I. PENDAHULUAN. Saat dunia mengalami krisis bahan bakar, Indonesiapun ikut terkena imbasnya.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN. dalam bidang pertanian. Bidang peternakan sangat potensial dalam

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan menyangkut ketersediaan dan keterjangkauan terhadap

III. METODE PENELITIAN. Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan berupa data PAD

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembangunan ekonomi dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi.

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

Lampiran I.18 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

Peresmian Desa Mandiri Energi oleh Menteri Kehutanan RI Bapak Zulkifli Hasan pada tanggal 6 Desember 2009.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

KEMIRI SUNAN. (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang)

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 5-20 DESEMBER Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI I PERIODE 6-21 JANUARI Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 PERIODE 21 DESEMBER - 5 JANUARI 2016 Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis basah dengan keragaman

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

BAB III GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BIOENERGI DI SEKTOR PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

08. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Saat dunia mengalami krisis bahan bakar, Indonesiapun ikut terkena imbasnya. Kelangkaan bahan bakar terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia mulai memikirkan cara untuk mengurangi kelangkaan bahan bakar tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan memperkenalkan bahan bakar nabati pada masyarakat Indonesia. Bahan bakar ini berasal dari tanaman. Tanaman yang memiliki potensi dalam manghasilkan minyak adalah kelapa sawit, jarak pagar, kemiri, tebu, dan ubi kayu. Dari beberapa tanaman penghasil minyak tersebut, jarak pagar cukup mudah pembudidayaannya. Secara agribisnis, tanaman jarak pagar dapat beradaptasi dengan lahan marginal dan lahan kritis, selain itu jarak pagar tidak membutuhkan perawatan yang ekstra, karena jarak pagar mudah tumbuh dan juga tidak mudah terserang hama dan penyakit. Tanaman jarak pagar adalah salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan di Indonesia. Selama ini budidaya tanaman jarak pagar belum dilakukan masyarakat untuk tujuan agribisnis, melainkan hanya ditanam sebagai pagar dan tidak diusahakan secara khusus. Tanaman jarak pagar yang menurut masyarakat tidak memiliki nilai ekonomis ini ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang berguna bagi masyarakat. Hampir seluruh bagian dari tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan. Namun potensi terbesar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit) dan pada biji

terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar, setelah melalui proses pemerahan. Dari inti biji akan dihasilkan bungkil perahan yang kemudian diekstraksi. Hasilnya berupa minyak jarak pagar dan bungkil ekstraksi. Minyak jarak pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan metanolisis/etanolisis yang hasil akhirnya berupa biodiesel, sedangkan bungkil ekstraksi bisa dijadikan bahan baku pupuk dan sebagai bahan dasar pembangkitan biogas yang produk akhirnya berupa biogas pengganti minyak tanah. Sementara itu kulit biji jarak bisa menghasilkan bahan bakar lokal dan pupuk (Sudrajat, 2006). Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya lahan potensial untuk budidaya tanaman jarak pagar. Sebaran luas lahan dan produksi jarak pagar di Propinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sebaran luas lahan dan produksi jarak pagar di Propinsi Lampung tahun 2008 Kabupaten Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Lampung Tengah 85 148 1.741 Lampung Timur 2.134 2.333 1.093 Lampung Utara 50 81 1.620 Way Kanan 1.356 1.768 1.303 Tulang Bawang 250 275 1.100 Tanggamus 43 49 1.139

Pesawaran 38 46 1.210 Lampung Selatan 2.851 2.935 1.029 Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Lampung 2008. Tabel 1. menunjukkan luas lahan dan produksi jarak pagar dibeberapa Kabupaten di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah yang mempunyai luas lahan tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya yaitu 2.851 Ha. Jarak pagar mulai ditanam di Kabupaten Lampung Selatan sejak tahun 2006, namun pada tahun 2007 terjadi peningkatan luas areal jarak pagar di Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini disebabkan beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan mulai mengadopsi atau menanam jarak pagar. Luas lahan jarak pagar di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kecamatan tahun 2006 dan 2007 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas lahan tanaman jarak pagar berdasarkan kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2006-2007 Luas Areal (Ha) Tahun 2006 Tahun 2007 Kecamatan Natar 7 1.200 Tanjung Bintang 100 200 Sidomulyo 487 487 Candipuro 244 250 Rajabasa 40 5 Sragi 152 297,75 Panengahan 41 440 Negeri Katon 0 23 Katibung 0 400 Tegineneng 0 160

Ketapang 0 360 Palas 0 136 Kalianda 0 190 Jumlah 1.180 4.323,75 Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan, 2007 Tabel 2. memperlihatkan bahwa luas areal jarak pagar di Kecamatan Katibung tertinggi keempat, namun tertinggi dari kecamatan-kecamatan lain yang baru mengadopsi jarak pagar. Jarak pagar di Kecamatan Natar adalah jarak pagar yang ditanam oleh petani dengan bermitra dengan pihak swasta, sedangkan petani jarak pagar di Kecamatan Katibung adalah petani mandiri. Hal ini membuktikan bahwa tingginya minat petani di Kecamatan Katibung. Pada tahun 2008 terjadi pemekaran daerah di Propinsi Lampung termasuk di Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini menyebabkan perubahan jumlah luas areal jarak pagar yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Jumlah luas areal per kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas lahan jarak pagar di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008 No Kecamatan Luas Areal (Ha) 1. Natar 15,0 2. Jati Agung 0,0 3. Tanjung Bintang 23,0 4. Tanjung Sari 0,0 5. Merbau Mataram 120,0 6. Katibung 678,0 7. Way Sulan 135,0 8. Sidomulyo 620,0 9. Candipuro 150,0 10. Kalianda 330,0 11. Rajabasa 7,0 12. Palas 178,0 13. Sragi 325,0 14. Penengahan 26,0 15. Way Panji 201,0 16. Ketapang 39,0 17. Bakauheni 4,0

Jumlah 2.851,0 Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan, 2008 Pada Tabel 3. terlihat Kecamatan Katibung memiliki luas areal tertinggi dari kecamatan lainnya, meskipun terjadi penurunan jumlah luas aeral di Kabupaten Lampung Selatan. Luas areal jarak pagar di Kecamatan Katibung juga terus meningkat dari tahun ketahun. Luas areal jarak pagar per desa di Kecamatan Katibung dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Luas areal jarak pagar di Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008 No. Nama Desa Luas Areal (Ha) 1 Sukajaya 61,0 2 Negla Sari 83,0 3 Babatan 131,0 4 Karya Tunggal 96,0 5 Pardasuka 120,0 6 Tanjung Ratu 102,0 7 Sidomekar 85,0 Jumlah 678,0 Sumber: Diolah dari BPP Kecamatan Katibung, 2009 Pada Tabel 4. terlihat bahwa Desa Babatan memiliki luas areal jarak pagar luas dibandingkan dengan desa lainnya. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan Desa Babatan sebagai Desa Mandiri Energi (DME). Desa Mandiri Energi (DME) merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan Lampung sebagai lumbung energi terbarukan. Program Desa Mandiri energi bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap bahan bakar minyak, terutama minyak tanah, untuk keperluan sehari-hari. Program Desa Mandiri Energi juga dipandang sebagai

bagian dari usaha untuk mendorong ekonomi pedesaan. Desa Mandiri Energi (DME) merupakan desa yang memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri yang berasal dari sumber-sumber energi baru dan terbarukan, seperti biofuel, terutama yang didapat dari minyak jarak pagar, sedangkan manfaat dari adanya pengembangan Program Desa Mandiri Energi yaitu untuk meningkatkan pendapatan petani, merehabilitasi lahan kritis menjadi lahan produktif dan menciptakan lapangan kerja bagi petani. Dengan adanya Program Desa Mandiri Energi diharapkan akan mendatangkan lapangan pekerjaan baru bagi petani untuk membuka lahan ataupun yang lainnya, selain itu juga akan menambah pendapatan bagi para petani karena bisa ditumpangsarikan dengan tanaman-tanaman seperti jagung, cabai dan lainnya. Setiap Desa Mandiri Energi mempunyai beberapa kriteria dalam pengembangannya, antara lain : 1. Pengembangangan tanaman jarak pagar minimal setara dengan kapasitas unit pengolahan yang disiapkan. 2. Penyediaan Unit Pengolahan Hasil (UPH) jarak pagar dengan kapasitas setara dengan pertanaman yang dikembangkan. 3. Penyediaan kompor dengan bahan bakar minyak jarak pagar. 4. Pelatihan petani, meliputi pelatihan di bidang on farm dan pengolahan hasil/pemanfaatan UPH. 5. Peningkatan kemampuan kelembagaan petani, baik di bidang pengolahan lahan, pengolahan hasil maupun pemasarannya. 6. Pendampingan petani dan kelembagaannya. 7. Lokasi kegiatan diutamakan pada desa nelayan, desa tertinggal dan desa terpencil.

Kriteria kelompok tani sasaran dalam pengembangan Program Desa Mandiri Energi antara lain : 1. Kelompok sasaran yang memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan energinya. 2. Kelompok sasaran yang memiliki kesulitan dalam akses transportasi, sehingga harga bahan bakar minyak mahal. 3. Kelompok sasaran yang mempunyai lahan usaha untuk mengembangkan jarak pagar, bisa bentukan baru ataupun kelompok tani yang telah ada. 4. Kelompok sasaran yang tidak mendapat fasilitas dari proyek lain pada saat yang bersamaan (Deptan, 2007). Di Desa Babatan terdapat populasi petani yang bergabung dalam kelompok tani dan membudidayakan jarak pagar. Jumlah petani yang menanan jarak pagar di Desa Babatan berjumlah 150 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah kelompok tani yang membudidayakan jarak pagar di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kelompok tani jarak pagar di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan No Nama Kelompok Tani Jarak Pagar Jumlah Anggota (Jiwa) 1. Karya Tani 25 2. Mekar Sari 1 25 3. Mekar Sari II 25 4. Sido Rukun II 25 5. Manunggal 1 25 6. Tunas Muda 25 Jumlah 150 Sumber: Diolah dari BPP Kecamatan Katibung, 2009 Pelaku adopsi inovasi budidaya jarak pagar adalah para petani dan anggota masyarakat pedesaan. Pengembangan budidaya jarak pagar menjadi bahan bakar alternatif

termasuk sebuah inovasi baru yang berkembang di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan. Ketua kelompok adalah pemimpin yang bertugas mempengaruhi orang lain/anggotanya sehingga mereka bersedia atas kemauan dan kemampuan sendiri melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh perilaku pemimpin tersebut untuk mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses adopsi inovasi budidaya jarak pagar, ketua kelompok mempunyai peranan yang cukup penting. Ketua kelompok selain sebagai pemimpin, dapat berfungsi sebagai motivator agar petani mau mengadopsi inovasi budidaya jarak pagar yang diberikan dan menerapkan inovasi budidaya jarak pagar. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah: a. Bagaimanakah peranan ketua kelompok tani dalam adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan? b. Apakah terdapat hubungan antara peranan ketua kelompok tani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan? c. Apakah terdapat salah satu peubah peranan ketua kelompok tani yang paling berhubungan dengan tingkat adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan?

B Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peranan ketua kelompok tani dalam adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan. 2. Hubungan antara peranan ketua kelompok tani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan. 3. Peubah peranan ketua kelompok tani yang paling berhubungan dengan tingkat adopsi inovasi budidaya jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Desa Babatan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan. C. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diantaranya untuk: 1) Bahan informasi bagi Dinas Perkebunan dan dinas terkait lainnya dalam pembuatan kebijakan mengenai pengembangan komoditi jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif di Propinsi Lampung. 2) Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian sejenis.