BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan saat ini terus berubah yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Terlepas dari hal itu, penanaman nilai-nilai melalui sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

SKRIPSI. Oleh Widia Astutiningsih NIM

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. dalam raport, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pembelajaran pemecahan masalah dalam menyelesaikan persoalan matematika begitu penting.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh. kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan.

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar kurang maksimal dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bertanya dalam kelas adalah aktivitas yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dilakukan untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, baik akademik maupun non akademik, dan memperbaiki. akses seluas- luasnya bagi masyarakat untuk mandapatkan pendidikan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan penelitian dilapangan. Persiapan penelitian meliputi studi

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

PENERAPAN PEMBELAJARAN OSBORN BERBANTUAN WINGEOM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KREATIF DAN BERPIKIR KRITIS MATERI KUBUS DAN BALOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan dapat sebagai penentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, pembaharuan kurikulum,

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat dilaksanakan sebaik-baiknya karena menjadi landasan bagi pendidikan di tingkat selanjutnya. Pendidikan di tingkat sekolah dasar mampu membekali siswanya dengan nilai-nilai, sikap dan kemampuan dasar agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi mandiri. Sekolah sebagai tempat mencari ilmu harus mampu melaksanakan proses belajarnya dengan baik dan dapat mendorong perkembangan kreativitas siswa dengan berupaya mendorong atau menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki semua orang dengan kadar yang berbeda-beda, jadi ada orang yang sangat kreatif dan kurang kreatif. Setiap anak lahir dengan potensi kreatif dan tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas (Utami Munandar, 1995:45). Pembelajaran kreatif yang membuat siswa mengembangkan kreativitasnya itu berarti bahwa pembelajaran kreatif itu membuat siswa aktif membangkitkan kreativitasnya sendiri. Mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran berarti mengembangkan kompetensi memenuhi standar proses atau produk belajar yang selalu terbarukan. Di sini diperlukan strategi agar siswa mampu menghasilkan gagasan yang baru, cara baru, disain baru, model baru atau sesuatu yang lebih baik dari pada yang sudah ada sebelumnya. Segala sesuatu yang baru itu muncul dengan pemicu di antaranya, karena tumbuh dari informasi yang baru, penemuan baru, strategi belajar yang baru yang lebih variatif, mengembangkan 1

stategi penilaian yang baru yang lebih variatif (http://hamzahupu.com/home/mengembangkan-kreativitas-siswa-dalam pembelajaran/ di unduh pada tanggal 7 Juli 2012). Menurut Utami Munandar (1995:45) strategi pengembangan kreativitas 4 P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) yang pertama pribadi kreatif adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Strategi pengembangan yang kedua adalah pendorong (press) dari kreatif siswa akan terwujud jika ada dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Strategi pengembangan yang ketiga adalah proses dalam mengembangkan kreatif anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Strategi pengembangan yang ketiga adalah produk merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong ( press ) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibuakan, kegiatan) kreatif. Kreativitas dapat terwujud di mana saja dan oleh siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Setiap orang memiliki kreativitas ditinjau dari segi pendidikan bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan dan perlu dipupuk sejak dini. Memang harus 2

diakui bahwa setiap orang mempunyai kadar kreativitas yang berbeda. Adanya perbedaan kreativitas tentu dialami oleh setiap guru dalam menghadapi anak-anak didik. Semua murid di dalam kelas mempunyai kreativitas tertentu, tetapi masingmasing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol dari pada yang lain. Walaupun setiap orang mempunyai bakat kreatif jika tidak dipupuk bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan (Utami Munandar, 1992:52). Guru mengharapkan siswa memiliki pribadi yang tekun dan ulet, menyelesaikan tugas sesuai dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan pendapat dengan guru, percaya diri dan mengingat dengan baik. Kemampuan kognitif yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman materi pelajaran yang bersifat ingatan. Guru lebih sering menggunakan komunikasi satu arah, yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya. Siswa bisa diibaratkan sebagai kaset kosong yang siap dijejali dengan berbagai rekaman informasi, tanpa siswa banyak mengetahui tentang siapa, mengapa, bagaimana, dan untuk apa materi itu diberikan. Guru kurang menyenangi situasi dimana para peserta didik banyak bertanya mengenai apa yang dibicarakan diluar konteks pada saat itu. Dengan kondisi yang demikian maka kreativitas para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal. Melihat hal tersebut, pendidik dituntut memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengembangkan kreativitas pada saat proses belajar mengajar. Guru 3

mampu mengungkapkan pribadi yang unik sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik mempunyai rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya. Selain itu, guru meberikan kebebasan kepada siswa dalam mengekspresikan diri siswa secara kreatif sehingga produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan, kreativitas proses dalam memberikan materi guru dalam pembelajaran belum optimal. Dalam proses pembelajaran guru masih menerapkan sistim belajar yang tradisional yaitu guru datang membawa materi dan siswa mendengarkan. Utami Munandar (1992:87) menyatakan bahwa hasil surve dan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan formal terlalu menekankan perkembangan mental intelektual sematamata dan kurang memperhatikan perkembangan afektif (sikap dan perasaan) serta psikomotor (keterampilan). Kreativitas guru kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan dalam memperlakukan siswa secara perorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa masih belum optimal. Dengan contoh dalam mengerjakan soal latihan, dalam kegiatan ini siswa melaksanakan tugas secara individu oleh karena itu sebenarnya guru dapat membimbing setiap anak sebagai individu-individu yang berbeda dengan memberikan pengarahan dan dukungan kepada masing-masing anak namun guru masih kurang dalam memperhatikan kondisi tersebut. Siswa secara perorangan mempunyai bakat kreatif yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan perlakuan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Selain itu, diketahui 4

bahwa di kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan rata-rata nilai pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn tergolong masih rendah yaitu 60. Dibandingkan rata-rata nilai di kelas lain, rata-rata nilai kelas IV pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn tergolong masih rendah. Melihat hal tersebut, perlu dilakukan suatu upaya pembaharuan dalam pembelajaran di kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan dengan merancang suatu strategi pengembangan pembelajaran yang kreatif. Salah satu alternatifnya yaitu melalui penerapan teori dari Utami Munandar (1995:45) yaitu strategi pengembangan kreativitas 4 P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk). Melalui teori 4 P ini guru dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna yaitu siswa dapat bersibuk diri secara kreatif, maka produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Selain itu siswa dengan semangat mengikuti pelajaran serta memberikan kesempatan siswa untuk bebas dalam mengekspresikan kreasinya. Menyadari akan pentingnya kreativitas dalam pembelajaran maka akan diadakan penelitian dengan judul pengaruh kreativitas dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan Krangsari Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru belum mengoptimalkan kreativitas yang digunakan dalam pembelajaran. 2. Rendahnya keaktivan siswa pada saat proses belajar mengajar. 5

3. Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan Karangsar Pengasih Kulon Progo masih rendah. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Hal ini dilaksanakan agar hasil penelitian mendapat temuan yang lebih fokus dan mendalami permasalahan. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada pengaruh penggunaan teori Utami Munandar (1995) yaitu pengembangan kreativitas 4P (pribadi, pendorong, proses, produk) dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn pada siswa kelas IV SD Negeri Ngulakan 2 Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu adakah pengaruh penggunaan teori Utami Munandar (1995) yaitu pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn pada siswa IV SD Negeri Ngulakan 2 Karangsari, Pengasih, Kulon Progo? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan teori Utami Munandar (1995) yaitu pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn pada siswa IV SD Negeri Ngulakan 2 Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. 6

F. Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti yang berkaitan dengan penggunaan teori Utami Munandar (1995) pada pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi siswa a. Membantu siswa agar dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran. b. Membantu memperbaiki prestasi siswa dalam kreativitas pembelajaran. 2. Bagi guru a. Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses pembelajaran yang kondusif. b. Memberikan gambaran kepada guru melalui menerapkan teori Utami Munandar (1995) pada pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajran agar menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan. c. Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai seberapa besar pengaruh penggunaan teori Utami Munandar (1995) pada pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. 7

3. Bagi sekolah Sebagai bahan masukan untuk pihak sekolah yang menjadi obyek penelitian dan sekolah lain dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4. Bagi peneliti a. Memberikan bekal peneliti, sebagai calon guru untuk lebih meningkatkan teori Utami Munandar (1995) pada pengembangan kreativitas 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti melalui penelitian ini. G. Definisi Operasional Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalamn sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Strategi 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, Produk) dalam pengembangan kreativitas merupakan suatu cara untuk mengembangkan bakat kreatif dab kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masingmasing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. 8

Strategi pengembangan kreativitas dalam pembelajaran dengan menggunakan angket yang di isi oleh siswa. Indikator dari instrumen yaitu yang pertama pribadi kreatif mencakup percaya diri dan ketekunan, keuletan. Kemudian yang kedua pendorong mencakup indikator memberikan semangat kepada siswa dan pantang menyerah dalam membimbing siswa-siswanya. Kemudian yang ketiga proses kreatif mencakup indikator yang pertama persiapan yaitu pemusatan perhatian siswa terhadap topik yang dipelajari, indikator yang kedua inkubasi yaitu pemahaman lebih mendalam mengenai topik materi, indikator ketiga iluminasi yaitu menata ulang struktur kognitif siswa menjadi suatu ide atau gagasan sesuai dengan konsep ilmiah, indikator yang keempat verivikasi yaitu menggunakan konsep ilmiah yang baru diperoleh untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yang keempat Produk kreatif mencakup indikator pengetahuan dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran pada tabel 1.1. Prestasi belajar ialah hasil usaha belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar seorang peserta didik dapat dilihat dari daftar nilai di kelas. Prestasi belajar antara lain dapat meliputi prestasi belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn. 9