1 of 7 02/09/09 11:36

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN JASA KEPELABUHANAN MILIK PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

1 of 5 02/09/09 11:36

1 of 5 02/09/09 11:45

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 20 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 12

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

1 of 7 02/09/09 11:26

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

1 of 5 02/09/09 11:40

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

1 of 5 02/09/09 11:07

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007

1 of 7 02/09/09 11:39

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

BUPATI BULULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 13 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR: 17 SERI C.17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN KENDARAAN UMUM DI JALAN

L E M B A R A N D A E R A H

RETRIBUSI IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN OPERASIONAL KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI GOWA RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN JASA KEPELABUHANAN MILIK PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, Menimbang : Mengingat : Menetapkan : a. bahwa Kabupaten Pelalawan mempunyai Wilayah Perairan yang cukup luas serta terdapatnya sarana dan prasarana Pelabuhan termasuk diantaranya dermaga sebagai penunjang dalam melayani masyarakat yang membutuhkan dibidang jasa perairan; b. bahwa atas dasar dan prinsip untuk menutupi sebagian biaya operasional pemberian izin, maka perlu mengatur tentang Retribusi Pemakaian Jasa Kepelabuhanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Jasa Kepelabuhanan Milik Pemerintah Kabupaten Pelalawan; 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 25); 2. Undang undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); 4. Undang undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686); 5. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 6. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Sengingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3902), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3968); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 187 ); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4145); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN JASA KEPELABUHANAN MILIK PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : BAB I KETENTUAN UMUM 1 1. Daerah adalah Kabupaten Pelalawan. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Pelalawan. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Pelalawan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pelalawan adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Pelalawan. 5. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Pelalawan. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pelalawan. 7. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenisnya, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 8. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 9. Kepelabuhan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan Pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi Pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau barang, keselamatan berlayar serta tempat perpindahan intra dan atau antar moda. 10. Pelabuhan Umum adalah Pelabuhan Milik Pemerintah Kabupaten Pelalawan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. 11. Pelabuhan Khusus Lokal yang selanjutnya disebut Pelabuhan Khusus adalah Pelabuhan yang dibangun dan dioperasikan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. 12. Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri yang selanjutnya disebut DUKS adalah Dermaga Milik Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan fasilitas pendukungnya yang dibangun, dioperasikan dan digunakan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. 1 of 7 02/09/09 11:36

13. Angkutan 1 laut adalah setiap kegiatan angkutan 2 dengan menggunakan kapal untuk mengangkut 3 penumpang, 4barang dan 1. Struktur atau hewan dan besarnya dalam satu tarif perjalanan Keselamatan atau Kerja lebih : dari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lain, yang diselenggarakan oleh Penggunaan tanah dan perairan untuk bangunan Perusahaan angkutan laut. bangunan Industri Galangan dan Dock Kapal BAB XI : Per M2 per tahun. 14. Usaha Penunjang Angkutan Laut adalah kegiatan usaha yang bersifat menunjang kelancaran proses kegiatan angkutan 1 a. Persewaan tanah pelabuhanan. Per M2 per tahun. Rp. 5. 000,- laut. b. Penggunaan perairan untuk WILAYAH bangunan PEMUNGUTAN dan kegiatan Rp. 2. 000,- 15. Usaha Penyewaan lainnya diatas Peralatan air. Angkutan Laut atau Alat Apung 15 adalah kegiatan usaha untuk menyediakan atau menyewakan peralatan penunjang angkutan laut dan atau alat-alat apung untuk pelayanan kapal. Penggunaan tanah untuk bangunan bangunan Industri Wilayah 16. pemungutan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan yang selanjutnya disebut DLKR adalah wilayah perairan dan daratan pada perusahaan Retribusi adalah perusahaan Kabupaten : Pelalawan. Per M2 per tahun. Pelabuhan Umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan Pelabuhan. 2 a. Persewaan tanah pelabuhanan. Per M2 per tahun. Rp. 6. 000,- 17. Daerah Kepentingan b. Penggunaan Pelabuhan perairan yang untuk selanjutnya bangunan disebut BAB dan XII DLKP kegiatan adalah wilayah perairan di sekeliling Rp. daerah 3. 000,- lingkungan kerja perairan lainnya Pelabuhan diatas air. MASA Umum RETRIBUSI yang dipergunakan DAN SAAT untuk RETRIBUSI menjamin keselamatan TERHUTANG pelayaran. 18. Pendapatan Daerah adalah seluruh penerimaan Daerah 16yang bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Bongkar Muat Barang Pelabuhanan : Per ton / M2. Rp. 550,- penerimaan lain-lain. Masa 19. Retribusi 3 Retribusi adalah a. Untuk Daerah jangka Kapal yang waktu berukuran selanjutnya tertentu < disebut yang 20.000 retribusi lamanya ton. adalah ditetapkan pungutan oleh Kepala Per Daerah Daerah ton / M2. sebagai sebagai pembayaran dasar Rp. atas untuk 200,- jasa menetapkan pemberian b. Untuk Kapal berukuran > 20.000 ton. besarnya ijin retribusi yang disediakan terutang. dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 20. Perizinan tertentu Penggunaan adalah tanah kegiatan untuk tertentu kepentingan Pemerintah lainnya Daerah : dalam rangka pemberian izin kepada Rp. orang 5. 000,- pribadi atau Badan 4 yang a. Toko, dimaksud warung untuk dan pembinaan, sejenisnya 17 pengaturan, pengendalian dan pengawasan Per M2 per atas tahun. kegiatan Rp. yang 1. berhubungan 000,- b. Perumahan Penduduk Per M2 per tahun. Retribusi dengan terhutang penggunaan terjadi pada tanah saat Pelabuhan diterbitkannya dan atau SKRD kawasan atau dokumen pantai dan lain laut. yang dipersamakan. 21. Wajib retribusi Pengangkutan adalah orang Jasa pribadi Tanda atau Masuk Badan Pelabuhan. yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan a. pembayaran Tanda masuk retribusi Pelabuhan. termasuk pemungut atau pemotong retribusi Per tertentu. orang sekali Rp. 1. 000,- 22. Masa Retribusi b. Tanda adalah Masuk suatu Bulanan jangka Karyawan waktu tertentu / Buruh yang Pelabuhan lamanya ditetapkan / masuk oleh Kepala Daerah sebagai Rp. 3. 000,- BAB XIII dasar untuk menetapkan Perusahaan besarnya retribusi di Pelabuhan. yang terutang. Per orang sekali TATA CARA PEMUNGUTAN c. Tanda masuk Bulanan Kendaraan Bermotor Roda Dua masuk Rp. 10.000,- 23. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Pelalawan. yang Beroperasi di Pelabuhan. 18 24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya di singkat SKRD adalah Surat yang menentukan besarnya jumlah d. Tanda Masuk Bulanan Kendaraan Kendaraan Bermotor Per unit Per bulan. Rp. 20.000,- 1. retribusi Pemungutan yang Roda retribusi terutang. Empat tidak atau dapat Lebih diborongkan. yang Beroperasi di Pelabuhan. 25. 2. Surat Retribusi Tagihan e. dipungut Tanda Retribusi dengan Masuk Daerah Kendaraan menggunakan yang Roda selanjutnya SKRD Dua atau Sepeda disingkat dokumen Motor. STRD yang lain adalah yang Per surat dipersamakan. unit melakukan Per bulan. tagihan Rp. retribusi 1. 000,- dan atau 3. sanksi Hasil 5 pemungutan administrasi f. Tanda retribusi Masuk berupa Kendaraan bunga sebagaimana dan atau Roda dimaksud denda. Tiga. dalam 14 disetor ke Kas Daerah. Rp. 2. 000,- 26. Syarat Ketetapan g. Tanda Retribusi Masuk Roda Daerah Empat Kurang (Sedan, Bayar Jeep, Tambahan Truck, Pick yang Up selanjutnya Per unit disingkat persekaliskrdkbt Rp. 3. 000,- adalah surat ketetapan dll). yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. masuk Rp. 4. 000,- 27. Surat Ketetapan h. Tanda Retribusi Masuk Kendaraan Daerah Lebih Roda Bayar Empat. BAB dan selanjutnya XIV disingkat Per SKRDLB unit persekali adalah surat Rp. ketetapan 5. 000,- yang menentukan i. Tanda jumlah Masuk kelebihan Kendaraan pembayaran Roda SANKSI retribusi Empat dan ADMINISTRASI karena lebih jumlah ( Bus, kredit retribusi masuklebih besar dari pada retribusi yang Truck, dll ).. terutang atau tidak seharusnya terutang. 19 Per unit persekali masuk 28. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yang Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, Per unit dikenakan persekali Sanksi Administrasi berupa dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib retribusi. bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya Retribusi yang terutang, masuk yang tidak atau kurang bayar dan ditagih 29. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai dengan menggunakan Negeri Sipil Pengguna STRD. yang selanjutnya Jasa Penumpukan disebut penyidik, Barang untuk / Hewan. mencari serta mengumpulkan bukti dengan bukti Rp. itu 500,- membuat titik a. Setiap Ton. Per M3 Per etmal. Rp. 1. 000,- terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangka. 6 b. Kuda, Sapi, Kerbau. BAB XV Per ekor per etmal Rp. 1. 000,- c. Kambing, Domba, Rusa. TATA CARA PEMBAYARAN Per ekor per etmal Rp. 10,- d. Ayam, Unggas. 20 Per ekor per etmal BAB II Pungutan Penerbitan Pemberian KEWENANGAN Izin Jasa ke KELAUTAN Pelabuhanan. 1. Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. 2. Retribusi 2 a. yang Izin terutang Pengoperasian dilunasi selambat-lambatnya PELSUS Lokal 15 (lima belas) hari sejak Per diterbitkan M2 per tahun. SKRD atau Rp. dokumen 7. 500,- lain yang disamakan. Daerah mempunyai b. Kewenangan Izin Pengoperasian di Wilayah Pompa Laut sejauh Air. 1/3 (sepertiga) dari batas Kewenagan Per M2 per Daerah tahun. Propinsi Rp. yang 2. 000,- diukur dari 3. Tata cara garis pantai kearah c. pembayaran, laut Izin lepas Penumpukan penyetoran, dan atau kearah Kayu tempat perairan (Log pembayaran Pond). Retribusi diatur dengan kepulauan. Per Keputusan M2 per tahun. Kepala Daerah. Rp. 1. 500,- d. Izin Pengoperasian Kanal. Per M2 per tahun. Rp. 10,- 7 e. Izin Perusahaan Bongkar muat, Perusahaan BAB XVIPelayaran, Berkas Rp. 1. 000. 000 Perusahaan Pelayaran Rakyat, TATA EMKL, CARA JPT (Jasa PENAGIHAN Pengurusan BAB III Transportasi) dan sejenisnya. 21 KAWASAN KEPELABUHANAN f. Penetapan DLKr, DLKp. Berkas Rp. 3. 000. 000 1. Pengeluaran g. Izin Surat Salvage. Teguran/Peringatan/surat lain yang sejenis 3 sebagai awal Berkas tindakan pelaksanaan penagihan Rp. 2. 000. Retribusi 000 dikeluarkan h. segera Izin PBA setelah ( Izin 7 Pekerjaan (tujuh) hari Bawah sejak jatuh Air). tempo pembayaran. Berkas Rp. 2. 000. 000 1. Kewenangan di Wilayah Laut sebagaimana dimaksud dalam 2, perlu dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat 2. Dalam jangka banyak. Pungutan waktu 7 Penerbitan (tujuh) hari Perizinan setelah tanggal Angkutan. surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi 2. Salah satu a. kewenangan Izin Retribusi Operasi Daerah /Trayek yang terutang. di Kapal Wilayah Penumpang. Laut adalah Penyelenggaraan Pemerintahan Per GT per di tahun kawasan Pelabuhan. Rp. 2. 500,- 3. Surat teguran b. Izin sebagaimana Operasi Kapal dimaksud Motor/Penarik/Penggandeng pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat Per yang GT ditunjuk. per tahun Rp. 50,- 3. Dalam rangka penyelenggaraan Pelabuhan, perlu ditetapkan Kawasan Pelabuhan yang mengacu kepada Tata Ruang c. Izin Operasi / Trayek Kapal Barang Per GT per tahun Rp. 2. 500,- Daerah. d. Penerbitan Pas Kapal. 22 Per GT per tahun Rp. 5. 000,- 8 e. Penerbitan Sertifikat. Per GT per tahun Rp. 5. 000,- Bentuk bentuk formulir f. Penerbitan yang dipergunakan Surat Ukur untuk 7 GT pelaksanaan keatas. penagihan Retribusi Daerah Per GT sebagaimana per tahun dimaksud Rp. 7. 500,- dalam 21 ayat (3) ditetapkan g. Penerbitan oleh Kepala Surat Daerah. Izin Berlayar. 4 Per Kapal. Rp. 2. 500,- h. Penerbitan Surat Daftar Awak Kapal. Per Kapal. Rp. 2. 500,- Kawasan Pelabuhan i. Penerbitan ditata, guna Surat mewujudkan Keterangan penyelenggaraan Kecakapan. B A B XVII pelabuhan yang handal, Per Kapal. dan mampu menunjang Rp. 25.000,- pelaksanaan Pembangunan Daerah. j. Penerbitan Izin Angkutan Bahan Bakar KADALUARSA Minyak (BBM). Per Liter sekali Jalan. Rp. 10,- 23 1. Penagihan Retribusi, kadaluarsa setelah melampaui jangka 5 waktu 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang Retribusi. 1. Daerah mempunyai kewenangan atas Kawasan Pelabuhan untuk kepentingan Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Port 2. Kadaluarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila : Outhority). a. Diterbitkan Surat Teguran dan atau ; 2. Kawasan Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : b. Ada pengakuan utang Retribusi dari wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung. a. Pelabuhan Umum; b. Pelabuhan Khusus; c. Pelabuhan untuk Kepentingan Sendiri; BAB XVIII d. Pelabuhan Penyeberangan; K E B E R A T A N e. Pelabuhan Marina. 24 3. Pelabuhan Khusus sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, kegiatannya dilarang untuk melayani kepentingan umum, 1. kecuali Wajib retribusi izin Kepala dapat Daerah. mengajukan keberatan atas SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB atau dokumen lain yang persamakan kepada Kepala Daerah. 2. Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan BAB IV alasan yang jelas. 3. Dalam hal Wajib retribusi mengajukan NAMA, OBYEK keberatan DAN atas SUBYEK ketetapan RETRIBUSI retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut. 6 4. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB Dengan nama Retribusi Pemakaian Jasa Kepelabuhanan Milik Pemerintah Kabupaten Pelalawan dipungut Retribusi sebagai atau dokumen lain yang dipersamakan diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa pembayaran atas pemberian izin kepada orang atau Badan yang melakukan kegiatan kegiatan di kawasan kepelabuhanan. dalam jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. 5. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana 7dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. Obyek 6. Retribusi Pengajuan adalah keberatan setiap tidak kegiatan menunda yang memanfaatkan kewajiban membayar kawasan retribusi pelabuhan. dan pelaksanaan penagihan retribusi. 25 8 Subyek 1. Retribusi Kepala Daerah adalah dalam orang jangka pribadi waktu atau paling Badan lama yang 6 memperoleh (enam) bulan jasa sejak kepelabuhanan tanggal surat milik keberatan Pemerintah diterima Kabupaten harus memberikan Pelalawan untuk memanfaatkan keputusan atas kawasan keberatan pelabuhan. yang diajukan. 2. Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. 3. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam BAB ayat V(1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut GOLONGAN dianggap dikabulkan. RETRIBUSI 9 Retribusi Izin Kepelabuhanan termasuk golongan Retribusi Perizinan BAB XIX Tertentu. PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BAB VI 26 IZIN KEPELABUHANAN 2 of 7 02/09/09 11:36

1. Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat 10 mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah. 2. 1. Kepala Izin kepelabuhanan Daerah dalam diberikan jangka waktu terhadap paling semua lama kegiatan 6 ( enam yang ) bulan berhubungan sejak diterimanya dengan permohonan penggunaan Kelebihan kawasan pembayaran Pelabuhan Retribusi yang meliputi sebagaimana : dimaksud pada ayat ( 1 ) harus memberikan keputusan. 3. Apabila a. jangka Izin penggunaan waktu sebagaimana tanah untuk dimaksud bangunan pada Industri ayat (2) galangan telah dilampaui kapal, dan bangunan Kepala Industri Daerah Perusahaan tidak memberikan dan usaha suatu keputusan penunjang permohonan Pelabuhan pengembalian lainnya; retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan paling lama 1 (satu) bulan. b. Izin kerja keruk; 4. Apabila c. wajib Izin reklamasi retribusi mempunyai pantai; utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) d. langsung Izin pengurugan; diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu retribusi tersebut. 5. Pengembalian e. Izin pekerjaan kelebihan bawah pembayaran air (Salvage); retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling f. lama Izin 2 Pengelolaan (dua) bulan sejak Dermaga diterimannya Untuk Kepentingan SKRDLB. sendiri (DUKS), Pelabuhan Khusus (PELSUS) dan Pelabuhan 6. Apabila pengembalian Umum; kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberi g. Izin imbalan Pembangunan bunga sebesar dan pengoperasian 2 % (dua prosen) Marina sebulan untuk atas kepentingan keterlambatan wisata pembayaran bahari; kelebihan retribusi. h. Untuk kepentingan usaha lainnya; i. Izin Bongkar Muat Barang Umum di Pelabuhan Khusus. 27 1. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurang kurangnya menyebutkan : BAB VII a. Nama dan alamat Wajib retribusi; KETENTUAN PERIZINAN b. Masa retribusi; 11 c. Besarnya kelebihan pembayaran; 1. d. Setiap Alasan orang yang atau singkat Badan dan yang jelas. memanfaatkan fasilitas kepelabuhanan harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Kepala 2. Permohonan Daerah. pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalaui pos tercatat. 3. 2. Bukti Tata cara penerimaan pemberian oleh izin pejabat sebagaimana daerah atau dimaksud bukti pengiriman pada ayat (1), pos diatur tercatat dengan merupakan Keputusan bukti Kepala saat permohonan Daerah. diterima oleh Kepala Daerah. BAB VIII CARA MENGUKUR TINGKAT 28 PENGGUNAAN JASA 12 1. Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar kelebihan reteribusi. 2. Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, sebagaimana di maksud dalam Cara mengukur 27 tingkat ayat penggunaan (4), pembayaran pemakaian dilakukan jasa dengan kepelabuhanan cara memindahkanbukuan milik Pemerintah Kabupaten dan bukti Pelalawan pemindahbukuan didasarkan juga pada berlaku jenis kegiatan, sebagai volume pekerjaan bukti pembayaran. dan jangka waktu penggunaan izin. B A B XX TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG BAB IXRETRIBUSI YANG KADALUARSA PRINSIP YANG DIANUT DALAM 29PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI 1. Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak 13 untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus. 2. 1. Kepala Prinsip Daerah dan sasaran menetapkan dalam Keputusan penetapan penghapusan retribusi daerah Piutang didasarkan Retribusi pada Daerah tujuan yang untuk sudah menutup kadaluarsa sebagian sebagaimana atau sama dimaksud dengan biaya pada penyelenggaraan ayat (1). pemberian izin kepelabuhanan. 2. Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan biaya operasional dalam rangka pengawasan dan pengendalian. 3. Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat B (2) A B diatur XXI dengan Keputusan Kepala Daerah. PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN BAB RETRIBUSI X STRUKTUR DAN BESARNYA 30 TARIF RETRIBUSI 14 1. Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi. Struktur 2. dan Pemberian besarnya pengurangan tarif Retribusi dan Pemakaian keringanan Jasa Retribusi Kepelabuhanan sebagaimana Milik Pemerintah dimaksud Daerah pada ditetapkan ayat (1) dengan sebagai berikut memperhatikan : kemampuan masyarakat. 3. Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah. BAB XXII INSTANSI PEMUNGUT 31 1. Instansi pemungut Retribusi Pemakaian Jasa Kepelabuhanan Milik Pemerintah Kabupaten Pelalawan ini ditetapkan oleh Kepala Daerah. 2. Uang perangsang atas pungutan Retribusi ini ditetapkan sebesar 5 % dari jumlah pungutan. B A B XXIII P E N G A W A S A N 32 Kepala Daerah menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. BAB XXIV P E N Y I D I K A N 33 1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku 2. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. menghentikan penyidikan ; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang bertanggung jawab. 3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB XXV KETENTUAN PIDANA 3 of 7 02/09/09 11:36

34 1. Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah) dengan tidak mengurangi kewajiban untuk membayar Retribusi yang terhutang. 2. Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. 3. Atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB XXVI KETENTUAN PERALIHAN 35 1. Pelabuhan Laut yang pada saat ini telah ada didalam Kawasan Pelabuhan Izin Pembangunan dan Pengoperasiannya tetap berlaku, dengan ketentuan didaftarkan ulang kepada Dinas Perhubungan. 2. Tanah Pantai di Wilayah Daerah yang sudah memiliki Hak Pengelolaan dan Hak Guna Bangunan atas nama Badan Hukum tertentu pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini akan diusulkan untuk dicabut, dan diatas namakan HPL Pemerintah Daerah. 3. Peralihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan apabila masa berlakunya Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan Badan Hukum tertentu berakhir. BA B XXVII KETENTUAN PENUTUP 36 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 37 Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan. Disahkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal 1 Oktober 2003 BUPATI PELALAWAN, Dto. T. AZMUN JAAFAR Diundangkan di Pangkalan Kerinci pada tanggal 1 Oktobert 2003 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN, MARWAN IBRAHIM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2003 NOMOR 13 4 of 7 02/09/09 11:36

5 of 7 02/09/09 11:36

6 of 7 02/09/09 11:36

7 of 7 02/09/09 11:36