Universitas Negeri Gorontalo 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia BudiALIAN SAMPAH DAN ABSTRAK

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Repository.Unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

KEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. atau hambatan, antara lain dalam bentuk pencemaran. Rumus kimia air

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Ika Ayu Lestari 1 Andik Setiyono 2

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR GALI (Studi Penelitian Di Desa Beringin Jaya Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong Provinsi sulawesi tengah) Andi Pratama Kurniawan 1), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3) 1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Email: Pratamak37@gmail.com 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Email: Sunarto.kadir@yahoo.co.id 3 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Email: Lia.amalia29@gmail.com ABSTRAK Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Air yang kadar besinya melebihi 1 mg/l akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih serta dapat menimbulkan bau, warna, dan koloid pada air minum yang dapat menyebabkan rasa mual dan sakit perut. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi kadar besi (Fe) pada air sumur gali. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kadar besi pada air sumur gali, yang dilihat dari faktor ph, jarak dari sumber pencemar, suhu, dan kedalaman. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Populasi adalah semua sumur gali Desa Beringin Jaya yang berjumlah 173 buah dan jumlah sampel sebanyak 41 buah dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik uji fisher exact test menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara ph (p=0,000), jarak sumur gali dengan sumber pencemar (p=0,000), dan suhu (p=0,000) terhadap kadar besi. terdapat pengaruh antara kedalaman sumur (p=0,111) terhadap kadar besi. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ph, jarak dari sumber pencemar dan suhu terhadap kadar besi pada air sumur gali. Perlunya perbaikan kondisi fisik sumur gali, penataan jarak sumber pencemar yang memenuhi syarat, dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna sumur gali agar dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Kata Kunci : Kadar Besi (Fe), ph, Sumber Pencemar, Suhu, Kedalaman

ABSTRACT Well is a source of clean water in either in villages and cities. Water contains iron more than 1 mg/l causes stain in white tools and materials, and contains smell, color, and colloid that cause nausea and abdominal pains. This research is to investigate the influencing factors of iron content in well water with ph, pollutant source distance, temperature, and depth as the indicators. This is an analytical survey using Cross Sectional Study design. The population is all wells in Beringin Jaya village consist of 173 wells, and the sample is 41 wells taken from purposive sampling technique. The result of Fisher Exact Test shows that there was a relationship between ph (p=0.000), pollutant source distance (p=0.000), and temperature (p=0.000) toward the iron content. However, there was no influence of the depth (p=0.000) toward the iron content. Therefore, it can be concluded that there was a significant influence between ph, pollutant source distance, and temperature toward the iron content of the well water. The result above leads to suggestions to have physical repair of the wells, pollutant source distance arrangement, and counseling to the community about the important of clean water. Keywords: Iron Content (Fe), ph, Pollutant Resource, Temperature, Depth 1. PENDAHULAN Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga. Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat konstruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sebuah sumur gali, hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman sesuai dengan aturan yang ditetapkan (Waluyo, 2005). Air merupakan bahan yang penting bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak dapat berlangsung, baik manusia, hewan maupun tumbuhan (Suryani, 2004). Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan seharihari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996). Desa Beringin Jaya merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bolano. Untuk kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air bersih dan kegiatan domestik lainnya, masyarakat Desa Beringin Jaya masih menggunakan air yang berasal dari sumur gali. Sebanyak 173 Kepala Keluarga (KK) yang di Desa Beringin Jaya menggunakan sumur gali sebagai salah satu sumber air bersih. Hasil observasi awal terhadap air sumur gali yang dipergunakan oleh masyarakat di Desa Beringin Jaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih masih belum memenuhi standar kesehatan karena apabila air ditampung di bak mandi akan memberikan endapan dan noda kekuning-kuningan pada dinding kolam, begitu juga apabila dipergunakan untuk mencuci akan memberi noda kekuning-kuningan pada pakaian putih. Dengan ciri-ciri seperti ini menyebabkan kualitas air yang masih rendah. Kualitas air yang rendah salah satunya disebabkan karena adanya besi dalam air yang melebihi 1 mg/l sehingga dapat menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih serta dapat menimbulkan bau, warna, dan koloid pada air minum yang dapat menyebabkan rasa mual dan sakit perut. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa masyarakat di Desa Beringin Jaya, membenarkan bahwa air yang dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih memiliki warna kekuning-kuningan, air yang berbau besi karat dan jika air didiamkan akan meninggalkan endapan berwarna kuning. 2. KAJIAN PUSTAKA Air adalah sumber daya alam yang sangat vital, yang mutlak diperlukan bagi hidup dan kehidupan manusia. Dari waktu ke waktu ke tingkat pemanfaatan air semakin bertambah. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya air ini

bukan hanya disebabkan oleh tingginya kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tapi juga beragamnya jenis pemanfaatan sumber daya air. Sementara, air yang tersedia di alam yang secara potensial dapat dimanfaatkan manusia tetap tidak bertambah jumlahnya (Sirojuzilam, 2008). Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan dibumi ini. akan ada kehidupan seandainya dibumi ini tidak ada air. Air yang bersih sangat diidamkan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2004). Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk rumah tangga, industri dan pertanian, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitas. Kualitas air mudah diperoleh karena adanya siklus hidrologi yaitu siklus alamiah yang memungkinkan tersedianya air permukaan dan air laut. Namun pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia jelas menyebabkan pencemaran air sehingga kualitas sulit diperoleh (Sutrisno, 2001). Sumber-sumber air berasal dari air laut, air hujan, dan air permukaan. Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia (kakus/ jamban), kotoran hewan, limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air (Depkes RI, 1985 dalam Suryana, 2013). Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemar yang paling umum berasal dari limbah industri, pertanian dan permukiman. Air mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan, maka air yang dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Wardhana, 2004). Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada harnpir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan badan air. Pada umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat : 1. Terlarut sebagai Fe2+ Fero ) atau Fe3+ ( Feri ) 2. Tersuspensi sebagai butir koloidal ( Diameter < I pm ) atau lebih besar seperti Fez Or. FeOOH, Fe (OH)3 dan sebagaianya, 3. Tergabung dengan zat organis zat padat yang inorganik (seperti tanah liat). Menurut Slamet (2004) Fe atau Ferrum adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk dan di alam didapat sebagai hematite (bijih besi). Berdasarkan Permenkes No 416/Menkes/Per/IX/1990 bahwa kadar Fe yang diperbolehkan untuk air bersih maksimal 1 mg/lt, sedangkan berdasarkan Permenkes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar Fe maksimal yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,3 mg/lt. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan Cross Sectional Study yakni suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pada intinya penelitian ini mengukur variabel dependen dan variabel independen pada saat yang sama. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji Fisher Exact Test dengan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil uji Fisher Exact Test dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel X dan Y yang bermakna secara statistik.

Dengan besar kemaknaan adalah P value 0,05 a. Kriteria Hipotesis Nol (H 0 ) ditolak apabila nilai P 0,05 yang berarti ada perbedaan atau ada hubungan yang bermakna secara statistik. b. Kriteria Hipotesis Nol (H 0 ) ditolak apabila nilai P > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisi bivariat dilakukan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang dijadikan sebagai variabel yang diteliti. Pengujian ini menggunakan uji fisher Exact Test. Dikatakan ada pengaruh yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p 0,000 < 0,05. 1. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan ph Tabel 1. Distribusi Kadar Besi Berdasarkan ph di Desa Beringin Jaya ph Air Sumur Gali (ph < 6,5 dan > 8,5) (ph 6,5 - Kadar Fe Jumlah TMS MS ρ value n % n % n % 7 100,0 0 0,0 7 100,0 7 20,6 27 79,4 34 100,0 0,000 8,5) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara ph terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. 2. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Jarak dengan Sumber Pencemar Tabel 2. Distribusi Kadar Besi Berdasarkan Jarak dengan Sumber Pencemar di Desa Beringin Jaya Jarak Kadar Fe sumur gali Jumlah TMS MS dari ρ value sumber pencemar n % n % n % Memenuh i 13 100,0 0 0,0 13 100,0 (Jarak 15Meter) Memenuh 0,000 i 1 3,6 27 96,4 28 100,0 (Jarak > 15 Meter) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara jarak sumur gali dari sumber pencemar terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. 3. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Suhu. Tabel 3. Distribusi Kadar Besi Berdasarkan Suhu. Suhu Air Kadar Fe Sumur TMS MS Jumlah ρ value Gali n % n % n % 11 100,0 0 0,0 11 100,0 (Suhu > 25 0 C) 0,000 (suhu 3 10,0 27 90,0 30 100,0 25 0 C) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara suhu air sumur gali dari terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. 4. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Kedalaman.

Tabel 4. Distribusi Kadar Besi Berdasarkan Kedalaman. Kadar Fe Kedalaman Jumlah ρ TMS MS value n % n % n % 2 100,0 0 0,0 2 100,0 (Kedalaman > 15 Meter) 0,111 12 30,8 27 69,2 39 100,0 (Kedalaman 15 Meter) diperoleh nilai p value 0,111 > 0,05, maka dengan demikian H 0 diterima sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kedalaman air sumur gali dari terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. Pembahasan 1. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan ph Secara garis besar bahwa dampak pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi kadar besi pada air sumur gali. Diperoleh dari 41 sumur gali hanya ada 7 sumur gali yang memiliki ph normal tapi dengan kadar besi yang tinggi yaitu > 1 mg/l. Hal ini didominasi oleh adanya perubahan ph pada air sumur. Dapat diketahui dari hasil uji fisher s exact test pengaruh antara ph terhadap kadar besi air sumur gali, didapat nilai p value 0,000 < 0,05, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah H 0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara ph terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. Hal ini disebabkan karena sumur tersebut dibuat pada lahan bekas rawa atau berada dekat dengan rawa sehingga derajat keasaman (ph) dalam air sumur akan ikut terpengaruh. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sutrisno yang menyatakan bahwa sumur gali yang dibangun pada lahan bekas rawa atau berdekatan dengan rawa airnya cenderung memiliki ph yang asam karena adanya aktivitas fermentasi materi organik seperti daun, bangkai ikan atau tumbuhan air sehingga berakibat pada terjadinya penurunan ph air. Warna pada air sumur ini juga disebabkan oleh adanya zat-zat organisme yang telah membusuk, dengan adanya pembusukan kadar zat organisme tinggi maka umumnya kadar Fe akan tinggi (Sutrisno, 2006). 2. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Jarak dengan Sumber Pencemar disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara jarak sumur gali dari sumber pencemar terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. Hasil uji statistik dapat menggambarkan bahwa sumur gali yang berdekatan dengan sumber pencemar sampah dan kandang ternak dapat menurunkan kualitas air sumur dalam hal ini yaitu membuat kadar besi dalam air menjadi tinggi melewati batas normal yang telah ditentukan yaitu > 1 mg/l. Hal ini disebabkan karena sumur tersebut berada dekat dengan kandang ternak yang hanya berjarak 2 meter dari sumur. Dekatnya kandang ternak akan dapat menurunkan ph air disekitarnya yang diakibatkan oleh adanya pembusukan kotoran dan makanan ternak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution, diperoleh hasil analisis menunjukan bahwa semakin dekat jarak sumur gali dengan tempat sampah semakin tinggi pula kadar besi pada air sumur gali dengan tinggi kadar besi mencapai 3,26 mg/l (Nasution H.I, 2012). Sampah juga dapat menurunkan kualitas air sumur gali, hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, Pemukiman menghasilkan limbah, misalnya sampah dan air buangan. Air buangan dari permukiman umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik. Limbah permukiman jika tidak diolah dapat mencemari air permukaan, air tanah, dan lingkungan hidup (PP nomor 82 tahun 2001). 3. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Suhu Perubahan pada suhu air dapat mempengaruhi kadar besi pada air tersebut. Dari hasil analisis fisher s exact test diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05, maka dengan demikian H 0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara suhu air sumur gali dari terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sutrisno, Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan

temperatur air juga dapat menguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan besi (Fe) dalam air tinggi. Suhu yang tinggi kebanyakan disukai oleh mikro organisme untuk melakukan aktivitasnya, yaitu dekomposisi bahan organik. Semakin banyak dekomposisi bahan organik, semakin banyak pula oksigen terlarut yang dibutuhkan dan akan menyebabkan kondisi anaerob sehingga kelarutan besi akan meningkat. Hal ini juga dikarenakan sumur gali tersebut ditutup atau berada didalam rumah yang berakibat tidak terjadinya kontak langsung dengan sinar matahari sehingga kadar karbondioksida (CO2) meningkat dan mengakibatkan kadar oksigen dalam air tersebut menjadi berkurang (anaerob) maka unsur Fe akan tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sutrisno yang mengatakan bahwa Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat menguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan besi (Fe) dalam air tinggi (Sutrisno, 2006). 4. Pengaruh Kadar Besi Berdasarkan Kedalaman Nilai statistik dari uji Fisher s exact test diperoleh nilai p value 0,111 > 0,05, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah H 0 diterima artinya bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kedalaman air sumur gali dari terhadap kadar besi air sumur gali di Desa Beringin Jaya. Hal ini disebabkan karena terdapat sumur gali yang berdekatan dengan sumber pencemar seperti lahan pertanian, tumpukan sampah dan daun-daun. Lahan pertanian merupakan lahan yang digunakan oleh petani untuk mengais rejeki mereka dengan menanan tanaman yang dapat dijual pada konsumen. Tetapi petani dalam menyuburkan tanaman mereka menggunakan pupuk agar lebih cepat tumbuh dan mendapatkan hasil yang memuaskan serta keuntungan. Pupuk yang digunakan oleh petani terkadang tidak sesuai dengan dosis hanya sebatas perkiraan saja. Sisa pestisida yang masuk wilayah perairan dapat mematikan ikan-ikan atau diserap oleh mikroorganisme kemudian masuk dalam rantai makanan. Sisa pestisida di perairan dapat meresap ke dalam tanah, sehingga mencemari air tanah (PP nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air). Berdasarkan hasil observasi langsung pada sumur-sumur yang menjadi objek penelitian didapat bahwa sebagian besar kedalaman sumur masyarakat dikategorikan memenuhi syarat kesehatan. Bukan hanya dilihat dari segi kedalaman saja akan tetapi kadar besi pada suatu air dapat dilihat dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. 5. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta membuktikan bahwa antara kedua variabel yang diteliti maka dapat disimpulkan yaitu ada pengaruh ph (p=0,000), jarak sumur gali dengan sumber pencemar (p=0,000), dan suhu (p=0,000) terhadap kadar besi dan tidak terdapat pengaruh antara kedalaman sumur (p=0,111) terhadap kadar besi. 6. DAFTAR PUSTAKA Afrizal, D.I, Martoyo A, Totoh A. 2013. Perbedaan Kualitas Air Dan Sumur Bor Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak Kota Padang. Vol. I, Nomor 2, Juni. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/ article/view/1852. diakses 25 September 2013) Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta, Penerbit Kanisius. Notoatmodjo, S. 2010. Metologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Suryana R. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Biringkanayya Kota Makassar. Tugas Akhir Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.