I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

PELAKSANAAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP GURU AGAMA OLEH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi di negara ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. dengan kebutuhan serta tidak ketinggalan jaman. Penyesuan tersebut secara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

SIMPATIKA Periode 2017/2018

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

NOMOR REGISTRASI GURU (NRG)

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

2016 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2007

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN PESERTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2013

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

SAMBUTANBUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT PENDIDIK TANGGAL 15 PEBRUARI 2014

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Guru

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. S1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD /Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 03/MEN/2008 TENTANG

TANYA JAWAB TENTANG SERTIFIKASI GURU KATA PENGANTAR

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon (Hunting) L am an: kemdikbud.go.

SURAT PERNYATAAN. N a m a :... No. Peserta :... NUPTK :... Mapel :... Instansi :... Alamat :... No. HP. :...

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan. Dengan pendidikan ini pula harkat dan martabat seseorang akan terangkat, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut. Hal ini juga akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan penduduknya. Pendidikan yang bermutu memiliki kaitan kedepan ( forward linkage) dan kaitan kebelakang (backward linkage). Forward linkage berupa bahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsabangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Backward linkage berupa bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.

2 Guru sebagai profesi diakui oleh negara maupun masyarakat. Tetapi pengertiannya seringkali dipersempit sebagai suatu jenis pekerjaan tertentu tanpa melihat prinsip profesionalnya. Dokter, pengacara, akuntan dan profesi lainnya lebih diakui oleh masyarakat karena proses menjadi profesional harus melalui serangkaian ujian yang diselenggarakan oleh organisasi profesi terkait atau lembaga pendidikan yang ditentukan. Seseorang dapat menjadi guru dengan begitu saja ketika ia bertugas menjadi pendidik pada lembaga pendidikan baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau non PNS. Kewenangannya melekat dengan ijazah akta IV yang dikeluarkan Lembaga Pendidik Tinggi Keguruan (LPTK). Dalam prakteknya, seseorang bisa saja menjadi guru dengan tanpa ijazah akta IV selama memiliki kemampuan untuk mengajar di suatu lembaga pendidikan. Inilah yang mendorong lahirnya berbagai produk hukum yang bertujuan untuk mempertegas posisi guru sebagai profesi dan untuk mengaturnya. Guru sebagai suatu profesi diatur lebih jelas dalam produkproduk hukum tersebut. Guru yang profesional harus memiliki sertifikat profesi guru. Inilah yang mendorong diselenggarakannya program pemberian tunjangan profesi guru atau (pelaksanaan sertifikasi guru). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetesi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan diperoleh melalui

3 pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (S1/D -IV). Mengenai sertifikat pendidik dapat ditemukan dalam Pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Tunjangan profesi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Bandar Lampung secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki Sertifikat Pendidik. Secara khusus sertifikat pendidik merupakan bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru. Dengan demikian dapat dirangkum bahwa sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum dan menguasai kompetensi minimal sebagai agen pembelajaran.

4 Sebagai bentuk implementasi kebijakan sertifikasi guru tersebut, pada tahun 2006 sampai sekarang dilaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan yang diselenggarakan Tim Sertifikasi Guru Kementerian Agama Kota Bandar Lampung. Sistem sertifikasi terbaru sejak tahun 2011 adalah melalui penilaian portofolio dan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Hal tersebut dilaksanakan guna menyeleksi guru yang layak sertifikasi. Berdasarkan data Kementerian Agama Kota Bandar Lampung tahun 2011, jumlah guru agama di Kota Bandar Lampung berjumlah 1.274 orang yang terdiri dari guru agama yang berstatus PNS 807 orang dan yang berstatus honorer 467 orang. Peserta yang telah lulus Sertifikasi berjumlah 59 orang guru agama. Pada tahun 2012 sebanyak 170 orang guru yang belum mendapatkan Tunjangan Profesi atau sertifikasi (sisa calon peserta sertifikasi). Kuota tahun 2010 adalah 189 peserta yang mengikuti sertifikasi guru, dan hanya 1 yang tidak lulus dikarenakan adanya manipulasi data dan portofolio. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 disebutkan bahwa uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. 1 Kesulitan guru dalam menyusun portofolio adalah kurangnya pemahaman guru tentang cara penyusunan portofolio, hal ini dipandang perlu diadakannya sosialisasi cara penyusunan portofolio setiap jenjang oleh panitia Sertifikasi 1 Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 022/P/2009.

5 Guru Kota Bandar Lampung tahun 2011 dengan nara sumber yang mendalami secara mendalam tentang cara penyusunan portofolio. Dan Kementrian Agama Kota Bandar Lampung disini mempunyai peran penting dalam proses sertifikasi. Pada Kementrian Agama Kota Bandar Lampung, sertifikasi masuk dalam bagian Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK). Disini dibagi dalam 2 bagian yaitu, Dikdas (Pendidikan Dasar) yang memegang TK, Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Dikmen (Pendidikam Menengah) yang menangani Madrasah Aliyah (MA). Sejak dibentuknya Panitia Pelaksana Tunjangan Profesi beserta Sertifikasi Guru Kota Bandar Lampung berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kw.08.4/2/PP.00/1662/2012 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Sertifikasi Pendidik Kota Bandar Lampung, Panitia Kecamatan dan Nara Sumber Pelaksana Sertifikasi Guru Kota Bandar Lampung, mempunyai tugas untuk menginformasikan kepada guru agama (madrasah) untuk mendaftarkan diri sebagai calon peserta sertifikasi, mengelola guru, menyiapkan guru, menentukan skala prioritas guru peserta sertifikasi dan menetapkan peserta sertifikasi guru berdasarkan form rekap calon peserta baru dan calon peserta revisi (yang terdapat dalam sisa longlist 2012). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama, yang mana tunjangan profesi tersebut dapat dicairkan bagi guru yang telah lulus sertifikasi dalam waktu per- tiga bulannya. Namun, pada kenyataannya hal tersebut sulit terlaksana sehingga melewati batas waktu yang seharusnya. Selain itu juga bagi guru agama yang belum mendapatkan panggilan sertifikasi khususnya yang

6 mengajar di tingkat SD (mengajar di sekolah umum) padahal telah memenuhi persyaratan dan telah lama diusulkan dari sekolah. Kendala apa yang terjadi sehingga mempersulit guru tersebut dalam mendapatkan tunjangan profesi, yang telah menjalankan masa kerja puluhan tahun. Sedangkan guru yang mengajar agama di sekolah agama tingkat MI, MTs, dan MA sudah banyak yang mendapatkan panggilan sertifikasi. Dari itu peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan pokok permasalahan: Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi terhadap Guru Agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung. 1.2 Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung? 2) Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara jelas rinci dan sistematis tentang: 1) untuk mengetahui pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung: dan

7 2) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat terhadap pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan antara konsep pemberian tunjangan profesi terhadap guru agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung demi meningkatkan mutu pendidikan dan ilmu hukum administrasi negara. b. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) dapat memberikan pemecahan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang efektif dan efisien; 2) dapat menjadi bahan tambahan informasi positif bagi yang ingin melakukan penelitian lanjutan; 3) kontribusi pemikiran bagi pihak-pihak terkait yang ingin mengakses hasil pelaksanaan Kementerian Agama Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan pemberian tunjangan profesi guru agama; 4) sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.