BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

Kata Kunci: menulis, cerpen, metode kuantum

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Oleh:Mardianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK MENYUSUN KALIMAT SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN PUNCU 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budanyanya, budaya oranglain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisifasi dalam masyarakat yang menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada pada dirinya. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Tarigan (1994:8) mengungkapkan bahwa menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan sangat jelas, dan ditata secara menarik sehingga menuis merupakan kegiatan yang cukup kompleks. Untuk dapat menulis dengan terampil itu bukanlah hal yang sangat mudah. Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari bahasa dan pengetahuan tentang teori menulis, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan menulis yang teratur. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X, salah satu standar kompetensi dari keterampilan menulis

2 adalah mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen. Karya sastra merupakan hasil budaya manusia berupa ungkapan pribadi dari hasil pengalaman, pemikiran semangat dan keyakinan dalam bentuk gambaran nyata sehingga dapat membangkitkan pesona bagi penikmatnya. Isi yang terdapat dalam karya sastra bersumber pada kenyataan-kenyataan hidup di dalam. Akan tetapi, karya sastra bukan pengungkapan realisasi objektif saja. Melainkan di dalam karya sastra diungkapkan pula nilai-nilai yang tinggi sekedar dari realitas objektif itu. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah estetika, moral dan nilai yang bersifat konvensional. Pentingnya karya sastra juga ditunjukkan oleh tetap bertahannya pengajaran sastra dalam kurikulum pengajaran di sekolah dari tahun ke tahun. Pengajaran sastra dalam kurikulum mempunyai peranan penting dalam mencapai berbagai sssaspek pendidikan susila, sosial, perasaan, sikap penilaia dan agama. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi aspek kemampuan berbahasa dan bersastra, salah satu aspek kemampuan bersastra adalah menulis. Menulis sebuah cerpen kelihatannya seperti hal yang mudah dilakukan, tetapi kenyataannya bila si penulis tidak memiliki keterampilan dan kemampuan bersastra yang baik dan benar. Menulis adalah kegiatan menyapaikan pesan (gagasan, perasaan dan informasi) secara tertulis dari pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

3 Sebagai keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis. Menyusun dan mengorganisasikan isi untuk tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Di balik kerumitan menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat menyumbangkan inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Sedangkan Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan di sekolah menengah keatas pada kelas dan topik pembelajaran apapun. Adapun topik yang menarik bagi peneliti adalah pembelajaran keterampilan menulis kreatif, karena pembelajaran keterampilan menulis kreatif selama ini dirasakan sangat sulit bagi siswa mereka sulit menuangkan pengalamannya dalam sebuah tulisan yang runtun. Guru hanya memberikan instruksi kepada siswa untuk membuat karangan kreatif tanpa ada penguatan sebelumnya. Kontekstual sendiri adalah suatu konsep yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penerapan pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan kontekstual siswa harus ikut terlibat agar memacu kreatifitasnya dalam menulis cerpen. Oleh Karena itu, dengan pendekatan kontekstual ini siswa diajak ke dunia nyata dalam menyampaikan cerita tentang kehidupan diri sendiri.

4 Sebelum penulis mengambil judul penelitian ini, telah terdapat penelitian yang sejenis menggunakan pendekatan kontekstual oleh Lia Yulianti dengan judul Penyusunan Bahan Ajar Menulis Puisi Kontekstual Untuk Siswa Kelas V SD. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa minat menulis siswa lebih terpacu dan menjadikan suasana menulis lebih menyenangkan Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan tesebut maka peneliti memberi judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa X di SMAN 18 BANDUNG). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut. 1) Pengajaran menulis belum terlaksana dengan baik. 2) Pola pengajaran sastra di sekolah tidak menarik dan banyak yang beranggapan bahwa pengajaran sastra itu sulit. Akibatnya, para siwa alergi mendengar kata sastra. 3) Keterampilan menulis cerpen memerlukan latihan yang intensif, tetapi keterampilan menulis sangat jarang dilakukan oleh siswa. 4) Penerapan pendekatan kontekstual sangat cocok diterapkan dalam pengajaran pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. 5) Unsur-unsur menulis cerpen sering kali tidak di perhatikan di dalam proses pembelajaran.

5 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah Keterampilan menulis merupakan masalah yang luas dan kompleks. Untuk menfokuskan penelitian ini, peneliti membatasi masalah penelitian pada hasil pembelajaran keterampilan menulis, khususnya menulis berbentuk cerpen tentang pengalaman diri sendiri yang menyenangnkan menggunakan pendekatan kontekstual. Untuk mengarahkan peneliti pada sasaran yang tepat, maka penulis membatasi penelitian pada deskripsi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari penerapan pendekatan kontekstual. 1.3.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah berguna untuk mengatasi kebingungan dalam pelaksanaan penelitiaan. Berdasarkan masalah yang dibatasi, masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis cerpen? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa? 3) Bagaimanakah hasil pembelajaran setelah menggunakan pendekatan kontekstual? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

6 1) Perencanaan penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis cerpen; 2) Pelaksanaan pembelajaran penggunaan pembelajaran pendekatan kontekstual; 3) Hasil pembelajaran penggunaan pendekatan kontekstual dalam menulis cerpen. 1.4.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Secara Teoretis Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori khususnya mengenai teori yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bisa memberikan alternatif kepada guru dalam pemilihan pendekatan pembelajaran khususnya dalam menulis cerpen. b. Manfaat Secara Praktis Manfaat penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi guru khususnya tentang tata cara menulis cerpen dan sebagai alternatif guru untuk pemilihan pendekatan pembelajaran, sehingga dapat meotivasi siswa dalam proses pembelajaran menulis cerpen. 1.5 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran menulis dapat menggunakan pendekatan pemelajaran kontekstual. 2) Belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa dalam belajar menulis.

7 3) Mengaitkan dengan kehidupan pribadi akan mempermudah siswa untuk berimajinasikan dalam menulis dalam bentuk cerpen. 4) Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat membantu proses belajar mengajar. 1.6 Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh, menyusun, dan memilih data yang sedang diteliti. Penelitian merupakan salah satu cara untuk menemukan kebenaran dan memecahkan masalah yang sedang diteliti. Suharsimi Arikunto (2002 : 107) dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, mengatakan Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari nama data dapat diperoleh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) yaitu penelitian yang menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakancara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. PTK ini digunakan karena keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif, sehingga memerlukan beberapa tahapan untuk memperolah produk cerpen yang baik. Dalam rangkaian kegiatan ini ada empat yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atas tindakan, dan refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan.

8 Gambar 1.1 Rangkaian Alur Kegiatan PTK Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan?

9 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut. a. Wawancara Wawancara adalah bentuk tanya jawab dengan nara sumber untuk mendapatkan keterangan, bentuk tanya jawab dengan nara sumber untuk mendapatkan keterangan, penjelasan, fakta, bukti tentang suatu masalah atau suatu peristiwa. Wawancara dilakukan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Bandung bertujuan untuk mengetahui situasi awal dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. b. Observasi Observasi dilakukan sebelum tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Jadi, setiap observer mengamati setiap perilaku siswa dan guru di kelas. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. c. Tes Tes dilakukan untuk mengambil data berupa informasi mengenai hasil belajar siswa. Dalam hal ini siswa diberi tes berbentuk uraian bebas atau lebih tepatnya menulis sebuah cerpen. d. Angket Angket adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Angket dilakukan untuk mengetahui sikap guru dan siswa terhadap proses pembelajaran menulis cerpen. Penyebaran angket dilakukan pada saat studi pendahuluan dan setelah kegiatan pembelajaran.

10 e. Studi Pustaka Studi pustaka untuk mendukung data lainnya. f. Teknik Catatan Lapangan Catatan lapangan ini di buat oleh guru setelah kegiatan pembelajaran berakhir, berupa catatan tentang hal-hal yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung mengenai perilaku siswa berkaitan dengan kesesuaian antara prilakuyang dilakukan dengan prilaku yang diharapkan. Hal ini dilakukan untuk menyimpulkan data dan refleksi pada pembelajaran selanjutnya. 1.7 Definisi Operasional Pembelajaran menulis merupakan suatu proses keterampilan berbahasa yang didapat manusia dalam kehidupan yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung, menulis dapat menyumbangkan inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan ide-ide atau gagasan sebagai ekspresi bahasa serta merangsang kemauan dan mengumpulkan informasi secara tertulis sebagai alat komunikasi. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Pendekatan kontekstual atau sering disebut juga CTL adalah salah satu strategi pembelajaran yang menekankan siswa kepada proses keterlibatan siswa

11 secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan sehingga mendorong siswa dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2007:253). Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002:1). Kemampuan menulis cerpen adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan dengan menggunakan daya imajinasi. Kemampuan menulis cerpen dapat diperoleh dari pengalaman yang kita peroleh bisa mengembangkannya menjadi sebuah karangan atau cerita. Untuk mewujudkan karangan atau cerita yang baik kita harus menggunakan salah satu urutan-urutan peristiwa sebagai berikut : Urutan waktu atau kronologis. Urutan peristiwa itu harus didasarkan waktu kejadian secara berurut, misalnya peristiwa itu terjadi dalam satu hari maka harus diurutkan dari jam yang paling awal sampai dengan jam terakhir. Urutan tempat atau ruang. Urutan itu dipakai untuk melukiskan tempat peristiwa terjadi. Urutan klimaks. Dalam menguraikan peristiwa, pengarang dapat memulainya dari yang kurang penting meningkat ke peristiwa yang paling menegngkan, kemudian diakhiri dengan penyelesaian.