LAPORAN SINGKAT I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN SINGKAT I. PENDAHULUAN

LAPORAN SINGKAT. Tahun Sidang : Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan Rapat ke :

LAPORAN SINGKAT I. PENDAHULUAN

LAPORAN SINGKAT I. PENDAHULUAN

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT =============================================================

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KOMISI I DPR RI TENTANG PEMBERIAN PERSETUJUAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PANGLIMA TNI DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI TANGGAL 7 FEBRUARI 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESENTASI DARI MENTERI PERTAHANAN RI DI GEDUNG DEPARTEMEN PERTAHANAN Senin, 04 Pebruari 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV : Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan LPP RRI Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN TUGAS PEMBERANTASAN PENANGKAPAN IKAN SECARA ILEGAL (ILLEGAL FISHING)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG

No. HARI, TGL. WAKTU JENIS RAPAT ACARA KETERANGAN 1. Senin, 12 Januari 2015 Pk WIB

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-IX/2011

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2016

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan.

-1- LAPORAN SINGKAT KOMISI IV DPR RI (BIDANG PERTANIAN, LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, SERTA PANGAN)

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

I. PENDAHULUAN. II. KESIMPULAN/KEPUTUSAN /Hal.2

TENTANG PEMBERIAN BEASISWA KEPADATARUNA/TARUNI AKADEMI TENTARA NASIONAL INDONESIA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN AKADEMI MILITER DI LUAR NEGERI

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2017

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2002

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

Pengantar Presiden RI pada Ratas Penanggulangan Asap, di Kanpres, tgl. 24 Juni 2014 Senin, 24 Juni 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perencanaan. Penentuan. Kebutuhan Materiil. Pembinaan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 3. Ketua mempersilakan kepada Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyampaikan paparan dan penjelasannya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

PERAN DPR RI DALAM KERJASAMA PERTAHANAN 1 Oleh: Deddy Djamaluddin Malik 2

LAPORAN SINGKAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KOMISI IX DPR RI (BIDANG DEPARTEMEN KESEHATAN, DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, BADAN PENGAWAS OBAT & MAKANAN, DAN BKKBN)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

MATRIKS TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2012

LAPORAN SINGKAT RAPAT KOMISI IV DPR RI BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERUM BULOG, DAN DEWAN KELAUTAN INDONESIA

Transkripsi:

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI (BIDANG : PERTAHANAN, LUAR NEGERI, TENTARA NASIONAL INDONESIA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, BADAN INTELIJEN NEGARA, LEMBAGA SANDI NEGARA, LEMBAGA INFORMASI NASIONAL, LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA, LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA) ============================================================= Tahun Sidang : 2006-2007 Masa Persidangan : III Jenis Rapat : Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI Rapat ke : S i f a t : Terbuka Hari, Tanggal : Senin, 5 Maret 2007 P u k u l : 09.00 WIB Pimpinan Rapat : Drs. Theo L. Sambuaga Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti T e m p a t : Ruang Rapat Komisi I Gedung Nusantara II Paripurna LT.1 A c a r a : 1. Pembukaan oleh Ketua Rapat 2. Penjelasan oleh Menhan dan Panglima TNI 3. Tanya Jawab 4. Penutup Hadir Anggota : 47 orang dari 50 Anggota Komisi I DPR RI Pemerintah : Menteri Pertahanan RI, Sdr. Prof. DR. Juwono Sudarsono, MA Panglima TNI, Sdr. Marsekal TNI Djoko Suyanto, S.IP beserta jajarannya I. PENDAHULUAN Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI pada hari Senin, tanggal 5 Maret 2007 dengan acara sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI, Sdr. Drs. Theo L. Sambuaga dan dinyatakan terbuka untuk umum. II KESIMPULAN A. Menteri Pertahanan 1. Sehubungan dengan hingga kini radar yang dimiliki TNI sebagaimana juga alutsista lain masih sangat terbatas dan belum mampu meng-cover wilayah-wilayah terutama daerah yang menjadi basis pertahanan Indonesia, Komisi I DPR RI minta Pemerintah agar mengkaji secara teliti tentang kebutuhan radar, dan meningkatkan pengadaannya mengingat sangat penting peranannya untuk mendukung pemantauan wilayahwilayah terluar di Indonesia.

2. Komisi I DPR RI minta Dephan agar mendorong pengembangan industri pertahanan nasional dengan antara lain memanfaatkan program kerjasama pertahanan dengan luar negeri, guna memajukan kemampuan, potensi, transfer of technology, produksi dan pemasaran produk-produk industri pertahanan Indonesia. Untuk itu, dalam rangka kerjasama pertahanan/militer dengan negara lain perlu dimasukkan program pengadaan alutsista dengan mengembangkan industri pertahanan nasional yang bernilai daya guna ganda untuk kebutuhan industri sipil maupun industri militer. 3. Komisi I DPR RI minta agar Menhan di dalam merencanakan dan merumuskan anggaran, termasuk anggaran pengadaan alutsista yang didukung oleh Kredit Eksport, agar konsisten dan mengacu kepada ketentuan perundang-undangan dan mekanisme pembahasan anggaran, yang mengatur bahwa penetapan anggaran dilakukan melalui pembahasan antara Pemerintah dan DPR RI. 4. Mengingat NAMRU-2 (Naval Medical Research Unit-2) melibatkan TNI khususnya TNI-AL, Komisi I DPR RI minta agar Menhan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap program NAMRU-2, dan apabila didalam evaluasinya ditemukan bahwa manfaat dan kepentingan Indonesia tidak terpenuhi secara optimal, maka program tersebut perlu dihentikan. Dalam hubungan ini, apabila program NAMRU-2 akan dilanjutkan maka perlu didasarkan kepada kriteria-kriteria yang menguntungkan kepentingan Indonesia khususnya kepentingan dibidang penelitian kesehatan, dan memberikan manfaat yang memadai bagi kepentingan Indonesia, serta pelaksanaan program dilakukan berdasarkan kerjasama antara TNI khususnya TNI-AL dengan militer negara tersebut, serta tidak memberikan fasilitas diplomatik kepada peneliti dari NAMRU-2. 5. Komisi I DPR RI minta Menteri Pertahanan agar dalam setiap perundingan dengan negara lain termasuk perundingan mengenai Defense Cooperation Aggrement (DCA) dengan pemerintah Singapura, agar berkoordinasi sebaik-baiknya dengan instansi pemerintah terkait mengingat luasnya materi terkait antar Pemerintah dalam perjanjian seperti itu. B. Panglima TNI 1. Komisi I DPR RI mendesak Panglima TNI untuk meningkatkan pemantauan dan patroli di wilayah perbatasan, serta menindak tegas kapal laut atau pesawat udara milik asing yang melanggar perbatasan dan memasuki wilayah RI tanpa izin, termasuk pelanggar batas yang memasuki wilayah di perairan Blok Ambalat di perbatasan Indonesia- Malaysia dan di perbatasan Indonesia-Singapura. 2. Komisi I DPR RI minta Panglima TNI untuk meningkatkan gelar kekuatan TNI di wilayah perbatasan laut maupun darat, khususnya perairan di sekitar blok ambalat, karena meskipun saat ini perundingan Indonesia- Malaysia mengenai perbatasan di kawasan perairan tersebut belum selesai, posisi Indonesia adalah tetap yaitu perairan blok Ambalat merupakan wilayah perairan NKRI. 3. Komisi I DPR RI minta Panglima TNI agar dalam upaya penertiban rumah dinas, agar tetap mengacu pada peraturan dan kriteria yang berlaku, dengan pendekatan dialog dan manusiawi, tidak menggunakan cara penggusuran, serta penghargaan yang wajar kepada para purnawirawan yang harus meninggalkan rumah dinas yang dihuninya.

4. Komisi I DPR RI mendukung tindakan tegas Panglima TNI terhadap pelaku illegal logging, illegal fishing, dan segala bentuk penyelundupan, termasuk ekspor pasir illegal, serta minta Panglima TNI untuk meningkatkan penjagaan, pengamanan dan operasi penegakan hukum di wilayah perbatasan. 5. Komisi I DPR RI minta agar perjanjian antara TNI dengan Militer Singapura tentang penggunaan tempat latihan militer di Baturaja- Sumatera Selatan, agar diteliti dan ditinjau ulang termasuk mengenai manfaat timbal balik bagi kedua pihak yaitu bagi TNI maupun Militer Singapura. Catatan : Dalam hal pengadaan kebutuhan alutsista TNI, seperti radar dan alutsista lainnya, serta mekanisme pembahasan pengadaan alutsista yang dibiayai oleh fasilitas Kredit Eksport, Komisi I DPR RI menugaskan Panitia Anggaran dan Kelompok Kerja Pertahanan Komisi I DPR RI untuk melakukan pendalaman dengan Departemen Pertahanan dan Mabes TNI serta Mabes ketiga Angkatan lainnya. III. PENUTUP Rapat ditutup pukul 18.45 WIB. KETUA RAPAT, THEO L. SAMBUAGA

Bapak Djoko Susilo : Mengenai radar ini mungkin komisi perlu menugaskan Pokja Pertahanan untuk mendalami bersama Mabes (Kohanudnas) dan TNI AU (Asrena) sehingga kita bisa memahami persoalan-persoalan itu, dalam kurun waktu ini sebenarnya secara teknologi apa saja yang sudah dikuasai oleh perwira-pewira muda dan enganeerenganeer kita sehingga kekhawatiran bahwa kita ini tidak mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap terhadap teknologi tersebut, itu bisa kita tepis. Jadi saya mohon itu masukan menjadi kajian dari pokja pertahanan bersama Kohanudnas dan asrena. Bapak Suripto : Point no. 2 untuk Menhan saya usulkan untuk ditambah bahwa dalam rangka pengembangan industri pertahanan disamping kerjasama dengan industri pertahanan diluar negeri tapi juga agar juga memanfaatkan fasilitas kredit eksport untuk transfor of technology. Bapak Marcus : Point no.4 untuk Panglima TNI. yang tadi dikatakan bahwa pasir diduga untuk memperluas wilayah singapura saya kira kata diduga dihilangkan saja pak, sudah pasti digunakan untuk memperluas wilayah singapura. Tadi pak djoko mengusulkan untuk mengenai technologi radar untuk kita dalami, kita kaji lebih jauh, saya kira betul, kita setuju menjadi kesimpulan tetapi bukan menjadi kesimpulan bersama tetapi menjadi tugas bagi intern kita, jadi kita catat sebagai kesimpulan untuk tugas intern kita, bahwa Komisi I DPR RI minta kepada pokja pertahanan dan PA Komisi I DPR RI untuk mendalami lebih jauh tentang berbagai kebutuhan alutsista TNI termasuk radar TNI tadi dan segala seluruhnya menjadi kesimpulan kita bersama untuk intern kita. Bapak Andreas : Komisi I DPR RI minta kepada pokja pertahanan, saya kira rumusan lebih tepat menugaskan kepada pokja pertahanan. Kemudian mengenai pengembangan industri pertahanan tadi Sdr. Suripto, ini kan dalam konteks membantu pengembangan industri pertahanan melalui program kerjasama militer luar negeri termasuk juga apa yang disebut yaitu dalam rangka pengadaan melalui dukungan KE. Saya kira kita tidak keberatan, setuju itu. Kemudian ada usul dari Sdr. Marcus silano bahwa dugaan itu tidak usah disebutkan karena tanpa disebutkan sudah... kita setuju tidak disebutkan.

Bapak Hilman : Pernyataan menhan berkaitan dengan hubungan singapura yang kemudian tadi disebutkan ada titik lemahnya adalah koordinasi diantara pemerintah, saya usulkan untuk dimasukan dalam kesimpulan agar juga menjadi perhatian, agar menjadi lebih selesai karena kan tadi urusan DSA tadi ada urusan dengan ekstradisi, ada urusan dengan perekonomian, saya ini juga bisa dimasukan dalam kesimpulan sehingga kemudian pemerintah menjadi lebih solid lagi sebagai putusan kita hari ini. Rumusannya barangkali Komisi I DPR RI minta pemerintah untuk meningkatkan koordinasi diantara pemerintah, antar instansi didalam melakukan setiap perundingan negosiasi dengan pemerintah negara sahabat Panglima TNI : Jadi ada tindakan tegas terhadap pelanggaran wilayah, kriteria tindakan tegas itu mungkin harus disesuaikan dengan aturan pelibatan yang telah diputuskan oleh Pimpinan TNI, sebab kalau tindakan tegas saja, itu bisa bermacam-macam nanti interprestasi orang perorang, tindakan tegas bisa ditubrukan, bisa diserempetkan, bisa ditembak, tetapi kalau disesuaikan dengan aturan pelibatan yang telah ada saya setuju itu. Tingkatkan patroli saya setuju itu. Yang kedua tingkatkan gelar kekuatan, ini kan masuk dalam daerah operasional, seberapa besar kekuatan kita di deploit disana sangat tergantung dari eskalasi disitu, sehingga ini mungkin terlalu tinggi kalau menjadi rekomendasi pimpinan DPR padahal disana tidak ada apa-apa, kalau tingkatkan patroili, intensitas patroli itu kekuatannya kita yang menentukan nanti sehingga angka 1 dan 2 ini sebenarnya satu saja, tingkatkan intensitas patroli diperbatasan dan tindak sesuai dengan rule of engagement atau aturan pelibatan yang berlaku. Bapak Ali : Keputusan kita adalah keputusan politik, bahasa yang tadi ketua tulis itu, yang pak ketua baca itu adalah keputusan poitik, bahwa teknis ada peraturan dan perundangan yang harus ditaati karena itu kesimpulan Komisi I DPR RI tidak boleh lagi kesimpulan lain kecuali kesimpulan politik seperti ketua baca tadi, saya setuju ketua ketok nanti teknisnya diatur panglima, ini keputusan politik, jadi sudah betul itu ketua, ketok sudah