WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS AHMADIYAH DI KABUPATEN PANDEGLANG

Jakarta, 6 Agustus Kepada Yang Terhormat:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG

OLEH : Dr. M. ADI TOEGARISMAN JAKSA AGUNG MUDA BIDANG INTELIJEN.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17.a TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 61 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI.

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 7 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI STAF AHLI WALIKOTA BANJAR

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R JAMB I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN PUSAT KEGIATAN PEMUDA, BUDAYA DAN OLAHRAGA KOTA BANJAR

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yang paling hakiki dan negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk memeluk agamanya masingmasing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya; b. bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran suatu agama atau kepercayaan, atau melakukan kegiatan yang menyerupai aktifitas keagamaan atau kepercayaan dan penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama; c. bahwa menindaklanjuti Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008, Nomor Kep-033/A/JA/6/2008 dan Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah dan warga masyarakat dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat; d. bahwa pemerintah Kota Banjar sesuai kewenangannya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan memelihara kondusifitas masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk kondusifitas kehidupan beragama; e. bahwa dalam rangka menjaga dan memelihara kondusifitas sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf d, Pemerintah Kota Banjar perlu menetapkan peraturan yang mengatur penanganan terhadap Jemaat Ahmadiyah; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d perlu ditetapkan Peraturan Walikota Banjar tentang Penanganan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Kota Banjar; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1/PnPs/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-Undang; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor Jalan Siliwangi KM 03 Telp (0265) 744800 Fax (0265) 747131 Kota Banjar 1

53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3331); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah; 10. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia; 11. Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI); Memperhatikan : 1. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 223/1107 D.III tanggal 23 September 2008 perihal Pedoman untuk Penanganan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI); 2. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 450/3457/Sj tanggal 24 Agustus 2010 perihal Penagnanan Jemaat dan Tindakan Anarkis; 3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 450/604/Sj tanggal 28 Februari 2011 perihal Sosialisasi SKB 3 Menteri tentang Peringatan dan Perintah kepada JAI dan Warga Masyarakat dan 12 butir Penjelasan JAI; 4. Surat Edaran Bersama Sekretaris Jenderal Departemen Agama, Jaksa Agung Muda Intelejen dan Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri Nomor SE/Sj/1322/2008, Nomor SE/B-1065/921.D/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008, Nomor Kep-033/A/JA/6/2008 dan Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat; 5. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat ; 6. Penjelasan Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia (PB JAI) tanggal 14 Januari 2008 tentang Pokok-Pokok Keyakinan dan Kemasyarakatan Warga Jemaat Ahmadiyah Indonesia; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Banjar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Banjar. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik adalah Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar 5. Ahmadiyah adalah organisasi atau aliran yang menganut/mempunyai keyakinan/ ideologi/faham tertentu yang menyimpang dari pokok- pokok ajaran Agama Islam 6. Forum Konsultasi Pimpinan Daerah adalah Forum Konsultasi Pimpinan Daerah Kota Banjar. 7. Keputusan Bersama Tiga Menteri adalah Keputusan Bersama Menteri agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2008, Nomor Kep.033/A/JA/6/2008 dan Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat. 8. Tim adalah Tim penanganan Jemaat Ahmadiyah yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan pengaturan penanganan Jemaat Ahmdiyah di Kota Banjar yaitu : a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dari adanya pertentangan akibat penyebaran paham keagamaan yang menyimpang; b. mengawasi aktifitas Jemaat Ahmadiyah dari kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama islam; c. mencegah perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh warga masyarakat sebagai akibat penyebaran paham keagamaan yang menyimpang; d. melaksanakan pembinaan kepada Jemaat Ahmadiyah serta mengajak Jemaat Ahmadiyah untuk kembali kepada Syariat Agama Islam; e. meningkatkan koordinasi antara aparat Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan, Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah dalam penanganan masalah Jemaat Ahmadiyah; dan f. meningkatkan sosialisasi Keputusan Bersama Tiga Menteri. BAB III LARANGAN Bagian Kesatu Aktifitas Jemaat Ahmadiyah Pasal 3 (1) Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah dilarang melakukan aktifitas dan/atau kegiatan dalam bentuk apapun sepanjang berkaitan dengan kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama islam. (2) Akfitas/kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : 3

a. penyebaran ajaran Ahmadiyah secara lisan, tulisan, ataupun melalui media cetak /elektronik; b. pemasangan papan nama organisasi Jemaat Ahmadiyah indonesia di tempat umum; c. pemasangan papan nama pada rumah peribadatan, lembaga pendidikan dan lain sebagainya dengan identitas Jemaat Ahmadiyah; dan d. penggunaan atribut Jemaat Ahmadiyah Indonesia dalam bentuk apapun. e. Pertemuan pertemuan yang mengatas namakan Ahmadiyah (3) Pemerintah daerah menghentikan secara persuasif aktifitas/kegiatan penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Masyarakat Pasal 4 (1) Masyarakat dilarang melakukan tindakan anarkis dan/atau perbuatan melawan hukum berkaitan dengan aktifitas Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah yang menyimpang dari pokok- pokok ajaran Agama Islam. (2) Tindakan terhadap aktifitas Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah yang menyimpang dari pokok- pokok ajaran Agama Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan aparat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KELEMBAGAAN Pasal 5 (1) Kelembagaan yang terkait dengan penanganan Jemaat Ahmadiyah, meliputi : a. Forum Konsultasi Pimpinan Daerah; b. Komunitas Intelejen Kota Banjar dan c. Tim Penanganan Jemaat Ahmadiyah. (2) Forum Konsultasi Pimpinan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, menetapkan kebijakan dalam penanganan Jemaat Ahmadiyah. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, ditetapkan dengan Keputusan Walikota Pasal 6 (1) Tim penanganan Jemaat Ahmadiyah terdiri dari unsur : a. Pemerintah Kota Banjar; b. Polres Kota Banjar ; c. Kodim 0613 Ciamis d. Kejaksaan Negeri Kota Banjar; e. Kantor Kementrian Agama Kota Banjar f. Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar; g. Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Banjar h. Dewan Mesjid Indonesia Kota Banjar,dan i. Tokoh masyarakat. (2) Tim Penanganan Jemaat Ahmadiyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas merumuskan bahan kebijakan Walikota dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh keberadaan Jemaat Ahmadiyah di Kota Banjar. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Penanganan Jemaat Ahmadiyah mempunyai fungsi : 4

a. perencanaan, pengkoordinasian, dan pengkajian hasil informasi mengenai permasalahan yang ditimbulkan oleh keberadaan Jemaat Ahmadiyah agar tidak mengganggu stabilitas Kota Banjar; b. pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini, pencegahan dini atas permasalahan yang ditimbulkan oleh keberadaan Jemaat Ahmadiyah; c. pemberian rekomendasi sebagai bahan perumusan kebijakan Walikota dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh keberadaan Jemaat Ahmadiyah; d. pembinaan terhadap penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah; dan e. pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Walikota. BAB V SOSIALISASI Pasal 7 (1) Pemerintah daerah berkewajiban melaksanakan langkah-langkah percepatan sosialisasi Keputusan Bersama Tiga Menteri. (2) Sasaran sosialisasi Keputusan Bersama Tiga Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. aparatur Pemerintah Kota, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dan Kelurahan; b. warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, Forum Kerukunan Umat Beragama dan Organisasi Kemasyarkatan Islam; c. penganut, anggota dan/atau pengurus Jemaat Ahmadiyah. (3) Sosialisasi Keputusan Bersama Tiga Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh Tim BAB VI PELAPORAN Pasal 8 (1) Masyarakat yang mengetahui aktifitas Jemaat Ahmadiyah berupa kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam, dan bertentangan dengan Keputusan Bersama Tiga Menteri, wajib melaporkan kepada aparat Kepolisian, dan instansi yang berwenang lainnya. (2) Tindaklanjut laporan masyarakat sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PEMANTAUAN Pasal 9 (1) Komunitas Intelejen Kota Banjar melaksanakan pemantauan aktifitas/kegiatan Jemaat Ahmadiyah. (2) Komunitas Intelejen Kota Banjar menyampaikan bahan kebijakan penanganan Jemaat Ahmadiyah kepada Walikota. 5

BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pemerintah Kota Banjar melaksanakan pembinaan dan pengawasan dalam penanganan Jemaat Ahmadiyah dengan mendayagunakan Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar, Dewan Mesjid Indonesia Kota Banjar, Kantor Kementrian Agama Kota Banjar tokoh Agama Islam dan tokoh masyarakat setempat. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memberi kesempatan kepada penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah untuk memperbaiki perbuatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran islam. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut dalam penanganan kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama islam yang berdampak pada timbulnya konflik sosial dan tindakan melawan hukum oleh masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 (1) Dalam rangka pembinaan terhadap Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah, Kantor Kementrian Agama Kota Banjar bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar dan Dewan Mesjid Indonesia Kota Banjar melakukan pengelolaan memakmurkan Mesjid dan atau tempat khusus ibadah lainya yang biasa digunakan oleh Jemaat Ahmadiyah. (2) Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah harus mengijinkan pengelolaan memakmurkan Mesjid dan tempat khusus ibadah lainya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kantor Kementrian Agama dan/atau Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar dan/atau Dewan Mesjid Indonesia Kota Banjar. (3) Teknis pelaksanaan Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) akan diatur lebih lanjut oleh Kantor Kementrian Agama Kota Banjar bersamasama Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar dan Dewan Mesjid Indonesia Kota Banjar. BAB IX SANKSI Pasal 12 (1) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Keputusan Bersama Tiga Menteri, baik yang dilakukan oleh masyarakat atau Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah akan di proses sesuai peraturan perundang undang yang berlaku. (2) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menghentikan aktifitas dan/atau kegiatan yang di lakukan oleh Penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah yang melanggar Keputusan Bersama Tiga Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BAB X PENANGANAN DAN PELAPORAN Pasal 13 (1) Walikota menetapkan langkah kebijakan penanganan Jemaat Ahmadiyah di Kota Banjar. (2) Walikota melaporkan penanganan Jemaat Ahmadiyah di Kota Banjar kepada Gubernur dan Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik. 6

BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 14 Pembiayaan yang diperlukan untuk penanganan Jemaat Ahmadiyah di Kota Banjar bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Banjar; dan b. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Ketentuan lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini akan ditetapkan dalam peraturan tersendiri. Pasal 16 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjar. Ditetapkan di Banjar pada tanggal 27 April 2011 WALIKOTA BANJAR, HERMAN SUTRISNO Diundangkan di Banjar pada tanggal 27 April 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR, YAYAT SUPRIYATNA BERITA DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2011 NOMOR 10 7