BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, tanpa keikutsertaannya kegiatan belajar-mengajar tidak akan. berjalan dengan baik. Sebagaimana dikemukakan Mulyasa:

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB V ANALISIS DATA. manusia. Melalui pendidikan usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan seluruh potensi manusia (baik jasmani maupun rohani). Oleh karena itu pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Dengan kata lain, melalui pendidikan diharapkan akan dapat menciptakan generasi yang berkualitas baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus diberikan sejak dini kepada anak karena masa depan anak ditentukan oleh kualitas layanan pendidikan yang diterima oleh anak pada masa tersebut. Itulah sebabnya muncul aneka ragam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan tujuan untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya memiliki pengetahuan mumpuni tapi juga memiliki kepribadian yang baik. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada ayat berikutnya disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal adalah Taman Kanak-kanak (TK). Usia anak TK antara 4 sampai 6 tahun, dimana pada usia ini perkembangan anak berlangsung sangat cepat dan cenderung menetap sehingga menentukan tahap perkembangan anak berikutnya. Slavin (Rusjiono, 2010: 34) menyatakan bahwa anak usia antara 3 sampai 6 tahun mengalami perkembangan yang cepat pada semua aspek perkembangan. Anak pada masa usia dini adalah anak yang memiliki potensi yang akan membantu mereka

dalam belajar. Potensi tersebut hanya dapat berkembang jika diberikan rangsangan, bimbingan, bantuan dan perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Noorlaila, 2010: 15). Dalam kaitan ini peran guru sangatlah penting dalam memfasilitasi aktivitas anak dengan materi yang beragam sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Selain itu, tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting. Terlebih lagi disadari bahwa perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam kognitif, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosial. Terkait dengan itu, ada pula anak yang cepat mengerti dan ada yang lambat. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di bidangnya. Hal ini semua membutuhkan pengetahuan guru untuk dapat memahami dan membimbing mereka sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi kompetensi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Namun di Indonesia baru 50% guru yang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi. Kondisi seperti ini masih dirasa kurang sehingga kualitas pendidikan kita belum menunjukkan peningkatan yang signifikan (Mas ud, 2011). Salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di negara kita adalah disebabkan tenaga pendidik yang kurang berkompeten sehingga upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sukar untuk di wujudkan dan pada akhirnya kebodohan akan berdampak pada kemiskinan. Untuk itu, maka guru sebagai komponen pendidikan harus menunjukkan kualitasnya sebagai tenaga pendidik yang ahli dibidangnya. Risal (2012) mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar

belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan konsep dan ilmu praktis tentang PAUD. Hal ini didukung oleh pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Informal (PAUDNI), Hawadi (2012) yang mengatakan bahwa saat ini kompetensi pendidik PAUD yang ada sangat terbatas. Latar belakang pendidikan guru PAUD bersifat heterogen. Masih ada yang berpendidikan SMA, D2, bahkan tak sedikit berdasarkan pengalaman semata. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 bahwa: Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Secara teoritis keempat jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya keempat jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan kompetensi guru. Berdasarkan studi pendahuluan di beberapa TK yang ada di kecamatan Sukasari Kota Bandung, penulis melihat bahwa masih ada guru yang belum membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), mereka mengajar dengan mengandalkan pengalaman mengajarnya sehari-hari. Padahal seorang guru anak usia dini itu haruslah menguasai teknik dalam membelajarkan dengan membuat perencanaan pembelajaran yang dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu rencana mingguan dan rencana harian (Moore dalam Yamin, 2010: 30). Selain itu dalam proses pembelajaran, penulis melihat guru belum sepenuhnya memanfaatkan media atau alat permainan untuk mengembangkan pelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Guru hanya

menggunakan media yang itu-itu saja. Lemahnya kemampuan guru dalam membuat variasi alat permainan dalam pembelajaran masih banyak ditemukan. Dan ada juga guru yang mudah marah marah/tidak sabar ketika melihat anak tidak mau diatur dalam belajar, guru belum mampu mengelola kelas dengan baik. Dari hasil observasi yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa masalah-masalah tersebut diatas adalah masalah yang terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Dunkin dan Biddle dalam Sagala (2006) menyatakan bahwa proses pembelajaran secara umum akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua komponen utama yaitu, (1) Kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya jika guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pembelajaran tidak dikuasai, maka peyampaian materi ajar tidak akan maksimal. Dengan demikian, seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi ajar yang dikuasainya melalui berbagai strategi, metode, pendekatan yang sesuai dengan karakteristik materi ajar, tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan betapa besarnya pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap keberhasilan anak didik. Di dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing agar anak didik berkembang sesuai tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan kognitif maupun keterampilan motorik sehingga anak didik dapat dan berani hidup. Dengan demikian seorang guru harus memiliki kemampuan pedagogik, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. Pemahaman dan kemampuan pedagogik guru tidak terlepas dari kemampuan memahami dan menguasai materi yang diajarkan dan sebaliknya pemahaman dan penguasaan materi tidak terlepas dari pemahaman dan

kemampuan pedagogik sebagai landasan keilmuan yang menjadi dasar bagi praktik pendidikan (the scientific basis of the arts). Kompetensi profesional ini menjadi bagian yang tak terpisahkan karena pada dasarnya seorang guru adalah sebagai pengajar. Artinya guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Untuk mengajarkan ilmu pengetahuan diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap substansi bidang studi yang ditekuni. Mengajar bukan hanya penyampaian materi kepada anak didik, akan tetapi mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku anak sesuai dengan tujuan. Dalam mengajarkan atau menyampaikan ilmu (materi) kepada orang lain agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik, tidak hanya diperlukan metode yang tepat tetapi juga diperlukan penguasaan ilmu guru dalam bidangnya sehingga tujuan yang di cita-citakan dalam pembelajaran tersebut dapat tercapai. Untuk itu, kompetensi guru khususnya dalam penguasaan materi pelajaran juga memiliki peranan yang sangat penting. Dalam kompetensi pedagogik, salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru ialah guru harus menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Dimana pembelajaran yang mendidik itu terjadi ketika guru paham tentang konsep dasar proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan serta penerapannya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran (Mulyasa, 2012: 27). Kompetensi profesional berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan (Sanjaya,2010 :18). Arikunto (Slameto, 2011: 6) mengemukakan bahwa kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari penjelasan tersebut tergambar dua kompetensi yang sangat berperan dalam proses pendidikan yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Berangkat dari identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dimunculkan sebagai pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Secara lebih spesifik, pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Berada pada level apakah kompetensi pedagogik guru? a. Berada pada level apakah kompetensi pedagogik guru tentang pemahaman terhadap anak didik dalam pembelajaran Taman Kanakkanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? b. Berada pada level apakah kompetensi pedagogik guru tentang perancangan pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? c. Berada pada level apakah kompetensi pedagogik guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? d. Berada pada level apakah kompetensi pedagogik guru tentang evaluasi hasil belajar yang dilakukan guru dalam pembelajaran Taman Kanakkanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? 2. Berada pada level apakah kompetensi profesional guru? a. Berada pada level apakah kompetensi profesional guru dalam memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? b. Berada pada level apakah kompetensi profesional guru dalam menguasai Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung?

c. Berada pada level apakah kompetensi profesional guru dalam mengembangkan materi pembelajaran dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang keadaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru TK dalam melaksanakan pembelajaran di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Kompetensi pedagogik dalam hal ini didefenisikan sebagai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran anak didik, sementara kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru TK ini dapat dilihat melalui pengamatan terhadap prilaku yang ditunjukkan guru dan mempelajari dokumen tertulis yang disusun guru dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Secara lebih spesifik bertujuan untuk mengetahui level kompetensi pedagogik guru yang meliputi aspek: (a) pemahaman terhadap anak didik, (b) perancangan pembelajaran, (c) pelaksanaan pembelajaran, (d) evaluasi hasil belajar. 2. Mendeskripsikan kompetensi profesional guru dalam pembelajaran Taman Kanak-kanak di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Secara lebih spesifik bertujuan untuk mengetahui level kompetensi profesional guru yang meliputi aspek: (a) memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan, (b) menguasai Tingkat Pencapaian Pembelajaran (TPP),(c) mengembangkan materi pembelajaran. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki nilai manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya dan memperluas wawasan tentang kompetensi guru khususnya tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat berguna baik bagi para penyelenggara pendidikan (sekolah) maupun bagi guru. a. Bagi penyelenggara pendidikan, dalam hal ini adalah bagi sekolah Taman Kanak-kanak (TK), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau dijadikan bahan rujukan untuk membuat program pengembangan kompetensi guru dalam rangka peningkatan kinerja guru. b. Bagi guru TK, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk mengkoreksi dan memperbaiki diri masing-masing serta dapat melakukan perubahan sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran.