BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran biasanya berupa bahasa, logika, matematika, dan statistik. Di antara keempat sarana tersebut bahasa dinilai paling utama, karena dapat digunakan secara luas oleh setiap manusia tanpa terkecuali. Oleh sebab itu, bahasa perlu dikembangkan secara nasional agar dapat dijadikan sebagai alat pengungkapan pikiran yang sistematis, lengkap, menyeluruh, jelas, dan efektif. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai alat komunikasi langsung berhubungan dengan manusia, seperti perasaan, pikiran, dan lain-lainnya yang akan disampaikan kepada orang lain. Oleh sebab itu, pengetahuan dan kemampuan berbahasa sangat diperlukan agar orang lain tahu maksud dan tujuan yang ingin disampaikan, sehingga memungkinkan orang lain mengadakan reaksi tertentu terhadap apa yang kita sampaikan. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, 1

2 dan keterampilan menulis. Salah satu apsek keterampilan yang memerlukan perhatian lebih adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatannya. Pembelajaran menulis bukan hanya sekedar untuk mengetahui apa itu menulis, namun bagaimana siswa mampu menuangkan gagasan, ide, perasaan, pikiran, dan imajinasinya ke dalam bentuk tulisan. Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keterampilan menulis telah diajarkan mulai jenjang pendidikan SD sampai SMA sederajat. Pembelajaran menulis yang tercakup dalam Standar Kompetensi (SK) 12 dan Kompetensi Dasar (KD) 12.2 yang terdapat dalam silabus SMA mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengisyaratkan bahwa setiap siswa harus mampu membuat tulisan dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk karya ilmiah. Pada prinsipnya, tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Kegiatan menulis sangat erat hubungannya dengan berpikir. Oleh karena itu, para pelajar perlu diajarkan keterampilan dalam menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan menyatukan pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat serta menyusunnya dalam suatu paragraf. Keterampilan menulis setiap siswa tidak dapat diperoleh secara alamiah atau otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang teratur dan berkelanjutan. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang kreatif, produktif, dan ekspresif. Menulis membutuhkan kesungguhan dan ketekunan karena menulis merupakan penuangan hasil pemikiran untuk menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan.

3 Dalam kehidupan sekarang ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Ditambah lagi ada pernyataan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Salah satu harapan yang diinginkan kurikulum dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah siswa mampu mengungkapkan informasi dalam bentuk karya ilmiah. Karya tulis yang dibuat oleh setiap siswa haruslah ilmiah karena merupakan informasi bagi orang lain. Karya tulis ilmiah merupakan salah satu jenis karya tulis yang dibuat dengan menggunakan langkah-langkah berpikir logis dan metode-metode tertentu sehingga bahasa yang digunakan beragam formal. Struktur karya ilmiah bersifat lentur (fleksibel), yaitu bahwa setiap lembaga dapat menentukan strukturnya sesuai dengan kebutuhan. Sebuah karya tulis ilmiah tidak harus merupakan hasil penelitian lapangan atau laboratoris. Karya tulis ilmiah dapat juga berupa penuangan gagasan untuk memecahkan masalah dengan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan secara teoretis tanpa melalui penelitian lapangan. Berdasarkan uraian di atas, unsur yang tidak bisa ditinggalkan dalam karya tulis ilmiah adalah berlandaskan teori. Segala yang dikemukakan tidak lepas dari kajian teori, baik untuk mendukungnya atau membantahnya. Oleh karena itu, sebelum menulis karya ilmiah penulis harus memiliki wawasan teori yang luas setelah menentukan topik dan masalah yang akan ditulisnya. Keterampilan menulis karya ilmiah tentunya bukanlah keterampilan yang mudah untuk diajarkan, karena bukan hanya didasarkan pada uraian atau penjelasan biasa. Dalam pelaksanaannya siswa justru mengalami kesulitan dalam

4 menuangkan gagasan dan penggunaan bahasa yang tepat. Selama ini pengajaran keterampilan menulis masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Peran guru lebih dominan dibandingkan dengan peran siswa sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran menulis. Kenyataan yang ditemukan di lapangan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dari penelitan lapangan Suandi, I. Nengah, dkk dengan judul Meningkatkan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah melalui Teknik Sispem pada Siswa SMAN 1 Singaraja yang menyatakan bahwa kemampuan menulis karya ilmiah siswa tergolong kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 64, di bawah nilai standar yang telah ditetapkan sekolah, yaitu 75. Hanya anak-anak yang mengikuti ekstrakuriikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) yang berhasil mendapat nilai di atas 75 (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42 No. 2, Juli 2009, Hlm 80-88). Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 19 Medan pada saat saya observasi. Beliau menuturkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah sangat rendah. Nilai-nilai siswa dalam menulis karya ilmiah 40% mencapai KKM 75 sesuai dengan KTSP sedangkan 60% memiliki nilai di bawah KKM. Siswa menganggap kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sukar dan membosankan. Menurut pengamatan penulis pada saat melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), ketika siswa ditugaskan membuat tulisan mereka selalu mengeluh dan mengatakan bahwasanya mereka tidak bisa menulis apa yang ada di pikiran mereka, terlebih lagi menulis karya ilmiah yang sangat rumit. Sesuai dengan wawancara saya terhadap beberapa siswa SMA Negeri 19

5 Medan pada saat observasi, rata-rata dari mereka mengatakan bahwa hal yang paling sulit dalam menulis karya ilmiah adalah dalam penulisannya yang harus bernalar, akurat, sistematis, dan penggunaan bahasa yang harus intelek dan tepat. Sejalan dengan hal tersebut, Ulfah, Maria dkk (dalam Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Vol 2, No. 1, April 2013) menyatakan, Siswa-siswi kelas XI Bahasa SMA 2 Sukoharjo pada umumnya menganggap materi dan tugas menulis karya ilmiah sebagai hal yang sukar karena terdapat berbagai aturan bahasa yang harus dipatuhi, baik dari segi sistematika, isi, maupun bahasanya. Rendahnya daya apresiasi siswa terhadap pembelajaran menulis karya ilmiah dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kurangnya minat siswa dalam belajar, siswa tidak tertarik mempelajari kaidah penulisan karya ilmiah, model pembalajaran yang digunakan guru kurang tepat dan efektif, dan guru tidak mengaitkan materi penulisan karya ilmiah dengan kondisi lingkungan siswa. Hasil menulis juga sangat jarang diapresiasi. Kegiatan menulis tidak diimbangi dengan praktik dan lebih berfokus pada hasil dan bukan pada proses menulisnya. Kegiatan menulis menuntut guru untuk menerapkan model pembelajaran yang mengondisikan kelas agar mengalami proses pembelajaran yang lebih mengutamakan kemampuan berpikir. Penyajian yang kurang menarik atau kurang menantang siswa berpikir akan memengaruhi minat belajar siswa sehingga berdampak negatif pada perkembangan kompetensinya. Faktor guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan untuk keberhasilan

6 belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaharuan model pembelajaran dalam kelas. Guru harus dapat menciptakan metode, teknik, dan media yang menarik, inovatif, dan kreatif untuk mendukung proses belajar mengajar, terutama dalam bidang menulis. Siswa tidak hanya duduk diam menerima informasi dari guru, melainkan menjadi pelaku utama dalam menemukan ilmu tersebut. Dengan demikian, maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Ginting, Evi Susanti dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek tentang Korban Erupsi Gunung Sinabung pada Siswa Kelas VII SMP Berastagi Tahun Pembelajaran 2013/2014 menyatakan bahwa remaja bukan pemikir operasional yang sempurna, cara belajar lebih kepada mengajukan sebuah persoalan dan sarankan beberapa cara untuk mengatasinya, ajak remaja untuk menyusun hipotesis tentang cara memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran berbasis proyek menuntut siswa untuk lebih aktif dan berpengalaman yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekitarnya. Mengamati hal tersebut, model pembelajaran berbasis proyek efektif digunakan untuk pembelajaran yang bersifat kompleks. Mengingat dalam kenyataannya bahwa bentuk keterampilan menulis karya ilmiah bersifat kompleks, maka penguasaan terhadap model pembelajaran yang bersifat dasar saja tidak cukup untuk mengajar dalam bidang keterampilan menulis. Untuk mengajar keterampilan menulis yang bersifat kompleks diperlukan model pembelajaran khusus. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, menurut penulis adapun model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model

7 pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kemampuan berpikir siswa dan mempunyai jangka waktu dalam pencapaiannya. Dalam menulis sebuah karya ilmiah siswa tidak cukup hanya dapat memikirkan apa yang ingin ditulisnya, mencari bahan tulisan, membuat kerangka tulisan, dan sebagainya, namun siswa juga harus tahu bagaimana merangkai komponen-komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah. Bagian mana yang harus didahulukan, bagian mana yang kemudian dikerjakan, bagaimana merancang tulisan, bagaimana mendesain tulisan, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tindakan-tindakan yang perlu mendapat kajian. Pembelajaran berbasis proyek berpotensi besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Berpijak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Tahun Pembelajaran 2015/ 2016. B. Identifikasi Masalah Dalam melaksanakan penelitian, masalah yang akan diteliti harus diidentifikasi dengan jelas. Hal ini dilakukan agar arah pelaksanaan penelitian jelas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:

8 1) Siswa kurang mampu mengaktualisasikan ide dan pemikirannya ke dalam sebuah tulisan. 2) Motivasi dan minat siswa dalam menulis karya ilmiah masih rendah. 3) Kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah masih tergolong rendah. 4) Siswa menganggap materi dan tugas dalam menulis karya ilmiah sebagai hal yang sukar. 5) Karya yang dihasilkan kurang diapresiasi. 6) Pembelajaran dalam menulis karya ilmiah cenderung berfokus pada hasil, bukan pada proses menulisnya. 7) Model pembelajaran kurang bervariasi dan kurang optimal karena tidak sesuai dengan materi menulis karya ilmiah. C. Pembatasan Masalah Setiap penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya. Tanpa membatasi ruang lingkup tersebut, penelitian akan mengambang. Masalah yang diidentifikasi di atas terlalu luas ruang lingkupnya untuk diteliti, serta keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti untuk meneliti keseluruhan permasalahan yang ada. Perlu diadakan pembatasan masalah baik dari segi cakupan maupun yang menjadi objek penelitian agar dapat menghasilkan pembahasan yang lebih dalam. Melihat begitu banyaknya jenis karya ilmiah, dalam penelitian ini peneliti hanya melihat kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah berbentuk makalah (difokuskan pada kelengkapan syarat karya ilmiah, yaitu fakta sebagai dasar, bersifat objektif, data diperoleh melalui metode, akurat dan sistematis, bahasanya

9 baku, dan penulis tidak mengejar keuntungan pribadi). Selanjutnya masalah yang diteliti terbatas dan terfokus pada kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah yang masih tergolong rendah dan model pembelajaran yang digunakan agar efektif untuk mengatasi masalah menulis karya ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, batasan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Permasalahan merupakan sesuatu yang ingin dipecahkan atau diselesaikan, maka untuk mempermudah pemecahan masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 pada penerapan model pembelajaran konvensional? 2) Bagaimanakah kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 pada penerapan model pembelajaran berbasis proyek? 3) Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016?

10 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari setiap pelaksanaan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dan pembaca untuk mengarahkan pikirannya kepada uraian-uraian dalam proporsi yang wajar. Berpedoman dengan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 pada penerapan model pembelajaran konvensional. 2) Untuk mengetahui kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 pada penerapan model pembelajaran berbasis proyek. 3) Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Medan tahun pembelajaran 2015/ 2016. F. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu memberi manfaat secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat memperkaya ilmu pengetahuan bahasa Indonesia dalam penerapan model pembelajaran yang sesuai, khususnya dalam menulis karya ilmiah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

11 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait, antara lain sebagai berikut: a. Bagi Siswa Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini khusus bagi siswa adalah: 1) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan pengalaman belajar menulis karya ilmiah yang konkret melalui pengerjaan proyek mereka sendiri sehingga hasil belajar siswa dalam menulis dapat meningkat. 2) Memotivasi siswa agar suka menulis karya ilmiah secara mandiri, kreatif, dan kritis. 3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah dengan model pembelajaran berbasis proyek. b. Bagi Guru Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini khusus bagi guru adalah: 1) Sebagai bahan informasi. 2) Mampu meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar. 3) Memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik. 4) Mengatasi permasalahan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan alternatif model pembelajaran.

12 c. Bagi Peneliti Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini khusus bagi peneliti adalah: 1) Mengembangkan wawasan dan pengalaman tersendiri bagi peneliti. 2) Mengaplikasikan teori dan konsep yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam bidang pendidikan. d. Bagi Sekolah Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini khusus bagi sekolah adalah dapat digunakan sebagai gambaran dan masukan dalam pengembangan proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara khusus dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam upaya peningkatan mutu dan prestasi siswa. e. Bagi Pembaca Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini khusus bagi pembaca adalah: 1) Menambah sumber bacaan. 2) Memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan dibidang pendidikan dalam penerapan model pembelajaran alternatif. 3) Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang relevan.