2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. iv v vi vii ix xii xv xvi

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Kehadiran

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung, SMP Negeri 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 1 BIODATA PENULIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah

Titik Sulastri SMP Negeri 1 Penajam Paser Utara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB I PENDAHULUAN. yakni menulis karya sastra dan melisankan karya sastra. proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai hasil yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) Oleh Wachyu Sundayana

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PS-SMA/ME-KUR-2013 INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS (S M A) RESPONDEN PENGAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

Petunjuk Pengisian. Marisha,2013 EFEKTIVITAS TEKNIK BRAINWRITING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARATIF BAHASA PERANCIS

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian dan pengembangan ini berfokus pada pengembangan media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik berupa cakram padat yang bertujuan membantu guru dalam mengefektifkan pembelajaran di kelas dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Selain itu, pengembangan produk ini bermanfaat bagi siswa dan pengguna lainnya karena dapat belajar kapan dan di mana saja atau dapat belajar secara mandiri. Penelitian ini didesain dengan menggunakan model penelitian Hannafin & Peck melalui tiga tahapan, yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap desain, dan tahap pengembangan dan implementasi. Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV. Hasil tersebut dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal sebagai berikut. 1) Gambaran profil pembelajaran cerita pendek kelas VII. Pemotretan profil pembelajaran tersebut, meliputi: dokumen/perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh profil pembelajaran ini adalah melakukan pengamatan atau observasi, wawancara, angket, dan tes tertulis di tiga SMP Kabupaten/Kota Bandung, yaitu: SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 1 Lembang, dan SMP Negeri 1 Margahayu. Pemilihan lokasi ini secara acak berdasarkan wilayah dan penggunaan kurikulum yang homogen. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah bahwa masih terdapat kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran cerita pendek. RPP yang disusun belum sepenuhnya berdasarkan silabus yang ditetapkan dan materi yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran mengacu kepada buku teks bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 bukan berdasarkan silabus. Selain aspek dokumen pembelajaran, peneliti juga

145 mengamati proses pembelajaran di kelas dan mewancarai guru bahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh bahwa ketiga guru dalam pelaksanaan pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran, lebih menonjolkan metode mengajarnya dalam bentuk ceramah dan diskusi, sehingga pembelajaran terlihat monoton dan kurang menyenangkan. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif. Setelah mengetahui kebutuhan guru dan siswa dalam pembelajaran, kegiatan akhir yang dilakukan untuk memperoleh gambaran profil pembelajaran cerita pendek adalah pengisian angket dan tes tertulis bagi siswa. Indikator dalam pengisian angket dan soal tes berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa tentang pembelajaran cerita pendek. Hasil yang diperoleh bahwa siswa sulit membedakan teks cerpen dengan jenis teks narasi lainnya. Selain itu, siswa sulit menuangkan gagasannya dalam menulis cerpen. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata dan kebahasaan lainnya yang menunjang dalam penulisan cerpen. Namun, selain terdapat beberapa kelemahan di tiap sekolah, penelitian ini juga menemukan beberapa kelebihan, salah satu di antaranya adalah dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah mengimplementasikan pendekatan saintifik khususnya pembelajaran cerpen. Selain itu, siswa terlihat aktif dalam diskusi kelompok. 2) Setelah mengetahui gambaran profil pembelajaran cerita pendek sebagai dasar dalam pengembangan penelitian ini, langkah selanjutnya adalah merancang dan mendesain produk cakram padat pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik. Untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai tahapan rancangan dan desain ini, peneliti melakukan wawancara kepada ahli media dan materi. Hasil wawancara tersebut berupa langkahlangkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan produk media. Langkah-langkah tersebut yaitu menganalisis kurikulum dan menafsirkannya ke dalam Garis Besar Program Media (GBPM), dan membuat naskah

146 program media (story board). Dengan demikian, langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar berdasarkan kebutuhan guru dan siswa. Kompetensi dasar pembelajaran cerpen yang terkait dengan kebutuhan guru dan siswa untuk aspek pengetahuan terdapat pada KI 3 KD 1 dan KI 3 KD 2 dan aspek keterampilan pada KI 4 KD 1 dan KI 4 KD 2. Isi kompetensi dasar pada aspek pengetahuan dalam KI 3 dan KD 1 adalah memahami teks hasil teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan, KI 3 KD 2 adalah membedakan teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Sedangkan kompetensi dasar pada aspek keterampilan KI 4 KD 1 adalah menangkap makna teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan, dan KI 4 KD 2 adalah menyusun teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Hasil analisis di atas, dituangkan ke dalam Garis Besar Program Media (GBPM). GBPM berisikan rangkaian perencanaan pengembangan produk seperti deskripsi identitas program, deskripsi program, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, indikator serta tujuan pembelajaran. Setelah menyusun GBPM, langkah berikutnya adalah membuat naskah program media atau papan cerita (stroy board). Naskah program media adalah sebagai landasan dalam pembuatan diagram alir dan memproduksi media. Penulisan naskah program media menghasilkan 55 tampilan. Tampilan tersebut dimulai dari tampilan halaman utama atau pembuka hingga tampilan profil pengembang. 3) Naskah program media dan diagram alir dijadikan landasan untuk membuat produk. setelah menghasilkan produk, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. Pengujian dan penilaian formatif bertujuan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan media. Pengujian dan penilaian formatif dilakukan oleh para ahli media dan materi hingga memperoleh produk yang diinginkan. Penilaian dilakukan dengan cara berkonsultasi/mencobakannya kepada para ahli. Setelah melakukan pengubahsuaian terhadap produk yang diinginkan, maka langkah selanjutnya

147 adalah melakukan penilaian sumatif. Penilaian ini dilakukan setelah program berakhir. Penilaian sumatif dilakukan oleh para ahli media, materi, dan siswa. Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian sumatif terhadap media pengembangan media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik pada tabel 4.5, maka skor rata-rata keseluruhan aspek media adalah 5,00 dengan kategori sangat baik. Selain itu, berdasarkan hasil penilaian pada lembar penilaian ahli media, dapat disimpulkan bahwa media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik layak digunakan sebagai media pembelajaran baik secara klasikal maupun individual. Penilaian yang sama juga dilakukan oleh para ahli materi. Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian sumatif terhadap materi, maka skor rata-rata keseluruhan aspek isi dan pembelajaran pada tabel 4.8 adalah 4,86 dengan kategori sangat baik. Selain itu, berdasarkan hasil penilaian pada lembar penilaian ahli materi secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa materi yang dikemas di dalam media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik layak digunakan sebagai media pembelajaran. Selain penilaian dari para ahli, penilaian sumatif juga diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian sumatif siswa terhadap pengembangan media interaktif ini, diperoleh skor rata-rata keseluruhan aspek sebesar 4,30 (tabel 4.9) dengan kategori sangat baik. dapat diartikan bahwa produk ini layak digunakan sebagai media pembelajaran. 4) Berdasarkan hasil penilaian sumatif dari ahli media, materi, dan siswa di atas, maka media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik layak untuk dijadikan sebagai media pembelajaran baik secara klasikal maupun individual. Bentuk akhir produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa cakram padat yang dapat disimpan di dalam komputer atau laptop dan buku petunjuk penggunaan (manual book).

148 B. Saran Berdasarkan data yang ditemukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi Pihak Sekolah Pengembangan media interaktif ini memerlukan komputer atau laptop sesuai dengan jumlah siswa atau pengguna agar kualitas pembelajaran berjalan efektif dan mandiri. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat memfasilitasi kebutuhan siswa minimal satu komputer diakses oleh satu siswa. 2. Bagi Guru dan Peneliti Lainnya Materi yang dikemas di dalam media ini bersifat permanen. Artinya masukan materi sebagai bahan pembelajaran di dalam media ini tidak dapat diubah secara langsung. Apabila terdapat perubahan teori atau perkembangan teori baru, maka teori-teori yang terdapat di dalam media ini harus diperbaharui. Oleh karena itu, agar pemanfaatan media ini berjalan dengan baik, diperlukan pemerhati atau pendamping pengembangan materi dalam kemasan media ini. Selain itu juga, diharapkan kepada para guru agar dapat menambah wawasan terhadap perkembangan kurikulum dan materi pembelajaran, sehingga tidak terjadi perbedaan pendapat dari berbagai pihak. 3. Bagi Peneliti Lainnya a. Bentuk akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah produk media pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik berupa cakram padat dan dapat disimpan di komputer atau laptop. Media ini dapat digunakan secara klasikal dan individual. Namun, dalam pembelajaran secara individual, pengembangan media ini masih terdapat kelemahan yaitu belum adanya feedback atau respons jawaban dari media

149 terhadap pertanyaan pengguna. Oleh karena itu, sangat diharapkan kepada peneliti-peneliti lainnya untuk dapat menyempurnakan kelemahan-kelemahan dalam pengembangan media ini. b. Kegiatan akhir dalam penelitian ini penilaian sumatif dari para ahli media, materi, dan siswa guna mendapatkan respons kelayakan media dalam pembelajaran. Pengujian yang dilakukan hanya pada penilaian kelayakan produk. Sementara itu, untuk mengetahui apakah media ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa belum dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan kepada para peneliti lainnya untuk dapat mengujikan keefektifan media ini dalam meningkatkan hasil belajar siswa.