I S D I Y A N T O NIM : C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, timbul pula kebutuhan dan keinginan untuk

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan. kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

PANDUAN INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

I. PENDAHULUAN. mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, dikenal dengan istilah transaksi terapeutik. Menurut Veronica

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru. Penelitian dilakukan. peneliti menggunakan pcrtimbangan sendiri dengan berbekal pengetahuan yang

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

INFORMED CONSENT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. emosi harapan dan kekhawatiran makhluk insani. perjanjian terapeutik adalah Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang, karena dengan hidup sehat setiap orang dapat menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

Aspek Hukum Informed Consent Dalam Pelaksanaan Tindakan Operasi Medik. Oleh : Firman Floranta Adonara S.H.,M.H.

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

INFORMED CONSENT ATAS TINDAKAN KEDOKTERAN DI RUMAH SAKIT GRHASIA PAKEM YOGYAKARTA *

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sehat dengan umur yang panjang adalah harapan bagi setiap orang. Tidak

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. 1 Secara umum, setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

HAK PASIEN MENDAPATKAN INFORMASI RESIKO PELAYANAN MEDIK 1 Oleh : Rocy Jacobus 2

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

JURNAL TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MENURUT UNDANG-UNDANG

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP MALPRAKTEK YANG BERTENTANGAN DENGAN INFORMED CONSENT

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

Aspek Hukum Terhadap Persetujuan Tindakan Medik/Kedokteran (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PT (PERSEROAN TERBATAS) MELALUI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan sebuah teori yang disebut dengan Zoon Politicon. Teori

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM MELAKUKAN OPERASI BEDAH JANTUNG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : I S D I Y A N T O NIM : C. 100.000.204 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2 0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke situ. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan, seorang dokter dapat membuat perkiraan yang nalar tentang apakah gejala-gejala itu mengisyaratkan serangan jantung atau tidak. Kecurigaannya mungkin diperkuat oleh penampilan si penderita, tingkat tekanan darah dan bunyi detak jantung. Dokter mungkin akan mengirimnya ke pemeriksaan uji darah, tetapi bila masih merasakan nyeri, dokter barangkali akan memberi suntikan penghilangrasa nyeri sebelum pemeriksaan itu. Ini karena nyeri yang menakutkan dapat membawa ke jurang yang lebih dalam, 1

2 yang bisa menyebabkan gejala jantung. Nyeri itu juga dapat menimbulkan dampak psikologis jangka panjang, bahkan terkadang pengobatan terhadap penyakit jantung diperlukan adanya tindakan pembedahan atau operasi jantung. Dalam hal tindakan medik dengan cara pembedahan atau operasi, seorang dokter tidak dapat langsung mengambil tindakan operasi tersebut, melainkan tindakan yang harus dilakukan sebelum mengadakan operasi adalah pasien atau keluarga pasien diberikan informasi mengenai jenis dan kondisi penyakit jantung yang diderita oleh pasien. Guna melayani masyarakat dalam bidang kesehatan seperti disebut diatas, pelayanan operasi khususnya operasi jantung terhadap pasien di rumah sakit, bahwa didalam prakteknya, persetujuan tindakan medis baik bentuk maupun isinya telah ditentukan oleh pihak rumah sakit secara sepihak, artinya tindakan medis yang dilakukan telah dibuat dan ditentukan oleh pihak rumah sakit. Tindakan medis ini akan memberikan rasa aman dan tenang bagi diri dokter terutama yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya tuntutan dari pihak pasien ataupun keluarga pasien. Hubungan antara dokter dengan pasien yang terjalin dalam transaksi terapeutik menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu pemberi pelayan (medical providers) dan pihak penerima pelayanan (medical receivers) dan ini harus dihormati oleh para pihak. Tim dokter sebagai medical providers mempunyai kewajiban untuk melakukan diagnosis, pengobatan dan tindakan medik yang terbaik menurut pengetahuan, jalan pikiran dan pertimbangannya, sedangkan pasien atau keluarganya sebagai medical receivers mempunyai hak untuk menentukan pengobatan atau tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.

3 Adapun yang menjadi permasalahan adalah tidak semua jalan pikiran dan pertimbangan terbaik yang dilakukan dokter akan sejalan dengan apa yang diinginkan atau dapat diterima oleh pasien atau keluarganya. Ini dapat terjadi karena pada umumnya dokter melihat pasien hanya dari segi medik saja, sementara pertimbangan keuangan, psikis,agama maupun keluarga yang sangat mempengaruhi keputusan pasien kurang diperhitungkan oleh dokter. Dalam kerangka inilah diperlukan suatu persetujuan tindakan medis atau informed consent. Persetujuan tindakan medik merupakan terjemahan dari kata informed consent. Kata informed berarti telah mendapat penjelasan sedangkan consent berarti persetujuan. Sehingga informed consent mempunyai pengertian persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya setelah pasien atau keluarganya mendapatkan penjelasan atau keterangan yang lengkap dari dokter tentang tindakan medik yang akan dilaksanakan. consent adalah: Menurut Komalawati dalam buku Anny Isfandyarie, pengertian informed Suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan oleh doter terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin terjadi 1 1) Anny Isfandyarie, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter, Buku I, Prestasi Pustaka, Jakarta, hal 127.

4 Menurut Pasal 1.a Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 1989, informed consent adalah Persetujuan tindakan medik/informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan tindakan medik adalah tindakan yang dilakukan terhadap pasien baik berupa tindakan diagnostik maupun terapeutik. Informed consent merupakan syarat subjektif untuk terjadinya transaksi terapeutik yang bertumpu pada dua macam hak asasi sebagai hak dasar manusia, yaitu hak atas informasi dan hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Setiap manusia dewasa yang berpikrian sehat berhak untuk menentukan apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya sendiri dan seorang ahli bedah yang melakukan suatu operasi tanpa izin pasiennya dapat dianggap telah melanggar hukum, dimana ia bertanggung jawab atas segala kerusukan yang timbul 2. Pasien adalah individu yang paling berkepentingan terhadap semua yang akan terjadi pada tubuhnya dengan segala akibatnya. Oleh karena itu, dalam transaksi terapeutik, adanya informed consent merupakan hak pasien yang harus dipenuhi sebelum ia menjalani suatu upaya medis yang dilakukan oleh dokter untuk menolong dirinya. Adapun yang dimaksud dengan terapi terapeutik adalah hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi segala emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani. 2) Guwandi, J., 2004, Hukum Medik (Medical Law), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal 24.

5 Secara hukum, hak merupakan suatu kewenangan seseorang untuk berbuat maupun tidak berbuat, sehingga pasien mempunyai kebebasan untuk menggunakan atau tidak menggunakannya. Concent atau persetujuan merupakan dasar yuridis untuk pembenaran dilakukannya tindakan medis atau operasi. Uintuk melakukan tindakan pembedahan, dokter akan melukai pasien dengan pisau, sehingga bila persetujuan (consent) tidak ada, dokter dapat dianggap melakukan penganiayaan, karena tindakan medis yang dilakukannya memenuhi unsur-unsur pasal 351 KUHP. Dalam pelaksanaannya, informed consent dapat dilakukan secara tegas atau diam-diam. Secara tegas dapat disampaikan dengan kata-kata langsung baik secara lisan ataupun tertulis. Penyampaian mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dokter terhadap pasien haruslah dilakukan terlebih dahulu, hal ini untuk menghindari terjadinya kesalah-pahaman antara pasien dengan dokter. Komponen yang terkandung dalam informed consent meliputi: 1. Pasien harus mempunyai kemampuan (capacity or ability) untuk mengambil keputusan; 2. Dokter harus memberi informasi mengenai tindakan yang hendak dilakukan, pengetesan, atau prosedur termasuk didalamnya manfaat serta resiko yang mungkin terjadi; 3. Pasien harus memahami informasi yang diberikan; 4. Pasien harus secara sukarela memberikan izinnya tanpa adanya paksaan atau tekanan. 3 Berdasarkan uraian diatas, kondisi-kondisi yang secara yuridis dapat dijadikan dasar penting untuk menentukan adanya persetujuan pasien yang diberikan kepada dokter yang merawatnya yaitu sikap tindak pasien yang harus dicermati dokter yang dari sikap tindak tersebut dapat diartikan bahwa pasien 3) Guwandi, 2004, Op.Cit., hal 8.

6 setuju. Terdapat 2 (dua) kondisi yang pada umumnya dapat dijadikan dasar bahwa persetujuan pasien dianggap telah ada, terdiri dari: 1. Secara factual pasien bersedia menjalani suatu prosedur kesehatan dalam rangka penanganan terhadap penyakitnya (termasuk operasi). 2. Dengan atau tanpa persetujuan yang nyata, berdasar sikap tindak pasien dapat ditarik kesimpulan bahwa yang bersangkutan telah memberikan persetujuannya. Dari uraian tersebut diatas maka dapat kita lihat bahwa setelah dilakukan pemberian informasi dari dokter, maka pasien dapat menyetujui penjelasan dari dokter mengenai penyakit jantung yang dideritanya dan akan dilakukan pelaksanaan operasi. Apabila pasien menyetujui untuk dilakukan tindakan operasi itu maka operasi jantung itu dapat dilaksanakan sehingga timbul hak dan kewajiban antara dokter dan pasien secara timbal balik. Dalam melakukan operasi bedah jantung sering terjadi komplikasi atau bahkan sampai si penderita meninggal dunia. Dari kejadian tersebut maka pihak keluarga pasien sering tidak puas dengan apa yang telah dilakukan dokter yaitu operasi jantung tersebut, sehingga keluarga pasien mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri untuk meminta pertanggungjawaban dari dokter yang telah melakukan operasi. Berdasarkan uraian tersebut penulis akan melakukan penelitian ilmiah dengan judul TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM MELAKUKAN OPERASI BEDAH JANTUNG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka masalah-masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana hubungan hukum antara dokter dengan pasien dalam melakukan operasi bedah jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 2. Bagaimana tanggung jawab dokter apabila terjadi kesalahan dalam melakukan operasi jantung tersebut? 3. Bagaimana cara pasien/keluarga pasien mendapat ganti kerugian bila terjadi kesalahan dalam pelaksanakan operasi jantung? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan hkum antara dokter dengan pasien dalam melakukan operasi bedah jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui tanggung jawab dokter apabila terjadi kesalahan dalam melakukan operasi jantung tersebut. 3. Untuk mengetahui cara pasien/keluarga pasien mendapat ganti kerugian bila terjadi kesalahan dalam pelaksanakan operasi jantung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dijadikan bahan perbandingan ilmu hukum dan khususnya hukum perdata yang diperoleh penulis selama di bangku perkuliahan dengan pelaksanaan di lapangan.

8 2. Bagi Ilmu Hukum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan ilmu hukum dan khususnya hukum perdata. 3. Bagi Universitas Dapat dijadikan tambahan literatur penelitian mengenai perjanjian, hak dan kewajiban dokter dan pasien/keluarganya, tanggung jawab dokter dan cara mendapatkan ganti kerugian dalam pelaksanaan operasi jantung. E. Metode Penelitian Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan sosiologis, karena perjanjian, hak dan kewajiban dokter dan pasien, tanggung jawab dokter dan cara mendapatkan ganti kerugian dalam pelaksanaan operasi jantung merupakan masalah yang berhubungan dengan sosial masyarakat. Dalam memperoleh data penulis menggunakan penelitian deskriptif, dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan dan gejala-gejala lainnya. 4 Dalam penelitian ini penulis bertujuan memberikan gambaran mengenai perjanjian, hak dan kewajiban dokter dan pasien/keluarganya, tanggung jawab dokter dan cara mendapatkan ganti kerugian dalam pelaksanaan operasi jantung. 4) Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hal 10.

9 2. Bahan Penelitian a. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendapatkan dasar teori dalam memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan bahan-bahan: 1) Bahan Hukum Primer Yaitu bahan hukum yang didapatkan dari: a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) b) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Men.Kes/Per/ IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. d) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang diperoleh dari: a) Buku literatur yang berhubungan dengan penelitian. b) Brosur dan dokumen yang diperoleh dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Penelitian Lapangan Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat secara sistematis data-data yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti.

10 1) Lokasi Penelitian Penulis memilih lokasi penelitian di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2) Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah dokter di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. F. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan Yaitu dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan serta mempelajari bahan hukum tersebut di atas meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 2. Penelitian Lapangan Yaitu melakukan penelitian langsung ke obyek penelitian melalui: a. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dan sekaligus mencatat secara sistematis, dengan demikian dapat mengetahui sebanyak mungkin tentang keadaan data dan obyek penelitian. b. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak dokter ataupun perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang berkepentingan dengan penelitian guna memperoleh data secara langsung yang berhubungan penelitian yang penulis kaji.

11 Dalam wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai informed concent, pemberian pernyataan dari pasien untuk dilakukan operasi jantung yang berisi pernyataan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan medik, hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta tim dokter dan perawat yang menangani operasi jantung tersebut. c. Pengambilan sampel Sampel dalam penelitian ini adalah snowbal sampling. Dalam bukunya Soerjono Soekanto dinyatakan bahwa: Snowball sampling = having individuals in a limited group or organization identify their friends and associates, and having thir friends identify their friends associates, until the researcher observes a constellation of friendships converge into some kind of complete social pattern 5 Maksudnya adalah suatu metode untuk menyajikan pilihan-pilihan atau penolakan dari anggota suatu kelompok (kecil), terhadap anggotaanggota lainnya. Hasilnya adalah suatu gambaran mengenai struktur dan organisasi kelompok, pola interaksi tertentu maupun ciri-ciri lainnya. Pemilihan sampel berkaitan dengan permasalahan yang diteliti yang dapat mewakili sebagai responden, dalam hal ini adalah dokter RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang menangani operasi jantung. G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan memadukan antara penelitian kepustakaan dengan penelitian lapangan. Analisa kualitatif adalah tata cara 5) Ibid., hal 197.

12 penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif analisa, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari secara utuh. 6 Proses atau tahapan jalannya penelitian ini adalah: 1. Pengajuan judul dan dilanjutkan pembuatan proposal penelitian serta ijin penelitian dari Fakultas. 2. Proposal yang telah disetujui kemudian diajukan kepada bagian penelitian RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 3. Pencarian data berupa brosur dan buklet yang diperoleh dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan selanjutnya dilakukan wawancara dengan dokter atau perawat terkait yang berhubungan dengan penelitian. 4. Setelah data terkumpul dilakukan analisis data. 5. Pengambilan kesimpulan yang dituangkan dalam penulisan skripsi. H. Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh, maka penulis telah mempersiapkan rancangan sistematika skripsi sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian 6) Ibid., hal. 250.

13 F. Metode Pengumpulan Data G. Metode Analisis Data H. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Operasi Bedah Jantung B. Pengertian Rumah Sakit Umum C. Para Pihak dalam Melakukan Operasi D. Hubungan Antar Pihak dalam Melakukan Operasi Bedah Jantung E. Perjanjian Para Pihak dalam Melakukan Operasi Bedah Jantung F. Hak dan Kewajiban Para Pihak G. Tanggung Jawab Dokter dalam Pelaksanakan Operasi Jantung H. Teori Bekerjanya Hukum dalam Masyarakat BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hubungan hukum antara dokter dengan pasien dalam melakukan operasi bedah jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Tanggung jawab dokter terhadap pasien apabila terjadi kesalahan dalam melakukan operasi jantung. C. Penentuan ganti kerugian kepada keluarga pasien operasi jantung. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN