Perancangan Dan Realisasi Sistem Gerak Aktif Satelit Nano Berbasis Saluran Mikrostrip

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Widi Pramudito NPM :

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDER PADA FREKUENSI 1,27 GHZ DAN 2,3 GHZ

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

PERANCANGAN FILTER SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 2350 MHZ UNTUK APLIKASI SATELIT NANO

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP PADA FREKUENSI K- BAND UNTUK RADAR OTOMOTIF

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP BENTUK E MODIFIKASI DENGAN ELEMEN PARASIT UNTUK RADIO ALTIMETER PADA FREKUENSI

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip Polarisasi Sirkular dengan Catuan Proxmity Coupled

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MEANDER LINE UNTUK SISTEM TELEMETRI ROKET UJI MUATAN

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Rizky Daryanto 1, Erwin Susanto, S.T., M.T., Ph.D. 2, Angga Rusdinar, S.T., M.T., Ph.D. 3 1,2,3

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 476

Desain Antena Hexagonal Patch Array untuk Peningkatan Gain dan Bandwidth pada Frekuensi 2,4 GHz

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB I PENDAHULUAN. daripada layanan suara. Karena itu, saat ini dikembangkan teknologi akses dan system

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN ULANG KONFIGURASI SISTEM SATELIT INASAT-1 UNTUK APLIKASI KOMUNIKASI DATA APRS DAN VOICE REPEATER. Ery Fitrianingsih Gunawan S.

PERANCANGAN DAN OPTIMASI KINERJA ANTENA PLANAR ULTRA WIDEBAND BERBASIS METAMATERIAL MENGGUNAKAN SUBSTRAT FR-4

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

RANCANG BANGUN DAN PENGUKURAN ANTENA MONOPOLE MHZ DAN MHZ UNTUK APLIKASI NANOSATELIT SKRIPSI

PROTOTYPE ANTENA OMNIDIRECTIONAL MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEBAGAI PENGUAT TRANSMITTER RADAR PESAWAT TERBANG PADA FREKUENSI 1030MHZ

ANTENA PHASED ARRAY UNTUK RADAR 3D S-BAND 4 4 PHASED ARRAY ANTENNA FOR S-BAND 3D RADAR

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN

SETRUM. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Circular (2,45 GHz) Array dengan Teknik Pencatu Proximity Sebagai Penguat Sinyal Wi-Fi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

SKRIPSI. PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GROUND PENETRATING RADAR (GPR) ALFIN HIDAYAT

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN RECTIFIER ANTENNA MIKROSTRIP ARRAY TIGA ELEMEN UNTUK PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK PADA FREKUENSI GSM 900 MHz

Bab III Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

GAYA LORENTZ Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus di dalam Medan Magnet

3 BAB III PERANCANGAN PABRIKASI DAN PENGUKURAN

PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 1,265-1,275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR)

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MICROSTRIP PATCH SEGITIGA MIMO 2x2 pada FREKUENSI 2,3 GHz UNTUK APLIKASI LTE

Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

BAB I PENDAHULUAN. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang saat ini marak

Transkripsi:

Perancangan Dan Realisasi Sistem Gerak Aktif Satelit Nano Berbasis Saluran Mikrostrip Defrandi Renanda Haryadi 1,*, Heroe Wijanto 1, Budi Syihabuddin 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom * E-mail : defrandirenandaharyadi25@gmail.com Abstrak. Nanosatellite merupakan satelit yang berukuran kecil dengan memiliki berat sekitar 1-10 kg. Satelit nano mempunyai ukuran 1U atau 10cm x 10cm x 10cm. Satelit nano mengorbit pada orbit LEO (low earth orbit) dengan ketinggian 600 1000 km. Pada satelit nano terdapat aktuator untuk mengerakakan satelit nano pada orbit LEO. Aktuator mempunyai dua macam tipe, tipe pertama adalah yang berjenis aktuator aktif dan tipe kedua berjenis aktuator pasif. Penulis menggunakan tipe aktuator aktif pada satelit nano dengan jenis aktuator yang digunakan yaitu magnetorquer. Magnetorquer adalah salah satu jenis aktuator aktif yang digunakan untuk menentukan posisi dan mengatur sikap satelit nano agar satelit nano dapat menjaga orientasi pada orbitnya apabila terjadi goncangan di luar angkasa. Perwujudan dari sistem magnetorquer ini adalah sebuah antena mikrostrip yang dialiri arus listrik yang bersumber dari rangkaian H-bridge. Fungsi dari rangkaian H-bridge yaitu untuk membalik arah polaritas positif dan negatif sehingga ketika satelit nano dalam keadaan tergoncang atau tumbling karena tertabrak oleh benda-benda diluar angkasa, satelit nano dapat kembali mengorbit pada orbitnya. Medan magnet yang harus dihasilkan dari magnetorquer sekitar 0.20 0.45 Gauss. Kata Kunci: LEO, Magnetorquer, Medan Magnet, Rangkaian H-Bridge, Satelit Nano 1. Pendahuluan Pengembangan riset teknologi satelit di Indonesia pada saat ini telah mengalami perkambangan yang cukup cepat. Banyak penelitian dan pengembangan di bidang satelit yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan kapasitas yang diperlukan. Pengembangan yang sekarang sedang dilakukan oleh banyak universitas di dunia ataupun didalam negeri terutama di Indonesia contohnya adalah Universitas Telkom bersama Aerospace Exploration Centre (AXC) yaitu dalam pengembangan riset Nanosatelit pada sistem komunikasi satelit. Nanosatelit itu sendiri adalah salah satu jenis satelit yang memiliki dimensi yang kecil dengan ukuran 1U (10x10x10cm) dan memiliki berat 1-10 kg. Nanosatellite yang dirancang akan mengorbit pada orbit LEO (low earth orbit) dengan ketinggian sekitar 600 1.000 km diatas permukaan bumi [1]. Secara umum dalam komunikasi satelit dibagi menjadi 2 bagian yaitu pada bagian space segment dan ground segment. Pada bagian space segment terdapat subsistem-subsistem pembangun untuk komunikasi satelit diantaranya RF (radio frequency), EPS (electric power system), ADCS (attitude determine and control system), OBDH (on board data handling). Dalam subsistem ADCS sangat diperlukan karena fungsi dari ADCS adalah untuk menentukan pergerakan dan mengontrol sikap dari satelit agar satelit tetap berorientasi pada orbitnya. ADCS memiliki peran penting dalam menentukan pergerakan dan mengontrol sikap satelit di orbitnya. ADCS memiliki dua fungsi utama yaitu ADS (attitude determine system) dan ACS (attitude control system). ADS adalah sistem untuk mengobservasi dalam menentukan dan mengubah titik observasi tersebut menjadi sebuah sinyal yang akan diproses oleh controller. ADS ini berupa sensor, contoh sensor yang digunakan antara lain sensor bumi, sensor matahari, sensor bintang. ACS adalah sistem untuk mengerakkan atau mengontrol sikap satelit yang sudah diproses di sistem ADS untuk dieksekusi [5]. Pada penelitian ini penulis ingin merancang dan membangun sistem dari aktuator aktif yaitu magnetorquer. Magnetorquer merupakan aktuator yang menghasilkan magnetik momen yang dihasilkan dari lilitan kawat yang dililitkan pada bagian dalam komponen satelit nano yang nantinya magnetorquer ini akan berinteraksi dengan medan magnet bumi sehingga dapat menghasilkan torsi yang dapat menggerakan satelit nano [2]. Pada umumnya magnetorquer yang dibuat untuk teknologi B. 140 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

satelit nano ditempatkan pada bagian dalam dari satelit nano dengan melilitkan kawat pada bagian sisi dari struktur dengan menggulung lilitannya membentuk sebuah lingkaran dengan banyak lilitan tertentu. Namun pada penelitian yang penulis rancang, magnetorquer yang ingin dirancang yaitu dengan menggunakan mikrostrip line yang memanfaatkan arus yang mengalir pada mikrostrip line dan akan menghasilkan medan magnet disekitar mikrostrip line. Dalam hal inilah penulis mencoba memanfaatkan medan magnet yang dihasilkan dari mikrostrip line untuk mengontrol sikap dari satelit nano. 2. Perancangan Sistem Magnetorquer 2.1. Magnetorquer Magnetorquer juga dikenal dengan sebutan magnetic torquer, torque rod atau torque bar [3]. Magnetorquer adalah aktuator yang menghasilkan momen magnetik yang dihasilkan dari lilitan kawat yang dililitkan pada bagian dalam komponen satelit nano sehingga magnetorquer ini akan berinteraksi dengan medan magnet bumi sehingga dapat menghasilkan torsi yang dapat menggerakan satelit nano [2][3]. Magnetorquer ini relatif murah dan mudah untuk pengendalian sikap dari pergerakan dari satelit nano. Selain itu juga magnetorquer adalah jenis aktuator aktif yang hemat daya, dapat menyesuaikan dimensi yang diperlukan untuk nanosatelit dan presisi, tetapi memiliki respon yang agak lambat [3][7]. Sehingga aktuator jenis ini sesuai dengan jenis satelit yang memiliki ukuran yang kecil seperti, mikrosatelit, nanosatelit, dan pikosatelit. Perhitungan torsi dapat ditentukan dengan persamaan, Earth (2.1) Dimana T adalah torsi yang diinginkan dari satelit nano (Joule), µ adalah momen magnetik yang berinterkasi dengan medan magnet bumi untuk menghasilkan torsi pada nanosatelit (Joule/Tesla), dan B adalah medan magnet bumi yang dihasilkan dari bumi (Tesla)[3]. Dalam magnetorquer, muatan q dalam membentuk arus elektron yang mengalir secara kontinu dalam mengikuti arah medan listrik yang mengalir pada medan magnet maka muatan yang sudah dialiri arus listrik akan membentuk sebuah lintasan lingkaran yang menghasilkan medan magnet pada lilitan kumparan kawat. Gaya Lorentz dihasilkan dari arus yang mengalir pada kumparan kawat dapat dianggap sebagai gaya pada kawat yang dapat menghantarkan arus lisrik. Nilai diferensial dq pada volume kawat dengan panjang dl dapat diketahui dengan menggunakan massa jenis pada kawat yang digunakan ρ [3]. Gambar 1. Arus yang mengalir pada kawat [1] Gaya magnet yang dihasilkan dari adanyan arus listrik yang dihantarkan pada kumparan kawat dapat dihitung dengan penurunan volume pada muatan dq yang berpindah dengan kecepatan muatan v d dalam medan magnet B adalah, (2.3) Apabila dihitung dengan menggunakan pengintegralan maka nilai gaya magnet yang dihasilkan pada kawat yang dialiri oleh arus dengan panjang L adalah, (2.4) SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 141

Pada ilustrasi dibawah ini kumparan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu berupa a (panjang) dan b (lebar). Dari gambar dibawah ini nilai torsi pada kumparan dapat diketahui dengan menjumlahkan tiap-tiap gaya yang bekerja pada tiap bagian kumpran. Gambar 2. Ilustrasi vektor-vektor gaya pada sumbu x,y, dan z yang terjadi pada kumparan yang berbentuk persegi[3] Pada gambar diatas menjelaskan hanya satu dari dua gaya yang berpasangan dalam berkontribusi pada torsi disumbu y, sedangkan gaya yang lain untuk menyeimbangkan sebagai akibat langsung dari ortogonalitas pada (2.4). 2.2. Saluran Mikrostrip Saluran mikrostrip merupakan saluran yang tersusun atas 3 elemen yaitu elemen peradiasi (patch), elemen substart (substrate), dan elemen pentanahan (ground plane) yang terlihat pada gambar 2.1. Pada patch dan ground plane biasanya digunakan bahan konduktor yang sama. Konduktor yang sering digunakan adalah tembaga. Patch berguna untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik, sedangkan ground plane digunakan sebagai pentanahan atau bidang pemantulan. Antara patch dan ground plane dipisahkan oleh dielektrik atau substrat yang berfungsi sebagai bahan isolasi. Untuk antena dengan performasi baik diperlukan substrat yang tebal dengan konstanta dielektrik yang kecil karena efisiensinya lebih bagus. Namun pada substrat yang tebal berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan. Gelombang permukaan pada antenna mikrostrip merupakan efek yang merugikan karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik kearah yang diiginkan [4]. Gambar 3. Antena Mikrostrip [5] 2.2.1 Spesifikasi Saluran Mikrostrip Cilcualar Spiral Saluran mikrostrip yang didesain memiliki ukuran 9 x 9 cm dengan patch yang berbentuk circular inductor. Dalam mendesain saluran mikrostrip terlebih dahulu mengetahui tebal dari substrat mikrostrip, bahan substrat, dan panjang antena mikrostrip. Antena mikrostrip yang dirancang dengan patch berbentuk circular induktor harus mengetahui parameter pembentuknya, salah satu parameter pembentuknya yaitu tebal patch circular induktor, besar jari-jari dalam, lebar, banyaknya putaran, dan celah antar putarannya. B. 142 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

G N L A Gambar 4. Patch berbentuk Cicular Spiral Tabel 1. Parameter saluran mikrostrip circular spiral Parameter Dimensi (mm) Keterangan G 0.5 Celah antara putaran satu dengan putaran dua L 4 Lebar dari patch A 0.035 Tebal dari patch N 4 Putaran 2.3 Rangkaian H-Bridge Rangkaian H-bridge adalah sebuah rangkaian elektronik yang menggunakan 4 transistor yang berfungsi sebagai switch. Fungsi H-bridge yaitu untuk menggerakan kecepatan motor dan juga untuk mengontrol arus yang mengalir pada motor sehingga arus yang mengalir pada H-bridge dapat diubah arah polaritas arusnya [6]. Rangkaian H-bridge terdiri dari 4 transistor, Dua dari transistor digunakan untuk close circuit sumber 5V ke motor sementara dua transistor yang lain digunakan untuk close circuit ke ground. Pada gambar 4 menampilkan rangkaian H-Bridge berfungsi untuk mengubah arah arus yang dicatu ke saluran mikrostrip. Arus yang dihasilkan dari rangkaian H- bridge pada simulasi ini adalah 433 ma. Gambar 4. Rangkaian H-Bridge SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 143

3. Hasil dan Pembahasan Hasil Perancangan dan Simulasi Saluran Mikrostrip Circular Spiral Sesuai penjelasan pada bab diatas, perancangan untuk saluran mikrostrip cicular spiral dirancang untuk frekuensi 1 GHz. Hasil yang didapat pada gambar 5 dan gambar 6 memperlihatkan polarisasi, kekuatan medan magnet (H) dan energy balance pada saluran mikrostrip circular spiral. Hmax : -56.31 dba/m Rad. Effic : -12.28 db Polarisasi : circular Gambar 5. Hasil simulasi saluran mikrostrip circular spiral Gambar 6. Energy balance untuk saluran mikrostrip circular spiral Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai Hmax dan energy balance sudah sesuai yang diharapkan yaitu Hmax : -56.31 dba/m dan EB :0.974 satuan. Nilai energy balance ini mengartikan bahwa pola radiasi yang melewati pada catuan saluran mikrostrip circular spiral sudah cukup baik dengan nilai loss (L) yang cukup kecil yaitu L : 0.026. 4. Kesimpulan Dari hasil simulasi diatas dapat disimpulkan bahwa ketika semakin besar frekuensi dari saluran mikrostrip circular spiral maka semakin kecil energy balance yang didapat, begitu juga pengaruh terhadap nilai kekuatan medan magnet (H). Jadi frekuensi yang bagus digunakan yaitu sekitar 0.36 1.9 GHz untuk didapatkan nilai H dan Energy Balance yang baik. B. 144 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

5. Daftar Pustaka [1] Edwar. 2011. Implementasi dan Analisi Imaging Payload Nanosatellite untuk Monitoring Deforestasi Pada Hutan Indonesia. Tugas Akhir. Institut Teknologi Telkom. [2] Francois-Lavet, V. 2010. Study of Passive and Active Attitude Control Systems for the OUFTI Nanosatellites. Mater Thesis. Faculty of Applied Sciences University of Liege. [3] Giebelmann, J. 2006. Development of an Active Magnetic Attitude Determination and Control System for Picosatellites ob Highly inclined circular Low Earth Orbits. Mater Thesis. Engineering and Technology Portfolio RMIT University. [4] Novelia, A. D. 2015. Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip untuk S-Band Transmitter Sistem Synthetic Aperture Radar (SAR) pada Space Segment. Tugas Akhir. Universitas Telkom. [5] T. Gerhart David. 2010. Passive Magnetic Attitude Control for CubeSat. Conference on Small Satellites, (pp. 1-8). [6] Sieben, Vincent. 2003. A High Power H-Bridge. University of Alberta. [7] Sumantri, Bambang,.dkk. 2012. Rancang Bangun Aktuator Pada Prototype Picosatellite Menggunakan Sistem Magnetorquer. The 14th Industrial Electronics Seminar. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang B. 145