BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Mutu pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan Sumber Daya

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan pendidikan di negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang No. 20, Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga di sini guru diharapkan mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja secara layak melalui keterampilan, kepribadian dan pengetahuan yang diperoleh, mampu berprestasi dalam persaingan global, bertanggung jawab untuk menghasilkan manusia yang bermatabat dan memiliki harga diri sebagai bangsa sehingga dapat mensejajarkan diri dengan bangsa lain, memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, media perantara yang dapat

memunculkan manusia yang memiliki modal intelektual, sosial, dan kredibilitas tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam lembaga formal, proses memproduksi sistem nilai dan budaya dilakukan dalam proses belajar mengajar pada sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam memberikan wawasan, keterampilan dan sikap adaah pelajaran IPA. Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empiric dan faktual. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong peserta didik aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dalam kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar peserta didik memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu peserta didik perlu dibimbing berfikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan peserta didik perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hokum atau prinsip. Sehingga peserta didik juga perlu dibimbing secara deduktif. Kegiatan belajar IPA

seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah. Pembelajaran yang ideal merupakan interaksi yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan potensinya, mental intelektual, emosional, fisik yang meliputi ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Proses ini menunjukan adanya peristiwa yang memungkinkan sterjadinya aktifitas, motivasi siswa dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dan guru perlu membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, memahami nilai dan sarana mengeksplorasi kemampuannya. Dalam proses pembelajaran diperlukan peran guru sebagai pengelola yang bertanggung jawab merencanakan program pembelajaran berdasarkan pedoman yang berlaku, menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa, melaksanakan kegiatan pembelajaran sekaligus mengorganisasikan sumber-sumber belajar yang memungkinkan sehingga tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Kenyataannya di lapangan masih belum sesuai dengan yang dijelaskan di atas, terdapat peserta didik yang hasil belajarnya masih rendah, masih banyak peserta didik yan kurang memahami suatu materi pembelajaran, kurang aktifnya peserta didik dalam setiap kegiatan belajar mengajar, kurangnya motivasi dalam belajar, terutama pada mata pelajaran IPA sebagai salah satu mata pelajaran dalam menambah wawasan peserta didik di sekolah. Hal ini pun terjadi di SD Negeri

Soka 34 sebagai tempat peneliti melakukan penelitian, khususnya pada pelajaran IPA materi struktur kerangka tubuh manusia hal ini dilihat dari nilai hasil belajar siswa sebesar 70% ke atas hanya baru beberapa orang saja. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum berhasil dan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang seharusnya KKM pada pembelajaran ini adalah 7,00. Hal ini dikarenakan kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan, pengajaran dari guru hanya berpusat pada guru (teacher centered) dan berlangsung satu arah yaitu dengan metode ceramah sehingga pengaruh siswa dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada penggalian kemampuan peserta didik atas apa yang sudah diperolehnya setelah pembelajaran selesai, penggunaan media yang jarang dipakai dalam menunjang pembahasan materi sehingga peserta didik dalam belajarnya acuh tak acuh dalam mendalami suatu materi, penerapan model-model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran yang efektid jarang diterapkan guru sehingga berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa secara keseluruhan. Menurut Permendikbud No. 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 ayat (1) menyatakan: Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara berencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan penelitian dinyatakan bahwa proses belajar dan mengajar, guru berperan dominan dan informasi hanya berjalan satu arah dari guru ke siswa,

sehingga siswa sangat pasif dan kurang memahami materi. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Salah satu metode yang ingin peneliti lakukan penelitiannya yaitu Metode Mind Mapping (Pemetaan Pikiran) diharapkan dapat membantu guru melakukan pembelajaran yang relatif mudah dipahami siswa, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA, serta dapat menumbuhkan motivasi belajar. Menurut Tony Buzan (2008, h. 4), mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah yang akan memetakan pikiran. Mind Mapping menuntut anak kreatif dan efektif dalam proses pemetaan pikiran melalui warna dan gambar yang dituangkan dalam sebuah mind mapping. Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) adalah salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga peneliti yakin pembelajaran akan lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai. Kelebihan dari metode Mind Mapping yaitu sebagai berikut: 1) dapat mengemukakan pendapat secara bebas, 2) dapat bekerjasama satu sama lain, 3) lebih terfokus pada materi, 4) membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan, 5) mudah melihat gambaran keseluruhan, 6) memudahkan penambahan informasi baru. Kelebihan lain dari

metode mind mapping yaitu dapat melatih siswa untuk mengorganisasikan setiap pokok pikiran dari setiap cabang-cabang pikiran yang telah dibuat oleh anak dan mampu berimajinasi dan berekspresi dalam membuat mind mapping sehingga guru dapat melihat kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan tersebut ke dalam sebuah tulisan. Penerapan metode mind mapping diharapkan dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Seperti yang telah diutarakan di atas pada saat pembelajaran IPA disebutkan bahwa fungsi metode mengajar dalam keseluruhan system pengajaran adalah sebagaimana alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Peta konsep dapat menjadi media yang menarik dan membantu siswa untuk mempelajari materi. Dengan menggunakan peta konsep bergambar untuk materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya dan pengaruhnya diharapkan siswa dapat melihat gambaran umum materi dan keterkaitan dari masing-masing istilah yang ada dalam materi. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping maka diperlukan adanya kerjasama antara guru dengan peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakuan oleh peneliti. Proses dari PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di SDN Soka 34 Bandung sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan permasalahannya. Dengan demikian proses pembelajaran IPA di SDN Soka yang menerapkan pembelajaran dengan melalui pendekatan belajar tuntas,

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mempelajari IPA khususnya materi sruktur kerangka tubuh manusia. Penelitian yang relevan pertama yang digunakan menyatakan bahwa penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas III di SD Kartika XX-1 Kota Makasar berhasil dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa meningkat dan hasil belajar juga mengalami peningkatan. Kedua pengembangan media pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik elektronika dasar di SMK Negeri 2 Bojonegoro berhasil dilaksanakan dengan kategori baik dan dinyatakan hanya satu siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Yang terakhir penelitian dengan judul penggunaan metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi system organ di SMP Negeri 281 Jakarta juga berhasil dilaksanakan dengan adanya penigkatan hasil belajar dan peningkatan keaktifan siswa. Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPA Materi Rangka Manusia di SD Soka 34 Bandung. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pembahasan dari latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang diperoleh saat kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Bandung, dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa kelas IV khususnya pada mata pelajaran IPA masih rendah hal ini karena guru tidak memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang sedang diajarkan. 2. Masih rendahnya pemahaman siswa didik terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat. 3. Kurang aktifnya peserta didik. Hal ini dikarenakan guru tidak mengajak peserta didik terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. 4. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga proses pembelajaran yang terjadi bersifat pasif dan tidak ada penggalian kemampuan peserta didik atas apa yang sudah diperolehnya setelah pembelajaran selesai. C. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat diketahui rumusan masalah dan pertanyaan pada penelitian yang akan dibahas dan dipaparkan dalam pembahasan ini sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah diutarakan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Apakah penggunaan metode mind mapping pada pembelajaran IPA materi kerangka manusia dan fungsinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa?. 2. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusan masalah utama sebagaimana telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana metode yang digunakan guru pada materi rangka manusia di kelas IV SDN Soka 34 sebelum menggunakan metode mind mapping? 2. Bagaimana respon siswa selama siswa mengikuti pembelajaran IPA dalam menggunakan metode mind mapping dengan materi rangka manusia di kelas IV SDN Soka 34 Bandung? 3. Bagaimana aktivitas siswa saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind mapping? 4. Bagaimana perencanaan pelaksanaan pembelajaranyang digunakan guru pada materi rangka manusia dan fungsinya dengan menggunakan metode Mind Mapping di kelas IV SD Negeri Soka 34? 5. Bagaimana aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran IPA dengan materi rangka manusia dengan menggunakan metode mind mapping di kelas IV SDN Soka 34 Bandung? 6. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Bandung setelah menggunakan metode Mind Mapping?

D. Batasan Masalah Memperhatikan hasil dari identifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diuraikan maka diperoleh permasalahan dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas sebagai berikut. 1. Hasil belajar dan proses pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek afektif dan kognitif. 2. Dalam penelitian ini hanya akan mengkaji atau menelaah pada mata pelajaran IPA mengenai materi kerangka manusia. 3. Objek dalam penelitian ini hanya akan meneliti pada siswa SD kelas IV di SDN Soka 34 Bandung. 4. Dari sekian banyak metode pembelajaran, dalam penelitian ini, hanya akan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaaan penelitian di atas, maka telah diperoleh tujuan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Bandung ini adalah untuk: 1. Mengetahui cara menerapkan metode mind map pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Soka 34 Bandung dalam rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya metode mind map pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Soka 34 Bandung.

F. Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat penelitian baik secara teoretis dan secara praktis bagi guru, sekolah dan bagi para siswa yang dipaparkan dalam pembahasan sebagai berikut: 1. Manfaat secara Teoretis Memberikan wawasan secara nyata dalam dunia pendidikan bahwa peningkatan hasil belajar IPA diantaranya dapat melalui penerapan metode Mind Mapping dalam proses pembelajarannya. 2. Manfaat secara Praktis Berikut pembahasan mengenai manfaat secara praktis yang dapat dirasakan bagi guru, bagi siswa, bagi sekolah dan bagi peneliti itu sendiri. Pembahasan akan dipaparkan sebagai berikut: a. Bagi Guru Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang peningkatan konsentrasi dan hasil belajar IPA dengan metode pembelajaran Mind Mapping. b. Bagi Siswa Hasil penelitian akan dapat meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar IPA melalui metode pembelajaran Mind Mapping serta siswa merasa senang karena dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini adalah bagian dari pengabdian yang dapat dijadikan refleksi untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam hal pembelajaran menuju hasil yang lebih baik. G. Paradigma dan Kerangka Berfikir Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evalusi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:3). Pendidikan IPA memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual siswa. Perkembangan psikologis anak usia SD merupakan masa dimana mereka mempunyai rasa

keingintahuan yang besar. Maka pengembangan pendidikan IPA di SD diupayakan untuk melihat pada kesesuaian antara hakikat pembelajaran IPA itu sendiri dengan perkembangan siswa baik perkembangan psikologis maupun intelektual sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan melahirkan generasi yang siap menghadapi dunia globalisasi.. Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping merupakan metode atau cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind Mapping menggapai pikiran dari segala arah dan sudut, serta dapat memusatkan pikiran (konsentrasi) siswa. Metode Mind Mapping merupakan salah satu inovasi pendidikan karena dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Keuntungan lain penggunaan mind mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Pemetaan pikiran adalah salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan. Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran patut diduga bahwa hasil belajar) siswa akan meningkat.

Kondisi Awal Tindakan 1. Hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Soka 34 masih tergolong rendah. 2. Metode yang digunakan guru masih kurang. 3. Siswa kelas IV SD Negeri Soka 34 kurang merespon perintah yang diberikan guru tentang materi ajar yang telah disampaikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan metode mind mapping. Hasil belajar dan pemahaman Hasil siswa SD Negeri Soka 34 terhadap materi meningkat. Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian H. Asumsi Berdasarkan kerangka atau paradigm penelitian sebagaimana diutarakan di atas, maka beberapa asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. 2. Menurut Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja (2008, h. 607-608) pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami. 3. Menurut Caroline Edward (2009:64) Mind Mapping adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukan, menyimpan dan mengeluarkan data

dari atau ke otak. System ini bekerja sesuai cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia. I. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut, Penggunaan Metode Pembelajaran Mind Mapping dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Rangka Manusia di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Soka 34 Bandung. J. Definisi Operasional Mengetahui ketidakjelasan makna dan perbedaan pemahaman mengenai istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah tersebut perlu dijelaskan adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mind Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak, baik belahan otak kanan atau belahan otak kiri yang terdapat di dalam diri seseorang. Metode Mind Mapping membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masingmasing sejalan dengan filsafatnya.

K. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi Skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian sub bab dalam skripsi mulai dari bagian awal sampai bagian akhir dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagian Awal 2. Bagian Isi a. Bab I Pendahuluan: b. Bab II Kajian Teoritis c. Bab III Metode Penelitian d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan e. Bab V Simpulan dan Saran 3. Bagian Akhir a. Daftar Pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar riwayat hidup (CV)