Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

dokumen-dokumen yang mirip
GRAND DESIGN TATA KELOLA DESA YANG PARTISIPATIF, ADIL DAN SETARA

LEMBAR FAKTA Hasil Penyerapan Aspirasi Warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Tata Kelola Desa. dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PERATURAN DESA CABAK NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA BELANJA DESA DESA WADUNGASRI KECAMATAN WARU TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

NASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam Bab ini dirikan kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan dari

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

BAB I KETENTUAN UMUM

UU No. 6/Tahun PMK No 241/2014 ttg Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

KEPUTUSAN KEPALA DESA DEPOK KECAMATAN CISOMPET KABUPATEN GARUT

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

KEPALA DESA KEHIDUPAN BARU KABUPATEN BATANG HARI PERATURAN DESA KEHIDUPAN BARU NOMOR : 05 TAHUN 2016 TENTANG

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

Siklus Keuangan Desa. Serial: KEUANGAN DAN ASET DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. klikkabar.com

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA GONDANG TAHUN ANGGARAN 2017

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA: PENDEKATAN COMMUNITY LEARNING AND PARTICIPATORY PROCESS (CLAPP) Oleh Utami Dewi 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2017 NOMOR 23 PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015

PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN DI DESA

Wilayah Kerja dan Mitra 3 Desa yaitu Desa Sidomulyo, Batu Jawa Timur Desa Noelbaki, Kupang Nusa Tenggara Timur Desa Belabori, Gowa Sulawesi Selatan Bekerjasama dengan mitra - Malang Corruption Watch (MCW) - Malang - Bengkel Appek Kupang - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) - Gowa

Tahap pertama : Pelatihan Tahapan Kegiatan (1) Riset Pemilihan Desa Penentuan Wilayah Kerja Propinsi dan Kab/Kota Riset Lapangan - Observasi - FGD & Wawancara Pembuatan modul dan materi pelatihan penguatan partisipasi warga Pelatihan dilakukan di tiap desa dengan melibatkan : 3 Fasilitator 12 Peserta Perempuan Pelatihan kepada Perempuan Warga di 3 Desa Desa Sidomulyo, Batu Desa Noelbaki, Kupang Desa Balabori, Gowa Pelatihan Fasilitator

Tahapan Kegiatan (2) Tahap Kedua: Pasca Pelatihan Survei Warga di 3 desa Survei dilakukan oleh Perempuan Desa yang telah dilatih terhadap 250 KK di Desa Deliberasi hasil survei di tiap Dusun Temu Warga Mengundang seluruh warga dan aparat Desa Pembahasan hasil survei warga di seluruh dusun (konfirmasi dan klarifikasi) Pengawasan Bersama Pelaksanaan Temu Warga / Musyawarah Desa Distribusi hasil Dokumentasi kesepakatan Warga

Implementasi UU No.6 2014 tentang Desa KONTEKS DAN LATAR BELAKANG

Partisipasi warga adalah amanat UU No 6 tahun 2014 Tentang Desa. Pasal 82 mengatur partisipasi warga untuk: Berpartisipasi dalam musyawarah desa Menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis Mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa Memantau pelaksanaan Pembangunan Desa Melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan BPD

Ruang partisipasi warga dalam UU No.6/2014 Forum untuk Ruang Partisipasi Warga Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Musyawarah Desa (Musdes) Bentuk Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa Mengajukan usulan rencana pembangunan desa kepada unit pemerintah diatasnya untuk penyusunan RPJMD (Kab/Kota) dan RPJMN Pembahasan dan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Pembahasan dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Pembahasan dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Pembahasan dan penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Pembahasan masuknya investasi dan hibah ke Desa

Musyawarah Desa (Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 pasal 54) Merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk membahas hal-hal strategis. Hal strategis diantaranya: pembuatan perdes, RPJMN, RKP, penataan Desa, kerja sama Desa, rencana investasi yang masuk ke Desa, pembentukan BUM Desa, Aset Desa, dan kejadian luar biasa lainnya. Musyawarah Desa (Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Pasal 80) Musyawarah Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, BPD, dan unsur masyarakat. Unsur masyarakat terdiri dari: tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok perajin, kelompok perempuan, perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak, dan perwakilan kelompok masyarakat miskin. Selain itu musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Apa saja yang dihasilkan melalui Musyawarah Desa Musyawarah Desa memfasilitasi partisipasi warga untuk terlibat dalam perumusan berbagai hal berikut ini: Rencana Pembangunan Desa (RPJMDes & RKP) Pedoman untuk pelaksanaan pembangunan desa yang dibuat oleh Kepala Desa dan BPD berdasarkan aspirasi warga yang diserap dari musyawarah desa. Ada dua rencana pembangunan desa: (1) RPJMDes (dibuat 6 tahun sekali) dan RKP (dibuat tiap tahun). APBDes Rencana penggunaan anggaran desa. APBDes dibuat oleh pemerintah desa dan BPD dengan memperhatikan masukan dari warga desa saat penyusunan Rencana Pembangunan Desa. Peraturan Desa (Perdes) Kebijakan pemerintah desa yang dibuat bersama dengan BPD untuk mengatur persoalan strategis desa.

MENGAPA PEREMPUAN HARUS TERLIBAT? Kebutuhan khas perempuan seringkali terabaikan dalam perumusan daftar kebutuhan warga. Perempuan terlatih untuk merencanakan dan mengelola kegiatan maupun keuangan rumah tangga, mencari jalan keluar dari kesulitan rumah tangga dan membuat keputusan untuk pemeliharaan/ perawatan. Perempuan terbiasa melakukan kegiatan mencatat, mendata, mengelola uang, mengatur waktu, menentukan prioritas, mengambil keputusan untuk urusan rumah tangganya.

Tahap-tahap Penguatan Partisipasi Perempuan Tahap 1 membentuk organisasi untuk perempuan berkumpul dan belajar Tahap 2 mengajak perempuan hadir dalam organisasi perempuan maupun kegiatan musyawarah warga Tahap 3 melibatkan perempuan secara aktif dalam kegiatan organisasi perempuan maupun musyawarah warga Tahap 4 mendorong perempuan mengisi kepemimpinan dalam organisasi perempuan, dalam forum warga.

Testimoni Hambatan Perempuan Berpartisipasi di Sidomulyo, Batu Jawa Timur Budaya Patriarki.Ketika kita tinggal di satu desa di tempat tinggal kita sendiri, kita di situ seperti terbelenggu tidak bisa bergerak. Kadang mau bergerak begini kadang orang itu nanya, kamu itu siapa? ( kon iku sopo? ) yang akhirnya bikin kita down Jadi kadang peran perempuan itu disepelekan bahkan oleh sesama perempuan (FGD, 8 Des 2014) Beban Ganda Perempuan di desa selain mengurus rumah tangga juga mengurus sawah atau ladang bunga. Waktu di ladang biasanya dimulai pagi hingga sore hari. Kondisi tersebut tidak memungkinkan perempuan menghadiri forum-forum warga desa yang biasanya dilaksanakan pada malam hari. Izin Suami Perempuan masih bergantung pada izin suami untuk beraktivitas diluar rumah apalagi terlibat dalam forum-forum partisipasi warga di desa..kalau misalnya suami kita tidak merestui kita pergi kesini tentu kita tidak akan sampai kesini. Kurangnya Pelibatan Perempuan Perempuan di desa tidak mendapatkan undangan hadir ke forum-forum partisipasi yang ada di desa. Keterlibatan perempuan hanya dimaknai sebatas mengundang perwakilan PKK.

Testimoni Hambatan Perempuan Berpartisipasi di Noelbaki, Kupang NTT Budaya Patriarki Tradisi adat menggariskan tugas perempuan bekerja di dapur. Dalam forum dan musyawarah adat, keterlibatan perempuan sebatas menyiapkan logistik dan konsumsi. Mereka tidak diajak berpartisipasi dalam forum musyawarah. Beban Ganda Selain bertugas mengurus urusan rumah tangga, perempuan di Kupang juga bertugas membantu pekerjaan di sawah atau ladang. Beban ganda ini membuat waktu perempuan tersita. Izin Suami Izin suami sering menjadi penghalang perempuan untuk hadir dalam forum musyawarah warga. Karena beban kerja domestik dibebankan hanya kepada perempuan. Stigma Kalau urusan pembangunan itu urusan bapak-bapak, mama-mama hanya di dapur saja. Perempuan bisa apa sih. Paling hanya omong doang tidak bisa membuktikan apa-apa. Infrastruktur Penerangan jalan yang tidak memadai menimbulkan masalah keamanan untuk berjalan di malam hari. Karena kegiatan musyawarah bisa berlangsung hingga malam hari.

Testimoni Hambatan Perempuan Berpartisipasi di Belabori, Gowa Sulawesi Selatan Budaya Patriarki Hak atas pendidikan tinggi selama ini selalu mengutamakan laki-laki. Begitu pula dalam pengambilan keputusan di forum-forum warga. Usulan-usulan dari kelompok perempuan yang diajukan oleh kelompok perempuan dalam musrenbangdes kerap tersingkir dengan prioritas pembangunan infratsruktur di desa. Terbatasnya Akses Informasi Terhadap Perdes Minimnya akses informasi tentang peraturan desa, khususnya tentang RPJMDes dan APBDes, sehingga kelompok perempuan mengalami kesulitan dalam mengadvokasi kebutuhan mereka. Minimnya Pengetahuan Tentang Tata Kelola Desa Kegiatan-kegiatan yang diadakan bagi kelompok perempuan selama ini hanya sebatas pengembangan keterampilan (misalnya keterampilan membuat produk industri rumahan). Sementara kegiatan pendidikan politik, khususnya mengenai tata kelola desa, sangat jarang bahkan tidak pernah dilakukan. Mobilitas Terbatas Karena Kendala Transportasi Di sini tidak ada angkutan umum, kadang ibu-ibu kalau mau kumpul harus dijemput pakai motor satu-satu. Kalau jalan ya cukup jauh jaraknya bisa sampai 5 KM, belum lagi kondisi jalan yang naik turun.

Hasil Usulan Warga pada Temu Warga DESA SIDOMULYO, KOTA BATU (JAWA TIMUR) Penyelenggaraaan Festival Sidomulyo (Promosi Potensi Desa ) Pengadaan bank sampah (saat ini sudah ada bank sampah dari swadaya warga di RW 4) Pelatihan peningkatan wawasan dan keterampilan bagi ibu-ibu Warga desa dilibatkan secara aktif dalam forum-forum yang ada di desa (musyawarah dusun, rembug desa/musyawarah desa serta musrenbang desa) Penambahan tempat sampah di rumah warga khususnya di dusun Tinjumoyo USULAN HASIL TEMU WARGA DI 3 DESA DESA NOELBAKI, KABUPATEN KUPANG (NUSA TENGGARA TIMUR) Perbaikan infrastruktur dasar (jalan, jembatan dan saluran air) Perbaikan sarana dan peningkatan kualitas Posyandu dan Puskesmas Pembantu di desa (penambahan alat medis, penambahan ketersediaan obat, penempatan tenaga medis dan penyuluh kesehatan, pelatihan kader posyandu). Pemberdayaan ekonomi dengan pengadaan pasar desa dan peningkatan kapasitas warga dengan pelatihan manajemen usaha Penjaminan ketersediaan sarana produksi pertanian (pupuk, obat anti hama, dan benih) Perbaikan sarana prasarana pendidikan. DESA BELABORI, KABUPATEN GOWA (SULAWESI SELATAN) Menyelesaikan masalah air bersih dengan membuat pengadaan sumur bor dan pipa penyalur air bersih untuk warga desa. Membangun klinik desa/ puskesmas pembantu (PUSTU) dan penambahan jumlah bidan. Perbaikan jalan yang akan ditagihkan dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pekerjaan Umum. Membangun sekolah TK/ TPA. Pemberian modal usaha untuk usaha kecil.

Strategi Partisipasi Warga : Tahu, Mampu, Awasi Melakukan pemetaan kebutuhan warga Survei Warga Temu Warga Sosialisasi hasil survei dan meminta masukan warga MAMPU Menyampaikan daftar aspirasi warga Menyepakati program atau kegiatan untuk pembangunan desa Menghasilkan dokumen sebagai rujukan RPJMDes, RKPDes, dan APBDes Pengawasan oleh Warga Dokumen yang dihasilkan menjadi rujukan warga dalam melakukan pengawasan untuk memastikan pembangunan desa sesuai kebutuhan warga TAHU Musyawarah Desa AWASI

Rekomendasi Peningkatan kapasitas kelompok-kelompok perempuan di desa, terutama dalam pengetahuan tentang tata kelola desa Perluasan pelibatan kelompok-kelompok perempuan (tidak hanya PKK) dalam forum-forum partisipasi warga, seperti musyawarah desa dan musrenbangdes. Mendorong kemandirian warga desa untuk dapat memetakan kebutuhan warga (TAHU), memperjuangkan kebutuhan bersama masuk dalam RKP dan APBDes (MAMPU), dan memastikan agar kebijakan pemerintah desa sesuai dengan kebutuhan warga (AWASI). Meminta Kementerian Desa untuk mengatur agar dana desa dapat dialokasikan untuk kegiatan pemetaan kebutuhan warga yang melibatkan berbagai kelompok di desa terutama kelompok perempuan. Meminta Kementerian Desa untuk menerapkan pengarusutamaan gender dalam peningkatan kapasitas aparat desa.

TERIMA KASIH