PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA TIPE GAS SF6 GARDU INDUK 150 KV UNGARAN

Muchamad Arif Sasmita 1, Ir. Agung Nugroho M. Kom. 2

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN PMT PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

saklar pemisah (disconnecting switch)

Pengujian Keserempakan Pemutus Tenaga (PMT) Three Pole 150 kv Bay Trafo Gardu Induk Simulator Udiklat Semarang (TLM Academy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

CIRCUIT BREAKER TEGANGAN 4160 V PADA PLTU TAMBAK LOROK PT INDONESIA POWER SEMARANG

BAB III DASAR TEORI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4]

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

makalah tentang kubikel 20 kv

PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASA SIMETRI PADA CIRCUIT BREAKER DENGAN TEGANGAN 4360 V

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

SISTEM PROTEKSI RELAY

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

CIRCUIT BREAKER TEGANGAN 6000 V PADA PT GEO DIPA ENERGY UNIT DIENG

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI PT. APP PLN DURIKOSAMBI

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

INSPEKSI PEMUTUS TENAGA (PMT) PADA TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK KERAMASAN

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.

Dwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Analisa Perhitungan Kapasitas dan Pemilihan Circuit Breaker (CB) pada Penyulang Gardu Induk Paniki Sistem Minahasa

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA (PMT) DENGAN MEDIA GAS PADA GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA IV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

SAKLAR PEMISAH (PMS)

BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

ANALISIS PEMILIHAN JENIS PEMUTUS TENAGA 150/20 KV PADA GARDU INDUK GANDUL DITINJAU DARI SEGI TEKNO - EKONOMIS

PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAANNYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

ANALISIS PENGGUNAAN GAS SF 6 PADA PEMUTUS TENAGA (PMT) DI GARDU INDUK CIGERELENG BANDUNG

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

EVALUASI PENGGUNAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) PADA GARDU INDUK SUNGAI JUARO PALEMBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

ANALISA PENGARUH TEKANAN GAS SF6 TERHADAP LAJU BUSUR API PADA PEMUTUS TENAGA (PMT) DI GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Transkripsi:

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV KRAPYAK Lukas Santoro. 1, Ir. Yuningtyastuti, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : lukassantoro@ymail.com Abstrak Instalasi sistem transmisi tenaga listrik mempunyai peralatan-peralatan yang digunakan untuk melindungi sistem tenaga listrik tersebut terhp gangguan. Salah satunya lah Pemutus Tenaga (Circuit Breaker ) yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Seiring dengan berjalannya waktu, maka Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) pun mengalami penurunan kualitas pelayanan sehingga perlu dilakukan nya upaya perawatan agar dapat mempertahankan atau mengembalikan p tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. P makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara pemeliharaan p Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) serta mengetahui parameter-parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan dari Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Kata Kunci : Pemutus Tenaga, Circuit Breaker, Pemeliharaan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, karena dengan sistem pemeliharaan yang baik, peralatan-peralatan p sistem tenaga dapat beroperasi dengan baik, sehingga kebutuhan energi listrik ke konsumen dapat terlayani dengan baik dengan tingkat keandalan yang tinggi, selain itu harga peralatan sistem tenaga listrik yang mahal dan investigasi yang besar dalam sistem ketenagaan listrik juga mendorong perlunya pemeliharaan peralatan sistem tenaga listrik. Salah satu hal yang melatarbelakangi perlunya pemeliharaan terhp peralatan listrik lah karena peralatan listrik mempunyai peran yang menentukan dalam operasi suatu sistem, misalnya Pemutus Tenaga Listrik (). memiliki peran untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Kerusakan p sangat merugikan atau mengganggu bagi keseluruhan operasi sistem tenaga listrik. Jika tidak bekerja saat terjadi gangguan, maka arus gangguan tersebut akan merusak peralatan yang lain, seperti trafo tenaga yang harganya mahal serta dapat menimbulkan ketidakstabilan sistem tenaga listrik. Baik buruknya pemeliharaan p peralatan listrik dapat dilihat dari umur peralatan listrik itu sendiri dan besar relatif beban yang ditanggung peralatan listrik dalam operasi kerjanya. Umur operasi peralatan listrik dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu sistem pemeliharaan, semakin lama umur operasi peralatan listrik dapat dikatakan baik pula sistem pemeliharaan yang dilakukan, sebaliknya apabila umur operasi peralatan listrik yang pendek menandakan sistem pemeliharaan yang kurang baik. Dengan demikian, diharapkan dengan nya pemeliharaan, peralatan listrik dapat bekerja lebih lama dengan performa maksimal sehingga meningkatkan kualitas sistem tenaga listrik. 1

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini lah: a. Mengetahui prinsip kerja Pemutus Tenaga Listrik. b. Mengetahui dan memahami cara pemeliharaan p peralatan listrik, terutama p PemutusTenaga Listrik (Circuit Breaker). 1.3 Pembatasan Masalah Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah p pemutus tenaga dan pemeliharaannya secara umum dan tidak membahas mengenai sistem proteksi menggunakan Pemutus Tenaga. II. DASAR TEORI 2.1 Pemutus Tenaga () Pemutus Tenaga () merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat. 5. Penyambung diantara no.4 dan no. 12 (linkages). 6. Terminal-terminal. 7. Saringan (filters). 8. Silinder bergerak (movable cylinder). 9. Torak tetap (fixed piston) 10. Kotak tetap (fixed contact) 2.2 Jenis Isolasi Pemutus Tenaga 1. dengan media pemutus gas SF6 Media gas yang digunakan p tipe ini lah Gas SF6 (Sulphur Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. P temperatur diatas 150 C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur, tidak mudah terbakar (thermal conductivit) yang baik, tidak menimbulkan bunyi berisik. Gambar 1 Bagian-bagian Keterangan gambar 1: 1. Mekanisme penggerak (operating mechanism). 2. Pemutus (interrupter). 3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator porcelen). 4. Batang penggerak. Gambar 2 Prinsip kerja pemman SF6 P gambar 2 memperlihatkan prinsip kerja SF6 secara umum. Sebelum terjadi gangguan atau dalam kondisi normal, dalam kean tertutup, kontak tetap dan kontak bergerak masih terhubung (a). Saat terjadi gangguan, kontak bergerak ditarik oleh mekanik penggerak namun gas SF6 belum dilepaskan (b). Ketika kontak bergerak dan kontak tetap benar-benar terpisah, akan 2

muncul busur api akibat arus yang besar, kemudian gas SF6 dilepaskan untuk memmkan busur api tersebut (c). Beberapa saat kemudian busur api pm (d). 2. dengan media pemutus minyak Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemm busur api yang timbul p saat bekerja membuka atau menutup. Minyak yang ber diantara kontak sangat efektif memutuskan arus. Kelemahannya lah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat. Gambar 3 memperlihatkan busur api yang timbul akibat pemutusan kontak-kontak p, busur api tersebut akan dipmkan oleh media isolasi minyak yang menyelubunginya menghembuskan udara ke ruang pemutus. ini disebut Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker). P udara hembus juga disebut compressed air circuit breaker, udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api melalui nozzle. Setelah pemman busur api dengan udara tekanan tinggi, udara ini juga berfungsi mencegah restriking voltage (tegangan pukul). Kontak ditempatkan di dalam isolator dan juga katup hembusan udara. 4. dengan media pemutus hampa udara (vacuum) Kontak-kontak pemutus dari ini terdiri dari kontak tetap dan kontak bergerak yang ditempatkan dalam ruang hampa udara. Ruang hampa udara ini mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi dan sebagai media pemm busur api yang baik. jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kv. III. PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA () GARDU INDUK KRAPYAK 3.1 Data Peralatan Gambar 3 Cara Kerja Minyak Jenis dengan minyak ini dibedakan menjadi : o menggunakan banyak minyak (bulk oil) o menggunakan sedikit minyak (small oil) jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kv sampai tegangan ekstra tinggi 425 kv dengan arus nominal 400A sampai 1250A dengan arus pemutusan simetris 12 ka sampai 50 ka 3. dengan media pemutus udara tekan (air blast circuit breaker) ini menggunakan udara sebagai pemutus busur api dengan Gambar 4 Pemutus Tenaga () Merk : AEG Type : S1 170 F1 Nomor Seri : 3000 731/2 Breaking cap/current : 10 KA Arus Nominal : 3150 A Tegangan Kerja : 170 kv Jenis Media Gas/Oil : SF6 3

3.2 Pemeliharaan Pemutus Tenaga () a. In Service / Visual Inspection In Service Inspection lah inspeksi / pemeriksaan terhp peralatan yang dilaksanakan dalam kean peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan Menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan). Tabel 1 Data hasil pemeliharaan No Peralatan yang diperiksa Kondisi Awal Kondisi Akhir Simpulan 1 Pentanahan (grounding) Kawat Baik Baik Normal pentanahan Terminal pentanahan Baik Baik Normal 2 Lemari/Box Kontrol Baut-baut Kencang Kencang Normal wiring kontrol & proteksi Kebersihan Kotor Bersih Normal Heater Normal Normal Normal Sumber Normal Normal Normal tegangan AC/DC Lubang binatang Normal 3 Bodi & Isolator Kebersihan Kotor Bersih Normal Bagian bodi yang lecet /berkarat Normal Bagian bushing yang retak Normal Mekanik penggerak Kotor Bersih Normal 4 Mekanik penggerak Mekanik Normal Normal Normal penggerak Mur baut Kencang Kencang Normal Pelumas p roda gigi & pegas transmisi Baik Baik Normal Pengungkit /lengan penggerak Normal Normal Normal 5 Minyak (khusus jenis LOC) Level - - - minyak Kondisi - - - minyak (warna) Kebocoran / rembes - - - 6 Percobaan ON /OFF Posisi ON Normal Normal Normal Posisi OFF Normal Normal Normal Indikasi posisi ON /OFF Normal Normal Normal Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Pemutus Tenaga tersebut dalam kondisi normal. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa dengan dilakukannya pemeliharaan, kondisi peralatan menjadi lebih baik. b. Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga () ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhp bn (case) yang ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) p fasa yang sama. P dasarnya pengukuran tahan isolasi lah untuk mengetahui besar/nilai kebocoran arus (leakage current) yang terjadi antara bagian yang bertegangan I/P terminal dan O/P terminal terhp tanah. Tabel 2 Data hasil pengukuran tahanan isolasi Titik Ukur Standa r Fasa R (MΩ) Fasa S (MΩ) Fasa T (MΩ) Atas Bawah OFF 40.500 >1.000.000 199.000 Atas Tanah OFF Bawah Tanah OFF Standar VDE Catalou ge 228/4 = 1kV/1 MΩ 81.500 605.000 161.000 142.000 806.000 265.000 4

Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa tahanan isolasi rata-rata tidak mencapai standard, yaitu 1 MΩ. Perlu dilakukan pembersihan isolator dan uji ulang. c. Pengukuran Tahanan Kontak Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan lah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/resistan terhp arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi. Sambungan antara konduktor dengan atau peralatan lain merupakan tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut: E = I. R (1) Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir lah 100 Ampere maka ruginya lah W = I 2. R (2) W = 10.000 watts Prinsip dasarnya lah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi p tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Ampere. Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor p salah satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan kontak. Tabel 3 Data hasil pengukuran tahanan kontak Titik Ukur Atas-Bawah ( posisi ON) Fasa R (μω) Fasa S (μω) Fasa T (μω) 100 A 38.1 39.0 38.7 200 A 38.3 38.6 37.9 300 A 37.9 39.1 37.9 Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker ) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan sesuai ketentuan P3B O&M /001.01, yakni R<100 μω. d. Pengukuran Tahanan Pentanahan Peralatan ataupun titik netral system tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang di gardu induk dimana system pentanahan tersebut dibuat dalam tanah dengan struktur bentuk mesh, Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Cara kerja alat ukur pentanahan menggunakan prinsip alat ukur Galvanometer (Prinsip Kesetimbangan) Tabel 4 Data hasil pengukuran tahanan pentanahan Titik Ukur Standard Hasil Ukur Terminal Pentanahan 1 Ohm 0.2 Ohm Dari data tabel 4 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian Standart IEEE std 80 : 2000 (guide for safety in ac substation grounding), yakni besarnya nilai tahanan pentanahan untuk switchgear lah 1 ohm. e. Pengukuran Keserempakan Tujuan dari pengujian keserempakan lah untuk mengetahui waktu kerja secara individu serta mengetahui keserempakan p saat menutup atau membuka. Berdasarkan cara kerja penggerak, maka dapat dibedakan atas jenis three pole (penggerak tiga fasa) dan single pole (penggerak satu fasa). Untuk T/L Bay 5

biasanya menggunakan jenis single pole dengan maksud tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose). Namun apabila gangguan p penghantar fasa-fasa maupun tiga fasa maka tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila tidak trip secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya terakhir system proteksi namanya pole discrepancy relay yang memberikan perintah trip kep ketiga. Hal yang sama juga untuk proses menutup maka yang tipe single pole ataupun three pole harus menutup secara serempak p fasa R, S, T, kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan di dalam system tenaga listrik dan menyebabkan system proteksi bekerja. P waktu trip akibat suatu gangguan p system tenaga listrik diharapkan bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan sesuai standar SPLN No 52-1 1983 untuk system 70kV= 150 mili detik dan SPLN No 52-1 1984 untuk system 150 kv= 120 mili detik dan final draft Grid Code 2001 untuk system 500 kv= 90 mili detik. Tabel 5 Data pengukuran keserempakan Pengukuran Standar Fasa R Fasa S Fasa T Close (mili 120 96 98.5 98.5 detik) mili detik Open (mili 41 41 41.5 detik) Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar SPLN No 52-1 1984. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari kerja praktek yang kami laksanakan di Gardu Induk 150 KV Krapyak lah sebagai berikut : 1. Pemeliharaan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) lah proses kegiatan yang dilakukan terhp Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) sehingga didalam operasinya Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) dapat memenuhi fungsi yang dikehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya. 2. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator setiap hari untuk Gardu Induk. 3. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun. 4. Sesuai dengan standar SPLN 50 1982 sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), hasil pemeliharaan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) Merk AEG Nomor Seri 3000 731/2 layak untuk dioperasikan. 5.2 Saran 1. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) yang menggunakan media gas SF6 harus selalu dilakukan monitoring tekanan gas SF6 untuk keandalan dalam bekerja. 2. Mekanik Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) harus selalu dibersihkan agar tidak terjadi korosi akibat kelembapan udara. 3. Pengecekan alarm harus dilakukan setiap hari agar dapat dipastikan peringatan gangguan berfungsi saat terjadi gangguan. DAFTAR PUSTAKA [1] Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik Pemutus Tenaga (), No. Dokumen : 7-22/HARLUR-PST/2009, PT. PLN (Persero), 2010. [2] Tobing, Bonggas L. Peralatan Tegangan Tinggi, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. [3] Indramila, Venditya. Tugas Instalasi Tegangan Menengah, Jenis Berdasarkan Media Pemm Busur 6

Api, Semarang: Program Diploma Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, 2012. [4] Aslimeri, dkk. Teknik Transmisi Tenaga Listrik, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008. [5] http://arrester.wordpress.com/2011/06/ 03/klasifikasi-pmt-dayacircuit-breaker/ [6] http://www.scribd.com/doc/87291415/ 15/Jenis-Isolasi-Pemutus-Tenaga# BIODATA PENULIS LUKAS SANTORO Lahir di Bekasi p tanggal 6 Mei 1990. Riwayat Pendidikan Penulis lah SD Sindang Sari 02 (1997-2003), SMPN 1 Sukatani (2003-2006), SMAN 1 Cikarang Utara (2006-2009), dan sekarang penulis sedang menempuh studi di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro dengan mengambil konsentrasi Teknik Tenaga Listrik (Power). Semarang, Desember 2012 Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Yuningtyastuti, MT NIP. 195209261983032001 7