BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB II KAJIAN TEORI. dipengaruhi (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah dan variasi bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

Definisi dan Jenis Bencana

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

LAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

Definisi Vulkanisme. Vulkanisme

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. harta benda, dan dampak psikologis. Penanggulangan bencana merupakan suatu

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi

BAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT. Indonesia secara geografis terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, sedangkan menurut letak geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadi gempa bumi. Keberadaan vulkan gunungapi tidak ada yang benar-benar sama. Secara garis besar bentuk-bentuk vulkan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu Gunungapi Perisai, Gunungapi Kerucut, dan Gunungapi Maar (Moch. Munir, 2003: 218-220). Gunungapi aktif di Indonesia dibagi menjadi tiga tipe, yaitu Gunung Aktif Tipe A, Gunungapi Aktif Tipe B, dan Gunungapi Aktif Tipe C (Sutikno Bronto, 2001: 10) Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai gunungapi terbanyak di dunia. Selain itu, merupakan negara yang

2 terancam bahaya gunungapi, seperti terlihat dari data yang menunjukan bahwa separuh lebih dari korban letusan gunungapi di dunia adalah penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta memiliki Gunung Merapi (2968 m dpl), dengan posisi geografis 110 26ʼ30ˮBT dan 7 32ʼ30ˮLS. Potensi bahaya vulkanik Gunung Merapi dapat dibedakan menjadi bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya yang ditimbulkan secara langsung saat terjadi erupsi atau letusan gunung api (Sutikno Bronto, 2001: 9-4). Bahaya sekunder adalah bahaya yang terjadi secara tidak langsung setelah aktivitas gunung api berlalu (Sutikno Bronto, 2001: 9-5). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 pasal 1, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Lahar hujan adalah lahar yang terjadi akibat pencampuran antara bahan piroklastis yang belum lama diendapkan dengan air hujan (Sutikno Bronto, 2001: 8-3). Hujan lebat dengan intensitas curah hujan yang lama di kawasan puncak dan lereng gunung api dapat mengakibatkan lahar hujan. Hasil erupsi Gunung Merapi di akhir tahun 2010 telah menghasilkan banyak material vulkanik yang belum lama diendapkan dan bercampur dengan air hujan sehingga berpotensi terjadi banjir lahar hujan. Banjir tersebut terjadi sejak bulan Desember 2010 dan diperkirakan terus berlangsung hingga beberapa tahun berikutnya.

3 Aktivitas Gunung Merapi mempunyai dampak atau pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut dapat dilihat dalam dua hal, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak positifnya adalah kesuburan tanah di sekitar lereng Gunung Merapi sehingga pertanian dan peternakan berkembang dengan baik. Dampak positif lainnya adalah adanya material vulkanik yang dibawa oleh banjir lahar hujan, yaitu material pasir dan batuan sehingga menjadi berkah bagi para penambang pasir. Aktivitas Gunung Merapi juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebencanaan, khususnya bencana kegunungapian. Dampak negatif dari erupsi Gunung Merapi adalah kerusakan pada wilayah-wilayah yang dilalui awan panas dan aliran lava, bahkan hal ini dapat menimbulkan korban jiwa. Gas beracun yang berada di sekitar kawah gunung membahayakan keselamatan manusia, sedangkan abu vulkaniknya dapat menyebabkan gangguan kesehatan, yaitu pernapasan, penglihatan, dan kulit, bahkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Dampak negatif lainnya berasal dari banjir lahar hujan. Banjir tersebut menyebabkan kerusakan pada lembah sungai dan wilayah di sekitar sungai yang dilalui aliran lahar hujan seperti lahan permukiman, persawahan, jalan, dan jembatan. Hal inilah yang terjadi di daerah penelitian, yaitu di Desa Argomulyo. Desa Argomulyo terletak di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman dan berjarak 13 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Desa

4 Argomulyo dilalui oleh sungai besar yang berhulu di lereng Gunung Merapi, yaitu Sungai Gendol. Keberadaan sungai tersebut menyebabkan Desa Argomulyo mempunyai sumber air yang sangat baik untuk pertanian dan perikanan, namun juga menjadi pembawa bencana banjir lahar hujan karena mengangkut material hasil erupsi Gunung Merapi. Material vulkanik yang dihasilkan oleh Gunung Merapi masuk ke dalam aliran Sungai Gendol dan mengakibatkan banjir lahar hujan. Banjir lahar hujan tersebut terjadi pertama kali pada tanggal 5 Desember 2010 (Data Kantor Desa Argomulyo, 2010) dan terus berlangsung selama berbulan-bulan. Penyebab bencana banjir lahar hujan disebabkan kondisi Sungai Gendol yang dangkal dan tidak terlalu lebar, sehingga saat banjir lahar hujan datang, material vulkanik meluap ke daratan di sekitarnya. Hal ini didukung oleh tingginya curah hujan di daerah puncak dan lereng Gunung Merapi, sehingga bencana banjir lahar hujan di hulu Sungai Gendol tidak dapat dihindari lagi. Banjir lahar hujan yang terjadi tanggal 5 Desember 2010 telah menerjang rumah dan menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian, saluran irigasi, serta infrastruktur seperti mushola, jembatan dan ruas jalan desa di Desa Argomulyo. Lahan permukiman dan persawahan yang ada berubah menjadi lahan kosong yang dipenuhi material vulkanik. Jalan desa, jalan lingkungan, dan jembatan penghubung antar desa juga rusak diterjang banjir. Puluhan rumah di Desa Argomulyo bahkan hilang terseret

5 banjir maupun rusak berat, sehingga tidak layak huni lagi (Data Kantor Desa Argomulyo, 2010). Dampak dari banjir lahar hujan mengakibatkan penduduk di Desa Argomulyo harus diungsikan ke beberapa tempat pengungsian yang berada di zona aman dari bahaya banjir lahar hujan. Penduduk kemudian tinggal di hunian sementara (huntara) yang disediakan oleh pemerintah dan menjadi pengungsi selama berbulan-bulan. Banjir lahar hujan yang tidak dapat diprediksi waktu datangnya mengakibatkan para pengungsi belum dapat beraktivitas seperti semula, sehingga mereka masih mengandalkan bantuan untuk hidup sehari-hari di huntara. Kerusakan akibat bencana banjir lahar hujan berdampak pada kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Argomulyo. Sebelum terjadi bencana banjir lahar hujan, mayoritas penduduk Desa Argomulyo (52,71%) bekerja di sektor pertanian sebagai buruh tani dan sebagian menjadi petani pemilik (Tabel 1). Pertanian di desa tersebut masih dipertahankan dan menjadi sumber penghidupan utama bagi penduduknya. Penduduk memanfaatkan aliran Sungai Gendol yang baik untuk pertanian dan budidaya perikanan. Untuk lebih lengkapnya mengenai mata pencaharian penduduk di Desa Argomulyo dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

6 Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Argomulyo Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%) 1. PNS 349 9,32 2. TNI/POLRI 117 3,12 3. Swasta 386 10,31 4. Pedagang 257 6,88 5. Tani 1.973 52,71 6. Tukang 175 4,68 7. Buruh 386 10,31 8. Jasa 100 2,67 JUMLAH 3.743 100 Sumber: Monografi Desa Argomulyo, 2010 Bencana banjir lahar hujan selain mengakibatkan berbagai kerusakan, juga menimbulkan kerugian cukup besar. Banyak penduduk kehilangan mata pencaharian, rumah, harta benda, ternak, serta lahan pertanian. Buruh tani/petani tidak dapat bekerja karena lahan pertanian terendam material vulkanik sehingga penduduk tidak mempunyai pemasukan pendapatan. Penambang pasir juga mengalami kerugian karena depo pasir mereka menjadi tidak laku untuk dijual. Hal ini disebabkan banyaknya pasir di sejumlah kawasan dan truk bisa mengambil langsung di lokasi penambangan. Berbagai kegiatan ekonomi penduduk terhenti karena sarana dan prasarana ekonomi seperti pasar, lingkungan, dan warung menjadi rusak karena terendam material vulkanik. Penduduk juga mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan daerah lain karena jembatan yang menghubungkan Desa Argomulyo dengan desa-desa lainnya terputus terkena banjir lahar hujan. Bencana banjir lahar hujan juga menimbulkan dampak pada kondisi perumahan penduduk. Berdasarkan data dari Kantor Desa

7 Argomulyo tahun 2010, diketahui ada beberapa kerusakan pada bangunan rumah penduduk yang berjumlah 51 rumah, yaitu 34 rumah mengalami rusak berat dan 17 rumah mengalami rusak ringan. Selain kerusakan bangunan rumah, terdapat 1 buah bangunan mushola juga mengalami kerusakan, tetapi hanya rusak ringan (Data Kantor Desa Argomulyo, 2010). Bencana banjir lahar hujan juga menimbulkan kegiatan belajar mengajar di Desa Argomulyo terganggu karena permukiman, jalan, dan jembatan diterjang banjir sehingga penduduk terpaksa mengungsi di tempat-tempat pengungsian. Hal ini mengakibatkan para pelajar terpaksa libur untuk beberapa hari selama bencana banjir lahar hujan berlangsung. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas serta belum diketahuinya dampak bencana banjir lahar hujan terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Argomulyo, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Dampak Bencana Banjir Lahar Hujan Sungai Gendol Tahun 2010 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Adanya aktivitas erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang menimbulkan bencana alam. 2. Adanya bahaya primer berupa letusan dan luncuran awan panas dari Gunung Merapi dan bahaya sekunder berupa banjir lahar hujan. 3. Material hasil erupsi Gunung Merapi apabila terkena guyuran hujan dapat mengakibatkan banjir lahar hujan. 4. Banjir lahar hujan menerjang Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. 5. Kerusakan akibat bencana banjir lahar hujan berdampak pada kondisi sosial ekonomi penduduk. 6. Banjir lahar hujan mengakibatkan penduduk kehilangan mata pencaharian, rumah, harta benda, ternak serta lahan pertanian. 7. Berbagai kegiatan sosial ekonomi penduduk terhenti karena sarana dan prasarana sosial ekonomi rusak terendam material vulkanik. 8. Belum diketahui dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol tahun 2010 terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk.

9 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan belum diketahui dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol tahun 2010 terhadap kondisi sosial ekonomi penduduk di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol terhadap kondisi sosial penduduk? 2. Bagaimana dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol terhadap kondisi ekonomi penduduk? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol terhadap kondisi sosial penduduk. 2. Dampak bencana banjir lahar hujan Sungai Gendol terhadap kondisi ekonomi penduduk.

10 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sejenis di masa yang akan datang. b. Sebagai bahan referensi dalam ilmu geografi khususnya geografi sosial dan geografi ekonomi. c. Memperbanyak kajian ilmiah mengenai permasalahan yang diakibatkan erupsi Gunung Merapi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah, agar dapat lebih mengetahui kondisi penduduknya setelah terjadi bencana banjir lahar hujan dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan upaya mengayomi masyarakat di kawasan rawan bencana banjir lahar hujan sekaligus untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan. b. Bagi masyarakat masyarakat di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan tentang perlunya tindakan dan kewaspadaan terhadap bencana banjir lahar hujan. 3. Manfaat Pendidikan Sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran geografi untuk tingkat SMA kelas X semester 2 (dua) dalam standar kompetensi ketiga yaitu menganalisis unsur-unsur geosfer.