BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pendidikan yang dimaksud. dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk kehidupan sehari- hari. Banyak hal yang ada disekitar kita yang berhubungan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN CARA SUSUN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KLAPAYAN 2 SEPULU BANGKALAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. usia sekolah barulah anak belajar membaca dan menulis. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

BAB I 1.1 Latar Belakang UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal terpenting dan termasuk faktor yang urgen dalam membangun negara Indonesia, pendidikan juga merupakan faktor yang sangat menentukan bagi terlaksanannya suatu tujuan hidup bangsa. Begitu pentingnya pendidikan, dan untuk mencapai tujuan yang maksimal, maka pendidikan atau pembelajaran harus disusun dan ditata sebaik mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan yang dimaksud. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak muli, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu melibatkan proses mental siswa secara maksimal bukan hanya mendengar, mencatat, tetapi aktivitas siswa dalam proses berfikir. Juga membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan 1 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 3, Jakarta: Tamita Utama, 7 1

2 mereka sendiri. 2 Jadi pembelajaran merupakan proses belajar yang di bangun oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa, serta kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi pelajaran. Menurut Jean Piaget dalam teori kognitif atau belajar, bahwasannya kesiapan anak untuk mampu belajar disesuaikan dengan tahap tahap perkembangan anak. Belajar pada anak bukan sesuatu yang sepenuhnya tergantung pada guru melainkan harus keluar dari anak itu sendiri. Berpegang pada teori ini bila kita menginginkan perkembangan mental anak lebih cepat memasuki ke tahap yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman-pengalaman anak terutama pengalaman kognitif, sebab dasar perkembangan mental/kognitif adalah melalui pengalaman -pengalaman berbuat aktif dengan berbuat terhadap benda-benda sekeliling, dan perkembangan bahasa merupakan salah satu kunci untuk mengembangkan kognitif anak. 3 Sebagaimana diketahui, bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarkhis, menggunakan bahasa simbol dan objek kajiannya bersifat abstrak. 4 Adanya perbedaan karakteristik antara anak usia MI/SD dan matematika, mengakibatkan adanya kesulitan dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif untuk menjembatani antara tahap berfikir anak 2 Esti Yuli, et al., PembelajaranMaematika MI,( Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Paket 1, 6. 3 Lisnawati Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika 1, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1992 ), 68. 4 Asep Saepul, et al., Bahan Perkuliahan Matematika 1, ( Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Paket 1,10.

3 usia MI/SD yang masih dalam tahap berfikir operasional konkret dengan pelajaran matematika yang objek kajiannya bersifat abstrak. Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pengajaran matematika adalah menguasai teori belajar mengajar matematika. Dengan menguasai teori belajar mengajar peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik bahkan dapat memotivasi anak didik untuk berminat belajar matematika. Teori belajar mengajar matematika yang dikuasai para tenaga pendidik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran atau pendekatan yang diharapkan serta dapat melihat apakah anak/ peserta didik sudah mempunyai kesiapan atau kemampuan belajar. Dengan mengetahui kesiapan anak/ peserta didik d alam belajar matematika, maka pengajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan anak atau peserta didik. 5 Hasil refleksi peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas III SDN Klapayan 2 sepulu Bangkalan kesulitan dalam pembelajaran perkalian. Dari 32 siswa hanya 17 siswa (56,9%) yang berhasil mencapai KKM 60 sedangkan 14 siswa (43.1%) masih belum tuntas. Sebagai upaya peningkatan kemampuan berhitung siswa dalam operasi perkalian dibutuhkan suatu cara yang efektif, dalam hal ini yaitu cara susun. Dengan cara susun ini diharapkan siswa bisa 76-77 5 Dra. Lisnawaty Simanjuntak, Metode Pengajaran Matematika 1, (Jakarta: PT.Rineka Cipta):

4 lebih terampil berhitung pada operasi perkalian sehingga permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat diatasi. Oleh karena itu penelitian ini memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan cara susun dapat peningkatan hasil belajar berhitung siswa kelas III SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan pada pembelajaran operasi perkalian. Maka dari itu, dalam penelitian ini perlu mengangkat masalah tersebut dalam sebuah skripsi dengan judu Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Dengan Cara Susun pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Klapayan 2 Sepulu Bangkalan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa materi perkalian di SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan? 2. Bagaimana penerapan cara susun pada pelajaran matematika di SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar perkalian dengan menggunakan cara susun di SDN Klapayan 2 Sepuluh Bangkalan?

5 C. Rencana Tindakan yang akan diambil Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam memahami perkalian pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Klapayan 2 di atas adalah dengan menggunakan Cara Susun. Dengan menggunakan Cara ini diharapkan hasil belajar siswa dalam memahami perkalian dapat meningkat. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hasil belajar matematika siswa materi perkalian di SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan. 2. Mengetahui penerapan cara susun pada pelajaran matematika di SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar perkalian setelah menggunakan cara susun di SDN Klapayan 2 Sepuluh Bangkalan. E. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini.

6 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan semester ganjil tahun ajaran 2012-2013, dengan menggunakan 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 1 pertemuan (@2X35 menit) 2. Implementasi (pelaksanaan) pendekatan kontekstual dalam penelitian ini menggunakan Cara Susun untuk meningkatkan kemampuan perkalian kelas III SDN Klapayan 2 Sepulu Bangkalan. 3. Masalah yang disajikan merupakan masalah realistik yang benar benar kontekstual, sehingga siswa dapat membangun konsep perkalian sendiri melalui masalah kontekstual yang ada. Dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika pada materi perkalian. 4. Kemampuan berhitung perkalian dimaksudkan adalah kemampuan siswa dalam pengerjaan perkalian pada mata pelajaran matematika sesuai cara susun mereka sendiri, dimulai dari pemahaman konsep perkalian yang mereka pahami sampai pada aplikasi penyelesaian soal soal operasi perkalian. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Guru dapat mengetahui suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas III SDN Klapayan 2 Sepulu

7 Bangkalan b. Guru mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan. c. Kendala-kendala yang dihadapi saat penelitian sangat membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi Siswa a. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. b. Siswa lebih termotivasi dan semangat dalam mengikuti pembelajaran perkalian. c. Siswa dapat memperoleh pembelajaran langsung yang lebih bermakna sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan berkesan dan materi akan mudah dipahami dengan baik. d. Hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. 3. Bagi Sekolah a. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan b. Meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah 4. Bagi Masyarakat Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan yang melakukan penelitian tindakan kelas meningkat.

8 5. Bagi peneliti a. Mendapatkan pengalaman dalam proses pencarian permasalahan yang kemudian dicarikan pemecahannya. b. Memberikan dorongan dan semangat bagi peneliti lain untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi dunia pendidikan. G. Definisi Operasional Judul penelitian tindakan kelas yang penulis angkat berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PERKALIAN DENGAN CARA SUSUN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KLAPAYAN 2. Agar tidak terjadi salah arti dalam penulisan, perlu penulis jelaskan beberapa istilah berikut : Peningkatan Hasil Belajar : Kemajuan dengan ranah kognitif tipe pemahaman (comprehention) pengetahuan melalui belajar penemuan akan bertahan lama dan mempunyai efek teransfer yang lebih baik, penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan memecahkan masalah sendiri. Perkalian Dengan Cara Susun : Perkalian pada matematika yang dipelajari disekolah dasar kelas 3 dengan

9 menggunakan cara yang bersusun (mendatar, panjang, pendek). H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini penulis susun secara sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan bab yang lainnya merupakan integritas atau kesatuan yang tak terpisahkan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas te ntang penelitian dan hasil-hasilnya. Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, meliputi: (a) Latar Belakang (b) Rumusan Masalah (c) Tindakan yang dipilih (d) Tujuan Penelitian (e) Lingkup Penelitian (f) Manfaat Penelitian (g) Definisi Operasional (h) Sistematika Pembahasan. BAB II : Kajian teori, meliputi: (a) Hasil belajar, (b) Matematika, (c) perkalian dengan cara susun. BAB III : Metode dan Rencana Penelitian, meliputi: (a) Metode Penelitian, (b) Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian subyek, (c) Variabel Yang Diselidiki, (d) Rencana Tindakan, (e) Data dan Cara Pengumpulannya, (f) Analisis Data, (g) Indikator Kinerja, (h) Tim Peneliti dan Tugasnya.

10 BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: (a) Hasil Penelitian Persiklus: (1) Siklus I (2) Siklus II, (b) Pembahasan Hasil Temuan Tindakan. BAB V : Penutup, meliputi (a) Kesimpulan dan (b) Saran