GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana pada satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Bab V Hasil dan Pembahasan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

Fendra Nicola, Mukh Mintadi, Siswoyo* Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember * ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB III METODE PENELITIAN

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

I. PENDAHULUAN. meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air.

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

P-ISSN: Maret 2017

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, dimana satu molekul air

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya air semakin meningkat. Ekplotasi sumber-sumber air yang berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup, baik pada tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalam

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akhirnya ke laut kembali. Air laut menguap karena radiasi matahari menjadi awan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah bagian dari kehidupan makhluk hidup. Air bukan merupakan

Transkripsi:

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam berat yang sering ditemukan di air karena besi terdapat dalam air alam, dengan kadar rendah. Standar konsentrasi maksimum besi didalam air minum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu < 0.3 mg/ L. Kadar Fe yang melebihi batas yang sudah ditetapkan pemerintah jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan mungkin sampai menyebabkan kematian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kadar Fe (besi) pada air tanah dangkal (sumur) dikecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif Analitik. Sampel penelitian adalah Air tanah dangkal (sumur) yang di ambil secara randomisasi. Metode pemeriksaan Kadar Fe menggunakan metode fenantrolin secara spektrofotometri. Dari hasil analisa didapatkan dari 15 sampel yang diperiksa terdiri 10 sampel (66,7%) kadar Fe tidak memenuhi syarat. Dari 4 sampel yang memenuhi syarat ph terdapat 2 sampel (50%) kadar Fe tidak memenuhi syarat, dan dari 11 sampel yang tidak memenuhi syarat ph terdapat 3 sampel (27,3%) kadar Fe memenuhi syarat. Sedangkan dari 2 sampel yang warnanya memenuhi syarat terdapat 1 sampel (50%) kadar Fe memenuhi syarat dan dari 13 sampel yang warnanya tidak memenuhi syarat terdapat 4 sampel (44,4%) kadar Fe memenuhi syarat. Serta 5 sampel yang memenuhi syarat kekeruhan terdapat 4 sampel (80%) kadar Fe memenuhi syarat dan dari 10 sampel yang tidak memenuhi syarat kekeruhannya terdapat 1 sampel (10%) kadar Fe memenuhi syarat. Disarankan kepada masyarakat supaya lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi air minum terutama sumber air berasal dari air sumur yang memiliki kadar Fe yang tidak memenuhi syarat. Salah satu caranya yaitu dengan melihat karakteristik air tersebut misalnya bila air tersebut berwarna kuning kecoklatan dan keruh ada kemungkinan air itu memiliki kadar Fe yang tinggi sehingga hindari untuk mengkonsumsinya atau lakukan pengolahan misalnya penyaringan, penambahan tawas, dll. Kata Kunci : Air Tanah Dangkal (sumur), Kadar Fe (besi) Referensi : 8 (1987-2002)

PENDAHULUAN Air merupakan salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Perannya tak bisa digantikan dalam menunjang kehidupan semua makhluk hidup dan Air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun dengan berkembangnya peradaban serta semakin bertambahnya penduduk didunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air sehingga air tidak selamanya bersih dan tidak selamanya layak untuk diminum karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh cemaran yang terjadi. (1,2) Sumber pencemaran yang sering terjadi pada air antara lain cemaran mekanis, cemaran biologi, cemaran mikrobiologi dan cemaran kimia. Cemaran kimia ada yang menggolongkannya dalam kelompok cemaran petisida walaupun yag dimaksud disini adalah adalah obat pemberantas hama, bahkan obatobatan yang digunakan dalam usaha produksi hasil ternak sepert antibiotika, hormone dan perangsang pertumbuhan. Cemaran kimia lain yang berpotensi membahayakan kesehatan adalah berupa logam berat misalnya besi, merkuri, timah, tembaga dan lain-lainnya. (3) Besi merupakan salah satu logam berat yang sering ditemukan di air karena besi terdapat dalam air alam, dengan kadar rendah. Adanya unsur-unsur besi didalam air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan 7-35 mg unsur tersebut per hari, yang tidak hanya diperoleh dari air. Atas dasar pertimbangan inilah, maka ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 kadar maksimum yang diperbolehkan pada air minum 0,3 mg/l. (4) Berdasarkan hasil penelitian Kurniyati (2007) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diketahui bahwa dari 1172 sampel air, dari jumlah tersebut 391 sampel (33,4%) tidak memenuhi syarat air minum, dan 69 sampel (5,9%) tidak memenuhi syarat kadar besi. Sampel air yang berasal dari wilayah Depok 17,6% paling banyak tidak memenuhi syarat kadar besi, atau tertinggi dari wilayah lain.. (5) Tingginya kadar Fe (besi) yang terdapat didalam air memiliki pengaruh terhadap penggunanya antara lain konsentrasi kadar Fe didalam air melebihi 1 mg/l akan menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan memberi rasa yang tidak enak pada minuman, juga dapat menimbulkan noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. (1,4) Sedangkan air yang memiliki kadar Fe yang melebihi batas yang sudah ditetapkan pemerintah jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan mungkin sampai menyebabkan kematian.

TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui gambaran Kadar Fe (Besi) pada air tanah dangkal (sumur) di Kecamatan Sukarame Palembang tahun 2012 berdasarkan karakteristik (ph, Warna dan Kekeruhan). BAHAN DAN CARA Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan observatif yaitu melakukan pengujian kadar Fe (besi) Pada Air Tanah Dangkal (sumur) di Kecamatan Sukarame Palembang berdasarkan karakteristik (ph, Warna dan Kekeruhan). Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 September s/d 13 Oktober 2012. Tempat pengambilan sampel di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarame Palembang. Sampel yang digunakan adalah air tanah dangkal (sumur) penduduk yang berada diwilayah penelitian dan diambil secara random sampling. PEMERIKSAAN SAMPEL Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Fenantrolin dengan menggunakan alat spektrofotometer. Prinsip pemeriksaan sampel yaitu sampel dipanaskkan dengan asam dan hidroxilamin untuk mengubah Fe 2+ menjadi Fe 3+ lalu tambah 1.10 Fenontrolin pada ph 2,3-3,3 sampai terbentuk warna jingga lalu baca di spektrofotometri pada λ=510 nm, diamana setiap atom besi diikat 3 molekul fenantrolin. INTERPRETASI HASIL 1. Kadar Fe (besi) Memenuhi Syarat (MS) : 0,3 mg/l Tidak Memenuhi Syarat (TMS) : > 0,3 mg/l 2. ph Memenuhi Syarat (MS) : 6,5 8,5 Tidak Memenuhi Syarat (TMS) : < 6,5 atau >8,5 3. Warna Memenuhi Syarat (MS) : 15 TCU Tidak Memenuhi Syarat (TMS) : >15 TCU 4. Kekeruhan Memenuhi Syarat (MS) : 5 NTU Tidak Memenuhi Syarat (TMS) : > 5 NTU ANALISIS DATA Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan juga disajikan secara narasi. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kadar Fe (besi) pada Air Tanah Dangkal (sumur) di Kecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012 No Kadar Fe (besi) Jumlah Persentase (%) 1 Memenuhi Syarat (MS) 5 33,3 2 Tidak Memenuhi 10 66,7 Syarat (TMS) Jumlah 15 100 Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kadar Fe (besi) pada air tanah dangkal (sumur) di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarame Palembang, dari 15 sampel air sumur yang diperiksa didapatkan 5 sampel (33,3%) kadar Fe memenuhi syarat dan 10 sampel (66,7%) tidak memenuhi syarat.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kadar Fe (besi) pada Air Tanah Dangkal (sumur) dikecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012 berdasarkan ph Kadar Fe (besi) Jumlah ph MS TMS n % n % N % MS 2 50 2 50 4 100 TMS 3 27,3 8 72,7 11 100 Jumlah 5 33,3 66,7 66,7 15 100 Dari 4 sampel yang memenuhi syarat ph terdapat 2 sampel (50%) kadar Fe memenuhi syarat dan 2 sampel (50%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 11 sampel yang tidak memenuhi syarat ph terdapat 3 sampel (27,3%) kadar Fe memenuhi syarat dan 8 sampel (72,7%) tidak memenuhi syarat. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kadar Fe (besi) pada Air Tanah Dangkal (sumur) dikecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012 berdasarkan Warna Kadar Fe (besi) Jumlah Warna MS TMS N % n % n % MS 1 50 1 50 2 100 TMS 4 44,4 9 55,6 13 100 Jumlah 5 33,3 10 66,7 15 100 Berdasarkan warna, dari 2 sampel yang warnanya memenuhi syarat terdapat 1 sampel (50%) kadar Fe memenuhi syarat dan 1 sampel (50%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 13 sampel yang warnanya tidak memenuhi syarat terdapat 4 sampel (44,4%) kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel (66,7%) tidak memenuhi syarat. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar Fe (besi) pada Air Tanah Dangkal (sumur) dikecamatan Sukarame Palembang Tahun 2012 berdasarkan Kekeruhan Kadar Fe (besi) Jumlah Hasil MS TMS N % Kekeruhan n % n % MS 4 80 1 20 5 100 TMS 1 10 9 90 10 100 Jumlah 5 33,3 10 66,7 15 100

Berdasarkan kekeruhan, dari 5 sampel yang memenuhi syarat kekeruhan terdapat 4 sampel (80%) kadar Fe memenuhi syarat dan 1 sampel (20%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 10 sampel kekeruhan tidak memenuhi syarat terdapat 1 sampel (10%) kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel (90%) tidak memenuhi syarat. PEMBAHASAN Hasil penelitian dari 15 sampel air tanah dangkal (sumur) di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarame Palembang, didapatkan 5 sampel (33,3%) kadar Fe memenuhi syarat dan 10 sampel (66,7%) tidak memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu kadar maksimum yang diperbolehkan pada air minum 0,3 mg/l (4). Apabila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kurniyati (2007) diketahui dari 1172 sampel air terdapat 69 sampel (5,9%) yang memenuhi syarat kadar Fe, jumlah ini sangat tidak sejalan dengan jumlah persentase pada penelitian kali ini yaitu 10 sampel (66,7%) tidak memenuhi syarat kadar Fe (5). Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan jumlah dan lokasi pengambilan sampel. Penelitian terdahulu Kurniyati tahun 2007 yang dilakukan didaerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dengan 1172 sampel. (5) Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat di temui pada hampir setiap tempat di bumi. Pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Besi juga termasuk dalam golongan logam berat, namun pada lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion logam bebas. (7) Keberadaan ion Fe 2+ dalam badan perairan dapat berasal dari sumber alamiah atau oleh olahan manusia. Secara alamiah dapat berasal dari pengikisan batu mineral yang bearada disekirtar perairan atau adanya penimbunan zat-zat organic dari hasil dekomposisi bahan-bahan organic yang larut dalam air. (8) Zat-zat organic tersebut berasal dari pelapukan daun-daun yang berguguran, tumbuhan-tumbuhan dan hewan yang mati lalu terurai menjadi humus dan mengandung mineralmineral. Proses pelapukan ini ada yang mengalami perubahan secara fisik, yaitu hanya terjadi perubahan dari bentuk besar ke bentuk kecil (partikel). Ada juga pelapukan terjadi perubahan kimiawi yaitu terjadi perubahn sifatsifat kimia dari zat-zat organic tertentu menjadi zat anorganik yang lain berbeda sekali dengan sifatnya, biasanya merupakan hasil kerja bakteri aerob dan bakteri anaerob. Ion-ion logam terlarut dalam air ini pada konsentrasi tertentu dapat menjadi racun dalam kehidupan walaupun daya racun yang ditimbulkan tidak sama pada setiap individu. (8) Kadar Fe Berdasarkan ph Dari 4 sampel yang memenuhi syarat ph terdapat 2 sampel (50%) kadar Fe memenuhi syarat dan 2 sampel (50%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 11 sampel yang tidak memenuhi syarat ph terdapat 3 sampel

(27,3%) kadar Fe memenuhi syarat dan 8 sampel (72,7%) tidak memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu kadar maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu ph 6,5-8,5. (4) Kadar Fe dapat dipengaruhi oleh keasaman atau kebasaan ph air. Pada air limbah yang asam dengan ph kurang dari 3,5 besi akan larut dalam bentuk ferri. Jadi dalam air, besi dapat sebagai larutan maupun bentuk koloidal yang mengikat bahan organik dalam bentuk ferri maupun ferro. Besi dapat ditemukan dalam lumpur yang berada dalam air yang dapat berasal dari kerusakan pipa-pipa atau tutup wadah sampel yang terbuat dari logam. Secara analitis sukar dibedakan antara besi terlarut dan besi tersuspensi karena diudara terbuka ion ferro yang larut dapat dioksidir oleh oksigen terlarut dan dihidrolisa pada ph lebih dari 5 menjadi ion ferri yang tak larut. (1,2) Air permukaan yang alkalis dan disaring jarang mengandung ion Fe 2+ lebih dari 1 mg/l. beberapa air tanah dan air permukaan yang asam, kadang-kadang mengandung ion Fe 2+ lebih banyak, dalam keadaan tereduksi sebagai ferro. Ion Fe 2+ ini larut dalam ion-ion pembentuk kompleks, ion Ferro hanya larut dalam ph 5. di udara terbuka atau karena oksidasi akan terbentuk ferri dan dapat terhidrolisa menjadi ferri oksida yang tidak larut. Dalam air Fe 2+ dapat berbentuk sebagai larutan maupun koloidal yang mengikatbahan organic dalam bentuk ferri maupun ferro. (1) Jika Fe 2+ yang didapat oleh tubuh seseorang dalam dosis besar dapat juga menimbulkan kerusakan dinding usus, kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. (6) Kadar Fe Berdasarkan Warna Dari 2 sampel yang warnanya memenuhi syarat terdapat 1 sampel (50%) kadar Fe memenuhi syarat dan 1 sampel (50%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 13 sampel yang warnanya tidak memenuhi syarat terdapat 4 sampel (44,4%) kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel (66,7%) tidak memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu kadar maksimum yang kekeruhan diperbolehkan pada air minum yaitu 15 TCU. (4) Warna pada air dapat disebabkan berbagai faktor misalnya tumbuhtumbuhan atau zat kimia yang terlarut didalamnya salah satunya yang dapat menyebabkan terjadinya warna pada air adalah Fe karena kadar Fe di atas 1 mg/l dapat memberikan warna pada air agak kemerah-merahan (1) Kadar Fe berdasarkan Kekeruhan Dari 5 sampel yang memenuhi syarat kekeruhan terdapat 4 sampel (80%) kadar Fe memenuhi syarat dan 1 sampel (20%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 10 sampel kekeruhan tidak memenuhi syarat terdapat 1 sampel (10%) kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel (90%) tidak memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu kadar maksimum kekeruhan yang diperbolehkan pada air minum yaitu 5 NTU. (4) Kadar Fe dapat dipengaruhi oleh kekeruhan air. Karena Air yang memiliki kadar Fe yang tinggi biasanya menimbulkan koloid atau gumpalan-gumpalan yang dapat menyebabkan tingginya kekeruhan pada air tersebut. (1) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian dari 15 sampel air tanah dangkal (sumur) di Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarame Palembang, didapatkan 5 sampel kadar Fe memenuhi syarat dan 10 sampel tidak memenuhi syarat. Dari 11 sampel yang tidak memenuhi syarat ph terdapat 3 sampel kadar Fe memenuhi syarat dan 8 sampel tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 13 sampel yang warnanya tidak memenuhi syarat terdapat 4 sampel kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel tidak memenuhi syarat. Serta dari 10 sampel dengan kekeruhan tidak memenuhi syarat terdapat 1 sampel kadar Fe memenuhi syarat dan 9 sampel tidak memenuhi syarat kadar Fe. Saran 1. Sebagai masukan kepada petugas kesehatan lingkungan untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya mengkonsumsi air yang mengandung kadar Fe (besi) tinggi. 2. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk lebih hati-hati dan waspada dalam mengkonsumsi air tanah dangkal (sumur) yang tidak memenuhi syarat kadar Fe. Salah satu caranya yaitu dengan melihat karakteristik air tersebut misalnya bila air tersebut berwarna kuning kecoklatan dan keruh ada kemungkinan air itu memiliki kadar Fe yang tinggi sehingga hindari untuk mengkonsumsinya atau lakukan pengolahan misalnya penyaringan, penambahan tawas, dll. Karena walaupun tidak menimbulkan dampak secara langsung akan tetapi dalam jangka waktu yang lama bila terus dikonsumsi dapat memberikan dampak bagi kesehatan seperti kanker, kerusakan ginjal dan mungkin sampai menyebabkan kematian

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan Tenaga Kerja. 1989. Kimia Air. Jakarta. 2. Sutrisno,C., dkk. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta: Jakarta. 3. Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan Tenaga Kerja. 1989. Kimia Makanan dan Minuman. Jakarta. 4. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Keputusan Menteri Republik Indonesia No.907/Menkes/SK/VII/2002. Jakarta. 5. http://www.litbang.depkes.go.id/me dia/index.php. 6. Soemirat, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 7. Alaerts, G., Santika, SS. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional: Surabaya. 8. Abdurrahman, F, dkk. 1997. Laporan Penyuluhan Pengelolahan Air Bersih pada Masyarakat Desa Siderejo Kabupaten Musi Banyuasin. Palembang.