TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

dokumen-dokumen yang mirip
AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

Oleh: Rantika Andreani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

BAB V PENUTUP. Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian

KEHARUSAN PENDAMPINGAN PENASEHAT HUKUM DALAM PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

PERLINDUNGAN HUKUM LESSOR TERHADAP OBJEK LEASING APABILA LESSEE WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PERJANJIAN LEASING PADA PT. BINTANG MANDIRI

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

Oleh: A.A. Gede Agus Mahayana I Gusti Ayu Agung Ariani Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

Force Majeur & Akibat Hukumnya

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN LEASING KENDARAAN BERMOTOR PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RUSDI / D

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

BAB I PENDAHULUAN. kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar segala bidang tersebut tentu akan membawa banyak perubahan yang sangat

TATA CARA PENUNTUTAN HAK WARIS OLEH AHLI WARIS YANG SEBELUMNYA DINYATAKAN HILANG BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPERDATA)

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN SEBAGAI KONSUMEN PELAYANAN KESEHATAN NON MEDIS TUKANG GIGI

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING Oleh I Made Agus Adi Mahardika I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Leasing merupakan salah satu bentuk usaha yang dijadikan alternatif dalam mengatasi kesulitan permodalan yang dialami oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu badan hukum. Namun, tidak jarang terjadi suatu permasalahan dalam perjanjian Leasing, diantaranya yaitu tanggung jawab Lessee terhadap musnahnya barang modal diakibatkan keadaan yang memaksa (force majeure). Oleh sebab itu, dalam tulisan ini akan membahas mengenai apakah pihak Lesse dapat dituntut dalam hal musnahnya barang modal karena keadaan memaksa (force majeure) oleh Lessee dan apakah upaya yang dapat dilakukan oleh Lessor untuk mengantisipasi permasalahan dalam hal barang modal musnah karena keadaan memaksa (force majeure) dalam perjanjian Leasing. Kata Kunci : Tanggung Jawab, Barang Modal, Keadaan Memaksa, Perjanjian Leasing ABSTRACT Leasing is a form of business which is used as an alternative to overcome the difficulties experienced by the capital that entrepreneurs and entrepreneurial individuals who are members of a legal entity. However, a problem not uncommon in the lease agreement, among which are the responsibility of the Lessee to the destruction of capital goods due to circumstances that force (force majeure). Therefore, in this paper will discuss whether the Lesse be prosecuted in terms of the destruction of capital goods because circumstances force (force majeure) by the lessee and whether efforts to be made by the lessor to anticipate problems in the case of capital goods destroyed because circumstances force (force majeure) the lease agreement. Keywords : Responsibility, Capital Goods, Force Condition, Leasing Agreements 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sewa guna usaha atau Leasing adalah perjanjian (kontrak) yang dilakukan antara Lessor dan Lessee untuk menyewa suatu barang modal tertentu yang telah dipilih oleh Lessee sedangkan Lessor memiliki hak atas kepemilikan barang modal tersebut. Dalam hal ini, Lessee hanya menggunakan barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang sewa yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu. 1 Akan tetapi, tidak jarang terjadi masalah dalam perjanjian Leasing yang dilakukan Lessor dengan Lessee, salah satunya adalah musnahnya barang modal yang dijadikan obyek dalam perjanjian Leasing karena keadaan yang memaksa (force majeure). Musnahnya barang modal yang menjadi obyek perjanjian Leasing dapat merugikan pihak Lessee karena barang modal tersebut seutuhnya berada di tangan Lessee sehingga apabila barang modal musnah maka Lesse bertanggung jawab terhadap musnahnya barang modal dengan membayar penuh harga barang modal tersebut kepada pihak Lessor. Namun, apabila barang modal musnah dalam keadaan memaksa (force majeure) yang musnahnya barang tidak diinginkan oleh para pihak, maka pertanggung jawaban Lessee terhadap musnahnya barang modal tersebut belum cukup jelas. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah pihak Lessee bertanggung jawab terhadap musnahnya barang modal dalam keadaan memaksa (force majeure) dan upaya yang diambil Lessor dalam mengantisipasi permasalahan terkait musnahnya barang modal karena keadaan memaksa (force majeure) sehingga penulis dapat memberikan pemahaman terkait permasalahan musnahnya barang modal dalam keadaan memaksa serta memberikan solusi untuk mengantisipasi kejadian tersebut. 1 Sunaryo, 2009, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 47. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian tidak dapat dilepaskan dari kegiatan penulisan sebagai suatu sarana untuk mengkomunikasikan penulisan tersebut kepada masyarakat. 2 Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, pada jenis penelitian ini mengkaji dan meneliti peraturan perundang-undangan atau norma yang merupakan patokan manusia dalam berprilaku yang dianggap pantas. 3 Penelitian hukum normatif terdiri dari beberapa sumber yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Keseluruhan bahan hukum yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan metode kualitatif. Penelitian kualitatif dalam penulisan ini dilakukan dengan cara memilih norma-norma atau Pasal-Pasal dalam suatu Undang-Undang yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, selanjutnya data dinyatakan secara deskriptif agar dapat menggambarkan atau menjelaskan dasar hukumnya dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud. 2.2. PEMBAHASAN 2.2.1. Kedudukan Lessee Terkait Tanggung Jawab Terhadap Musnahnya Barang Modal Dalam Keadaan Memaksa (Force Majeure) Tanggung jawab adalah suatu kewajiban memikul pertanggung jawaban dan memikul kerugian yang diderita (bila dituntut) baik dalam hukum maupun dalam administrasi. 4 Pada umumnya setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Apabila tanggung jawab hukum ini hanya dibatasi pada hukum perdata, maka pihak-pihak hanya terikat pada ketentuan yang mengatur hubungan hukum diantara para pihak itu saja. Dalam ketentuan Pasal 1553 KUHPerdata menegaskan bahwa jika selama waktu sewa, 2 Burhan Ashofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, P.T. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 132. 3 Amirudin dan H. Zainal Arikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 118. 4 Asrul Azwar, 1980, Pengantar Administrasi Kesehatan, P.T. Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 1. 3

barang musnah karena suatu kejadian yang tidak disengaja, maka kontrak sewa tersebut gugur demi hukum. Tanggung jawab terkait dengan tidak terpenuhinya prestasi (wanprestasi), wanprestasi dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena disebabkan oleh keadaan yang memaksa (force majeure). Istilah Force Majeure sering diterjemahkan menjadi keadaan memaksa atau keadaan darurat, yang artinya adalah suatu keadaan dimana pihak debitur terhalang melakukan suatu prestasi karena suatu peristiwa yang tidak terduga, keadaan mana tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur, sementara itu debitur tidak memiliki itikad buruk. 5 2.2.2. Upaya Lessor Untuk Mengantisipasi Permasalahan Terkait Musnahnya Barang Modal Karena Keadaan Memaksa (Force Majeure) Dalam perjanjian Leasing, Lessor tidak ingin mengambil resiko kerugian akibat keadaan force majeure. Resiko akibat musnahnya barang modal dalam keadaan memaksa (force majeure) dapat diantisipasi dengan mengansuransikan barang modal yang menjadi objek Leasing, bahkan dalam bentuk asuransi all risk yang dimana hak untuk menerima kerugian dari asuransi ini sudah dialihkan kepada pihak Lessor. 6 Dalam Pasal 246 KUHD merumuskan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian dimana penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi untuk mendapat suatu penggantian terhadap kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang mungkin diderita karena peristiwa yang tak tertentu. Untuk menghindari resiko yang dapat menimpa pihak Lessor akibat keadaan memaksa (force majeure), maka pengasuransian barang modal sangat penting untuk dilakukan. Apabila terjadi hal demikian dikemudian hari, maka resiko kerugian dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi. Perihal asuransi atas barang modal yang menjadi objek dalam perjanjian Leasing sebaiknya ditegaskan dalam perjanjian Leasing. 5 Munir Fuady, 2002, Pengantar Hukum Bisnis Menata Hukum Bisnis Modern di Era Global, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 17. 6 Ibid, hal. 52. 4

III KESIMPULAN 1. Apabila barang modal yang menjadi objek Leasing musnah karena keadaan memaksa (force majeure), maka perjanjian Leasing antara Lessor dan Lessee menjadi gugur demi hukum. Dengan demikian, pihak-pihak yang ikut terlibat dalam perjanjian tersebut tidak dapat menuntut sesuatu dari pihak lainnya. Pihak Lessee tidak bertanggung jawab untuk memenuhi prestasi kepada pihak Lessor, begitu juga pihak Lessor tidak dapat menuntut pihak Lessee untuk memenuhi prestasinya sebagaimana yang tercantum pada perjanjian. 2. Upaya yang dapat dilakukan Lessor untuk mengantisipasi resiko kerugian dalam hal musnahnya barang modal karena keadaan memaksa (force majeure) adalah dengan mengasuransikan barang yang menjadi objek perjanjian Leasing. Sehingga apabila terjadi hal tersebut, maka resiko kerugian akibat musnahnya barang modal dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi. DAFTAR PUSTAKA Amirudin dan H. Zainal Arikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Asrul Azwar, 1980, Pengantar Administrasi Kesehatan, P.T. Binarupa Aksara, Jakarta. Burhan Ashofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, P.T. Rineka Cipta, Jakarta. Munir Fuady, 2002, Pengantar Hukum Bisnis Menata Hukum Bisnis Modern di Era Global, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Sunaryo, 2009, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta. UNDANG UNDANG Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Karangan R. Subekti Dan R. Tjitrosudibio, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 2008. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) Karangan R. Subekti Dan R. Tjitrosudibio, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 2009. 5