BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

dokumen-dokumen yang mirip
pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang diambil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank menjalankan fungsinya dengan berbagai cara diantaranya memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, menawarkan suku bunga yang menarik, meningkatkan teknologi yang canggih, dan menawarkan berbagai produk yang beragam. Perbankan adalah salah satu lembaga yang memiliki tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa pengiriman uang. Fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima deposito, menyalurkan dana, melakukan transfer dana, semua itu telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. 1

2 Perbankan mengalami perubahan regulasi yang merupakan momen strategis bagi umat islam Indonesia. Untuk mendirikan lembaga keuangan yang berbasis nilai-nilai syariah (Islam) selanjutnya dikenal dengan sebutan bank syariah. Perbankan atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sejak tahun 1992, Indonesia memperkenalkan dual banking system (sistem perbankan ganda), yaitu sistem ketika bank konvensional dan bank syariah diizinkan beroperasi berdampingan. Saat ini sudah banyak bank konvensional yang membuka layanan syariah dan semakin berkembang dengan adanya permintaan dari masyarakat akan jasa tabungan tanpa bunga. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang- Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan (Antonio, 2001:26). Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

3 serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Dari tahun ke tahun perkembangan perbankan syariah semakin meningkat, hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) maupun bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Berikut ini adalah data yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia mengenai jaringan kantor perbankan syariah pada akhir tahun 2009-2013 seperti yang terlihat pada tabel 1.1 sebagai berikut. Table 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 BUS 6 11 11 11 11 UUS 25 23 24 24 23 BPRS 139 150 155 158 163 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Vol. 12, No. 2, Januari 2014 (data diolah) Sejalan dengan berkembangnya BUS dan UUS, aset perbankan syariah pun mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, pada tahun 2009 aset bank syariah mencapai angka Rp. 66.090 miliar dan angka ini pun meningkat pada tahun 2010 yang mencapai Rp. 97.519 miliar. Pada tahun 2011 Bank Indonesia menargetkan kenaikan asset bank syariah mencapai Rp. 40.000 miliar. Hal ini sudah dapat dilihat dari peningkatan aset sebesar Rp. 47.947 miliar pada tahun 2010 lalu, menjadi Rp. 145.466 miliar pada tahun 2011. Pada tahun 2012 perbankan syariah nasional memiliki total aset

4 sebesar Rp. 195.018 miliar dan pada Desember 2013 Bank Indonesia mencatat aset bank syariah mencapai Rp. 242.276 miliar. Tidak hanya pada aset saja yang mengalami lonjakan cukup signifikan, akan tetapi hal ini juga terjadi pada total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun, yang terdiri dari giro wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Adapun pergerakan dana pihak ketiga pada akhir tahun selama periode 2009-2013 ditunjukan melalui gambar 1.1 sebagai berikut: DPK (miliar rupiah) Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-2009 2010 2011 2012 2013 Giro 6,202 9,056 12,006 17,708 18,523 Deposito 29,595 44,075 70,806 84,732 107,812 Tabungan 16,475 22,906 32,602 45,072 57,200 Total 52,272 76,037 115,414 147,512 183,535 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 12, No. 2, Januari 2014 Gambar 1.1 Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Tahun 2009-2013 Gambar 1.1 menunjukan pergerakan dana pihak ketiga perbankan syariah pada akhir tahun 2009-2013. Perkembangan pada tahun 2009 menunjukan DPK bank syariah berhasil meningkatkan menggalangan dana hingga Rp. 52.272 miliar. Untuk DPK tahun 2010, Bank Indonesia mencatat bank syariah mengumpulkan Rp. 76.037 miliar. Pada tahun 2011 perbankan syariah nasional

5 memiliki total DPK sebesar Rp. 115.414 miliar dan angka ini pun meningkat pada tahun 2012 yang mencapai angka Rp. 147.512 miliar. Catatan pada akhir bulan Desember 2013 total DPK bank syariah mencapai Rp. 183.535 miliar. Dalam kegiatan operasionalnya, bank syariah maupun bank konvensional memiliki fasilitas produk yang hampir sama, baik dalam penghimpun maupun penyaluran dana. Salah satu produk ditawarkan bank guna menyerap sumber dana masyarakat adalah deposito. Deposito merupakan salah satu produk tabungan yang dapat digunakan sebagai sarana investasi. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 01 April 2000 tentang deposito menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha (Wiroso, 2005:33). Pada saat ini banyak masyarakat yang memilih deposito mudharabah karena sistem bagi hasil yang memberikan peluang untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih besar dibanding bunga deposito pada bank konvensional. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bayu Ayom Gumelar pada tahun 2013 menyatakan bahwa perkembangan jumlah deposito mudharabah selalu berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini terbukti dari perbandingan saldo deposito mudharabah berdasarkan laporan keuangan publikasi pada perbankan

6 syariah terbesar di Indonesia pada akhir tahun 2013 yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, bahwa pada Bank Muamalat Indonesia terjadi fluktuasi yang signifikan setiap tahunnya dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Pada Bank Syariah Mandiri pun terjadi fluktuasi yang signifikan setiap tahunnya, namun pada Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp1.698.067 juta. Berikut perkembangan deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang disajikan pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Perkembangan Deposito Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri (dalam jutaan rupiah) Tahun Bank Muamalat Indonesia Deposito Mudharabah Bank Syariah Mandiri 2009 7.671.766 9.583.761 2010 9.958.265 15.110.402 2011 19.556.168 23.524.711 2012 24.705.090 21.826.644 2013 26.811.602 26.834.253 Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri pada Bank Indonesia Berdasarkan tabel di atas, jumlah deposito mudharabah yang paling tinggi diperoleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2011 Bank Syariah Mandiri menitikberatkan usahanya pada penghimpun dana di segmen konsumer. Lalu Bank Muamalat Indonesia (BMI) menempati posisi kedua sebagai jumlah deposito mudharabah tertinggi pada tahun 2013. Perkembangan jumlah simpanan deposito mudharabah selama lima tahun

7 memungkinkan adanya faktor-faktor yang perlu diperhatikan terkait dengan perkembangan deposito mudharabah. Hasibuan (2006:71) menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh faktorfaktor internal bank itu sendiri, perbankan syariah juga dipengaruhi oleh indikator-indikator moneter dan finansial lainnya. Terdapat beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap simpanan deposito mudharabah, yaitu inflasi dan tingkat suku bunga (BI Rate). Menurut Wikipedia, Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Suatu negara akan mengalami tekanan inflasi (investment inflation) bila pengeluaran investasi meningkat dalam keadaan suku bunga rendah. Masyarakat atau pengusaha kurang berminat untuk menyimpan atau menabung uangnya di bank dan mereka lebih cenderung menginvesatsikan uangnya, sehingga inflasi memiliki pengaruh terhadap simpanan. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan Inflation Targeting Framework (ITF) dengan asumsi year on year terakhir yang ditetapkan oleh Pemerintah tahun 2013 sebesar 4.5% dengan deviasi +1% sedangkan perkiraan realisasi sebesar 8.38%. Hal ini menunjukan bahwa realisasi inflasi tahun 2013 telah melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Berikut perbandingan target inflasi dan aktual inflasi yang disajikan pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Tabel Perbandingan Target Inflasi dan Aktual Inflasi Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy) 2009 4,5 +1% 2,78 2010 5+1% 6,96

8 Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy) 2011 5+1% 3,79 2012 4.5+1% 4,30 2013 4.5+1% 8,38 Sumber: Penetapan Target Inflasi pada Bank Indonesia Perbankan syariah Indonesia diharapkan terus tumbuh untuk mendorong aktifitas perekonomian produktif masyarakat. Secara konseptual perkembangan perbankan syariah akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi perekonomian nasional yang pada gilirannya akan berpengaruh pada perbankan syariah. Kecenderungan penurunan inflasi mendorong peningkatan aset perbankan syariah begitu pula sebaliknya kenaikan inflasi dapat menurunkan aset perbankan syariah (www.bi.go.id). Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena dapat melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat serta menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan (Adiwarman Karim, 2008:139). Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan simpanan deposito mudharabah adalah besar kecilnya tingkat suku bunga yang berlaku. Pergerakan tingkat suku bunga berkorelasi negatif dengan tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah dimana kenaikan tingkat suku bunga dapat menurunkan tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah dan sebaliknya (www.bi.go.id). Seiring dengan sering terjadinya kenaikan dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate berdasarkan data BI rate pada Bank Indonesia bahwa pada tahun 2011 mengalami penurunan

9 sebesar 50 basis poin dari 6,5% menjadi 6% dan pada tahun 2012 sebesar 25 basis poin dari 6% menjadi 5,75%. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 175 basis poin menjadi 7,5%. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari Bank Indonesia mengenai data inflasi pada akhir tahun 2009-2013 yang disajikan pada tabel 1.4 sebagai berikut. Tabel 1.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) No. Tahun BI Rate 1 2009 6,50% 2 2010 6,50% 3 2011 6,00% 4 2012 5,75% 5 2013 7,50% Sumber: Data BI Rate pada Bank Indonesia Berdasarkan signaling theory, semakin tingginya tingkat inflasi akan memberikan sinyal kepada nasabah bahwa akan lebih banyak dana yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat konsumsinya sehingga menurunkan simpanan deposito mudharabah pada perbankan syariah. Begitu pula dengan semakin tingginya tingkat suku bunga akan memberikan sinyal kepada para nasabah yang mencari keuntungan bahwa suku bunga deposito bank konvensional akan meningkat sehingga para nasabah cenderung untuk menyimpan dananya pada bank konvensional dan simpanan deposito mudharabah akan menurun. Penelitian Yessi Sasmita Anggun pada tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS Terhadap Simpanan Deposito Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. Penelitian ini bermaksud ingin membuktikan kembali dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan pada

10 penelitian ini dengan sebelumnya adalah penelitian Yessi Sasmita Anggun 2014 dilakukan pada periode 2008-2012, sedangkan penelitian sekarang penulis mengambil tahun 2009-2013. Persamaan penelitian Yessi Sasmita Anggun 2014 dengan penelitian sekarang adalah menggunakan 3 variabel yang sama (inflasi, suku bunga dan simpanan deposito mudharabah). Penelitian ini mengambil periode penelitian tahun 2009-2013 karena datanya lebih terkini, sehingga hasil penelitian ini dapat dianggap mewakili semua Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia hingga tahun 2013. Adapun periode penelitian digunakan lima tahun terakhir agar lebih menggambarkan situasi perbankan saat ini dengan laporan keuangan triwulan karena bila menggunakan laporan keuangan tahunan akan diperoleh sampel yang relatif sedikit. Pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian kembali dengan melakukan replikasi terhadap beberapa jurnal yang menjadi acuan serta memperhatikan fenomena yang terjadi dengan meneliti inflasi dan tingkat suku bunga untuk melihat pengaruhnya terhadap simpanan deposito mudharabah, data yang diambil dalam kurun waktu yang berbeda. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BEBERAPA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2009-2013.

11 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka terdapat masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan inflasi pada periode 2009-2013? 2. Bagaimana perkembangan tingkat suku bunga pada periode 2009-2013? 3. Bagaimana perkembangan simpanan deposito mudharabah pada beberapa bank umum syariah periode 2009-2013? 4. Berapa besar pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap simpanan deposito mudharabah pada beberapa bank umum syariah periode 2009-2013? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan inflasi pada periode 2009-2013. 2. Untuk mengetahui perkembangan tingkat suku bunga pada periode 2009-2013. 3. Untuk mengetahui perkembangan simpanan deposito mudharabah pada beberapa bank umum syariah periode 2009-2013. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap simpanan deposito mudharabah pada beberapa bank umum syariah periode 2009-2013.

12 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya: 1. Kegunaan Akademis a. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan pengetahuan tambahan dan menjadi referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. b. Sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu akuntansi khususnya pada konsentrasi akuntansi keuangan dan perbankan syariah, sehingga dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi dan sebagai dasar acuan bagi pengembangan penelitian selanjutnya. c. Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian sidang Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. 2. Kegunaan Operasional a. Bagi Perbankan Syariah diharapkan dapat bermanfaat dalam menjalankan kegiatannya, khususnya dalam evaluasi sistem perbankan syariah mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu deposito mudharabah. b. Bagi nasabah dan calon nasabah, hasil penelitian ini diharapkan untuk membantu para nasabah dan membantu calon nasabah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

13 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menyajikan sistematika penulisan dalam lima bab disusun sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Menguraikan tentang tinjauan pustaka yang memuat teori-teori yang melandasi penelitian ini dan menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Melalui tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat dibuat kerangka pemikiran dan juga menjadi dasar dalam pembentukan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, mencakup definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis yang dipakai. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Memaparkan hasil atas penelitian yang telah dilakukan penulis berdasarkan metode penelitian yang dilakukan.

14 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Menyajikan secara singkat apa yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terangkum dalam bagian kesimpulan. Bab ini diakhiri dengan pengungkapan keterbatasan penelitian diikuti saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.