PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN I - 1

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara Tahun LATAR BELAKANG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang I - 1

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

B A B I P E N D A H U L U A N

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

PENDAHULUAN Latar Belakang S. Bab I. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun Pokja AMPL Kabupaten Sukoharjo 1

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN TANA TORAJA

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 : 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

1.1 LATAR BELAKANG Buku Putih Pembangunan Sanitasi Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

DFAFF BUKU PUTIH SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG (POKJA SANITASI 2010) 1.1 LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Buku Putih Sanitasi 2013

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

S S K BAB 1 PENDAHULUAN

S S K STRATEGI SANITASI KABUPATEN MANGGARAI BARAT BAB 1 PENDAHULUAN

PPSP BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi I Latar Belakang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. pada 30 November 2011).

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan penyehatan lingkungan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, yang tercermin dari perilaku masyarakat yang hingga sekarang masih banyak yang buang air besar di sungai dan kebun. Berdasarkan kondisi tersebut maka Kabupaten Batang Hari mempunyai kewajiban untuk mengambil suatu tindakan yang lebih kongkrit dengan ikut melaksanakan kebijakan nasional tentang program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman yang diantaranya melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi sebagai tahap awal dalam pelaksanaan program pembangunan sanitasi, sehingga pada akhirnya dapat digunakan secara efektif, tepat tujuan, tepat sasaran dan layak dimanfaatkan. Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi, Pemerintah Pusat memberikan acuan yang tegas dalam bentuk Undang-undang maupun peraturan pelaksanaan lainnya. Acuan diberikan dalam upaya memberikan nuansa yang sama bagi setiap tingkatan pemerintahan daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi. Sesuai dengan pedoman tersebut penyusunan tujuan dan sasaran Buku Putih Sanitasi harus memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional serta isu-isu strategis yang berkembang dalam proses pelaksanaan pembangunan Percepatan Pembangunan Sanitasi dan Pemukiman di daerah khususnya. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait dengan sumber daya, pelayanan umum maupun pembiayaan pembangunan Sanitasi dan Pemukiman. Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi yang berjalan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu grand design yang sifatnya integratif dan memiliki sasaran secara menyeluruh serta jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Permasalahan bidang sanitasi yang muncul tidak selalu disebabkan oleh aspek teknis, namun juga berhubungan dengan aspek ekonomi, budaya masyarakat dan sosial, seperti tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan lain dalam pembangunan bidang sanitasi. Selanjutnya program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. 1.2 Landasan Gerak Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Batang Hari adalah sebagai berikut: 1. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir; 2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci; Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan system: 1

a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga; b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA); 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan; 5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Batang Hari untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun air tanah. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari disusun berdasarkan karakteristik daerah, kapasitas kebijakan, serta melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dan kepentingan dengan tetap berdasarkan kemampuan riil daerah, kesepakatan partisipatif masyarakat, kepentingan daerah serta aturan perundang-undangan yang berlaku. Keterlibatan masyarakat secara aktif pada tahap penyusunan merupakan upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sanitasi serta sebagai upaya melakukan perubahan perilaku masyarakat secara bertahap. Rasa kepedulian masyarakat tidak saja akan melahirkan kesadaran dalam memelihara prasarana dan sarana, tetapi juga dalam menjaga keberlanjutannya baik kuantitas maupun kualitasnya serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan pada awal pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dalam tahap penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah koordinasi, lokakarya, dialog, pertemuan dengan masyarakat, pemangku kepentingan dan lembaga yang terlibat. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis maupun pendanaan dalam penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Batang Hari Periode 2011-2016, adalah suatu kondisi yang akan dicapai Kabupaten Batang Hari lima tahun ke depan. Memperhatikan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta mempertimbangkan berbagai isu yang ada, maka visi Kabupaten Batang Hari yang akan diwujudkan dalam RPJMD Kabupaten Batang Hari Tahun 2011 2016 adalah : BANGUN EKONOMI RAKYAT LANJUTKAN PEMBANGUNAN DENGAN IMAN DAN PEMERATAAN MENUJU BATANG HARI BERLIAN 2016 Pada visi Kabupaten Batang Hari 2011 2016 terdapat tiga kata kunci yaitu; Ekonomi Rakyat ; Adalah tumbuh dan berkembangnya kehidupan perekonomian suatu daerah dengan keberpihakan kepada ekonomi rakyat dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraannya. Iman ; Sebagai sumber inspirasi serta keyakinan ajaran moral dalam menggerakkan masyarakat untuk pembangunan daerah, dan sebagai landasan perilaku yang diwujudkan dalam seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat Kabupaten Batang Hari. Pemerataan ; Maksudnya adalah pembangunan yang dilaksanakan memperhatikan azas pemerataan dan sekaligus mengurangi kesenjangan antar Kecamatan dan antar desa diperlukan strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang komprehensif dan pendekatan pembangunan yang berbasis kewilayahan. 2 Dalam rangka menterjemahkan visi di atas, maka ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan Kabupaten Batang Hari Tahun 2011 2016 sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menjalankan kebijakan pembangunan ekonomi dengan prinsif-prinsif ekonomi kerakyatan; 2. Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis, berakhlak mulia, yang ditopang oleh kesadaran saling menghormati dan saling mendukung antara ulama dan umaro; 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk Sumber Daya Aparatur; 4. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara proforsional, efektif, efisien, akuntabel dan transparan melalui penerapan Reformasi Birokrasi yang berkeadilan; 5. Meningkatkan penggalian potensi Sumber Daya Alam (SDA) sebagai salah satu sumber daya pembangunan, dengan prinsip berkelanjutan serta menjaga kelestraian lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut di atas sebagai perwujudan cita-cita Rakyat Batang Hari lima tahun ke depan fokus pada empat bidang Agenda Utama Pembangunan Kabupaten Batang Hari yaitu; 1. Bidang Ekonomi Rakyat; 2. Bidang Pendidikan; 3. Bidang Kesehatan; 4. Bidang Infrastruktur. Keempat bidang tersebut akan di laksanakan secara sinergis, holistik dan komprehensif serta terintegrasi dengan berbagai bidang pembangunan lainnya, kesemuanya ini akan ditentukan oleh kinerja aparatur penyelenggara kepemerintahan umum, pelayanan publik, dan pembangunan. Kebijakan yang akan di laksanakan lima Tahun kedepan adalah terus melanjutkan pembangunan yang terbengkalai, melanjutkan pembangunan yang belum tersentuh, memperbaiki pembangunan yang saat ini sudah sangat parah dan memperihatinkan dengan prinsif kebersamaan dan pemerataan. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari dimaksudkan agar Pemerintah Daerah mempunyai kerangka berpikir dan kerangka tindak secara strategis dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara komprehensif dan berkelanjutan. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena Buku Putih Sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Pemetaan sanitasi merupakan gambaran awal dan rencana dilakukannya zona-zona sanitasi di tingkat kabupaten. Dengan adanya zona sanitasi akan muncul kebijakan serta prioritas dalam penanganan kegiatan pengembangan strategi sanitasi skala kota yang didalamnya mencakup strategi sanitasi, rencana tindak dan anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi di Kabupaten Batang Hari. Pada masa mendatang penerapan strategi serta pelaksanaannya dilakukan dengan rencana tindak atau aksi di lapangan. Kemitraan dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, LSM dan CSR level kabupaten maupun nasional sangat diperlukan dalam fase ini. Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah : 1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Batang Hari serta melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi; 2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) Kabupaten Batang Hari; 3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan. 3 1.4 Metodologi Metode yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari bertumpu pada prinsip partisipasif masyarakat melalui lokakarya, observasi lapangan serta diskusi yang difasilitasi oleh Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) Kabupaten Batang Hari.

1. Sumber Data. a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/badan/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta; b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan, survey priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan gender. 2. Pengumpulan Data. Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang essensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Batang Hari. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 ini, diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi kabupaten dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status program sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2013 dan setelah 3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi. Undang-Undang Republik Indonesia 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2004-2009.

Keputusan Presiden Republik Indonesia 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Keputusan Menteri Republik Indonesia 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan; 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SKl/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-03/MENLH/1/1998 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri; 8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL; 9. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik; 10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air; 11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan; 12. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor: 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Kecamatan. Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai; 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Surat Edaran Menteri 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 660/4919/SJ Tahun 2012. Petunjuk Teknis 1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan; 2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah-pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik; 3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan; 4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Penoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus; 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK. 5

6 PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari: 1. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 13 tahun 1999 tentang Retribusi Penyedotan Kakus; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Harig Nomor 04 tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Harig Nomor 06 tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 22 tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Pengolahan Sampah/Kebersihan; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 16 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Batang Hari Tahun 2011 2031. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari: 1. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari Nomor 3 tahun 2013 tentang Pemanfaatan dana bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di Kab. Batang Hari Tahun 2013; 2. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari Nomor 4 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Desa Daerah (Jamkesmasda) Kab. Batang hari Tahun 2013; 3. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari Nomor 57 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Batang Hari; 4. Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari Nomor 13 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas.