METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS. Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN TEKNIK INFO BERANTAI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PAIKEM METODE GUIDED NOTE TAKING

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

PENERAPAN METODE PERMAINAN MELALUI MEDIA FLASH CARD DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 KEBASEN

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

Key Word: creative-productive, buzz group, increasing, mathematic

BAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

METODOLOGI PENELITIAN. tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas (Classroom Action Research)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

Keyword:Question and answer, word card

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN IRINGAN MUSIK KLASIK DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI)

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPRESIF DI SEKOLAH DASAR

Kata kunci: metode, question student have, kooperatif, pembelajaran, IPS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENGGUNAAN METODE SAS DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN 2 BOCOR

Kata Kunci: Metode, sing a song, pembelajaran, bahasa Inggris.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR KELAS IV

Kata kunci: Pendekatan SAVI, Gambar Seri, Keterampilan

PENGGUNAAN METODE MAKE-A MATCH DAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD NEGERI TRIREJO

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDALEMAN WETAN

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

Transkripsi:

METODE PERMAINAN WHISPER RACE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS Isnaeni 1, Suhartn 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2,3 Dsen PGSD FKIP UNS Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: eisna414@yah.cm Abstract: Whisper Race Games Methd in Imprvement Of English Listening Skills. The research purpse t dercribe the effectiveness f whisper race games methd in imprving English listening skills. This research is a classrm actin research. The actin research was cnducted in three cycles, each f which invlved planning, implementting, bserving and reflecting. The result f the research shwed that whisper race games methd can increase the English listening skills Fr Furth Grade Student in State Elementary Schl 1 Adikars. Key wrds: Games Methd, Listening Skills. Abstrak: Metde Permainan Whisper Race dalam Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keefektifan metde permainan whisper race dalam meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, masing-masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, bservasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metde permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD N 1 Adikars. Kata kunci: Metde Permainan, Keterampilan Menyimak. Pendahuluan Kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dikuasai leh generasi muda Indnesia. Di era yang semakin canggih dan mdern ini, tuntutan glbalisasi yang ntabene berbasis bahasa Inggris tak dapat dielakkan. Bahasa Inggris memegang peranan penting, mengingat bahasa Inggris merupakan alat kmunikasi internasinal. Selain itu untuk dapat mengperasikan berbagai media kmunikasi serta mengetahui transfrmasi ilmu pengetahuan secara mahir dan mendalam, diperlukan kemampuan yang cukup dalam berbahasa Inggris. Siswa sebagai generasi muda Indnesia yang kelak akan memikul tugas memutar rda kemajuan bangsa, perlu dibekali dengan bahasa Inggris sejak dini. Jika tidak, mereka tentu akan kehilangan media dalam berinteraksi dengan peradaban yang sedang berkembang. Mengingat pentingnya penguasaan bahasa Inggris, kesadaran tentang pentingnya penguasaan bahasa Inggris di beberapa seklah dasar pun semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui dari adanya pembelajaran bahasa Inggris di seklah tersebut. Meskipun masih berstatus pelajaran mulk, pembelajaran bahasa Inggris tetap mendapat perhatian yang sama seperti halnya mata pelajaran yang lain. Berbagai pendekatan, strategi, metde dan media pun dikembangkan. Semuanya itu tidak lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris khususnya di seklah dasar. Kenyataan di lapangan, dalam hal ini yang terjadi di Seklah Dasar Negeri 1 Adikars yang berada di Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, pembelajaran bahasa Inggris pun telah mendapat perhatian yang serius. Terbukti pembelajaran bahasa Inggris telah diajarkan sejak masuk kelas 1. Akan tetapi yang selama ini berlangsung di kelaskelas bahasa Inggris adalah prses pembelajaran yang masih berrientasi pada penguasaan pengetahuan. Pembelajaran bahasa Inggris seringkali masih disamakan dengan pembelajaran IPA, IPS maupun mata pelajaran lain yang berrientasi pada pengetahuan semata. Padahal seharusnnya pembelajaran

bahasa berrientasi keterampilan (skill) yang diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak ada bedanya dengan pembelajaran lain yang berientasi pengetahuan membuat prses pembelajaran bahasa Inggris cenderung menjadi mntn, hanya terfkus pada penyampaian materi tanpa berpikir pengetahuan tersebut akan termemri dengan baik dan bermanfaat di kemudian hari atau tidak, dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Brwn (1980) bahwa, Bahasa dipergunakan sebagai alat kmunikasi atau sarana pergaulan sesama insan (Tarigan, 2009: 4). Agar bahasa Inggris yang akan dikuasai siswa dapat dipergunakan sebagai alat kmunikasi atau sarana pergaulan sehari-hari, siswa perlu mendasarinya dengan keterampilan menyimak. Menurut Depdiknas keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas (2008: 1505). Sedangkan keterampilan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterampilan berbahasa, yaitu menyimak. Tarigan (2009) menyebutkan menyimak sebagai suatu prses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperleh infrmasi, menangkap isi, serta memahami makna kmunikasi yang telah disampaikan leh pembicara yang disampaikan melalui ujaran atau bahasa lisan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahawa keterampilan menyimak adalah kecakapan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersiasi serta interprestasi untuk memperleh infrmasi. Menyimak merupakan landasan pkk belajar bahasa. Melalui menyimak siswa dapat mengenal berbagai knsep, pengetahuan dan infrmasi. Maka sudah saatnya guru dan siswa memperhatikan keterampilan berbahasa yang satu ini. Hal yang perlu diperhatikan guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tetapi juga harus memperhatikan bagaimana caranya agar materi tersebut dapat diterima siswa dengan mudah. Agar materi dapat diterima siswa dengan mudah, guru perlu menggunakan metde yang sesuai dengan karakter siswa yang masih senang bermain. Berdasarkan karakter siswa yang masih senang bermain serta dalam rangka meningkatkan ketermpilan menyimak itulah peneliti berupaya memberikan alternatif penggunakan metde permainan whisper race (bisik berantai) dalam prses belajar mengajar kali ini. Hal ini agar dalam pembelajaran bahasa pun dapat tercipta iklim belajar yang menyenangkan tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran bahasa yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dapat tercapai. Dengan pembelajaran yang menyenangkan menggunakan metde permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars Kecamatan Kebumen. Piaget meyakini bahwa pemikiran serang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Dalam hal ini Piaget membagi tahap perkembangan kgnitif manusia menjadi 4 tahap, yaitu: tahap sensrimtrik (sejak lahir sampai usia 2 tahun), tahap praperasinal (usia 2 sampai 7 tahun), tahap knkret-perasinal (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap perasinal frmal (usia 11 tahun ke atas) (Desmita, 2009: 101). Menurut data keadaan siswa, usia rata-rata kelas IV yaitu 8-10 tahun. Berdasarkan fase perkembangan kgnitif yang dikemukakan leh Piaget bahwa usia 8-10 tahun termasuk fase knkret-perasinal. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara lgis mengenai peristiwa-peristiwa yang knkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda, sehingga dalam rangka meningkatkan keterampilan menyimak ini peneliti berupaya memberikan alternatif penggunakan metde permainan whisper race (bisik berantai) dalam prses belajar mengajar yang sesuai dengan karakter siswa kelas IV yang sudah berpikir secara lgis mengenai peristiwa-peristiwa yang knkret. Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa metde merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dan mendukung kelancaran prses belajar sehingga tercapai

prestasi belajar siswa yang memuaskan. Selanjutnya Sadiman (1996) menjelaskan bahwa Permainan adalah setiap kntes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk memperleh kesenangan (bermain) dan untuk melatih keterampilan berbahasa dengan mengikuti aturan-aturan tertentu. Dalam melakukan permainan whisper race ini siswa yang telah terbagi dalam satu tim harus berdiri berbaris. Siswa yang berdiri di baris paling belakang diberi daftar ksakata. Siswa yang berdiri di urutan paling belakang kemudian diberi waktu untuk membaca kata-kata yang ada didaftarnya, untuk kemudian berbisik kepada teman di depannya sesuai ksa kata dalam daftar. Kegiatan berbisik ini berlangsung secara berurutan hingga sampai pada siswa terakhir dalam tim, yaitu siswa yang berdiri di urutan paling depan. Selanjutnya siswa yang terakhir dibisiki tersebut harus melingkari kata/kalimat dalam daftar yang diberikan leh guru tadi sesuai dengan apa yang didengarnya. Daftar kata/kalimat yang telah dilingkari siswa kemudian dibandingkan antara kelmpk satu dengan kelmpk yang lain. Bagi kelmpk yang paling tepat melingkari daftar kata tersebut akan diberikan reward sehingga siswa jadi lebih termtivasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah penggunaan metde permainan whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris?; 2) Apakah penggunaan metde permainan whisper race dapat meningkatan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars?. Sesuai latar belakang serta rumusan masalah tersebut, secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars Kecamatan Kebumen, sedangkan tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk memperleh infrmasi tentang: 1) Metde permainan whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris, 2) Kefektifan metde permainan whisper race dalam peningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars. Metde Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Adikars Kecamatan Kebumen, kelas IV yang berada pada rentang usia 8-10 tahun. Jumlah subjek penelitian 38 siswa. Waktu penelitian mulai pada akhir bulan Maret sampai dengan awal bulan Juni 2012 semester genap tahun 2011/2012. Untuk menjamin dan memperleh kesahihan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi teknik pengumpul data dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik ini meliputi: tes, wawancara, dan bservasi. Sedangkan triangulasi sumber data meliputi siswa, guru/peneliti, dan teman sejawat. Penggunaan triangulasi teknik pengumpul data dan triangulasi sumber ini bertujuan untuk memperleh validasi data. Indikatr keberhasilan setelah penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan yaitu: 1) Keterampilan menyimak siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars dikatakan meningkat apabila siswa telah melakukan 80% kegiatan whisper race sesuai sekenari pembelajaran; 2) Dengan penggunaan metde permainan whisper race minimal 80% siswa mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM (60). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan didukung data kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif untuk menganalisis perubahan sikap, perilaku dan peningkatan keterampilan menyimak, sedangkan deskripsi kuantitatif digunakan unutk menganalisis data yang berupa hasil penilaian. Adapun prsedur analisis data yang dilakukan adalah berdasarkan pendapat Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Rhendi, 2007: 16). Prsedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan berupa perencanaan tindakan, pelaksanaan, bservasi dan refleksi. Secara umum penelitian dilaksanakan dalam ti-

ga siklus. Setiap siklus diterapkan suatu tindakan yang terbagi menjadi tiga pertemuan. Pada perencanaan tindakan, dilakukan pembuatan perangkat pembelajaran yang meliputi pembuatan skenari pembelajaran, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan langkah-langkah pembelajaran whisper race, menyiapkan media pembelajaran, menyusun lembar evaluasi, membuat lembar bservasi dan wawancara serta menyiapkan alat dkumentasi. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan dan setiap pertemuan dilaksanakan melalui empat tahap. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan leh Arikunt, dkk. (2008) yaitu penelitian tindakan terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Ringkasan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan metde permainan whisper race dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Ketuntasan Belajar N Siklus Belum Tuntas (<60) Tuntas (>60) Ratarata nilai f % f % 1. Pra Siklus 29 76% 9 24% 40,53 2. I 27 71% 11 28,9% 51,45 3. II 5 13% 33 87% 76,79 4. III 3 7,9% 35 92,1% 87 Berdasakan table 1 di atas pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan mengadakan tes awal untuk mengetahui kndisi awal siswa sebelum diadakan tindakan. Hasil dari tes awal yang berupa tes listening menunjukkan bahwa hanya ada 9 siswa yang dapat mencapai KKM (60). Dengan nilai terandah 10, tertinggi 70, dan rata-rata kelas 40,53. Berdasarkan hasil tes tersebut, terlihat bahwa keterampilan menyimak sis-wa kelas IV SD Negeri 1 Adikars masih sangat kurang. Rendahnya hasil belajar siswa terindikasi leh pembelajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan selama ini masih belum efektif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan karena siswa hanya sebagai bjek belajar yang pasif. Padahal hendaknya kegiatan belajar harus sesuai karakteristik dan perkembangan siswa SD, yaitu melalui kegiatan yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Asrri (2009), Mdel pembelajaran yang aktif adalah tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri, tetapi guru menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada subjek didik untuk berinteraksi edukatif... Setelah diadakan tindakan melalui siklus I, hasil tes yang diperleh siswa mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan siklus I sudah mengalami peningkatan walaupun masih jauh dari indikatr ketuntasan yang diharapkan. Pada siklus I ini terdapat 11 siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata semua siswa adalah 63,3. Namun hal ini belum cukup memuaskan karena rata-rata perlehan nilai pada semua siswa hanya 65,45. Nilai tersebut sudah di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 60 akan tetapi pencapaian hasil belajar minimal adalah 80% siswa berada di atas KKM, sedangkan pada siklus ini yang mencapai KKM baru 28,9%. Pelaksanaan Siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Terdapat 33 siswa yang mendapat predikat tuntas dengan persentase 87%. Namun setelah siklus III dilaksanakan ternyata tidak mampu menuntaskan seluruh siswa. Meskipun ketuntasan naik menjadi 35 siswa dengan persentase 92,1% dengan rata-rata nilai pada semua siswa adalah 89,9. Kegiatan pembelajaran itu melibatkan siswa, maka pengalaman belajar yang didapat siswa pun semakin banyak. Hal ini sesuai pendapat Hakiim (2009) bahwa Pengalaman belajar dapat diperleh melalui kegiatan di dalam kelas dengan jalan mengadakan interaksi antar siswa. Hasil dari pelaksanaan tindakan di siklus I, II, dan III, selain menghasilkan data mengenai hasil belajar yang telah diuraikan di atas, juga menghasilkan data-data lain be-

rupa pelaksanaan prses pembelajaran yang dilakukan leh siswa bersama guru. Pelaksanaan evaluasi pada penelitian ini tidak hanya menggunakan teknik tertulis tetapi juga teknik nn tertulis. Hal ini sesuai pendapat Hakiim (2009) bahwa Pelaksanaan evaluasi dapat menggunakan dua macam teknik, yaitu: 1) teknik bukan tes; 2) teknik tes. Adapun perincian data dari tek-nik nn tertulis berupa hasil penilaian prses sebagai berikut: Tabel 2. Perbandingan Pelaksanaan Prses Pembelajaran yang Dilakukan Siswa N Keaktifanangan Rata2 Kese- Nilai Siklus Sikap 1 I 66.7% 83.3% 71% 2,93 2 II 75% 75% 83% 3,03 3 III 82.5% 85% 82% 3,50 Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan siswa berdasarkan hasil penilaian prses pada tabel 2 di atas, siklus I bernilai cukup baik yaitu pada angka 2,93 dengan persentase keaktifan 66,7%, kesenangan 83,3%, dan sikap 71%. Pada Siklus II mengalami peningkatan dengan nilai baik yaitu pada angka 3,03. Persentase keaktifan pada siklus II naik menjadi 75%, kesenangan turun menjadi 75%, dan sikap meningkat menjadi 83,3%. Selanjutnya pada siklus III juga terdapat peningkatan dengan nilai sangat baik yaitu 3,5. Persentase keaktifan meningkat menjadi 82,5%, kesenangan menjadi 85%, dan sikap menjadi 82%. Hal tersebut telah menunjukkan bahwa metde permainan whisper race telah berfungsi dengan baik sesuai pendapat Hakiim (2009) bahwa Metde pembelajaran menekankan pada prses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperleh kemampuan hasil belajar. Keberhasilan dalam prses pembelajaran menggunakan metde permainan whisper race tidak hanya dilihat dari hasil belajar siswa tetapi juga hasil bservasi terhadap siswa dan guru. Berikut ini hasil bservasi terhadap siswa dan guru yang dilakukan teman sejawat dan peneliti. Tabel 3. Perbandingan Hasil Observasi terhadap Guru N 1 2 3 Indikatr Keterampilan melaksanakan tahap awal Keterampilan melaksanakan tahap inti Pelaksanaan permainan whisper race SIKLUS I II III 3.3 3.6 4 3.3 3.3 3.6 3 3 3.3 4 Speaking 3 3 3 Rata-rata 3.15 3.23 3.48 Berdasarkan tabel 3 tentang perbandingan hasil bservasi terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metde permainan whisper race pada siklus I memperleh nilai baik yaitu dengan skr 3,15. Setelah dilakukan tindakan siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 0.08 sehingga skr menjadi 3,23. Hal ini menunjukan bahwa guru mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Selanjutnya pada siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 0.25 sehingga skr menjadi 3,48. Peningkatan tersebut dikarenakan refleksi guru terhadap prses pembelajaran yang telah berlangsung dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Tabel 4. Perbandingan Hasil Observasi terhadap Siswa N SIKLUS Indikatr I II III 1 Listening 2.5 3 3 2 Writing 2.8 3 3 3 Speaking 2.2 2.5 2.8 4 Reading 2.5 2.5 2.5 5 Penguasaan ksakata 2.5 2.5 3.2 Rata-rata 2.5 2.7 2.9 Kegiatan yang dilakukan siswa selama prses pembelajaran juga menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Hal

ini terlihat pada tabel 4 bahwa pada siklus I skr yang diperleh siswa hanya 2,42, kemudian mengalami peningkatan sebesar 0,28 pada siklus II sehingga skr berubah menjadi 2,7. Selanjutnya pada siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 0,18 sehingga skr menjadi 2,88. Meskipun peningkatan yang terjadi tidak cukup besar namun hal ini tetap membuktikan bahwa metde permainan whisper race ini dapat memperbaiki prses pembelajaran sebelumnya yang cenderung mntn. Dengan hasil belajar siswa tuntas lebih dari 80% dan adanya peningkatan terhadap keterampilan prses siswa berdasarkan hasil bservasi maupun wawancara, peneliti memutuskan untuk mengakhiri tindakan pada siklus III ini, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Beberapa Siswa yang belum tuntas tersebut ternyata memang memiliki masalah ini belajar individu, sehingga memerlukan penanganan secara khusus. Berdasarkan data yang diperleh dari siklus I sampai siklus III dan diperkuat dengan hasil wawancara peneliti terhadap teman sejawat, bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan metde permainan whisper race sangat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD N 1 Adikars, karena pembelajaran ini didesain khusus sesuai karekter siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran dengan suasana yang menggembirakan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan leh Asti (2009), manfaat bermain bagi perkembangan anak antara lain: 1) mempengaruhi perkembangan fisik anak, 2) dapat digunakan sebagai terapi, 3) dapat menambah atau mempengaruhi pengetahuan anak, 4) mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, 5) mengembangkan tingkah laku ssial anak, 6) mempengaruhi nilai mral anak. Dan hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa dan penilaian prses terhadap karakter siswa di setiap siklusnya. Simpulan dan Saran Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas tentang hasil belajar, keterampilan prses, hasil bservasi dan diperkuat dengan wawancara menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya, sehingga peneliti membuat dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Penggunaan metde permainan whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars Tahun Ajaran 2011/2012 adalah permainan whisper race yang disesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakter siswa. 2. Penggunaan metde permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris, siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikars Tahun Ajaran 2011/2012. Namun demikian peneliti menyadari tidak ada tindakan, baik berupa mdel, metde, maupun media pembelajaran yang dapat dengan mengatasi masalah dalam pembelajaran secara tuntas. Setiap mdel, metde, maupun media pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masingmasing. Peneliti menyarankan agar dalam penggunaan metde permainan ini diimbangi dengan penggunaan media yang mendukung serta disesuaikan dengan karakter siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Daftar Pustaka Arikunt, S., Suhardjn & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrri, M. (2009). Psiklgi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Asti, B.M. (2009). Fun Games Fr Kids: 100 Jenis Permainan Rekreatif dan Edukatif untuk Anak. Jgjakarta: Pwer Bks. Desmita. (2009). Psiklgi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rsda Karya. Hakiim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasinal. (2008). Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rhendi, T. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press. Sadiman. (1996). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Karya Grafind Persada. Sumantri, M. & Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Mulyana. Tarigan, H.G. (2009). Pengajaran Kmpetensi Bahasa Indnesia. Bandung: Angkasa.