Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BATAKO STYROFOAM KOMPOSIT MORTAR SEMEN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

BAB III LANDASAN TEORI

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton ringan merupakan jenis beton dengan berat isi maksimum 1800 kg/m 3 yang dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain menggunakan agregat ringan seperti batu apung, tidak menggunakan pasir dalam campurannya (beton nonpasir), dan menambahkan rongga udara dalam jumlah banyak ke dalam campuran beton. Fungsi beton ringan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi beton ringan sebagai elemen struktural, elemen struktural ringan, dan elemen nonstruktural. Bangunan berlantai banyak umumnya menggunakan dinding beton karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu tahan terhadap goncangan akibat angin besar, dan gempa bumi dengan penambahan tulangan, tahan terhadap rayap, mampu meredam suara, tidak memerlukan perawatan khusus, mudah dipasang (dinding pracetak, concrete block / batako), dan lain - lain (Vanderwerf, dkk., 2006). Namun, penggunaan beton sebagai dinding untuk bangunan gedung akan menambah berat sendiri struktur gedung tersebut, karena porsi dinding yang banyak pada suatu gedung. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan beton ringan. Beton ringan dapat diaplikasikan sebagai elemen non-struktural yaitu sebagai dinding partisi. Dinding partisi hanya membawa beban sendiri, tidak menerima beban dari elemen struktural lain, dan memiliki fungsi sebagai pemisah antar ruangan satu dengan yang lain (http://lecture.civilengineeringx.com/super-structures/walls/, 2013). Penelitian mengenai beton ringan dengan berbagai jenis bahan, dan variasi campuran sudah banyak dilakukan, seperti beton ringan Styrofoam, beton ringan pasir batu apung, beton ringan busa (foam concrete), dan lain - lain. Selain itu, beberapa peneliti telah mencoba membuat beton dari limbah botol plastik yang diolah kembali menjadi agregat halus, dan agregat kasar. Penelitian dengan menggunakan limbah plastik sebagai bahan pembuatan beton telah dilakukan 1

2 dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah plastik yang sulit terurai, dan berbahaya bagi lingkungan jika jumlahnya terus bertambah. Sampah atau limbah plastik dapat berupa bungkus makanan, bekas alat rumah tangga, botol minuman, dan lain - lain. Limbah plastik dapat diolah kembali menjadi bahan baru yang memiliki manfaat, dan nilai jual, misalnya saja bola plastik. Bola plastik yang umum digunakan sebagai mainan, memiliki potensi untuk digunakan sebagai agregat pada beton yang bertujuan untuk menambah rongga sehingga beton menjadi lebih ringan, dan dapat berfungsi sebagai elemen non-struktural pada bangunan seperti dinding partisi. Penggunaan agregat bola plastik sebagai rongga pada beton ringan dalam penelitian ini tidak memungkinkan pencampuran bahan, dan pembetonan dilakukan dengan cara yang umum digunakan, yaitu dengan menggunakan mesin pengaduk kemudian menuangkan, dan memadatkan campuran pada cetakan karena dikhawatirkan pencampuran bahan grout (graut) tidak merata (homogen). Untuk mengatasi hal tersebut, maka pengerjaan akan dilakukan dengan metode Preplaced Aggregate Concrete (PAC). PAC merupakan metode pengerjaan beton yang terdiri atas dua tahap, yaitu menempatkan agregat kasar terlebih dahulu pada cetakan kemudian memasukkan graut ke cetakan. PAC dipilih sebagai metode pengerjaan pembetonan untuk menghindari segregasi antara bola plastik dengan graut, dan menghindari penyusutan berlebihan setelah beton mengering. 1.2 Rumusan Masalah Untuk mengetahui apakah beton agregat bola plastik dapat digunakan sebagai elemen non-struktural suatu bangunan gedung, maka perlu dilakukan penelitian sifat mekanika beton agregat bola plastik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana sifat bahan graut (waktu alir, grout bleeding / bliding graut, berat per m 3, dan kuat tekan)? b. Berapa berat per m 3, kuat tekan, dan modulus elastisitas beton agregat bola plastik serta kuat tekan batako agregat bola plastik?

3 c. Bagaimana kondisi beton agregat bola plastik setelah dibebani, dan kerusakan (retak) apa yang terjadi? d. Bagaimana biaya batako agregat bola plastik per m 3 jika dibandingkan dengan batako ringan Hebel per m 3? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian untuk mendapatkan beton ringan dengan menambahkan rongga berbentuk agregat bola plastik adalah sebagai berikut : a. Mengetahui sifat bahan graut yang meliputi waktu alir, grout bleeding / bliding graut, berat per m 3, dan kuat tekannya, b. Mengetahui berat per m 3, kuat tekan, dan modulus elastisitas beton agregat bola plastik serta kuat tekan batako agregat bola plastik, c. Mengetahui kondisi beton agregat bola plastik setelah dibebani, dan kerusakan (retak) yang terjadi, d. Mengetahui perbandingan biaya untuk batako agregat bola plastik per m 3 jika dibandingkan dengan batako ringan Hebel per m 3. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Memberikan alternatif pilihan pemanfaatan limbah plastik yang telah diolah (bola plastik) sebagai agregat untuk membuat beton ringan, b. Memberikan informasi mengenai kekuatan beton agregat bola plastik sehingga untuk ke depannya dapat digunakan sebagai elemen non-struktural bangunan gedung misal untuk dinding partisi. 1.5 Batasan Penelitian Pada penelitian ini digunakan beberapa batasan batasan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Batasan batasan tersebut adalah sebagai berikut : a. Bola plastik yang digunakan memiliki Ø 4 cm dari hasil daur ulang plastik jenis LDPE (Low Density Poly Ethylene) yang diproduksi oleh industri kecil di Kabupaten Sragen,

4 b. Agregat halus menggunakan pasir gradasi halus dari Gunung Merapi dengan spesifikasi lolos ayakan pasir ukuran ayakan 10 mm (3/8 ), c. Semen serba guna merk Holcim, d. Air dari Laboratorium Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, e. Pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variasi graut dengan proporsi yang menggunakan perbandingan volume yaitu a) 1 semen : 1 pasir dengan Faktor Air Semen (FAS) 0,55, b) 1 semen : 1,5 pasir dengan FAS 0,65, dan c) 1 semen : 2 pasir dengan FAS 0,8. Semua tipe graut akan melalui uji corong alir, uji bliding, dan uji kuat tekan menggunakan benda uji kubus 5 cm 5 cm 5 cm. Perbandingan volume bahan, dan nilai FAS tersebut mengacu pada penelitian tentang graut pasir gradasi halus menggunakan pasir Gunung Merapi yang dilakukan oleh Hadiyatmoko (2013), f. Pada penelitian ini dilakukan 3 (tiga) jenis pengujian yaitu pengujian kuat tekan, dan modulus elastisitas dengan menggunakan benda uji silinder ukuran Ø 15 cm 30 cm, dan kuat tekan batako dengan menggunakan benda uji batako ukuran 40 cm 20 cm 10 cm, g. Semua pengujian beton dilakukan untuk umur beton 28 hari. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai beton agregat bola plastik untuk elemen non-struktural dengan metode PAC belum pernah dilakukan sebelumnya. Dari referensi yang didapatkan, penelitian mengenai beton berongga bola telah dilakukan untuk pelat lantai tipis (elemen struktural) yaitu penelitian perilaku lentur pelat sistem satu arah oleh Soeharno (2009), sedangkan untuk pelat berongga bola dengan ketebalan minimal 17 cm telah dipatenkan oleh BubbleDeck dan Cobiax. Beberapa penelitian mengenai beton ringan baik dengan menambah rongga atau menggunakan agregat ringan hasil olahan plastik telah dilakukan antara lain oleh Choi, dkk (2004), dan Pratikto (2010) menggunakan limbah plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephtalate), Jalali (2009) menggunakan limbah plastik Poly

5 Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa) untuk elemen dinding. Penelitian batako ringan dengan bahan Styrofoam telah dilakukan oleh Wancik (2008), dan batako ringan Styrofoam pasir batu apung dilakukan oleh Rustandi (2012). Penggunaan metode PAC sebelumnya sudah pernah diterapkan oleh Abdelgader (1999), Hendra (2006), dan Randa (2013).