- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN BIDANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG POTENSI KETENAGALISTRIKAN DAERAH

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR...TAHUN... TENTANG USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 11 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAJO,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PEMERINTAH BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI PUSKESMAS

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN KETENAGALISTRIKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 84 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

NOMOR 1 TAHUN 2014 KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAN PEMANFAATAN ENERGI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA JASA PENUNJANG MINYAK DAN GAS BUMI

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEDOMAN TEKNIS PELAYANAN IZIN USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2008

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 76 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

2016, No Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Pasal 1

2 4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN dan BUPATI BULUNGAN MEMUTUSKAN :

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Transkripsi:

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa keselamatan jiwa raga, lingkungan, harta benda akan terlindungi jika instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah dalam pemanfaatannya sesuai prosedur dan teknis yang telah ditentukan sehingga memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan yang aman dan andal; b. bahwa masih banyak ditemukan penyebab terjadinya kebakaran karena korsleting listrik/ arus hubung pendek pada instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah di Sumatera Barat; c. bahwa agar adanya kepastian hukum dalam mewujudkan upaya pencegahan kebakaran yang disebabkan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah perlu diatur pelaksanaannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

- 2 - Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5281); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5326); 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan; 7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan; 8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2014 tentang Kualifikasi Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; 9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2013 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 85); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.

- 3-2. Dinas adalah dinas yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat. 3. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik. 4. Instalasi Ketenagalistrikan yang selanjutnya disebut Instalasi adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromagnetik, mesin-mesin peralatan, saluran-saluran dan perlengkapannya yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi, penyaluran, distribusi dan pemanfaatan tenaga listrik. 5. Instalatir adalah orang yang bekerja pada badan usaha penunjang ketenagalistrikan yang memiliki sertifikat kompetensi dan terdaftar di Ditjen Ketenagalistrikan. 6. Konsumen Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah yang selanjutnya disebut Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk digunakan sebagai pemanfaatan akhir dan tidak diperdagangkan. 7. Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah adalah badan usaha yang melakukan usaha jasa penunjang tenaga listrik di bidang pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah yang diberi hak untuk melakukan sertifikasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah. 8. Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah penggunaan tenaga listrik mulai dari titik pemakaian. 9. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah adalah instalasi tenaga listrik tegangan rendah yang digunakan untuk pemanfaatan tenaga listrik oleh konsumen akhir. 10. Perencanaan Instalasi adalah suatu kegiatan membuat rancangan yang berupa suatu berkas gambar instalasi atau uraian teknik. 11. Pemasangan Instalasi adalah kegiatan mengalirkan dan memasang instalasi tenaga listrik ke konsumen akhir. 12. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik untuk memeriksa dan menguji instalasi tenaga listrik. 13. Sertifikat Laik Operasi yang selanjutnya disingkat SLO adalah bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi

- 4 - sebagaimana sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan. 14. Uji Laik Operasi adalah Pemeriksaan, Pengukuran dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik oleh lembaga inspeksi teknik sebagai persyaratan dikeluarkan SLO. 15. Badan Usaha Ketenagalistrikan adalah badan usaha yang bergerak di bidang usaha jasa penunjang tenaga listrik dan memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik. 16. Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkahlangkah pengamanan instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya serta kondisi ramah lingkungan disekitar instalasi tenaga listrik. 17. Pemenuhan Keselamatan Instalasi adalah pemenuhan atas keselamatan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Perundangundangan. 18. Persyaratan Umum Instalasi Listrik adalah suatu aturan yang mengatur tentang persyaratan dan spesifikasi teknik peralatan listrik pada instalasi listrik rumah tangga, perkantoran, hotel dan bangunan lainnya. 19. Rekomendasi adalah surat pernyataan yang dibuat oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Barat untuk disampaikan pada menteri yang membidangi ketenagalistrikan atas hasil pengawasan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang ada. Pasal 2 Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk : a. mewujudkan Keselamatan Ketenagalistrikan dalam pemanfaatan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah; dan b. mewujudkan terlaksananya penggunaan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah oleh Konsumen sesuai dengan prosedur dan teknik yang telah ditetapkan.

- 5 - Pasal 3 Objek Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah dalam Peraturan Gubernur ini merupakan Instalasi pada bangunan perumahan, bangunan perkantoran, dan/atau fasilitas umum. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN Pasal 4 Konsumen berhak untuk : a. mendapatkan pelayanan yang baik dalam pemasangan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Ketenagalistrikan; b. memilih Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah yang akan melakukan Uji Laik Operasi Instalasi; c. memperoleh jaminan keselamatan atas Pemeriksaan dan Pengujian yang telah dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah; dan d. memperoleh SLO atas Pemeriksaan dan Pengujian laik operasi yang dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah. Pasal 5 Konsumen berkewajiban untuk: a. mematuhi pelaksanaan Pemenuhan Keselamatan Instalasi b. menjaga keamanan Instalasi yang dimiliki; c. mengajukan permohonan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi pada Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah guna mendapatkan SLO; d. tidak menambah atau merubah Instalasi yang telah memperoleh SLO; e. mengajukan permohonan Pemeriksaan dan Pengujian kembali kepada Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah jika ada penambahan atau perubahan Instalasi; f. mengajukan permohonan Pemeriksaan dan Pengujian kembali kepada Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah jika Instalasi telah berumur lebih dari 15 tahun. g. menghindari kemungkinan timbulnya bahaya dalam pemanfaatan Ketenagalistrikan; dan

- 6 - h. melakukan upaya pencegahan kebakaran dalam pemanfaatan Ketenagalistrikan. BAB III PEMENUHAN KESELAMATAN INSTALASI Bagian Kesatu Umum Pasal 6 (1) Pemenuhan Keselamatan Ketenagalistrikan merupakan upaya perlindungan terhadap Konsumen, Instalasi dan lingkungan. (2) Upaya perlindungan terhadap Konsumen, Instalasi dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Pemenuhan Keselamatan Instalasi. (3) Pemenuhan Keselamatan Instalasi harus ditaati oleh Konsumen pengguna Instalasi Pemanfaatan Instalasi Tenaga Listrik tegangan Rendah. Pasal 7 (1) Pemenuhan Keselamatan Instalasi pada Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah dilaksanakan oleh Badan Usaha Ketenagalistrikan dan Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah. (2) Pemenuhan Keselamatan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Perencanaan Instalasi; b. Pemasangan Instalasi; dan c. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi. Pasal 8 (1) Pemenuhan Keselamatan Instalasi oleh Badan Usaha Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dilaksanakan oleh badan usaha yang telah mempunyai sertifikasi. (2) Pemenuhan Keselamatan Instalasi oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dilaksanakan oleh badan usaha yang telah mempunyai sertifikasi dan terakreditasi.

- 7 - (3) Ketentuan mengenai Badan Usaha Ketenagalistrikan dan Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Perencanaan Instalasi Pasal 9 (1) Perencanaan Instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a merupakan perencanaan atas Instalasi yang akan digunakan dan/atau dipasang pada Instalasi. (2) Badan Usaha Ketenagalistrikan melakukan Perencanaan Instalasi terhadap Instalasi Pemanfaaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah Konsumen. (3) Perencanaan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh tenaga teknik instalatir listrik. (4) Perencanaan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan gambar Instalasi. Pasal 10 (1) Gambar Instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) menjadi bagian Uji Laik Operasi oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah. (2) Gambar Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. gambar situasi atau tata letak Instalasi; b. diagram garis tunggal Instalasi; dan c. uraian dan spesifik teknik. Bagian Ketiga Pemasangan Instalasi Pasal 11 (1) Pemasangan Instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b dilaksanakan pada Instalasi yang telah mempunyai gambar Instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2). (2) Pemasangan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipasang sesuai dengan gambar Instalasi yang telah dibuat oleh instalatir.

- 8 - (3) Material dan/atau peralatan pemanfaat Instalasi yang dipasang harus sesuai Standar Nasional Indonesia. Pasal 12 (1) Pemasangan instalasi dilaksanakan oleh badan usaha jasa penunjang di bidang ketenagalistrikan yang memiliki Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik. (2) Pemasangan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Bagian Keempat Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pasal 13 (1) Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c dilaksanakan untuk: a. pemasangan instalasi baru; b. pemasangan dan/atau penambahan instalasi; dan c. instalasi yang telah berumur paling lama15 tahun. (2) Pemeriksaan dan Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah. Pasal 14 (1) Pemeriksaan dan Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) merupakan pemeriksaan dan pengujian terhadap Instalasi milik Konsumen yang telah terpasang. (2) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah milik Konsumen yang dinyatakan lulus Uji Laik Operasi akan dikeluarkan SLO. Pasal 15 (1) Dalam hal Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah ditemukan tidak laik operasi, maka harus ditindaklanjuti dengan perbaikan instalasi. (2) Perbaikan Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usaha Ketenagalistrikan yang pengerjaannya dilakukan oleh tenaga teknik yang telah mempunyai sertifikat.

- 9 - BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Gubernur melalui Dinas melakukan pembinaan terhadap konsumen pengguna Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka mewujudkan Keselamatan Ketenagalistrikan. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui : a. penyuluhan; dan/atau b. sosialisasi. Pasal 17 (1) Gubernur melalui Dinas melakukan pengawasan terhadap Pemenuhan Keselamatan Instalasi pada Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Inspektur Ketenagalistrikan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dalam bentuk Inspeksi ke lapangan. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 (1) Dalam hal Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah dalam Pemenuhan Keselamatan Instalasi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Gubernur mengeluarkan Rekomendasi. (2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan pada Menteri yang membidangi Ketenagalistrikan.

- 10 - BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. Ditetapkan di Padang pada tanggal Juni 2015 GUBERNUR SUMATERA BARAT, IRWAN PRAYITNO Diundangkan di Padang pada tanggal Juni 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT, ALI ASMAR BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2015.