PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Emisi Gas. Baku Mutu. Kategori L3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

4. Tim terpadu adalah tim yang membantu gubernur dalam proses pelaksanaan lisensi. 5. Unsur perguruan tinggi adalah pusat studi lingkungan hidup dan/a

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2009

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Udara

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 197 TAHUN 2004 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 04 Tahun 2009 Tanggal : 25 Maret 2009

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 19 Tahun 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 40

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENYEDIAAN DAN PELAYANAN PELUMAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG


PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 04/PRT/M/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN :MENTER! NEGARA LINGKUNGAN HID UP NOMOR: o4 TAHUN 2006 TENTANG BAKUMUTU AIRLIMBAH BAGIUSAHADAN ATAUKEGIATAN PERTAMBANGAN BIJill TIMAH

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

2016, No menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor khususnya di daerah perkotaan semakin meningkat, oleh karena itu perlu upaya pengendalian hal tersebut melalui pembatasan kebisingan kendaraan bermotor; b. bahwa Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pasal 10 ayat 1, memerintahkan untuk menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3450); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : (1) Baku Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru adalah batas maksimum tingkat kebisingan yang boleh dikeluarkan oleh kendaraan bermotor tipe baru; (2) Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; (3) Kendaraan Bermotor Tipe Baru adalah kendaraan bermotor yang menggunakan mesin dan atau transmisi tipe baru yang siap diproduksi dan akan dipasarkan, atau kendaraan bermotor yang sudah beroperasi di jalan tetapi akan diproduksi dengan perubahan desain mesin dan atau sistem transmisinya, atau kendaraan bermotor yang diimpor dalam keadaan utuh (completely built-up) tetapi belum beroperasi di jalan wilayah Republik Indonesia; (4) Kendaraan Bermotor Tipe Baru kategori M,N,O adalah kendaraan bermotor tipe baru yang beroda 4 (empat) atau lebih dengan penggerak motor cetus api dan penggerak motor bakar penyala kompresi sesuai dengan SNI 09-1825-2002; (5) Kendaraan Bermotor Tipe Baru kategori L adalah kendaraan bermotor tipe baru yang beroda 2 (dua) atau 3 (tiga) dengan penggerak motor cetus api (2 langkah atau 4 langkah) sesuai dengan SNI 09-1825-2002; (6) Uji tipe baku tingkat kebisingan adalah uji kebisingan yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor tipe baru;

(7) Penanggung jawab usaha dan atau kegiatan produksi kendaraan bermotor adalah orang perseorangan dan atau kelompok orang dan atau badan hukum yang memproduksi kendaraan bermotor tipe baru dan atau melakukan impor kendaraan bermotor dalam keadaan utuh (completely built-up) atau dalam keadaan tidak utuh; (8) Instansi yang bertanggungjawab adalah instansi yang bertugas di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan; (9) Menteri adalah menteri yang bertugas dan tanggungjawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan. Pasal 2 Ruang lingkup peraturan ini meliputi baku tingkat kebisingan, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penaatan baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor tipe baru. Pasal 3 (1) Setiap kendaraan bermotor tipe baru wajib memenuhi baku tingkat kebisingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I; (2) Metode uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud ayat (1) diukur pada kondisi dinamis; (3) Pada saat pengujian dinamis dilakukan pula pengujian kondisi stationer dan hasilnya dimasukan ke dalam laporan hasil uji; (4) Prosedur pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) mengacu : a. Cara uji baku tingkat kebisingan untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O menggunakan ECE R- 51; b. Cara uji baku tingkat kebisingan untuk kendaraan bermotor kategori L menggunakan ECE R- 41; (5) Formulir pengisian untuk uji tipe baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana tercantum dalam Lampiran II peraturan ini. Pasal 4 (1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan produksi kendaraan bermotor tipe baru wajib melakukan uji tipe baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor;

(2) Uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru untuk pengujian wajib menggunakan standar Economic Commission for Europe (ECE) disesuaikan dengan baku tingkat kebisingan pada peraturan ini. Pasal 5 (1) Uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta yang telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atau Badan Akreditasi yang diakui secara Internasional; (2) Instansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam melakukan uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru wajib memperhatikan perkembangan teknologi, kemampuan laboratorium pengujian dan peraturan perundangundangan yang berlaku; (3) Sebelum pelaksanaan pengujian sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) penanggungjawab usaha dan atau kegiatan wajib melaporkan unit sample yang akan diuji sebelum dilakukannya pelaksanaan pengujian kepada instansi yang bertanggungjawab. (4) Instansi yang bertanggungjawab melakukan verifikasi data sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) sebagaimana terlampir dalam lampiran II.A butir I, II dan III peraturan ini. Pasal 6 (1) Hasil uji tingkat kebisingan kendaraan bermotor tipe baru yang dilakukan oleh instansi sebagaimana dalam pasal 5 ayat (1) wajib disampaikan kepada instansi yang bertanggung jawab dan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan; (2) Salinan asli hasil uji tingkat kebisingan yang diterima oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan produksi kendaraan bermotor wajib diserahkan kepada instansi yang bertanggung jawab; (3) Penanggung jawab usaha dan kegiatan yang akan melakukan uji tipe baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor wajib menyerahkan dokumen form isian sebagaimana terlampir dalam Lampiran II; (4) Instansi yang bertanggung jawab menilai dan melakukan verifikasi terhadap hasil uji tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) dan form isian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru. Pasal 7 (1) Berdasarkan penilaian dan verifikasi hasil uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) instansi yang bertanggung jawab

mengeluarkan rekomendasi verifikasi hasil uji kebisingan kendaraan bermotor tipe baru; (2) Rekomendasi dari verifikasi hasil uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan produksi kendaraan bermotor. Pasal 8 Instansi yang bertanggung jawab mengumumkan hasil uji tipe kebisingan setiap tahun berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (2) setiap tahun kepada masyarakat. Pasal 9 (1) Bagi kendaraan bermotor yang akan dipasarkan dan telah dinyatakan lulus hasil uji tipe baku kebisingan kendaraan bermotor tipe baru wajib menempelkan tanda lulus hasil uji dengan mencantumkan angka kebisingan tersebut pada kendaraan; (2) Tanda lulus hasil uji tipe kendaraan yang dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II peraturan ini. Pasal 10 (1) Instansi yang bertanggung jawab berdasarkan wewenangnya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru; (2) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan terhadap unit yang melaksanakan pengujian baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. (3) Hasil dari pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) baik yang melakukan uji tipe kebisingan kendaraan maupun yang tidak melakukan uji tipe kebisingan akan diumumkan kepada masyarakat. Pasal 11 (1) Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan produksi kendaraan bermotor; (2) Segala biaya yang timbul dalam kegiatan pemeriksaan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara masing-masing instansi yang bersangkutan.

(3) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 akan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan. Pasal 12 Peraturan ini ditinjau kembali sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun sejak diberlakukan. Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd. Ir. Rachmat Witoelar