Volume 4, Nomor 4, Oktober 2015 Online : Tinjung Jatiningrum, Putri Sekar Wiyati, Noor Wijayahadi

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertama sebagai penyebab kematian maternal. 2. Pendarahan obstetri secara umum dibagi menjadi perdarahan antepartum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MATERNAL DENGAN LUARAN MATERNAL PADA PERSALINAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUP dr. KARIADI SEMARANG TAHUN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

BAB II TINJAUAN TEORI

ANALISIS HUBUNGAN PLASENTA PREVIA TERHADAP LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN KOTA PALANGKA RAYA

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN SKOR APGAR JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT

13. Sarella L, ArunajyothiChinta. Study On maternal and Perinatal Outcome in Placenta Previa. Scholars Journal of Applied Medical Sciences

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA GEMELLI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia

BAB 1 PENDAHULUAN. Plasenta previa adalah plasenta yang menutupi ostium uteri internum baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA ANTARA USIA MUDA DAN USIA REPRODUKSI SEHAT

FAKTOR-FAKTOR PLASENTA YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Meliputi plasenta previa, solusio plasenta dan ruptura sinus marginal.

FAKTOR RISIKO PENYAKIT MEMBRAN HIALIN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

HUBUNGAN USIA DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi yang

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Mulyanti

PENGARUH UMUR, KOMPLIKASI LAIN DAN JENIS PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PADA IBU PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUDP MATARAM TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN SUNGSANG DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Pengaruh Faktor Risiko Ibu Dan Janin Terhadap Persalinan Caesarean Section

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

PROFIL PERSALINAN KEHAMILAN KEMBAR DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA CORRELATION OF PARITY WITH THE INCIDENCE OF PLACENTA PREVIA

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PELAYANAN RUJUKAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DENGAN KASUS PREEKLAMSPAI BERAT DAN EKLAMPSIA

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Faktor Resiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. The Risk Factors Of Hypertension in Pregnancy PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

FAKTOR RISIKO KEMATIAN BAYI BARU LAHIR DENGAN PENYAKIT MEMBRAN HIALIN YANG DIBERI CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

Transkripsi:

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA PERSALINAN DENGAN PERDARAHAN ANTEPARTUM AKIBAT KELAINAN LOKASI IMPLANTASI PLASENTA DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 213-214 Tinjung Jatiningrum 1, Putri Sekar Wiyati 2, Noor Wijayahadi 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Obsgin, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 3 Staf Pengajar Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 5275, Telp. 24769281 ABSTRAK Latar Belakang : Angka kejadian plasenta previa terus meningkat. Perdarahan pada plasenta previa meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik pada maternal mapun perinatal. Dengan demikian, perlu dikaji mengenai luaran maternal dan perinatal pada perdarahan antepartum khususnya yang disebabkan oleh kelainan lokasi implantasi plasenta. Tujuan : Menganalisis perbedaan luaran maternal dan perinatal pada persalinan dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan belah lintang. Data diambil dari catatan medik di RSUP Dr Kariadi Semarang periode 1 Januari 213 sampai dengan 31 Desember 214. Analisis data menggunakan uji Chi-Square atau Fisher serta analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil : Subjek dengan plasenta previa totalis 76,6% (49 orang), plasenta previa parsialis/marginalis 3,1% (2 orang) dan plasenta letak rendah 2,3% (13 orang). Kejadian anemia 54,7 %, bedah sesar 89,1%, prematuritas 5% dan BBLR 4,9%. Hasil analisis bivariat menunjukkan plasenta previa berisiko untuk bersalin secara sesar, kelahiran kurang bulan (OR 4,39 dengan CI 95% 1,79-17,893), dan berat bayi lahir rendah (OR 4,88 dengan CI 95%,983-24,38). Hasil analisis multivariat memiliki hasil yang tidak bermakna. Kesimpulan : Perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta menyebabkan morbiditas maternal, morbiditas dan mortalitas perinatal. Plasenta previa mempunyai risiko lebih besar untuk bersalin secara sesar, kelahiran kurang bulan dan berat bayi yang rendah dibandingkan dengan plasenta letak rendah, namun secara keseluruhan jenis kelainan lokasi implantasi plasenta tidak mempengaruhi luaran maternal dan perinatal. Kata kunci : kelainan lokasi implantasi plasenta, luaran maternal, luaran perinatal ABSTRACT MATERNAL AND PERINATAL OUTCOME IN DELIVERY WITH ANTEPARTUM HEMORRHAGE CAUSED BY ABNORMAL IMPLANTATION SITE OF PLACENTA IN KARIADI HOSPITAL SEMARANG DURING 213-214 Background : The incidence of placenta previa keeps going up. Placenta previa with hemorrhage increased maternal and perinatal morbidity and mortality. Therefore, it was important to determine maternal and perinatal outcome in antepartum hemorrhage particularly caused by abnormal implantation site of placenta. Aim : To compare maternal and perinatal outcome in delivery with antepartum hemorrhage caused by abnormal implantation site of placenta. 1542 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Methods : It was desctiptive analytic study with cross sectional design. Data was obtained from medical record in Dr.Kariadi Hospital Semarang during 1 January 213 31 December 214. Chi-square/Fisher exact test and logistic regresion was used for hypothetical analysis. Results : Subjects with complete placenta previa were 76,6% (49 subjects), with incomplete/marginal placenta previa were 3,1% (2 subjects) and with low-lying placenta were 2,3% (13 subjects). The incidence of anemia was 54,7%, cesarean delivery was 89,1%, prematurity was 5% and LBW was 4,9%. Bivariat analysis suggested that placenta previa was at risk for cesarean delivery, prematurity (OR 4,39 with CI 95% 1,79-17,893) and LBW (OR 4,88 with CI 95%,983-24,38). Multivariate analysis indicated insignificant result. Conclusion : Antepartum hemorrhage caused by abnormal implantation site of placenta resulted in maternal morbidity and perinatal morbidity and mortality. Placenta previa had greater risk for cesarean delivery, prematurity and LBW compared to low-lying placenta. Overall the type of abnormal placental location had no effect on maternal dan perinatal outcome. Key words : abnormal implantation site of placenta, maternal outcome, perinatal outcome PENDAHULUAN Perdarahan obstetri merupakan salah satu penyebab terbesar kematian maternal dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi. Hal ini masih menjadi masalah kesehatan di negara maju terlebih di negara berkembang. 1 Perdarahan obstetri di Indonesia masih menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian maternal. 2 Pendarahan obstetri secara umum dibagi menjadi perdarahan antepartum dan postpartum. 3 Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah minggu ke 28 masa kehamilan. 1 Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan antepartum yang seringkali memerlukan bedah sesar darurat. Selain itu banyak ibu dan janin jatuh pada keadaan yang mengancam jiwa. 4 Kelainan implantasi plasenta dapat berupa plasenta yang implantasi di bagian bawah uterus atau gangguan kedalaman implantasi plasenta. Implantasi di bagian bawah uterus meliputi berbagai macam jenis plasenta previa ditambah plasenta letak rendah. 5 Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. 1, 6 Angka kejadiannya berkisar 4-5 per 1 kehamilan. 7 Meningkatnya insiden bedah sesar dan bertambahnya usia ibu serta pembuahan in vitro,mengakibatkan angka kejadian plasenta previa terus meningkat. 8 1543 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Perdarahan pada plasenta previa yang masif meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik pada ibu mapun janin. Hal ini karena perdarahan terjadi bukan hanya pada masa kehamilan saja namun juga terjadi saat intrapartum dan postpartum. 9 Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan luaran maternal dan perinatal pada persalinan dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta? sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan luaran maternal dan perinatal pada persalinan dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitk dengan pendekatan belah lintang. Penelitian ini dilaksanakan di instalasi rekam medik RSUP Dr Kariadi Semarang sejak dikeluarkannya ethical clearance sampai selesai. Sampling dilakukan dengan mengumpulkan catatan medik dari ibu bersalin dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta yang melahirkan di RSUP Dr Kariadi Semarang periode 1 Januari 213 sampai dengan 31 Desember 214. Besar sampel sebanyak jumlah pasien dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta yang melahirkan di RSUP Dr Kariadi Semarang periode tersebut. Kriteria inklusi penellitian ini adalah hamil tunggal dengan kriteria eksklusi Catatan medik tidak lengkap dan tidak terbaca dengan jelas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kelainan lokasi implantasi plasenta. Variabel terikat berupa luaran maternal yaitu anemia, syok, cara persalinan, perdarahan postpartum, histerektomi, transfusi darah, perawatan di HCU/ICU, mortalitas maternal serta luaran perinatal : prematuritas, BBLR, skor APGAR, IUGR, kelainan kongenital, kelainan letak, mortalitas perinatal. Analisis data menggunakan uji Chi-Square atau Fisher dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. HASIL Selama periode 213-214 didapatkan 64 sampel yang memuhi kriteria penelitian. Angka kejadian kelainan lokasi implantasi plasenta di RSUP Dr. Kariadi pada tahun 213 adalah 2,46% sedangkan pada tahun 214 adalah 1,14%. 1544 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Sebagian besar subjek penelitian berusia pada rentan 2-35 tahun dan status multipara dengan usia kehamilan 28-36 minggu pada 5% kasus.sebanyak 76,6 % merupakan kasus plasenta previa totalis, 3,1% plasenta previa parsialis/marginalis dan 2,3% merupakan plasenta letak rendah. Riwayat pemberian kortikosteroid dan tokolitik antenatal pada 43,5% kasus. Tabel 1. Karakteristik Subjek Karakteristik Frekuensi (n=64) Persentase (%) Usia < 2 tahun 2 35 tahun >35 tahun Paritas Nullipara Jumlah paritas 1 Jumlah paritas 2 Jumlah paritas 3 Jumlah paritas 4 Jumlah paritas 5 1 44 19 14 22 15 12 1 1,6 68,8 29,7 21,9 34,4 23,4 18,8 Karakteristik Frekuensi (n=64) Persentase (%) Usia kehamilan 28-36 minggu 37-41 minggu 42 minggu Riwayat operasi pada uterus ada riwayat operasi uterus 1 kali 2 kali 3 kali Pemberi ANC Bidan Dokter umum Dokter spesialis kandungan Lainnya 32 32 55 7 2 37 6 21 1,6 5 5 85,9 1,9 3,1 57,8 9,4 32,8 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Frekuensi ANC < 2 kali 2-4 kali > 4 kali NA Riwayat plasenta previa sebelumnya terdapat riwayat terdapat riwayat Lokasi plasenta Plasenta previa totalis Plasenta previa parsialis/marginalis Plasenta letak rendah Status rujukan rujukan rujukan Asal rujukan Bidan Dokter Umum Dokter spesialis kandungan Puskesmas/Rumah Sakit Datang sendiri Pendidikan sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diploma ke atas Pemberian kortikosteroid atau tokolitik 2 9 52 1 1 63 49 2 13 45 19 22 2 1 2 19 1 18 32 4 29 35 3,1 14,1 81,3 1,6 1,6 98,4 76,6 3,1 2,3 7,3 29,7 34,4 3,1 1,6 31,3 29,7 15,6 28,1 5 6,3 45,3 54,7 1546 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Variabel Anemia Anemia Anemia Syok Cara persalinan Bedah sesar Pervaginam Perdarahan Postpartum Histerektomi Transfusi darah Perawatan HCU/ICU a Uji Chi Square b Uji Fisher Tabel 2. Perbandingan luaran maternal Plasenta previa Plasenta letak (n=51) rendah (n=13) 3 (58,8%) 5 (38,5%) 21 (41,2%) 8 (61,5%) 5 (9,8%) (%) 46 (9,2%) 13 (1%) 51 (1%) 6 (46,2%) (%) 7 (53,8%) 5 (9,8%) 1 (7,7%) 46 (9,2%) 12 (92,3%) 3 (5,9%) 1 (7,7%) 48 (94,1%) 12 (92,3%) 14 (27,5%) 3 (23,1%) 37 (72,5%) 1 (76,9%) 4 (7,8%) 2 (15,4%) 47 (92,2%) 11 (84,6%) OR (95% CI) P 2,28,188 a (,656-7,968) -,574 b - <,1 b 1,3 1, b (,139-12,241),75 1, b (,72-7,864) 1,26 1, b (,32-5,267),468,593 b (,76-2,889) Pada tabel 2 didapatkan nilai p <,5 untuk variabel cara persalinan (<,1), sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna, dimana ibu dengan plasenta previa lebih banyak melahirkan secara bedah sesar bila dibandingkan plasenta letak rendah. 1547 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Variabel Prematuritas BBLR Skor APGAR Asfiksia asfiksia IUGR Kelainan kongenital Kelainan Letak Non vertek Vertek Kematian perinatal Meninggal Hidup a Uji Chi Square Tabel 3. Perbandingan luaran Perinatal Plasenta Plasenta letak OR previa (n=51) rendah (n=13) (95% CI) P 29 (56,9%) 3 (23,1%) 4,39,3 a 22 (43,1%) 1 (76,9%) (1,79-17,893) 24 (47,1%) 2 (15,4%) 4,88,38 a 27 (52,9%) 11 (84,6%) (,983-24,38) 6 (13,%) 2 (15,4%),82 1, b 4 (87,%) 11 (84,6%) (,146-4,671) 2 (3,9%) 1 (7,7%),49,5 b 49 (96,1%) 12 (92,3%) (,41-5,861) 3 (5,9%) (%) - 1, b 48 (94,1%) 13 (1%) 14 (27,5%) 2 (15,4%) 2,81,489 b 37 (72,5%) 11 (84,6 %) (,49-1,593) 5 (9,8%) (%) -,574 b 46 (9,2%) 13 (1%) b Uji Fisher Pada tabel 3 didapatkan hasil nilai p <,5 pada variabel prematuritas (p=,3) dan BBLR (p=,3), dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna, dimana ibu dengan plasenta previa lebih banyak melahirkan bayi prematur dan memiliki berat lahir rendah 1548 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Tabel 4. Analisis multivariat Variabel OR CI 95% P* Cara persalinan - -,999 Prematuritas,33,35-3,195,388 BBLR 1,4,112-9,643,97 *Uji Regresi Logistik Semua variabel pada analisis multivariat memiliki nilai p>,5. PEMBAHASAN Angka kejadian plasenta previa di RSUP Dr.Kariadi Semarang pada tahun 213 adalah 2,46% sedangkan tahun 214 turun menjadi 1,14%. Hal ini tidak selaras dengan teori yang telah di sebutkan sebelumnya bahwa angka kejadian plasenta previa terus meningkat dikarenakan kejadian bedah sesar, bertambahnya usia ibu hamil serta banyaknya kasus IVF sebagai faktor risiko terus meningkat. 8 Keadaan ini mungkin sebabkan oleh berlakunya sistem jaminan kesehatan nasional dan berhentinya program jaminan persalinan di Indonesia. Cara persalianan terbanyak adalah bedah sesar (89,1%), mengingat plasenta previa merupakan salah satu indikasi ibu untuk dilakukan bedah sesar. 1 Terdapat perbedaan yang bermakna antara lokasi plasenta dengan cara persalinan (p<,1). Semua pasien dengan plasenta previa melahirkan secara bedah sesar sedangkan pasien plasenta letak rendah terdapat 7 kasus yang bersalin secara pervaginam. Nakamura et al dalam Hasegawa et al menunjukkan 86,9% kasus plasenta letak rendah berhasil bersalin secara pervaginam tanpa peningkatan perdarahan saat persalinan. 9 Kelahiran kurang bulan atau prematuritas sebesar 5% (32 orang). Angka kejadian lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian Bhatt et al (74,7%). 11 Hal ini disebabkan beberapa ibu yang mengalami episode perdarahan setelah memasuki usia kehamilan aterem. Analisis bivariat didapatkan perbedaan yang bermakna (p=,3) antara jenis lokasi plasenta terhadap kejadian kelahiran kurang bulan. Hal ini terjadi karena pada plasenta previa perdarahan biasanya terjadi lebih awal. Apabila perdarahan banyak maka indikasi untuk dilakukan terminasi kehamilan. 12 Sehingga banyak kelompok plasenta previa yang melahirkan kurang bulan. 1549 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 Bayi lahir dari ibu dengan perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta yang mengalami BBLR sebanyak 4,6% (26 anak). Telah diketahui bahwa perdarahan selama kehamilan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya BBLR. BBLR secara umum berhubungan dengan malnutrisi di dalam uterus akibat perubahan sirkulasi plasenta. 13 Angka kejadian nya lebih rendah bila dibandingan dengan penelitian Bhatt et al yaitu 71,4%. 11 Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p=,38) antara lokasi plasenta dengan kejadian berat bayi lahir rendah. Variabel yang mempunya p<,5 yaitu cara persalinan, prematuritas dan BBLR selanjutnya dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasilnya semua varaibel memiliki nilai p>,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi plasenta tidak mempunyai pengaruh terhadap luaran maternal dan perinatal. Hal ini sama dengan penelitian Daskalakisa et al dimana jenis lokasi plasenta tidak mempunyai pengaruh terhadap luaran maternal dan perinatal. 14 Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini perdarahan antepartum akibat kelainan lokasi implantasi plasenta menyebabkan morbiditas maternal, morbiditas perinatal dan mortalitas perinatal. Jenis lokasi plasenta tidak mempunyai pengaruh terhadap luaran maternal dan perinatal. Beberapa keterbatasan pada penelitian ini adalah keterbatasan peneliti dalam mendapatkan rekam medis, tidak semua kematian perinatal (kematian neonatal dini) dapat diketahui, pemberian kortikosteroid atau tokolotik merupakan satu variabel (tidak dibedakan) dan penelitian ini menggunakan besar sampel berdasarkan batasan periode sehingga jumlah sampel tiap kelompok tidak sama. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menganalisis faktor risiko serta menggunakan besar sampel tiap kelompok. DAFTAR PUSTAKA 1. Maurya A, Arya S. Study of Antepartum Haemorrhage and its Maternal and Perinatal Outcome. International Journal of Scientific and Research Publications 214;4. 2. Tim Penyusun. Profil Kesehatan Indonesia 212. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 213. 3. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri William, 23 ed: Penerbit buku kedokteran EGC, 213. 4. Benirschke K, Burton GJ, Baergen RN. Pathology of The Human Placenta, 6 ed. Berlin: Springer, 212. 155 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551

Volume 4, Nomor 4, Oktober 215 5. Manuaba, Manuaba C, Manuaba F. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC, 27. 6. Ngeh N, Bhide A. Antepartum haemorrhage. Current Obstetrics & Gynaecology 26:79-83. 7. Walfish M, Neuman A, Wlody D. Maternal haemorrhage. British Journal of Anaesthesia 29;13:i47 i56. 8. Rosenberg T, Pariente G, Sergienko R, Wiznitzer A, Sheiner E. Critical analysis of risk factors and outcome of placenta previa. Archives of Gynecology and Obstetrics 211;284:47-51. 9. Hasegawa J, Nakamura M, Hamada S, et al. Prediction of hemorrhage in placenta previa. Taiwanese Journal of Obstetrics & Gynecology 212:3-6. 1. Angsar MD, Setjalilakusuma L. Seksio Sesarea. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 25:133-14. 11. Bhatt AD, Meena A, Desai MR. Maternal and Perinatal Outcome in Cases of Placenta Previa. International Journal of Science and Research 214;3:299-31. 12. Chalik TMA. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 21:492-521. 13. Bernabé JVd, Soriano T, Albaladejo R, et al. Risk factors for Low Birth Weight: A Review. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology 24;116:3-15. 14. Blackwell SC. Timing of Delivery for Women with Stable Placenta Previa. Seminars in Perinatology 211;35:249-251. 1551 MMM, Vol. 4 No. 4 Oktober 215 : 1542-1551