BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga tujuan pendidikan telah diatur dengan jelas dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab II, pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Berdasarkan undang-undang di atas menunjukan bahwa melalui pendidikan diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa itu 1

2 sendiri, sehingga dapat berkontribusi untuk negara, dan akhirnya berpengaruh pada kualitas pendidikan nasional. Proses belajar adalah mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungannya. Dalam tahap proses belajar yang diutamakan adalah kematangan tertentu dari anak. Proses belajar dapat berlangsung dengan efektif bila orangtua bersama guru mengetahui tugas apa yang dilaksanakan mengenai proses belajar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain dengan meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya meningkatkan prestasi belajar tersebut dilakukan dengan cara membuat strategi pembelajaran yang baik yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga siswa akan dapat memenuhi harapan baik untuk guru maupun untuk siswa itu sendiri. Sekolah Menegah Kejuruan sebagai satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah juga memerlukan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja, mengembangkan potensi diri dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian interaksi guru dan siswa akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dalam bentuk penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang tercermin dalam prestasi belajar yang maksimal. SMK Pasundan 1 Kota Bandung merupakan satuan pendidikan jenis kejuruan Bisnis dan Manajemen, yang terdiri dari 4 program studi keahlian yaitu Keuangan,

3 Administrasi Perkantoran, Pemasaran dan Teknologi Komputer dan Jaringan. SMK Pasundan 1 Kota Bandung memiliki 4 Kompetensi Keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran dan Teknologi Komputer dan Jaringan. Salah satu program studi keahlian yang paling diminati pada SMK Pasundan 1 Kota Bandung adalah Program Studi Keahlian Keuangan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi. Hal ini dikarenakan SMK Pasundan 1 Kota Bandung memiliki tenaga pengajar profesional dan sarana prasarana yang baik. Ilmu akuntansi bertujuan untuk membekali siswa SMK/sederajat dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman agar menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar akuntansi yang benar dan benar bagi kehidupan mereka (Sudibyo, 2000, h.22) Siswa mengalami beberapa kendala dalam menerima pembelajaran akuntansi keuangan, beberapa siswa belum memahami siklus pencatatan dalam akuntansi. Hal ini berimbas pada nilai akademik dan prestasi siswa dalam bidang studi akuntansi keuangan masih minim. (https://docs.google.com/documen t/d/1szseyqfhqhtndkpgf-zz4fkkyrhmecgj79jcaxy6gw8/m obilebasic?hl=in) Keberhasilan belajar antara siswa yang satu dengan yang lain tidak sama, karena mempunyai daya tangkap yang berbeda dalam mengikuti proses belajar dan pembelajaran. Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah daya serap terhadap pelajaran yang diajarkan dan perilaku siswa. Hasil yang dicapai dalam kegiatan belajar mengajar akuntansi belum mencapai target yang diharapkan, (Usman Uzer dalam Barror Rizqoh: 2009, h.3).

4 Salah satu tujuan pembelajaran akuntansi di SMK adalah siswa dapat menggunakan konsep dan rumus akuntansi yang ada dalam pembelajaran yang lebih lanjut dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun didalam dunia kerja. Untuk mencapai tujuan umum tersebut, maka siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menguasai akuntansi. Selain itu juga perlu mengenal dan memahami keadaan siswa yang berkaitan dengan potensi, bakat dan sifat dasar yang dimiliki siswa, hal tersebut dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Karena sebagian siswa menganggap akuntansi sebagai mata pelajaran yang sulit, menjenuhkan dan menakutkan bahkan ada sebagian yang membencinya. Metode mangajar yang sering digunakan di dalam proses belajar mengajar pada saat ini adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah, karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar. Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan akuntansi tercapai. Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan bahwa akuntansi itu sulit. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode

5 mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar di dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi. (http://pintamins.blogspot.ae/2010/06/guru-yang-baikharus-menguasai.html). Ada saatnya seorang guru mengalami kebuntuan dalam memilih metode yang efektif untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Di sinilah sebenarnya seorang guru dituntut keprofesionalannya sebagai pendidik, pembimbing, dan pengajar. Pada umumnya siswa akan sangat tertarik dengan hal-hal yang baru. Atas dasar inilah seorang guru harus jeli dalam memilih metode pembelajaran agar siswa tetap termotivasi dan antusias untuk belajar. Metode mengajar sesama teman (peer tutoring methods) bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi hal itu. Untuk membantu mengatasi hal tersebut, guru bisa menambahkan metode pembelajaran agar siswa lebih memahami lagi tentang mata pelajaran khusunya akuntansi. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi adalah dengan menerapkan metode pembelajaran peer tutoring. Peer Tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya, pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak begitu merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman

6 sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. (Suherman, https://bagawan abiyasa.wordpress.com/201307/21/pembelajaran-tutor-sebaya/) Menurut Suharsimi Arikunto (2006, h. 62), metode tutor sebaya dipilih karena kebanyakan siswa lebih mudah menerima bantuan atau pengajaran dari teman-temannya daripada menerima bantuan atau pengajaran dari gurunya meskipun guru sudah memilih metode mengajar yang lebih sesuai dengan siswasiswanya. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Siswa melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Peer Tutoring atau tutor sebaya adalah seorang/beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya diharapkan tiap siswa lebih terbuka dan saling komunikasi antara siswa satu dengan siswa yang lain, sehingga diharapkan dapat melatih kecakapan komunikasi. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya, siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sehingga akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan prasurvey yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Juli

7 2016, diperoleh data bahwa sebagian besar guru akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung masih dominan menggunakan metode konvensional ketika pembelajaran. Terdapat variasi latihan yang digunakan, namun hal tersebut belum bisa memfasilitasi cara belajar siswa untuk lebih aktif dan prestasi belajar yang lebih baik. Dari 2 kelas XI AK SMK Pasundan 1 Bandung, prestasi belajar siswa dalam kelas XI AK 1 masih belum optimal dilihat dari beberapa sikap siswa yang kurang memperhatikan dalam pembelajaran akuntansi. Adapun masalah rendahnya prestasi belajar terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung kelas XI AK hal tersebut ditunjukkan dari beberapa sikap siswa yang kurang aktif dan antusias ketika jam pelajaran berlangsung, rendahnya respon umpan balik terhadap pertanyaan dan penjelasan yang diberikan guru serta pemusatan perhatian yang kurang yaitu saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru tidak tepat waktu, kelas XI AK 1 cenderung hanya duduk dan mendengarkan dalam aktivitasnya terkadang siswa lebih senang melakukan aktivitas lain seperti saling bertukar benda yang tidak berhubungan dengan pelajaran, komunikasi antar sesama teman pada saat pembelajaran berlangsung dan beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran. Kelas XI AK 1 cocok diterapkan metode pembelajaran peer tutoring karena siswa kelas XI AK 1 terdiri dari siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Dengan adanya metode pembelajaran peer tutoring mereka dapat bekerjasama dan tiap siswa lebih terbuka dan saling komunikasi antara siswa satu dengan siswa yang lain sehingga dapat melatih kecakapan komunikasi yang selanjutnya dapat berdampak pada prestasi

8 belajar siswa. Prestasi belajar siswa kelas XI AK ini juga diperkuat dengan hasil observasi yaitu dimana tingkat pemahaman siswa pada saat proses pembelajaran juga rendah yaitu terdapat sebanyak 15% siswa memiliki kemampuan tinggi, 20% siswa dengan kemampuan sedang dan 65% siswa dengan kemampuan rendah. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan metode pembelajaran peer tutoring (tutor sebaya) ini dapat diterpakan pada siswa kelas XI AK. Oleh karena itu, peneliti mengambil kelas XI AK 1 sebagai objek dalam penelitian ini. Berdasarkan observasi peneliti, rendahnya prestasi belajar siswa SMK Pasundan 1 Kota Bandung dilatarbelakangi oleh beberapa aspek dintaranya adalah kondisi siswa yang sulit berinteraksi dengan teman selain kelompoknya, kurikulum, metode mengajar guru, strategi belajar belum mendorong siswa untuk belajar akuntansi, rendahnya upaya pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar, jam pelajaran akuntansi berada pada jam siang bahkan pada jam terakhir, dimana pada jam-jam tersebut tingkat kelelahan siswa mulai tinggi, mereka merasa malas dan bosan apalagi ditambah dengan pelajaran akuntansi yang sebagian besar pokok bahasannya hitungan, sehingga tidak sedikit siswa yang malas dan kurang memperhatikan pada kegiatan pembelajaran berlangsung, jumlah jam mata pelajaran akuntansi yang terlalu lama, sehingga para siswa merasakan tingkat kejenuhan yang cukup tinggi, dan kultur sekolah itu sendiri. Kasus rendahnya prestasi belajar siswa ini sangat penting untuk diperhatikan

9 khususnya oleh guru sebagai bahan evaluasi karena akan berakibat pada tidak tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang ditetapkan serta pada penilaian terhadap mutu pendidikan. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah dan juga peneliti untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan rendahnya prestasi siswa khususnya pada mata pelajaran Akuntansi di sekolah tersebut. Pada metode pembelajaran peer tutoring, baik tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran. Pembelajaran peer tutoring pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bantuan dalam pembelajaran siswa yang lambat, sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal, bahwa pengajaran tutorial bertujuan memberikan bantuan pada siswa agar dapat mencapai prestasi belajar. Fungsi lainnya adalah dengan adanya peer tutoring siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi bahan penelitian dalam membuat skripsi dengan judul PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (Studi Quasi Eksperimen Pokok Bahasan Jurnal Umum pada Perusahaan Dagang Kelas XI Akuntansi di SMK Pasundan 1 Kota Bandung).

10 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran akuntansi adalah: 1. Beberapa siswa masih belum memahami mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang yang dijelaskan oleh guru. 2. Guru kesulitan dalam mengajar, untuk itu guru harus menambahkan metode dalam pembelajaran akuntansi perusahaan dagang. Agar siswa tidak bosan dengan mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang. 1.3 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Untuk memudahkan penelitian diperlukan rumusan masalah yang jelas. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: 1) Apakah ada perbedaan hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang? 2) Apakah ada perbedaan hasil post-test pada kelas eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang? 3) Apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dan kelas kontrol

11 menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang? 1.3.2 Batasan Masalah Dengan luasnya masalah yang timbul dalam sistem pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, maka dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah agar tidak terjadi perbedaan dalam penafsiran. Adapun pembatasan masalahnya adalah 1) Subjek yang akan diteliti Materi pelajaran akuntansi yang digunakan adalah kompetensi dasar mengenai materi pembelajaran Mencatat Transaksi ke dalam Jurnal Umum pada Perusahaan Dagang 2) Objek yang akan di teliti Objek yang diteliti adalah di kelas XI AK 1 dan XI AK 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung, untuk pengambilan kelasnya peneliti mengambil dua kelas. 3) Prestasi Belajar Prestasi belajar yang diteliti adalah hasil nilai rapor siswa pada pelajaran akuntansi perusahaan jasa kelas X semester 2 dan hasil pretest dan posttest pada mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas XI semester 1.

12 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil post-test pada kelas eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang. 3. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah menggunakan metode pembelajaran peer tutoring dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis 1. Bagi Guru: Diharapkan dapat memberi informasi tambahan bagi guru akuntansi dalam penerapan metode pembelajaran tutor sebaya pada proses pembelajaran dikelas agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

13 2. Bagi Siswa : a. Siswa diharapkan bisa mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami materi tentang mata pelajaran akuntansi setelah diterapkannya metode pembelajaran peer tutoring b. Hasil prestasi dari pembelajaran akuntansi setelah menggunakan metode pembelajaran peer tutoring bisa meningkat 3. Bagi Lembaga : Sebagai bahan kajian bagi lembaga (sekolah) untuk lebih meningkatkan usaha-usaha pendidikan, khususnya pendidikan akuntansi dalam rangka menghasilkan proses pembelajaran yang baik. 1.5.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penambahan ilmu bagi pendidikan akuntansi dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai metode pembelajaran peer tutoring. Pendidik terinspirasi untuk menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi siswa dalam upaya pengembangan ilmu akuntansi. 1.6 Definisi Operasional 1. Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu

14 teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 2. Metode Pembelajaran Secara umum metode pembelajaran diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar. (Gintings, A : 2012, h. 42). 3. Peer Tutoring Peer Tutoring atau tutor sebaya adalah seorang/beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Peer Tutoring adalah suatu metode yang membuat siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode tutor sebaya ini didasarkan pada kenyataan bahwa hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dan siswa. (http://sujudhku.blogspot.com). 4. Peningkatan Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampun agar menjadi lebih baik. Selain itu juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.

15 (http://www.dunipelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-pa ra-ahli/). 5. Prestasi Belajar Menurut Dariyo dalam Yuniarti (2014, h. 21) mendefinisikan Prestasi Belajar (achievement or performance) ialah hasil pencapaian uang diperoleh seorang pelajar (siswa) setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Jadi prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam suatu kegiatan atau usaha dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan tes tertentu. Berdasarkan arti kata di atas, maka yang dimaksud dengan penerapan metode pembelajaran peer tutoring terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas XI adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan, dengan menggunakan metode pembelajaran peer tutoring. Peer Tutoring atau tutor sebaya adalah seorang/beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar serta metode yang membuat siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan meningkatnya kemampuan prestasi belajar atau hasil pencapaian belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas XI AK di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.