Indonesian Journal of History Education

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesian Journal of History Education

Indonesian Journal of History Education

Economic Education Analysis Journal

Unnes Physics Education Journal

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Automotive Science and Education Journal

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Automotive Science and Education Journal

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPS

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Journal of Arabic Learning and Teaching

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

Unnes Physics Education Journal

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Fashion and Fashion Education Journal

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE) DALAM KOMPETENSI MENDIAGNOSIS GANGGUAN SIMTEM REM

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

ABSTRAK

Journal of Elementary Education

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

Economic Education Analysis Journal

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes, Building Construction

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJOSARI 3

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

Journal of Primary Education

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR. Info Artikel

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Oleh: Anna Resha, Sumadi*, Dedy Miswar** ABSTRACT

Journal of Physical Education, Health and Sport

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed


Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

Edu Elektrika Journal

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Transkripsi:

IJHE 2 (6) (2013) Indonesian Journal of History Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe PERBEDAAN PENGGUNAAN MEDIA PETA SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH DI SMP NEGERI 2 JATI KUDUS Riza Sururi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasikan Juni 2013 Keywords: Perbedaan, Media Peta Sejarah, Metode Ceramah, Hasil Belajar Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui perbedaaan penggunaan media peta sejarah dengan penggunaan metode ceramah pada mata pelajaran sejarah siswa kelas VII semsester gasal SMP Negeri 2 Jati Kudus. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumen. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre test-post test. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t) dua pihak nilai post test diperoleh harga t hitung (2,243) > t tabel (1,67), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada perbedaan yang antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah keduanya diberi perlakuan yang berbeda. Hasil belajar sejarah siswa kelas VII F SMP N 2 Jati Kudus yang menggunakan media peta sejarah nilai tertinggi (93), nilai terendah (55), dan rata-ratanya (74,38). Serta hasil belajar sejarah siswa kelas VII H SMP N 2 Jati Kudus yang menggunakan model pembelajaran ceramah nilai tertinggi (86), nilai terendah (46), dan rata-ratanya (68,65). Abstract The purpose of this study is: to determine differences in the use of media by the use of historical maps lecturing on historical subjects semsester odd class VII student of SMP Negeri 2 Holy Teak. Methods of data collection using the test methods and documents. Experimental design used in this study is a test Pre-test Post. Based on the results of the hypothesis test (t test) two-party post-test values obtained price t (2,243)> t table (1.67), then Ho is rejected and Ha accepted, which means that there are differences between the experimental class to class after they were given the control treatment different. Learning outcomes history class VII F SMP N 2 Holy Teak using historical maps media highest score (93), the lowest score (55), and the average (74.38). And learning outcomes history class VII SMP N 2 H Holy Teak lecture learning model that uses the highest score (86), the lowest score (46), and the average (68.65). 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C4 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: sejarahunnes@gmail.com ISSN 2252-6641 40

41

PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2007:79). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, menempatkan kegiatan belajarpembelajaran sebagai kegiatan paling utama. Proses belajar-pembelajaran inilah yang menjadi tempat bermuaranya semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Segala upaya, sarana dan prasarana dicurahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang. Proses belajar mengajar bertujuan agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun emosi. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat memberi kesempatan dan peluang untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilannya. Interaksi dalam proses belajar mengajar, penguasaan materi pelajaran dan nilai hasil belajar yang masih kurang optimal dapat disebabkan oleh faktor siswa itu sendiri dan juga proses pembelajaran yang kurang merangsang siswa untuk berperan aktif di dalamnya. Pelajaran sejarah merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran ini menyajikan berbagai fakta tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Banyak yang berpendapat bahwa pelajaran IPS khususnya IPS Sejarah adalah pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. Para peserta didik merasa kesulitan dalam menghafal dan memahami fakta-fakta sejarah yang jumlahnya tidak sedikit. Ini karena teknik mencatat yang 42 kurang efektif yang digunakan oleh siswa sehingga siswa kesulitan dalam mempelajari materi yang telah diberikan (Darsono, 2001). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1984) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, agar belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Peta konsep telah dikembangkan pada tahun 1972 ketika Novak melaksanakan program penelitian di Cornell untuk mencari dan memahami perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-anak (Novak, 1985). Dalam pendidikan, peta konsep dapat digunakan sebagai (1) strategi belajar (2) strategi instruksional dalam pembelajaran (3) strategi untuk perencanaan kurikulum (4) alat untuk mengevaluasi pemahaman siswa mengenai konsep-konsep (McClure, 1999). Penerapan model pembelajaran peta konsep diharapkan akan menarik perhatian siswa. Model pembelajaran peta konsep membantu siswa dalam menerima dan mengingat materi pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru. Dengan model pembelajaran peta konsep siswa bebas melakukan diskusi kelompok, dimana kelompok-kelompok tersebut heterogen baik dalam tingkat kemampuan belajarnya atau jenis kelaminnya dan bebas mengeluarkan ide atau pemikirannya tentang bahan pelajaran yang diperoleh rasa bosan siswa dalam mendengarkan ceramah guru akan dapat teratasi. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2009:72) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Margono (2009: 110) penelitian eksperimen merupakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian eksperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara memberikan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya terhadap satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan. Menurut Singarimbun (1985:4) penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesa tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel eksperimen efektif atau tidak. Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Satu kelompok diberi perlakuan khusus tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding (Margono, 2009:110). Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapat perlakuan, yakni dengan penggunaan model pembelajaran peta konsep dalam pembelajaran IPS Sejarah. Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai kelompok pembanding untuk kelompok eksperimen (Ruiz-Primo, 1997). Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran ceramah bervariasi. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran peta konsep terhadap hasil belajar siswa. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Randomized Control Group Pretes- Postest Design, yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2009: 112). Dalam penelitian eksperimen, ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran peta konsep dan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ceramah bervariasi pada mata pelajaran IPS Sejarah. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Kandeman tahun pelajaran 43 2011/2012 yang diperoleh setelah proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tahap awal yaitu mengadakan pre test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum kedua kelas tersebut diberi perlakuan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data pre test diperoleh rata-rata pre test hasil belajar kelompok kontrol sebesar 69,17sedangkan rata-rata pre test hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 70,09. Analisis data pre test meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varian dan uji perbedaan ratarata. Hasil uji normalitas diperoleh bahwa data pre test berdistribusi normal karena pada seluruh data diperoleh hitung < tabel dengan dk = 2 dan = 5%. Hasil uji kesamaan varian diperoleh F hitung 1,16 < F 0.025 (37:36) = 1,97 yang berarti data yang didapatkan bersifat homogen. Selanjutnya hasil uji perbedaan rata-rata diperoleh t hitung = 0,484 < t tabel = 2,033, karena t hitung < t tabel maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menyimpulkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga sampel berawal dari keadaan yang sama. Langkah selanjutnya dalam penelitian yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rancangan penelitian. Tahap akhir dalam penelitian yaitu melaksanakan post test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran atau setelah diberi perlakuan. Rata-rata post test kelompok kontrol sebesar 74,91 sedangkan rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar 80,65. Analisis tahap akhir data post test meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varian, dan uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil uji normalitas diperoleh untuk setiap data lebih kecil dari, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Hasil uji kesamaan dua varian diperoleh F hitung = 1,1556 dan F0.025 (37:36) = 1,97. Dengan demikian Fhitung F0.025 (37:36), maka dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Dari hasil tes kemampuan akhir kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Peta Konsep dam kelompok kontrol dengan model pembelajaran ceramah bervariasi dilakukan uji t test. Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata dua pihak diperoleh t hitung = 2,959 sedangkan t tabel = 2,045 karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dalam hal ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang berbeda atau kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t satu pihak (pihak kanan). Diperoleh t hitung = 2,959 sedangkan t tabel = 2,033 karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak yang berarti hipotesis alternatif (H a ) diterima. Sehingga diperoleh kemampuan kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran sejarah dengan model pembelajaran Peta Konsep memberikan hasil lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran dengan model pembelajaran metode ceramah bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan hasil belajar IPS Sejarah antara model pembelajaran Peta Konsep dengan model pembelajaran ceramah bervariasi. Penggunaan model pembelajaran Peta Konsep ternyata menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah bervariasi yang selama ini digunakan oleh sebagian besar guru IPS Sejarah, terutama guru sejarah di SMP Negeri 1 Kandeman. Artinya, siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran Peta Konsep memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah dalam hasil belajar IPS Sejarah pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman. Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan hasil belajar IPS Sejarah antara model pembelajaran Peta Konsep dengan model pembelajaran ceramah bervariasi. Penggunaan model pembelajaran ceramah bervariasi ternyata 44 menghasilkan hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan model pembelajaran peta konsep. Artinya, siswa yang mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran ceramah bervariasi memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan dengan model pembelajaran peta konsep dalam hasil belajar IPS Sejarah pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman. Berdasarkan penelitian dan uraian diatas, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Sejarah dengan model pembelajaran Peta Konsep lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran ceramah bervariasi. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas yang memakai model pembelajaran Peta Konsep ternyata hasil belajarnya lebih besar yaitu 80,65 sedangkan dengan model pembelajaran ceramah bervariasi diperoleh hasil belajar rata-rata kelas sebesar 74,81. Salah satu hal yang sangat berbeda adalah dalam pembelajaran Peta Konsep, siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat dalam proses belajar mengajar dan siswa juga dapat mengeluarkan idenya yang dituangkan di dalam peta konsep yang dibuatnya. Sedangkan pada model pembelajaran ceramah bervariasi siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa hasil belajar IPS Sejarah dengan model pembelajaran Peta Konsep lebih unggul / tinggi daripada hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Sejarah dengan penggunaan model pembelajaran ceramah bervariasi. SIMPULAN Hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman dengan menggunakan model pembelajaran Peta Konsep lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar IPS Sejarah dengan model pembelajaran ceramah bervariasi. Hasil rata-rata post test dengan model pembelajaran Peta Konsep sebesar 80,65 sedangkan dengan model pembelajaran ceramah

bervariasi diperoleh hasil post test rata-rata sebesar 74,91. Hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman dengan menggunakan model pembelajaran ceramah bervariasi lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar IPS Sejarah dengan model pembelajaran peta konsep. Hasil rata-rata post test dengan model pembelajaran ceramah bervariasi sebesar 74,91 sedangkan dengan model pembelajaran peta konsep diperoleh hasil post test rata-rata sebesar 80,65. Ada perbedaan hasil belajar sejarah antara model pembelajaran Peta Konsep dengan model pembelajaran ceramah bervariasi pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman. Hasil uji t dua pihak diperoleh harga t hitung = 2,959 > t tabel = 2,045 sehingga terjadi perbedaan hasil belajar yang signifikan. Dengan menggunakan uji t satu pihak (pihak kanan), diperoleh thitung = 2,959 sedangkan ttabel = 2,033 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga diperoleh kemampuan kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. DAFTAR PUSTAKA Darsono, M. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. McClure, J.R, Sonak, dan Suen, H. K. 1999. Concept Map Assesment of Classroom Learning : Reliability Validity, and Logistical Practicality. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 36 : 475-492. Novak, J. D, Gowin. 1985. Learning How to Learn. London : Cambridge University Press. Ruiz-Primo, Schultz & Shavelton. 1997. Concept Maps Based Assement in Science : Two Exploratory Studies CSE Technical Report 436. Los Angeles: University of California. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 45