Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR : 107/MPP/Kep/2/98

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 107/MPP/Kep/2/1998 TENTANG

FORMULIR PERMOHONAN IJIN USAHA PUSAT PERBELANJAAN (IUPP), IJIN USAHA PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL (IUP2T)

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN IJIN USAHA PUSAT PERBELANJAAN (IUPP), IJIN USAHA PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL (IUP2T)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

Nomor :... Tahun... Lampiran :... Kepada Yth Perihal : Permohonan Ijin Usaha Ka. Dinas Penanaman

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. Nomor : 28 A Tahun 2005 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

Nomor :... Tahun... Lampiran :... Kepada Yth Perihal : Permohonan Daftar Ulang Ijin Ka. Dinas Penanaman Modal dan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2006

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 591/MPP/Kep/10/1999

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. Telepon/Faximile :. b. Perusahaan : a. Nama Perusahaan :. b. Alamat lengkap :.

c. Telepon/Faximile :. b. Perusahaan : a. Nama Perusahaan :. b. Alamat lengkap :.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. 590/MPP/Kep/10/1999 T E N T A N G

(IUTM) PERMOHONAN IJIN USAHA TOKO MODERN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 7 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 550/MPP/Kep/10/1999 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2016 SERI E.7 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302MPP/Kep/10/2001 TENTANG

Walikota Cilegon KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) WALIKOTA CILEGON,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR INDUSTRI DAN IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PUSAT PERBELANJAAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR : 408/MPP/Kep/10/1997 TANGGAL : 31 Oktober 1997

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Form. Surat Keputusan Pembaharuan IUI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 1 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M E M U T U S K A N : : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 590/MPP/Kep/10/1999 TANGGAL : 13 Oktober 1999

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan persyaratan sebagai berikut :

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI USAHA DI BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG USAHA PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

Lampiran I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.24/Menhut-II/2009 TANGGAL : 1 April 2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/MPP/Kep/10/2001 TENTANG PENDAFTARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IZIN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI ( IUI ) WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36/M-DAG/PER/9/2007 TANGGAL : 4 SEPTEMBER 2007 DAFTAR LAMPIRAN

PERMOHONAN IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) KECIL, MENENGAH, BESAR

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU- BAU,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-36/PM/1996 TENTANG PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 372/MPP/Kep/12/2001 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG IZIN DI BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 311/MPP/Kep/10/2001 TENTANG

TENTANG. perbelanjaan modern di Kota. berdasarkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Bahan Kuliah ke 6: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad. Usaha Peternakan

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Izin Usaha. Obat Hewan. Pemberian. Pencabutan.

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Salinan NO : 4/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2014

Transkripsi:

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 107/MPP/Kep/2/1998 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PASAR MODERN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 420/MPP/Kep/10/1997 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan, dan dalam rangka reformasi ekonomi serta meningkatkan tertib usaha perdagangan dan investasi, maka perlu menetapkan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pasar Modern; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mengingat: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor. 91 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1977 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing Dalam Bidang Perdagangan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan PeraturanPemerintahNomor41 Tahun 1997; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1996 tentang Kegiatan Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing Di Bidang Ekspor dan Impor Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1997; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 388/M Tahun 1995; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1996 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994 tentang Susunan Organisasi Departemen sebagaimana

telah Dua puluh lima kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1995; 7. Keputusan Bersama Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 145/MPP/Kep/5/97 dan Nomor 57 Tahun 1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 29/MPP/SK/2/1996 jo Nomor 92/MPP/Kep/4/1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 261/MPP/Kep/7/97 tentang Pembentukan Tim Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Pusat; 10. 11. 12. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 408/MPP/Kep/10,/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 420/MPP/Kep/10/1997 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/Kep/1/1998 tentang Lembaga - Lembaga Usaha Perdagangan; MEMUTUSKAN Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PASAR MODERN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Pasar Modern adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa Mal, Supermarket, Department Store, dan Shopping Centre dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan, bermodal relatip kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti, sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 420/MPP/Kep/ 10/1997; (2) Izin Usaha Pasar Modern (IUPM) adalah Izin untuk dapat melaksanakan Pasar Modern yang diberikan oleh Menteri kepada Pengusaha Pasar Modern yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan kegiatan usaha; (3) Tim adalah Tim Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Pusat yang dibentuk dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan No. 261/MPP/Kep/7/97. (4) Menteri adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan. BAB II lzin USAHA PASAR MODERN Pasal 2 (1) Setiap Perusahaan yang melaksanakan kegiatan Usaha Pasar Modern wajib memperoleh Izin Usaha Pasar Modern (IUPM). (2) Ijin Usaha Pasar Modern (IUPM) diperlakukan sebagai Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Pasal 3 (1) Kewenangan pemberian IUPM berada pada Menteri. (2) Menteri melimpahkan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Pasal 4 (1) IUPM berlaku selama perusahaan Pasar Modern yang bersangkutan menjalankan kegiatan usaha Pasar Modern. (2) IUPM diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan/lokasi Pasar Modern yang bersangkutan. (3) Perusahaan Pasar Modern yang telah memperoleh IUPM tidak diwajibkan memperoleh SIUP. (4) Perusahaan Pasar Modern yang melakukan pemindahan tempat kedudukan/lokasi wajib memperoleh IUPM baru. Pasal 5 Pasar Modern wajib melakukan kerjasama dengan Pedagang Kecil dan Menengah, Koperasi, serta Pasar Tradisional melalui pole kemitraan. Pasal 6 (1) Pasar Modern dapat dilaksanakan di semua Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I (DATI I) dan di Daerah Tingkat II (DATI II) di Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I (DATI I). (2) Pasar Modern dapat dilaksanakan di semua Daerah Tingkat II (DATI II) di luar Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I,(DATI I) yang perkembangan kota dan ekonominya dianggap sangat pesat. (3) Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha Pasar Modern wajib berbentuk Badan Hukum.

Pasal 7 Pendirian Pasar Modern sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 420/MPP/Kep/10/1997 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan. BAB III TATACARA PERMINTAAN IZIN USAHA PASAR MODERN (IUPM) Pasal 8 (1) Permintaan IUPM diajukan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan kepada Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat. (2) (2) Permintaan IUPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengisi Surat Permintaan IUPM dengan menggunakan Formulir Model PM1 dan dilampiri dokumen asli dan copy sebagaimana tercantum pada Lampiran I Keputusan ini. Pasal 9 (1) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Permintaan IUPM secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mengeluarkan IUPM dengan menggunakan Formulir Model PM2, sebagaimana tercantum pada Lampiran II Keputusan ini. (2) Apabila Surat,Permintaan IUPM serta dokumen belum lengkap dan benar, maka selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Permintaan IUPM, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri wajib memberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan yang bersangkutan disertai alasan-alasannya. (3) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perusahaan yang bersangkutan wajib melakukan perbaikan dan apabila dalam waktu tersebut pengusaha yang bersangkutan tidak melakukan perbaikan, maka Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menolak permintaan untuk memperoleh IUPM. (4) Perusahaan yang ditolak permintaan untuk memperoleh IUPM dapat mengajukan kembali permintaan IUPM baru. Pasal 10 (1) Apabila IUPM yang telah diperoleh Perusahaan rusak tidak

terbaca atau hilang, Perusahaan yang bersangkutan dapat mengajukan permintaan penggantian IUPM secara tertulis kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. (2) Permintaan penggantian IUPM yang rusak atau tidak terbaca atau hilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Melampirkan IUPM asli yang rusak, atau yang tidak terbaca. b. Melampirkan Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian setempat. (3) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya permintaan penggantian IUPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mengeluarkan IUPM sebagai pengganti dan IUPM yang rusak atau tidak terbaca, dan yang hilang dinyatakan tidak berlaku. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11 (1) Jam Kerja Pasar Modern ditetapkan sebagai berikut: 1. Untuk hari Senin sampai dengan Minggu buka selama 12 (dua belas) jam mulai pukul 10.00 s/d 22.00 waktu setempat 2. Terhadap hari besar/libur dan hari tertentu dapat ditetapkan jam kerja selain yang ditetapkan diatas oleh Menteri. (2) Perubahan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) b diusulkan oleh Bupati / Walikota Kotamadya / Kepala Daerah Tingkat II kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri untuk mendapat persetujuan. (3) Semua Pasar Modern wajib mentaati ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 12 Pelaksanaan pemberian IUPM sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini tidak dikenakan pungutan apapun. BAB V PELAPORAN Pasal 13 (1) Perusahaan Pasar Modern yang telah memperoleh IUPM wajib menyampaikan laporan kegiatan usahanya secara berkala 6

(enam) bulan sekali masing-masing selambat-lambatnya tanggal 15 Juli untuk 6 (enam) bulan pertama dan tanggal 15 Januari tahun berikutnya untuk 6 (enam) bulan kedua kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan menggunakan Formulir Model PM3. (2) Apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh Menteri, maka Perusahaan yang telah memperoleh IUPM wajib menyampaikan laporan kegiatan usahanya. Pasal 14 Perusahaan Pasar Modern wajib menyampaikan tembusan laporan sebagaimana dimaksud Pasal 13 kepada Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Departemen Dalam Negeri, Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan /Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Pasal 15 (1) Pengawasan teknis pelaksanaan IUPM dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan atau Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (2) Untuk Daerah Tingkat II (DATI II) otonom dimana tidak terdapat Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan pengawasan dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. (3) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan disampaikan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. BAB VI S A N K S I Pasal 16 Setiap perusahaan Pasar Modern yang tidak melakukan lagi kegiatan usaha Pasar Modern atau menutup Perusahaan wajib melaporkan atas penutupan usahanya kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri disertai pengembalian IUPM asli. Pasal 17 (1) Perusahaan Pasar Modern yang telah memperoleh IUPM diberi peringatan tertulis apabila:

1. Tidak mentaati jam kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 11, atau 2. tidak melaporkan hasil kegiatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 13, atau 3. tidak menjalankan kemitraan sesuai dengan ketentuan Pasal 5, atau 4. adanya laporan/pengaduan dari pejabat yang berwenang ataupun pemilik dan atau pemegang HAKI bahwa perusahaan,yang bersangkutan melakukan pelanggaran HAKI seperti antara lain Hak Cipta, Paten atau Merek, atau 5. melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan IUPM yang diperoleh, atau 6. tidak memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diberikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, dengan menggunakan Formulir Model PM4. Pasal 18 (1) IUPM Perusahaan Pasar Modern dibekukan apabila: 1. tidak mengindahkan peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), atau 2. sedang diperiksa di sidang pengadilan karena didakwa melakukan pelanggaran HAKI dan atau melakukan tindak pidana lainnya. (2) Selama IUPM dibekukan, maka Perusahaan yang bersangkutan dilarang melakukan kegiatan usaha Pasar Modern. (3) Jangka waktu pembekuan IUPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan IUPM. (4) Jangka waktu pembekuan IUPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (b) berlaku sampai dengan adanya Keputusan Badan Peradilan yang telah mempunyai kekuatan tetap. (5) Pembekuan IUPM dilakukan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan menggunakan Formulir Model PM5. (6) IUPM yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apabila Perusahaan yang bersangkutan: 1. telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan

ketentuan dalam Keputusan ini, atau 2. dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran HAKI dan atau tidak melakukan tidak pidana sesuai Keputusan Badan Peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 19 (1) IUPM dapat dicabut apabila: 1. IUPM diperoleh berdasarkan keterangan/data yang tidak benar atau palsu. 2. Perusahaan Pasar Modern yang bersangkutan tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan dalam Keputusan ini setelah melampaui batas waktu pembekuan. 3. Perusahaan Pasar Modern yang bersangkutan telah dijatuhi hukuman pelanggaran HAKI dan atau pidana oleh Badan Peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (2) Pencabutan IUPM dilakukan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan menggunakan Formulir Model PM6. (3) Perusahaan Pasar Modern yang telah dicabut IUPM nya dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh IUPM baru setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencabutan, dan diperlakukan sebagai perusahaan baru. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 (1) Perusahaan Pasar Modern yang sudah operasional dan sudah memperoleh SIUP sebelum ditetapkannya Keputusan ini baik yang didirikan di Ibukota Propinsi DATI I dan di DATI II di Ibukota Propinsi DATI I maupun DATI II di luar Ibukota Propinsi DATI I wajib mengajukan IUPM selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak terbitnya Keputusan ini. (2) Perusahaan Pasar Modern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ukup melampirkan SIUP yang telah diperoleh dan Program Kemitraan. (3) Perusahaan`Pasar Modern yang belum operasional dan belum memperoleh SIUP sebelum ditetapkan Keputusan, ini dapat langsung mengajukan permintaan untuk memperoleh Izin Usaha

Pasar Modern sesuai dengan Keputusan ini. (4) Program Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampirkan dengan menggunakan Formulir Model PM7 sebagaimana Lampiran VII Keputusan ini. Pasal 21 Pasar Modern yang sudah selesai dibangun tetapi belum operasional sebelum ditetapkannya Keputusan ini, apabila akan melaksanakan kegiatan usaha (operasional) wajib memperoleh IUPM sesuai ketentuan dalam Keputusan ini. Pasal 22 Pasar Modern yang sedang dalam proses pembangunan, dan yang baru memiliki izin prinsip dari Pemerintah Daerah serta belum mulai dibangun sebelum ditetapkannya Keputusan ini wajib memenuhi ketentuan Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 420/MPP/Kep/l0/97. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Pebruari 1998 MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. T. ARIWIBOWO LAMPIRAN KEPUTUSAN

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR: 107 /MPP/Kep/2/98 1. Lampiran l Formulir Model PM l : Permintaan Izin Usaha Pasar Modern 2. Lampiran 2 Formulir Model PM 2 3. Lampiran 3 Formulir Model PM 3 4. Lampiran 4 Formulir Model PM 4 5. Lampiran 5 Formulir Model PM 5 6. Lampiran 6 Formulir Model PM 6 7. Lampiran 7 Formulir Model PM 7 : Izin Usaha Pasar Modern (IUPM) : Laporan Perkembangan Kegiatan Usaha Pasar Modern : Peringatan pertama/kedua/ketiga Tentang pelaksanaan Ketentuan Izin Usaha Pasar Modern : Pembekuan Izin Usaha Pasar Modern : Pencabutan Izin Usaha Pasar Modern : Program Kemitraan MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. T. ARIWIBOWO

MODEL PM1 Lampiran 1 Diisi oleh Penanggung Jawab Perusahaan (Direksi) Nomor :, 1998 Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha Kepada Yth Pasar Modern (IUPM) Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri di - JAKARTA Dengan ini kami mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan usaha Pasar Modern (baru, hilang, rusak.) *) didaerah Tingkat I / II / Ibukota Propinsi / Ibukota Kabupaten / Kotamadya, dengan data dan dokumen yang dilampirkan sebagai berikut: I. Ketentuan Umum A. Ketentuan Permohonan dan Perusahaan : 1. Pemohon : a. Nama lengkap pemohon (penanggung jawab Perusahaan /Direksi) : b. Alamat rumah : Jl. Kelurahan: Kecamatan: c. Telepon/Faximile : 2. Perusahaan : a. Nama Perusahaan : b. Alamat lengkap : c. Telepon/Faximile : d. Bentuk Hukum Perusahaan : PT, CV. Firma, Koperasi, Yayasan. *) e. Perusahaan dalam rangka : - PMDN - PMA - Non PMDN/Non PMA f. Nama Notaris dan Nomor pendirian perusahaan : g. Kegiatan Usaha Pokok (sebutkan sesuai dalam Akte pendirian perusahaan) :.

B. Keterangan Bangunan Pasar Modern 1. Alamat lokasi :.. 2. Luas tanah :.. 3. Luas bangunan :.. 4. Surat Ijin Lokasi Nomor :... dari badan Pertahanan Nasional.. 5. Surat Izin Prinsip Nomor :..dari Walikotamadya/Bupati. 6. Surat Izin Undang Undang Gangguan (HO) Nomor : dari Pemda TK.I/ TK.II *) 7. Surat Izin Mendirikan Bangunan Nomor : dari Pemda TK.I/ TK.II *) 8. Surat Peruntukan Lahan Hak Guna Bangunan (HBG) Nomor 9. Luas Gudang : M2 : Dari Badan Pertahanan Nasional.. 10. Fasilitas dalam Bangunan/Gedung : a) Pendingin Ruangan (AC) : Ya/Tidak *) Buah b) Eskalator/tangga berjalan dengan tangga mesin : Ya/Tidak *) Buah c) Lift : Ya/Tidak *) Buah d) Lain-lain Jumlah Kios/ruangan untuk pedagang :.. Buah II. Nilai Investasi : A. Modal Tetap : 1. Tanah : Rp 2. Bangunan/Gedung : Rp 3. Mesin/Peralatan : Rp 4. Lain lain : Rp. : Rp B. Modal Kerja : : Rp C. Sumber Modal : 1. Modal sendiri : Rp. 2. Pinjaman : Rp 3. Bank Dalam Negeri : Nama :. Alamat :. Bank Luar Negeri : Nama :.. Alamat :.. III. Keterangan Lain:

A. Dokumen yang dilampirkan: 1. Surat Izin Prinsip dari Bupati/Walikotanmadya DKH Tk II dilampiri RTRWk/RDTRWK 2. Surat Izin Lokasi dari Badan Pertahanan Nasional (BPN) 3. Surat Izin Undang Undang Gangguan(HO) 4. Sural Izin Tempat Usaha (SITU) 5. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 6. Surat Peruntukan Lahan 7. Akte Pendirian Perusahaan 8. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 9. Tanda daftar Perusahaan ( TDP) 10. Program Kemitraan 11. Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan dan mematuhi ketentuan yang berlaku bagi Pasar Modern khususnya yang berkaitan dengan Gerakan Kemitraan Usaha Nasional (GKUN). 12. Program atau hasil kajinan pemantauan lingkungan Komponen Lingkungan AMDAL SOSEK Kajian Aspek Sosial Budaya. B. 1. Permohonan Izin karena IUPM rusak : dilampiri dengan IUPM yang telah. 2. Permohon Izin karena IUPM hilang : dilampiri dengan Surat Keterangan dari Kepolisian setempat. Demikian Surat Permintaan Izin ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila ternyata tidak benar, maka kami sedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku....,... 1998 Keterangan: *) Coret yang tidak pcrlu Asli bermetrai Rp.2000... Nama Lengkap Pemohon

MODEL PM2 Lampiran 2 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR : TENTANG IZIN USAHA PASAR MODEREN (IUPM) DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Membaca : Surat permintaan dari No tanggal perihal Menimbang : a. bahwa pemohon telah, memperoleh Saran dan Pendapat dari Menteri dalam Negeri dan koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil. b. bahwa pemohon telah melaksanakan program kemitraan dengan Pengusaha Kecil dan Menengah, Koperasi, serta Pasar Tradisional. c. Bahwa atas dasar pertimbangan diatas, permohonan tersebut diberikan dan perlu dikeluarkan Keputusan. Mengingat : 1. Keputusan bersama Menteri Perindustruian dan Perdagangan dan Menteri dalam Negeri Nomor : 145/MPP/Kep/2/97 dan No.57 Th. 1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 2. Keputusan Menteri Perindustrin dan Perdagangan Nomor : 261/ MPP/Kep/7/97 tentang Pembentukan Tim Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Pusat; 3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 420/ MPP/Kep/10/97 tentang pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 4. Keputusan Direktur Jendral perdagangan dalam Negeri Nomor : /DJPDN/Kep/II/1998 tentang Ketentuan dan Tatacara Pemberian Izin Usaha Pasar Modern; 5. Surat Edaran Menteri dalam Negeri Nomor Tahun 1998. MEMUTUSKAN Menetapkan PERTAMA : memberikan Iz.in Usaha Pasar Modern (IUPM) kepada

Atas nama : Alamat : dengan ketentuan sebagai berikut: Wajib menyampaikan Iaporan perkembangan usahanya secara berkala paling lambat tanggal 31 Juli untuk Semester I dan tanggal 31 Januari tahun berikutnya untuk semester II kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri tembusan kepada Departemen Dalam Negeri Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan / Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan. KEDUA : Pelaksanaan Pengawasan Teknis terhadap pelaksanaan ketentuan pada Diktum PERTAMA Keputusan ini dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat yang kemudian oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri; KETIGA : Izin Usaha Pasar Modern ini berlaku selama perusahaan Pasar Modern menjalankan kegiatan usaha; KEEMPAT : Perusahaan yang melakukan pemindahan lokasi Pasar Modern wajib memperoleh Izin Usaha Pasar Modern baru; KELIMA : Apabila Izin Usaha Pasar Modern rusak atau hilang dapat diganti dengan mengajukan permintaan penggantian IUPM secara tertulis kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan dilampiri Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian setempat, dan IUMP asli untuk penggantian yang rusak / tidak terbaca; KEENAM : Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Pada tanggal : DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI ( ) Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 2. Menteri Dalam Negeri 3. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 4. DIRJEN PUOD, DEPDAGRI 5. Pertinggal MODEL PM3 Lampiran 3 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA PASAR MODERN TAHUN... No Januari Pebruari Maret April Mei Juni Bulan Kegiatan Jumlah Kios/Etalase 1. Jumlah Perdagangan 2.

Omset (dalam rupiah) 3. Jenis barang 4. Jumlah Tenaga Kerja 5. Laki-laki Perempuan Kemitraan (berapa banyak) 6.

a. b. c. d. e.

f. g. h. i. Dan lain-lain 7.

Catatan : 1. Laporan disampaikan secara berkala 6 (enam) bulan sekali 2. Untuk 6 (enam) bulan pertama tgl. 31 Juli 3. Untuk 6 (enam) bulan kedua tgl 31 Januari tahun berikutnya, 1998 Penanggung Jawab Perusahaan (Direksi) MODEL PM4 Lampiran 4 Diisi oleh Pejabat Unit Kerja Nomor : /DJPDN/... /1998 Lampiran : Perihal : Peringatan Pertama/Kedua/Ketiga Tentang pelaksanaan ketentuan Izin Usaha Pasar Modern Jakarta, 1998 Kepada Yth.. di - Sesuai dengan Izin Usaha Pasar Modern Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor... tanggal... atas nama... yang bergerak dalam kegiatan usaha Pasar Modern... dengan lokasi di... setelah diadakan penelitian, ternyata perusahaan Saudara tidak memenuhi ketentuan yang berlaku anatara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami minta agar Saudara

dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak dikeluarkannya surat ini sudah memenuhi ketentuan perijinan yang berlaku dan melaporkannya kepada kami. Sekian, untuk menjadi perhatian Saudara. DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Tembusan disampaiakan kepada Yth. 1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 2. Menteri dalam Negeri 3. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 4. DIRJEN PUOD, DEPDAGRI 5. Pertinggal (......) MODEL PM5 Lampiran 5 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI TENTANG PEMBEKUAN IZIN USAHA PASAR MODERN NOMOR :... Menimbang Mengingat : bahwa berdasarkan penelitian terhadap kegiatan usaha Pasar Modern sebagaimana tercantum dalam Izin Usaha Pasar Modern Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri Nomor... tanggal... atas nama... dengan lokasi di... ternyata tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang telah ditetapkan sehingga surat Izin Usaha Pasar Modern yang bersangkutan perlu dibekukan. : 1. Keputusan Bersama Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 145/MPP/Kep/5/97 dan No. 57 Tahun 1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 261/MPP/Kep/7/97 tentang Pembentukan Tim Penataan dan

Pembinaan Pasar dan Pertokoan Pusat; 3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 420/MPP/Kep/10/97 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 4. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : /MPP/Kep/2/1998 tentang Ketentuan Tatacara Pemberian Izin Usaha Pasar Modern 5. Surat Edaran Menteri dalam Negeri Nomor... Tahun 1998 Memperhatikan : 1. Surat dari... Nomor... Tanggal... Perihal teguran ke 3 tentang pelaksanaan kegiatan usaha Pasar Modern 2. Surat... Nomor... Tanggal... Perihal... Menetapkan : M E M U T U S K A N PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT : Pembekuan Izin Usaha Pasar Modern yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor... /DJPDN/Kep/II/1998 Atas nama :... Alamat :... : Bagi Perusahaan yang dikenakan Pembekuan Izin Usaha Pasar Modern, agar dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak dikeluarkannya penetapan Pembekuan agar melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dalam jangka waktu tersebut perusahaan yang bersangkutan tidak melakukan perbaikan, maka Izin Usaha Pasar Modern nya dicabut; : Dengan dibekukan Izin Usaha Pasar Modern sebagaimana dimaksud pada Diktum Pertama maka perusahaan dilarang untuk melakukan kegiatan Usaha Pasar Modern terhitung mulai tanggal ditetapkannnya keputusan Pembekuan Izin Usaha Pasar Modern ini; : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Pada tanggal :

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Tembusan disampaikan kepada Yth. 1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 2. Menteri Dalam Negeri 3. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 4. DIRJEN PUOD, DEPDAGRI 5. Pertinggal (...) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA PASAR MODERN NOMOR :... Menimbang : a. bahwa berdasarkan penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan usaha Pasar Modern sebagaimana tercantum dalam Izin Usaha Pasar Modern Nomor tanggal.. atas nama b. Berdasarkan Keputusan MPP No. /MPP/Kep/2/98 tentang Ketentuan dan Tatacara Pemberian IUPM ternyata perusahaan Tidak memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yg telah ditetapkan dalam Keputusan dimaksud sehingga surat Izin Usaha Pasar Modern yang bersangkutan dicabut dan perlu dikeluarkan Keputusan. Mengingat : 1. Keputusan Bersama Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 145/MPP/Kep/5/97 dan No.57 Tahun 1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan;

2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 261/MPP/Kep/7/97 tentang Pembentukan Tim Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Pusat; 3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 420/MPP/Kep/10/97 tentang Pedoman Penataan & Pembinaan Pasar dan Pertokoan; 4. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 1998 Memperhatikan : 1. Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor Tanggal Perihal pembekuan Izin Usaha Pasar Modern atas nama dengan alamat.. 2. Surat dari Nomor Tanggal Perihal Menetapkan : MEMUTUSKAN PERTAMA KEDUA KETIGA : Mencabut Izin Usaha Pasar Modern yang ditetapkan dengan Keputusan Nomor Tanggal. Atas nama : Alamat :.. : Dengan dicabutnya Izin Usaha Pasar Modern sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA maka perusahaan dilarang untuk melakukan kegiatan usaha Pasar Modern dan diwajibkan mengembalikan surat Izin Usaha Pasar Modern tersebut kepada Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri dalam jangka waktu 30 (tiga Puluh) hari terhitung mulai tanggal ditetapkannnya Keputusan ini ; : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Pada tanggal : DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI (...) Tembusan disampaikan kepada Yth.

1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 2. Menteri Dalam Negeri 3. Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 4. DIRJEN PUOD, DEPDAGRI 5. Pertinggal MODEL PM7 Lampiran 7 PROGRAM KEMITRAAN 1. Pola dan rincian Kerjasama : Kemitraan Usaha Dagangan : : : : : *) 2. Tata Cara Pembayaran : : *) 3. Rencana kerja yang jelas : termasuk upaya mendukung :.. keusahaan Pengusaha Kecil : dan MenengahKoperasi, :.. serta Pasar Tradisional : Yang bekerjasama dengan Pasar : Modern : *)

4. Pola perlindungan bagi mitra : usaha : *) 1998 Penanggung Jawab Kemitraan Keterangan : *) Dapat ditambah halaman apabila perlu ( )