OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB III METODE PENELITIAN

Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

IDENTIFIKASI PARAMETER SIGNIFIKAN DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN BANJIR KOTA PEKANBARU ABSTRACT

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

J U R N A L T E K N I K Teknik Informatika ~ Teknik Mesin ~ Teknik Sipil Teknik Elektro ~ Teknik Industri

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

Gambar 1.1 Hubungan Permasalahan Banjir dan Sedimentasi

HASIL PENELITIAN. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR Di KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB III METODE KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

KONSEP KRITERIA PENILAIAN FUNGSI DAN KONDISI SUNGAI BERDASARKAN KEADAAN ALUR SUNGAI (STUDI KASUS SUNGAI PEPE SURAKARTA)

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI PRONA 1 KELURAHAN PEMURUS BARU KOTA BANJARMASIN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN BAHAYA DAN KERENTANAN BANJIR DI YOGYAKARTA

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Polusi maupun efek rumah kaca yang meningkat yang tidak disertai. lama semakin meninggi, sehingga hal tersebut merusak

III. METODE PENELITIAN

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (synthetic unit hydrograph) di Indonesia

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

Optimalisasi Kinerja DAS Solo Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus : Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Kajian Perencanaan Infrastruktur Ruang Terbuka Hijau pada Perumahan Kota Terpadu Mandiri di Bungku Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

PENILAIAN KINERJA KONSULTAN PERENCANA BANGUNAN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (Studi pada Perencana Bangunan di Manado)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengenalan Metode AHP Pertemuan kuliah Manajemen Pengambilan Keputusan

Transkripsi:

OPTIMASI PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KOTA MANADO DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Yoktan Sudamara Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Unsrat Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat ABSTRAK Masalah banjir cenderung meningkat dari tahun ketahun terutama disebabkan oleh adanya perubahan watak banjir serta pesatnya pembangunan berbagai kegiatan manusia di dataran banjir. Bencana banjir yang terjadi akan memberikan dampak negatif dan buruk bagi suatu daerah dimana masyarakat mengalami kerugian yang besar secara materi. Penelitian ini bertujuan menentukan bobot prioritas dari setiap faktor resiko dalam upaya untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana banjir di Kota Manado dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Penelitian ini dilakukan di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara yang dilaksanakan dari bulan Maret 2012 sampai Juli 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, dengan menggunakan metode analisa data kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor resiko kebiasaan masyarakat memiliki bobot terbesar yaitu 52%, faktor resiko kedua yang perlu diseriusi adalah daerah resapan dengan bobot 17 %, faktor resiko ketiga yang perlu menjadi perhatian adalah pengelolaan DAS dengan bobot 17 % yang sama pentingnya dengan faktor resiko daerah resapan, faktor resiko keempat yaitu aliran permukaan dengan bobot 13 %, dan faktor resiko kelima yaitu pendangkalan sungai dengan bobot 4. Kata kunci : banjir, bobot prioritas, dampak negatif, faktor resiko, metode AHP PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Manado dengan luas wilayah tercatat 157,26 Km 2 dialiri oleh sungai Tondano dengan panjang 39,9 Km di mana bagian hilirnya sepanjang ±7 Km melewati Kota Manado bersama anak sungainya yakni sungai Tikala dengan panjang 23,6 km. Sungai-sungai ini sangat potensial menyebabkan banjir di Kota Manado. Bencana banjir sering melanda Kota Manado khususnya pada musim hujan hal ini menjadikan Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah rawan banjir di Indonesia dan ditinjau dari luas wilayah genangan masuk dalam peringkat ke-8 dari seluruh daerah di Indonesia sehingga menjadi salah satu kota yang dinilai beresiko tinggi terhadap bahaya banjir Dalam dekade terakhir di Kota Manado tercatat terjadi 3 kali banjir yang mengakibatkan kerugian besar yang dialami oleh masyarakat maupun pemerintah yakni pada tahun 1996, 2000 dan 2005.(Nanlohy, 2008). Manado kini sudah menjadi kota langganan banjir sebab ketika hujan turun beberapa ruas jalan dan rumah penduduk pada dataran rendah akan tergenang air, hal ini tentu saja mengganggu lalu lintas, kerugian materi, penyakit dan dampak lainnya yang juga merugikan kota Manado. Perumusan Masalah Bagaimana cara meminimalkan resiko yang timbul dan dirasakan oleh masyarakat sebagai akibat dari bencana banjir yang melanda Kota Manado. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: Menentukan bobot prioritas dari setiap faktor resiko dalam upaya untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana 232

banjir di Kota Manado dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Manfaat dari penelitian ini, yaitu: 1). Memberikan pengetahuan mengenai banjir dan sistem penanggulangan bencana banjir yang melanda Kota Manado; 2). Meminimalkan dampak yang terjadi akibat bencana banjir dan memaksimalkan upaya-upaya penanggulangan bencana banjir. KERANGKA TEORITIS Tinjauan Pustaka Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan. Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Aliran permukaan yaitu air yang mengalir diatas permukaan tanah. Bentuk aliran inilah yang penting sebagai penyebab erosi, Aliran permukaan berpengaruh pada pengendalian banjir, semakin tinggi aliran permukaan semakin cepat terjadinya banjir sehingga pengendalian aliran permukaan bagiandari pengendalian banjir. Daerah resapan merupakan daerah tempat masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan secara vertikal. Menurut Castro (1959), perubahan tata guna lahan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di mana tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Landasan Teori Manajemen pengurangan resiko bencana dimulai ketika belum terjadi bencana sampai saat menjelang terjadinya bencana sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisasi sedini mungkin. Analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika di University of Pittsburgh Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan diselesaikan dalam suatu kerangka pemikiran yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif. Langkah-langkah AHP 1. Menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif keputusan 2. Membuat pohon hierarki (hierarchical tree) untuk berbagai kriteria dan alternatif keputusan. 3. Membentuk sebuah matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). 4. Membuat peringkat prioritas dari matriks pairwise 5. Membuat peringkat alternatif dari matriks pairwise masing-masing alternatif 6. Konsistensi Logis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan vektor jumlah tertimbang 2. Menghitung vektor consistency 3. Menghitung nilai rata-rata vektor consistency max n 4. Menghitung consistency index max n CI n 1 5. Menghitung consistency rati o CR CI RC METODOLOGI PENELITIAN (1) (2) (3) Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara dimana wilayahnya meliputi 9 (sembilan) kecamatan dan 87 (delapan puluh tujuh) kelurahan yang 233

dilaksanakan dari bulan Maret 2012 sampai Juli 2012. Materi Penelitian Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut :1. Studi Pustaka, 2. Wawancara, 3. Penyebaran Kuisioner Rancangan Percobaan Hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah menentukan tujuan atau gol yang hendak dicapai,kemudian menentukan faktor resiko atau kriteria-kriteria yang mempengaruhi terjadinya bencana banjir berdasarkan literatur dan pendapat para pakar, kemudian menentukan variabelvariabel atau alternatif-alternatif keputusan untuk mencapai tujuan Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, wawancara kepada pakar (expert) dan penyebaran kuisioner kepada responden yang pernah atau sedang terlibat pada kegiatan penanggulangan bencana. Masalah dan Analisis Data Tahapan ini dilakukan setelah dilakukan proses pengumpulan data yang lengkap kemudian dianalisa lebih lanjut dan nantinya akan dilakukan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Penilaian Tingkat Resiko (Risk Level) Penilaian tingkat penting faktor penyebab dengan alat bantu pemeringkatan skor. Matriks tingkat resiko tersebut menurut The Australian/New Zealand Standard Risk Management secara kualitatif dapat digambarkan seperti pada Tabel 1. Dalam penelitian ini, nilai frekuensi dan nilai dampak diolah dengan menggunakan matriks untuk mendapatkan tingkat resiko (risk level). Selanjutnya dilakukan pengumpulan data melalui kuisioner tahap 2 dengan variabel yang memiliki tingkat resiko tinggi (H) dari kuisioner tahap 1. Data tersebut akan dianalisa dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process/AHP. 2. Proses Hirarki Analisis (Analytic Hierachy Process/AHP) Ukuran nilai yang digunakan berdasarkan hasil riset Thomas L Saaty (1994 :38-39) atas kemampuan individu dalam membuat perbandingan secara berpasangan atas beberapa unsur yang akan dibandingkan, maka digunakan skala 1 sampai 9. Dalam perhitungan perbandingan berpasangan dimulai dari hirarki yang paling tinggi. Sebagai contoh, suatu kriteria M digunakan untuk perhitungan perbandingan berpasangan pada elemen yang ada pada hirarki dibawahnya, yaitu X1, X2, X3,...Xn, maka perhitungan ini membentuk matriks M yang berukuran n x n sehingga M = (Xij) dimana i,j = 1, 2, 3,...n. Nilai Xij adalah merupakan nilai hasil perbandingan antara elemen Xi terhadap elemen Xj. Tabel 1. Matriks Analisis Resiko Secara Kualitatif Kemungkinan Terjadinya Resiko Tidak penting 1 Akibat/Dampak Kecil 2 Sedang 3 Besar 4 Fatal 5 A (Hampir pasti) S S H H H B (Sangat mungkin) M S S H H C (Cukup mungkin) L M S H H D (Kemungkinan kecil) L L M S H E (Jarang) L L M S S Sumber: The Australian/New Zealand Standard Risk Management 234

Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini desain yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif, dengan alur tahapan penelitian sebagai berikut : Start Penetapan Lingkup Pembahasan Masalah Studi Pustaka dan Wawancara Identifikasi Resiko Kuisioner 1/Pakar Risk Level Kuisioner 2/Umum AHP Kesimpulan Akhir/Bobot Gambar 1. Alur Pelaksanaan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan para pakar (expert) yang dinilai ahli dibidangnya, sedangkan data sekunder didapat dari laporan bencana pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara, BPBD Kota Manado dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Utara, penentuan tingkat resiko (risk level) berdasarkan pendapat pakar (expert), dan penentuan bobot dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Data primer diperoleh melalui 2 (dua) kuisioner yang disebarkan kepada responden secara bertahap. Pada kuisioner tahap 1, responden hanya mengisi frekuensi (skala A,B,C,D, atau E) dan akibat/dampak (skala 1,2,3,4, atau 5) terjadinya resiko dan pada kuisioner tahap 2, responden diminta untuk membandingkan variabel X terhadap variabel Y atau sebaliknya dengan memberikan nilai pengaruh dari 1 (satu) variabel terhadap variabel lainnya. Pembahasan Tujuan utama dari analisis hirarki ini adalah optimasi sistem pengendalian banjir di Kota Manado. Kriteria-kriteria yang dikembangkan dalam pengendalian banjir adalah pendangkalan sungai, pengelolaan DAS, aliran permukaan, daerah resapan, perilaku masyarakat dan reklamasi pantai. Penentuan Tingkat Resiko (Risk Level) pada Masing-Masing Variabel Berdasarkan hasil identifikasi yang diperoleh melalui para pakar (maka dapat diidentifikasi sebanyak 21 (dua puluh satu) variabel resiko penyebab terjadinya bencana banjir yang semula hanya ada 18 variabel tetapi ada 3 variabel yang ditambahkan oleh expert/pakar, sebagaimana diuraikan pada Tabel 2. Penentuan Bobot Variabel dan Faktor Resiko dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) AHP pada Tingkat Variabel Resiko Data yang digunakan untuk penentuan bobot variabel dan faktor resiko diperoleh dari kuisioner tahap 2. Pada kuisoner tahap 2 (dua) tersebut responden diminta untuk membuat perbandingan secara berpasangan atas beberapa variable yang akan dibandingkan. Data yang digunakan pada perhitungan AHP ini adalah data median dari keseluruhan responden. Analisis Penentuan Bobot untuk masingmasing Variabel Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diurutkan nilai rata-rata terbesar/prioritas untuk keseluruhan faktor resiko penanggulangan bencana banjir adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 3. 235

Tabel 2. Variabel Resiko dari masing-masing resiko NO. FAKTOR RESIKO VARIABEL RESIKO I. PENDANGKALAN SUNGAI Hilangnya vegetasi di bantaran sungai Erosi & sedimentasi Pengaruh morfologi sungai II. PENGELOLAAN DAS Perencanaan sistem pengendalian banjir belum terpadu Konservasi air tidak terjaga Eksplorasi sumber daya alam di DAS yang tidak terkontrol Pemanfaatan air yang berlebihan III. ALIRAN PERMUKAAN Perubahan tata guna lahan Curah hujan yang tinggi Pengaruh jenis vegetasi Kapasitas sungai dan drainase perkotaan yang belum memadai Pengaruh topografi/geologi permukaan IV. DAERAH RESAPAN Pembangunan sarana & prasarana publik/pemerintah yang kurang mempertimbangkan daerah resapan Tidak adanya penanaman kembali untuk daerah resapan Pengendalian tata ruang belum optimal Kurangnya lahan untuk daerah resapan di perkotaan V. KEBIASAAN MASYARAKAT Pembuangan sampah sembarangan Penebangan liar yang tidak terkendali Permukiman di daerah bantaran sungai VI. REKLAMASI PANTAI Kapasitas saluran outlet ke pantai belum memadai Pendangkalan di muara sungai *) Variabel yang diperoleh dari masukan pendapat para pakar Tabel 3.Bobot dari masing-masing Faktor resiko NO. FAKTOR RESIKO BOBOT (%) 1. Kebiasaan Masyarakat 52 2. Daerah Resapan 17 3. Pengelolaan DAS 17 4. Aliran Permukaan 13 5. Pendangkalan Sungai 4 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang di peroleh dalam upaya melakukan optimasi penanggulangan bencana banjir di Kota Manado dengan beberapa kriteria menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana banjir di Kota Manado ialah pertama melalui kebiasaan masyarakat yang menjadi faktor 236

utama, selanjutnya faktor daerah resapan, pengelolaan DAS, aliran permukaan dan pendangkalan sungai, sehingga pada tahap pelaksanaannya disusun langkah-langkah yang harus dilakukan berdasarkan variabelvariabel dengan bobot tertinggi. Saran Keberhasilan dalam penanggulangan bencana banjir di Kota Manado bukanlah pekerjaan yang mudah dan singkat karena Kota Manado akan terus berkembang dan permasalahan banjir mungkin akan terus meningkat karena itu kerjasama dan koordinasi antar instansi dan pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam mensukseskan penanggulangan bencana banjir di Kota Manado serta dalam menciptakan Manado yang bebas dari bahaya banjir. DAFTAR PUSTAKA Nanlohy, B.J., (2008), Studi Alternatif Pengendalian Banjir Sungai Tondano di Kota Manado, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada ; Saaty, T.L., 1988, Decision Making for Leader, The Analytical Hierarchy Process for Decisionsin Complex World, RWS Publikations 4922 Ellsworth Avenue Pittsburgh, USA Standards Australia/Standards New Zealand Committee OB-007, Risk Management as a revision of AS/NZS 4360:1999, Risk management 237