HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (RIGHTS ISSUE)



dokumen-dokumen yang mirip
Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

Oleh. KarimSyah Law Firm

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

LAPORAN UJI TUNTAS & PENDAPAT HUKUM

LAMPIRAN: Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep- 26/PM/2003 Tanggal : 17 Juli

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-26/PM/2003 TENTANG HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-09/PM/2000 TENTANG

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

Kamus Istilah Pasar Modal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Cukup jelas.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA.

ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Ekuitas 1. Definisi dan klasifikasi ekuitas 2. Pengakuan dan pengukuran ekuitas 3. Penyajian (pelaporan)

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAH

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut :

DRAFT LAMPIRAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN MATRIKS ANGGARAN DASAR PT PONDOK INDAH PADANG GOLF Tbk Tgl 22 Juni 2015

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR PT WINTERMAR OFFSHORE MARINE Tbk

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk. (Mata Acara Kedua Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

ANGGARAN DASAR PERSEROAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB III PENAWARAN UMUM PERDANA (INITIAL PUBLIC OFFERING) dilalui oleh sebuah perusahaan dalam proses go public. Untuk dapat

PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh:

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Peraturan BAPEPAM Atas Merger dan Akuisisi Oleh : I Made B. Tirthayatra

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR II-D TENTANG PERDAGANGAN OPSI SAHAM

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-17/PM/2004 TENTANG

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR PERSEROAN

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V ( PUT V ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-565/BEJ/ TENTANG PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-52/PM/1997 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK ATAU EMITEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

Anggaran dasar PT. Indo Rama Synthetics Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB 8 PASAR MODAL A. Pengertian Pasar Modal B. Instrumen Pasar Modal

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan )

Mata Acara Pertama Persetujuan atas Rencana Perseroan sehubungan dengan Penambahan Modal Perseroan Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

PT BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA TBK ( Perseroan ) Kegiatan Usaha: Kegiatan umum dibidang perbankan. Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk. Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1. Jangka Waktu berdirinya Perseroan Pasal 2

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANGGARAN DASAR PT INDOSAT Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

BAB II PENGATURAN MENGENAI KEPEMILIKAN SAHAM BAGI KARYAWAN. A. Pengertian Umum Tentang Saham, Pemegang Saham, Serta Klasifikasinya

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PENGERTIAN INSTRUMEN PASAR MODAL

ANGGARAN DASAR PT. ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI Tbk

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA

KONSEP PERUBAHAN ANGGARAN DASAR MENJADI : ANGGARAN DASAR PT BANK PANIN SYARIAH Tbk SEBELUMNYA : Nama dan tempat kedudukan Pasal 1

PT TRADA ALAM MINERA TBK (d/h PT TRADA MARITIME TBK)

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG. Hukum Humaniter merupakan peraturan yang berlaku di masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut modal perseroan. Penyetoran dapat dilakukan dalam bentuk uang dan benda

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1997 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dapat bersaing dengan negara-negara lain dan mendorong

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

PENGGABUNGAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK

PT Bank MNC Internasional Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS VI ( PUT VI ) KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD )

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

ANGGARAN DASAR. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Transkripsi:

HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (RIGHTS ISSUE) Oleh: KarimSyah Law Firm Sudirman Square Office Tower B, lantai 11 Jalan Jenderal Sudirman Kav.45-46 Jakarta 12930 E-mail: info@karimsyah.com

HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (RIGHTS ISSUE) PRE-EMPTIVE RIGHT. (Pasal 36 UU No.1/1995 tentang Perseroan Terbatas; Pasal 4 ayat (4) dan (5) Anggaran Dasar Perseroan Terbatas). Saham yang dikeluarkan dalam rangka penambahan modal harus ditawarkan terlebih dahulu kepada setiap pemegang saham seimbang dengan jumlah saham yang dimilikinya (untuk klasifikasi saham yang sama). Jika pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk mengambil saham baru yang akan diterbitkan, maka saham-saham baru tersebut akan ditawarkan kepada karyawan. Jika karyawan tidak menggunakan haknya untuk mengambil saham baru yang akan diterbitkan, maka saham-saham baru tersebut akan ditawarkan kepada pihak luar perusahaan (bukan pemegang saham dan juga bukan karyawan). Pelaksanaan Pre-Emptive Right pada PT. Tbk dilakukan melalui proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue). Dengan Rights Issue pemegang saham yang tidak bersedia mengambil saham-saham baru ketika modal ditingkatkan dapat memperoleh uang dengan jalan menjual haknya atas saham baru tersebut. Dalam Pre-Emptive Right, pemilik 1 saham berhak atas sejumlah saham baru yang jumlahnya merupakan pembagian dari jumlah saham baru yang akan di keluarkan dengan seluruh jumlah saham yang ada (telah disetor dan di tempatkan). Sedangkan dalam Rights Issue dapat ditentukan misalnya: setiap 5 saham memiliki 12 Rights, dimana 1 Right memberikan hak untuk mengambil 1 saham baru. Penyimpangan terhadap prinsip Pre-Emptive Right (1 saham lama berhak atas 1 saham baru) dimungkinkan oleh pasal 127 UU No.1/1995 : lex specialis derogat lex generalis. Catatan: Pre-Emptive Rights berbeda dengan Right Of First Refusal yang diatur dalam Pasal 50 UU No.1/1995 dan Pasal 9 Anggaran Dasar Perseroan Terbatas. Pre-Emptive Right adalah menawarkan saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel saham perusahaan. Dengan demikian terjadi peningkatan modal disetor. 2

Sedangkan Right Of First Refusal adalah menawarkan saham (yang sudah ada, bukan saham baru) milik pemegang saham yang akan menjual sahamnya kepada pemegang saham lain yang mungkin mau membelinya. Dalam ROFR tidak terjadi peningkatan modal atau pengeluaran saham baru dalam portepel. HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (RIGHTS ISSUE). (Peraturan Bapepam No.IX.D.1: Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.26/PM/2003 tanggal 14 Juli 2003). Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights): hak yang melekat pada saham yang memberikan hak kepada pemilik Rights tersebut untuk menukarkannya dengan Efek baru berupa: (i) Saham; (ii) Efek yang dapat dikonversi menjadi saham (misal: Obligasi Konversi atau Obligasi Tukar); dan (iii) Waran. Pengeluaran saham baru dari suatu PT. Tbk harus melalui Rights Issue, kecuali dalam hal-hal yang diatur dalam: (i) Peraturan Bapepam No.IX.D.4; (ii) Peraturan Bapepam No. IX.G.1; dan (iii) mengeluarkan saham sebagai kapitalisasi dari laba yang ditahan atau pemberian saham bonus. Sertifikat Rights dapat dialihkan atau ditukarkan dengan Efek baru selama periode perdagangan (cum period), yang dimulai setelah berakhirnya distribusi Rights dan berlangsung minimum 5 hari kerja dan maximum 30 hari sejak itu. Tidak ada Penjamin Emisi Efek dalam Rights Issue, karena pada dasarnya yang harus mengambil saham-saham baru sebagai akibat peningkatan modal adalah pemegang saham yang memiliki Rights. Juga tidak selalu diperlukan Pembeli Siaga. Namun dalam hal manajemen telah menetapkan dalam Prospektus jumlah dana yang akan diterima dari hasil Rights Issue berikut penggunaan dana tersebut, maka harus ada Pembeli Siaga yang akan mengambil sisa saham baru yang tidak diambil oleh pemegang Rights. 3

PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (TANPA RIGHTS ISSUE). (Peraturan Bapepam No.IX.D.4: Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998). Dapat dilakukan jika: Penambahan modal tidak signifikan. Dalam jangka waktu 3 tahun, penambahan modal tersebut sebanyak-banyaknya 5% dari modal disetor. Modal PT. Tbk adalah negatif, sehingga Rights sudah tidak ada harganya. PT. Tbk non-bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai kewajiban melebihi 80% dari aset perusahaan tersebut pada saat RUPS yang menyetujui penambahan modal. Debt to Equity Swap hutang Bank Tbk kepada Bank Indonesia/Pemerintah. Bank Tbk yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 200% dari modal disetor. Pinjaman tersebut, menurut Peraturan Bank Indonesia No.3/21/PM/2001 tanggal 13 Desember 2001 jo Surat Edaran Bank Indonesia No.26/1/BPP tanggal 29 Mei 1993, dianggap komponen modal (pelengkap) bank. Debt to Equity Swap hutang debitur kepada kreditur non-afiliasi. PT. Tbk yang tidak mampu untuk membayar hutangnya kepada kreditur nonafiliasi, yang kemudian menyetujui untuk menerima saham sebagai pelunasan hutang. Debt to Equity Swap Obligasi Konversi yang diterbitkan oleh debitur kepada kreditur non-afiliasi. PT. Tbk yang tidak mampu untuk membayar hutangnya kepada kreditur nonafiliasi, yang kemudian menyetujui untuk menerima Obligasi Konversi (yang dapat ditukar menjadi saham debitur) sebagai pelunasan hutang. PENAMBAHAN MODAL DALAM RANGKA PENGGABUNGAN (MERGER). (Peraturan IX.G.I: Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.52/PM/1997 tanggal 26 Desember 1997). Pemegang saham dari perusahaan dibubarkan demi hukum karena Penggabungan (Merger) akan memperoleh saham baru pada PT. Tbk yang menjadi surviving company tanpa harus membeli Rights dari pemegang saham surviving company dan tanpa harus membayar harga saham baru yang diterbitkan sebagai akibat Merger. 4

KESIMPULAN Penambahan modal/pengeluaran saham baru PT. Tbk harus melalui Rights Issue. Kecuali penambahan modal sebagai akibat dari Debt to Equity Swap atau Merger dilakukan tanpa Rights Issue sebagai kompensasi atas: persetujuan kreditur untuk menghapuskan hutang PT. Tbk (dalam hal Debt to Equity Swap); persetujuan pemegang saham yang bubar karena Merger yang telah mengalihkan aktiva perusahaannya kepada surviving company. Demikian juga pengeluaran saham baru PT. Tbk sebagai akibat kapitalisasi dari laba yang ditahan atau pemberian saham bonus tidak memerlukan Rights Issue, karena saham-saham baru tersebut langsung menjadi hak pemegang saham lama dan tidak perlu ditawarkan kepada pihak lain. AKIBAT RIGHTS ISSUE Perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar PT. Tbk. Terjadi karena peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor perusahaan penerbit Rights. Juga mungkin/sering terjadi peningkatan modal dasar PT. Tbk tersebut (dalam hal penambahan modal disetor melebihi modal dasar). Perubahaan Pasal 4 Anggaran Dasar yang tidak memerlukan persetujuan MenKeh HAM. Jika yang terjadi hanya peningkatan modal ditempatkan/disetor, tetapi tidak mengubah modal dasar. Namun perlu dilaporlan ke MenKeh HAM (pasal 15 ayat (3) UU No.1/1995). Perubahaan Pasal 4 Anggaran Dasar yang memerlukan persetujuan MenKeh HAM. Jika terjadi peningkatan modal dasar (pasal 15 ayat (1) dan (2) UU No.1/1995). Dilusi kepemilikan pemegang saham lama. Pemegang saham yang menjual Rightnya, tentunya tidak akan memperoleh saham baru yang diterbitkan sebagai pelaksanaan (exercise) Rights. Oleh karena itu prosentase kepemilikannya atas seluruh saham-saham PT. Tbk tersebut akan berkurang. 5

Klasifikasi saham berbeda. Namun pemegang saham yang terdilusi tersebut dapat meminta agar saham-saham yang dimilikinya pra Rights Issue memiliki hak-hak istimewa dibandingkan sahamsaham yang diterbitkan pasca Rights Issue. Dengan demikian akan ada klasifikasi saham yang berbeda, dengan hak-hak berbeda, antara saham-saham pra dan pasca Rights Issue. BENTURAN KEPENTINGAN (Perhatikan Bapepam No.IX.E.1: Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.32/PM/2000 tanggal 22 Agustus 2000). Penambahan modal dengan HMETD (Rights Issue) (lihat #9 Peraturan Bapepam No.IX.D.1) maupun tanpa HMETD (lihat #2 Peraturan Bapepam No.IX.D.4) yang mempunyai Benturan Kepentingan, RUPSnya harus dilakukan tanpa memperhitungkan kehadiran (quorum) dan hak suara (voting) dari pihak-pihak yang mempunyai Benturan Kepentingan. Misal dana hasil Rights Issue akan dipergunakan untuk membayar perusahaan yang terafiliasi dengan PT. Tbk penerbit Rights. WARAN Menurut Peraturan Bapepam No.IX.D.1 Waran adalah efek yang memberi hak kepada pemiliknya untuk memesan saham dari perusahaan penerbit Waran pada harga tertentu setelah masa 6 bulan atau lebih sejak diterbitkannya Waran tersebut. Artinya selama 6 bulan sejak Waran diterbitkan belum boleh ditukar dengan saham (lock-up period). Setelah lock-up period berakhir, Waran boleh ditukar dengan saham untuk suatu masa tertentu, misal 3 tahun. Masa penukaran ini disebut Jangka Waktu Pelaksanaan. Jumlah Waran maximum 35% dari jumlah saham yang telah disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran Penerbitan Waran. Selain ketentuan tersebut diatas, penerbitan Waran sampai saat ini tidak diatur dalam Peraturan Bapepam tersendiri, sehingga ketentuan dan syarat-syarat penerbitannya dapat diatur dalam dokumen yang disebut Pernyataan Penerbitan Waran, tentunya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Pasar Modal dan UU Perseroan Terbatas. Di Indonesia Waran sering diterbitkan sebagai pemanis (sweetener) dari Rights Issue. Misalnya ditentukan pada setiap 100 saham baru ex. Rights Issue melekat 3 Waran yang diberikan secara gratis oleh perseroan. 6

Setiap pemegang 1 Waran berhak untuk membeli 1 saham biasa dengan harga yang formulanya ditentukan dalam Pernyataan Penerbitan Waran, namun tidak boleh lebih rendah dari harga nominal saham. KONTRAK OPSI SAHAM (Peraturan Bapepam No.III.E.1 jo Peraturan BEJ No.II-D) KOS adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put option) atas saham induk/saham acuan (underlying) yang harus ditransaksikan dengan harga pelaksanaan (strike/exercise price) dalam periode tertentu. Call Option adalah suatu kontrak dimana pembeli (taker) KOS diberi hak oleh penjual (writer) KOS untuk membeli underlying milik penjual. Call Option Ali (writer) (Pemilik saham PT. Indosat) Premium Rp.200,- Baba (taker) Baba sebagai pemilik Call Option, yang dibelinya dari Ali, berhak membeli saham PT. Indosat milik Ali dengan strike price, misal Rp.4.000,-. Jika harga saham di Bursa Rp.4.500,-, Baba untung Rp.500,-, minus premium Rp.200,- = Rp.300,- Put Option adalah suatu kontrak dimana pembeli (taker) KOS diberi hak oleh penjual (writer) untuk menjual underlying milik pembeli. Ali (writer) Put Option Premium Baba (taker) (Pemilik saham PT. Indosat) Baba sebagai pemilik Put Option, yang dibelinya dari Ali, berhak menjual saham PT. Indosat miliknya dengan strike price, misal Rp.4.000,-. Jika harga saham di Bursa Rp.4.500,-, Baba tidak perlu mengexercise Put Optionnya, namun dia rugi Rp.200,- (harga premium). 7

Bedanya dengan Right Issue dan Waran: Dalam Right Issue dan Waran yang diperjual belikan adalah hak untuk membeli saham-saham dalam portepel (belum disetor). Dalam KOS yang diperjual belikan adalah hak untuk membeli sahamsaham yang sudah ada/beredar di Bursa Efek. Syarat-syarat saham yang dapat dijadikan underlying: - tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 bulan; - transaksi atas saham tersebut dalam 12 bulan terakhir menunjukkan: frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2000 transaksi/bulan; rata-rata volatilitas harga harian sekurang-kurangnya 0,5%/hari; harga saham sekurang-kurangnya Rp.500,-; memenuhi kapitalisasi pasar sekurang-kurangnya Rp.500 milyar. LAIN-LAIN Selain Peraturan-peraturan Bapepam tersebut diatas, maka dalam rangka HMETD maupun tanpa HMETD perlu diperhatikan juga Peraturan-peraturan Bapepam dibawah ini: Peraturan Bapepam No. IX.D.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Peraturan Bapepam No. IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran. Iswahjudi A. Karim KarimSyah Law Firm, Jakarta Mei 2005, revisi Agustus 2005 8