BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan yang menitik-beratkan pada peletakan dasar ke arah

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsanganrangsangan yang berasal dari lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola baku, sehingga siswa hanya meniru tarian dari guru, misalnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini bagi seorang anak merupakan masa terpenting dan masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah sejak lama dikenal sejak dahulu sampai saat ini. Pentingnya pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia telah menjadikannya salah satu kebutuhan pokok manusia. Manusia yang tidak mempunyai pendidikan bagaikan makhluk yang raganya saja seperti manusia. Bebarapa ajaran agama juga mewajibkan manusia untuk mengecap pendidikan setingi- Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sehingga anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat masuk sekolah dasar, tetapi lebih dulu dibina di PAUD (Isjoni, 2010: 54). Menurut pasal 1 ayat 14 UU RI No. 20 Tahun 2003 dinyatakan sebagai berikut. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang diperuntukkan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang telah dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Penjabaran yang disebutkan di atas mengandung arti melalui PAUD, diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi itu

meliputi agama, intelektual, emosi, fisik, kebiasaan-kebiasaan yang positif, menguasai sejumlah penguasaan, dan keterampilan sesuai perkembangannya serta memiliki motivasi dan sikap berkreatif. Dasar bagi pendidikan anak selanjutnya terletak pada anak usia dini karena keberhasilan anak di masa-masa selanjutnya akan dipengaruhi ketika keberhasilan pendidikan pada usia dini. Menyimak dari penjelasan tersebut, dengan demikian pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tujuan dari anak usia dini adalah untuk menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan, yang ada pada anak usia dini agar ia tumbuh menjadi bagian dari generasi unggul. Menumbuhkembangkan semua aspek yang ada pada anak usia dini diperlukan adanya pembelajaran. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti memeroleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman (Syah, 2011: 65). Belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Suatu usaha untuk menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini, melalui pembelajaran dengan proses pengalamannya yang menyenangkan. Oleh karena itu, pentingnya pemilihan metode dalam proses pembelajaran merupakan strategi pemberi stimulus yang baik agar anak dapat berkembang secara optimal. Metode merupakan cara yang dapat digunakan dalam

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2009: 125). Peran guru adalah menstimulus anak agar dapat mengikuti, menirukan, menuangkan serta mengembangkan ekspresi gerak tari yang diajarkan oleh guru, baik secara individual maupun kelompok. Dalam penelitian ini yaitu dengan dipilihnya metode imitasi yang tidak terlepas metode bermain sebagai penyampaian gerak tari bagi anak usia dini. Melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, maka anak akan mampu belajar dengan baik (Suyadi, 2010: 227). Menari merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan anak usia dini yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan. Menari seperti kesenian lainnya adalah merupakan sumber pengetahuan yang dapat diterima, khususnya anak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan guru tari yang kreatif dan kemampuan dalam membimbing siswa, serta menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari terhadap pembentukan kepribadian anak dan menstimulus kecerdasan majemuk siswa. Tari sebagai pendidikan bagi anak bukanlah merupakan tujuan akhir, akan tetapi merupakan suatu cara membina ekspresi artistik anak dengan baik dan kreatif. Selain itu juga berguna bagi perkembangan kecerdasan anak secara wajar. Sasaran lainnya adalah membantu proses kreatif yang memberikan pengalaman pada anak, sehingga menari dapat menjadi sarana untuk membantu perkembangan anak secara utuh, terutama perkembangan kemampuan kinestetik anak usia dini. Anak yang memiliki keunggulan dalam kecerdasan kinestetik misalnya mereka cenderung cepat dalam mengapresiasi gerak dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan teman sebayanya. Kecerdasan anak yang sangat unik semacam ini perlu untuk diasah dan dikembangkan kembali. Salah satunya

dengan adanya pembelajaran tari yang diajarkan pada anak usia dini di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pembelajaran gerak tari dalam kurikulum pendidikan anak usia dini diterapkan dalam standar kompetensi yang mencakup pengembangan aspek fisik-motorik dan aspek seni. Pembelajaran gerak tari ini disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun melalui media tubuhnya, anak akan mendapat kepuasan dalam proses perkembangan fisik dan jiwa sebagai eksistensi dirinya dalam bersosialisasi. Melalui berlatih menguasai gerak ataupun urutan rangkaian gerak sebagai materi dasar sebuah tarian akan membantu perkembangan daya pikir siswa dalam membantu perkembangan kecerdasan secara utuh. Peran guru tari sangat penting dalam pengembangan pengetahuan tentang filosofi mengajar, kurikulum yang dikembangkan, materi, metode, strategi, evaluasi dan sumber belajar kegiatan tari. Sejauh ini pendidikan anak usia dini belum secara optimal mengajarkan pembelajaran tari yang dapat membina kretiavitas anak khususnya di Kota Bandar Lampung, hal ini disebabkan bukanlah guru tari yang mengajarkan pembelajaran tari yang sesuai untuk anak usia dini. Namun untuk melahirkan tari kreatif yang sangat mendukung diperlukan seorang guru tari yang memahami akan pembelajaran tari bagi kepentingan pendidikan, karena pembelajaran sebagai ujung tombak dari penyampaian kurikulum pengajaran yang akan diberikan kepada anak, sehingga diperlukan seorang guru tari yang tidak hanya sekedar menguasai berbagai keterampilan tari tetapi juga guru tari yang memahami filosifis mengajar, kurikulum yang dikembangkan, materi pembelajaran, metode, strategi, evaluasi dan sumber belajar. Kurikulum yang digunakan oleh guru tari

berfungsi untuk mengembangkan berbagai kecerdasan siswa. Pembelajaran materi tari tetap disampaikan dengan cara bermain sehingga tidak ada unsur paksaan pada siswa. mengajarkan pembelajaran seni tari yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Pembelajaran seni ini meliputi pembelajaran gerak tari yang dirasa cukup penting untuk menumbuhkembangkan kemampuan fisik-motorik anak usia dini. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya pendidikan seni sangat penting bagi anak yang sedang tumbuh kembang. Melalui pembelajaran gerak tari, anak bukan hanya sekedar menirukan apa yang dilakukan guru, namun anak juga dituntut untuk mampu menggerakkan sesuai dengan iringan musik, serta mampu menari dengan ekspresi yang tepat. Putra dan Dwilestari (2012: 59) mengemukakan dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidikan seni meliputi spektrum yang sangat luas. Sebab pada dasarnya seni meliputi spektrum yang sangat luas dan beragam. Jadi, sangat disayangkan dan merupakan kesalahan fatal jika PAUD tidak menyediakan kesempatan pada anakanak untuk mengalami seni. Berdasarkan latar belakang permasalahan ini, maka dilakukan penelitian tentang Melalui Metode Imitasi pada Kelas Matahari edaton, Bandar Lampung Tahun 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini ditujukan pada aspek-aspek kajian tertentu sebagai masalah yang diteliti dengan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pembelajaran gerak tari melalui metode imitasi pada kelas Matahari Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran gerak tari melalui metode imitasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini antara lain. a. Secara teoretis mencoba menerapkan konsep metode imitasi dalam pembelajaran gerak tari di Pendidikan Anak Usia Dini Bab Bandar Lampung. b. Sebagai referensi di bidang pendidikan seni tari pembelajaran gerak tari melalui metode imitasi bagi anak usia dini. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini sebagai berikut. a. Bagi guru dan calon guru dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran gerak tari pada anak usia dini.

b. Agar meningkatkan kemampuan gerak tari anak usia dini dengan penerapan metode pembelajaran imitasi. c. Sebagai bahan kajian bagi guru untuk merefleksikan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas terutama pada pendidikan anak usia dini. d. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ba 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah anak usia dini kelas matahari pada pendidikan anak 2. Objek penelitian adalah pembelajaran gerak tari melalui metode imitasi. 3. 4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2011/2012.