan efektifitas usaha budidaya air tawar 6. Untuk memperlancar pemasaran produk hasil olahan. 7. Untuk mutu produk lokal hasil usaha 8. Mengembangkan pemanfaatan potensi sumberdaya lainnya 9. Meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan B. Masih terbatasnya lapangan kerja bagi 1. Meningkatnya pendapatan dan taraf hidup 2. Meningkatnya produksi budidaya perikanan air tawar 3. Meningkatnya produksi sumberdaya non hayati 4. Melakukan diversifikasi usaha lain 5. Meningkatnya produksi komoditi lokal 6. Meningkatnya produksi dari beberapa komodit yang tersedia di kelurahan 7. Meningkatnya pengelolaan potensi sumberdaya yang dimiliki 8. Jumlah permintaan produk hasil perikanan semakin meningkat 1. Mendorong mengembangkan potensi sumberdaya 1. Untuk memperluas lapangan pekerjaan alternatif bagi a. Meningkatnya pendapatan dan taraf hidup b. Menurunnya angka

yang terdapat di kelurahan 2. Pengembangan pekerjaan alternatif bagi 3. Perluasan usaha sesuai potensi sumberdaya yang tersedia 4. Pengembangan teknologi tepat guna untuk mendukung usaha 5. Pengembangan jaringan pemasaran dan fasilitasi memasarkan produk yang mereka miliki. 6. Pembinaan mutu produk lokal dan kemasan hasil usaha 2. Menyediakan lapangan kerja baru bagi di menciptakan usaha baru sesuai potensi sumber daya yang tersedia 4. Untuk menjalankan usaha secara efisien dan efektif usaha 5. Untuk mengkaji pengembangan jaringan pemasaran dan fasilitasi 6. Untuk mengkaji mutu produk dan kemasan hasil usaha pengangguran c. Melakukan diversifikasi usaha lain d. Hasil olahan yang dihasilkan sudah bisa bersaing dengan produk yang lain e. Tidak ada lagi mengalami pengangguran di Isu Kelembagaan A. Masih rendahnya motivasi bekerja secara melembaga (kelompok) 1. Memacu di melakukan setiap aktifitas secara bersama-sama 2. Mendorong untuk memperkuat kelompok-kelompok usaha diliuar kelompok yang sudah terbentuk 3. Penyusunan dokumen rencana pengelolaan sumberdaya di yang melibatkan semua unsur stakeholders. 4. Penyediaan data dan informasi di wilayah kelurahan yang akurat dan mudah diakses sesuai kebutuhan. 5. Memperkuat lembaga adat serta hak ulayat pengelolaan sumberdaya di wilayah keluarahan. 6. Menetapkan lembaga adat dan kearifan lokal pengelolaan di wilayah 1. Untuk meng - identifikasi konsep-konsep rencana pengelolaan secara terpadu (ICM) 2. Untuk menyusun dokumen rencana pengelolaan sumberdaya di wilayah kelurahan yang melibatkan semua unsur stakeholders. menyediakan data dan informasi yang akurat dan mudah diakses misalnya hargaharga komoditi, pasar, perkembangan teknologi. 4. Untuk memperkuat lembaga adat serta hak ulayat pengelolaan sumberdaya di wilayah 1. Meningkatnya partisipasi pembangunan kelurahan 2. Berkurangnya konflik pemanfaatan di 3. Meningkatnya kerjasama bergotong royong, dan berkoordinasi antar sektor baik pemerintah maupun swasta. 4. Meningkatnya peran setiap perencanaan dan pengelolaan sumberdaya di wilayah 5. Meningkatnya peran adat istiadat dan kearifan lokal pengelolaan di. 6. Kelompok masyarajat semakin kuatnya, maju dan mandiri.

5. Untuk menetapkan lembaga adat dan kearifan lokal pengelolaan potensi di wilayah B. Menurunnya rasa kebersamaan khususnya berkelompok 5. Mendorong untuk bekerja secara melembaga 6. Pembentuk kelompok kelembagaan sesuai kebutuhan 1. Meringankan beban kerja setiap aktifitas yang dlaksanakan 2. Memudahkan di pembinaan 3. Mendorong terciptanya rasa saling mendukung diantara anggota kelompok 1. Semakin kuatnya rasa kebersamaan untuk menjalankan setiap usaha yang dilakukan 2. Persatuan dan kesatuan diantara anggota semakin kuat 3. sem