BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS OLAHRAGA FUTSAL DI KOTA BEKASI. Zulkarnaen,S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG OLAHRAGA KESEHATAN DENGAN PARTISIPASI OLAHRAGA PADA IBU RUMAH TANGGA USIA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aktivitas atau kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kegiatan olahraga perlu ditanamkan dan dikembangkan kepada seluruh

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Andri Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SURVEY PENYERANGAN PERTANDINGAN BOLA BASKET ANTAR KELAS DALAM TURNAMEN SMKN 1 PANGGUNGREJO CUP SMKN 1 PANGGUNGREJO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, yang bertujuan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EMPOWERMENT PEOPLE DALAM OLAHRAGA: AWAL MENUJU INDUSTRI OLAHRAGA. Oleh Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga permainan bolavoli di masyarakat sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bulutangkis di Indonesia berkembang seiring dengan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siti Ratna Komala,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

2014 PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAKBOLA DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK DALAM BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan olahraga Indonesia saat ini memang belum mampu menghasilkan suatu perubahan pada masyarakat. Selain prestasi olahraga Indonesia yang kian menurun sebagai dampak dari adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, olahraga seakan-akan tidak mendapat perhatian secara serius dari pemerintah dan apalagi masyarakat. Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama-sama telah menyepakati Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Petikan perundang-udangan keolahragaan itu mengamanatkan bahwa masyarakat harus ikut serta dalam mengembangkan olahraga nasional. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai dengan UU No.3 Tahun. 2005 Pasal 1 Ayat 11, 12, dan 13 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, yaitu: Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Peranan olahraga sangat beranekaragam bila dilihat dari sudut pandang ekonomi dan sosial budaya. Olahraga memang tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai dari kegiatan yang terdapat di masyarakat umum. Semboyan yang dikumandangkan setiap 9 September "memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" sangat baik bila maknanya dapat diamalkan semua pihak. Bilamana olahraga benar-benar memasyarakat dan

2 masyarakat telah membutuhkan olahraga, institusi olahraga dapat berharap akan memperoleh dana dari masyarakat. Masyarakat tampaknya menjadi kata kunci keberhasilan pengelolaan olahraga secara mandiri. Sebagian besar dari masyarakat kita lebih senang bila dapat menyaksikan tontonan dengan gratis. Mereka yang biasa disebut kalangan atas gemar dimanjakan dengan tiket gratis, sementara masyarakat bawah berupaya menerobos pintu gerbang atau memanjat pagar agar dapat menikmati tontonan secara gratis. Keimpulannya, masyarakat kita masih sangat menikmati dan merasa bangga apabila dapat menonton suatu pertandingan akbar dan bergengsi secara gratis. Seharusnya masyarakat benar-benar menempatkan olahraga sebagai tontonan menyenangkan, sehingga berapa pun biaya tiketnya, mereka tetap membeli. Peningkatan partisipasi masyarakat adalah hal mutak apabila Indonesia menginginkan olahraga dijadikan sebagai salah satu tujuan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Bentuk partisipasi masyarakat dalam mengembangan olahraga bermacam-macam. Partisipasi aktif dan teratur itu terbentuk berdasarkan kecintaan terhadap olahraga yang kemudian melekat sebagai bagian dari cara hidup dan budaya. Hal ini diperoleh, tidak dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar atau proses pembudayaan. Dalam kaitan itu, penyelenggaraan kegiatan olahraga di masyarakat (termasuk olahraga rekreasi) ikut serta menjadi bagian terpadu dalam kesisteman, dan dalam perkembangannya juga akan mempengaruhi subsistem lainnya, termasuk olahraga kompetitif.

3 Motif masyarakat dalam kegiatan olahraga beragam-ragam juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Faktor tersebut terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam lingkungan masyarakat, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar lingkungan masyarakat. Badan Pusat Statistik dalam penelitiannya menemukan bahwa struktur demografis masyarakat, pengetahuan masyarakat tentang manfaat olahraga, selera atau preferensi, ketersediaan fasilitas olahraga dan lingkungan tempat tinggal merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi motif masyarakat dalam olahraga. Prestasi atlet terutama pada event internasional, motivasi guru/pelatih, dan intervensi pemerintah juga diyakini banyak orang sebagai faktor eksternal yang dapat merangsang tumbuhnya motif masyarakat untuk berolahraga (Dirjen Olahraga dan BPS, 2004). Penelitian lainnya memperlihatkan bahwa ketersediaan prasarana mempengaruhi motivasi mereka melakukan olahraga. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa olahraga aktif tidak cukup hanya menyerahkan sepenuhnya kepada kemauan orang per orang, tetapi perlu didorong dengan menciptakan situasi yang memungkinkan masyarakat melakukan olahraga, misalnya dengan memberikan sarana dan prasarana yang cukup (Dirjen Olahraga, 2004). Pembangunan olahraga pada dasarnya adalah upaya yang diarahakan dalam rangka meningkatkan meningkatkan motivasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Sejalan dengan itu, pembangunan olahraga seharus dilakukan sesuai dengan kondisi serta karakteritik masyarakat dan lingkungan masyarakat yang akan menjadi sasaran atau target pembangunan. Motif masyarakat dapat dilihat

4 dari beberapa aspek, yaitu: tingkat dan pola partisipasi masyarakat dalam berolahraga, tujuan dan motivasi berolahraga, dan karakteristik kegiatan olahraga masyarakat yang meliputi jenis olahraga, jalur olahraga yang digunakan dan frekuensi serta intensitas berolahraga (Dirjen Olahraga dan BPS, 2004). Masyarakat yang berolahraga memiliki motif-motif yang berbeda-beda. Motif ini merupakan kebutuhan seseorang untuk mencapai tujuan. Biasanya motif ini lebih kepada kebutuhan untuk menjadi yang terbaik dalam mencapai tujuan. Maka motif dapat diartikan menjadi suatu upaya yang berfungsi sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan. Motif masyarakat dalam olahraga didasari oleh motivasi dan tujuan tertentu, misalnya untuk menjaga kesehatan, prestasi, rekreasi atau hiburan dan lainnya. Pada tahun 2003 dari keseluruhan penduduk yang berolahraga sebanyak 65,2% melakukannya untuk menjaga kesehatan, kemudian sebesar 7,8% berolahraga untuk meningkatkan prestasi, dan 27,0% lainnya melakukan olahraga untuk tujuan lainnya, seperti hiburan dan rekreasi (Dirjen Olahraga dan BPS, 2004). Hasil penelitian Maksum (2004) juga menunjukkan bahwa dari seluruh anggota masyarakat yang melakukan olahraga, hanya 20% yang bertujuan untuk mencapai prestasi, sementara 72% lainnya melakukan olahraga dengan alasan kesehatan. Hal ini berimplikasi pada perhatian pemerintah yang tidak seharusnya terfokus pada olahraga prestasi semata, tetapi olahraga masyarakat yang secara umum bertujuan menjaga dan meningkatkan kesehatan harus mendapat perhatian yang serius. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

5 kegiatan olahraga secara umum mencerminkan minat dan apresiasi masyarakat yang bersangkutan terhadap kegiatan olahraga (Dirjen Olahraga, 2004). Salah satu upaya dalam meningkatkan persatuan dan kesatuan di dalam masyakat, salah satunya dengan kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga di Masyarakat. Selain itu juga untuk tetap menjaga kesehatan maka perlu juga olahraga yang tentunya efektif dan ekonomis. Desa Ciasem Hilir terletak di pesisir pantai utara Kabupaten Subang. banyak masyarakat yang menyalurkan hobinya dengan berolahraga, diantaranya: sepakbola, voli, bulutangkis, futsal, tenis meja, dan lain-lain. Tetapi, masyarakat tidak mempunyai wadah atau organisasi yang mengelola di bidang olahraga itu. Adapun klub olahraga yang ada di Desa Ciasem Hilir masih di kelola secara amatir, sehingga tidak berkembang secara luas. Setiap hari masyarakat di Desa Ciasem Hilir melakukan aktivitas olahraga di sore hari maupun malam. Karena pagi sampai sore masyarakat rata-rata bekerja. Ketika pulang dari pekerjaannya masing-masing, masyarakat yang hobi berolahraga tidak bisa melewatkan aktivitas ini. Sore hari mereka bisa bermain sepakbola atau jogging, sedangkan malam harinya ada yang bermain futsal, bulutangkis, dan tenis meja. Menurut pengamatan penulis, sebagian besar motif masyarakat melakukan aktivitas olahraga hanya untuk menjaga kesehatan tubuh dan bergaul dengan orang lain, atau juga menjaga silahturahmi antar masyarakat. Untuk motif seperti menjaga keindahan tubuh atau mengejar prestasi jarang bahkan tidak ada karena belum adanya organisasi olahraga yang professional.

6 Berdasarkan semua penjelasan di atas, maka penulis ingin meneliti Motifmasyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, Maka penulis akan mengambil judul Motif masyarakat dalam melakukan olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga penulis betul-betul merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Masalah umum, yaitu seberapa besar motif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang? 2. Masalah khusus, yaitu : a. Seberapa besar motif fisologis masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang? b. Seberapa besar motif rasa aman masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang? c. Seberapa besar motif sosial masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang? d. Seberapa besar motif harga diri masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang? e. Seberapa besar motif perwujudan diri masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Tujuan umum, yaitu untuk mengetahui seberapa besar motif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. 2. Tujuan khusus, yaitu : a. Untuk mengetahui seberapa besar motif fisologis masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. b. Untuk mengetahui seberapa besar motif rasa aman masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. c. Untuk mengetahui seberapa besar motif sosial masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. d. Untuk mengetahui seberapa besar motif harga diri masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. e. Untuk mengetahui seberapa besar motif perwujudan diri masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hiir Kabupaten Subang. D. Manfaat Penelitian Seseuai dengan latar belakang dan rumusan masalah penelitian yang telah dijelaskan, diharapkan mampu memberi mamfaat bagi semua pihak. Maka tujuan penelitiannya sebagai berikut:

8 1. Teoritis, Dapat dijadikan sumbangan keilmuan tentang motif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang sehingga dapat dijadikan masukan dan informasi bagi lembaga pendidikan maupun lembaga yang berkompeten terhadap berbagai aktivitas olahraga. 2. Praktis a. Manfaaat bagi masyarakat; Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang motif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang. b. Manfaat bagi kepala desa 1) Dapat memfasilitasi sarana olahraga bagi masyarakat. 2) Membuat bagian-bagian yang akan mengembangkan sikap positif, khususnya di bidang olahraga. E. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian pada hal-hal yaitu : 1. Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar motif masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang. 2. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitiannya adalah masyarakat yang berumur lebih dari 15 tahun yang melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang.

9 F. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak dalam penelitian sebagai pegangan pokok bagi penulis dalam melakukan sebuah penelitian. Arikunto (2006:24), bahwa Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam pelaksaan penelitian. Anggapan dasar yang dipakai sebagai titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu. Perbedaan tingkat kebutuhan membuat individu tersebut berusaha semaksimal mungkin agar setiap pemenuhan kebutuhannya dapat tercapai. Hal ini berkaitan erat dengan motifmotif yang melatarbelakanginya. Mengenai hal ini Alex Sobur (2011:266) menjelaskan: Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang meliputi penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku manusia yang disebut tingkah laku secara reflex dan yang berlangsung secara otomatis mempunyai maksud tertentu meskipun maksud itu tidak disadari oleh manusia. Dalam setiap aktivitasnya, setiap individu akan dihadapkan pada sesuatu kejenuhan atau stress atas pekerjaan atau tugasnya. Untuk mengurangi serta menghindari rasa jenuh dan setress yang berlebihan, sebagian masyarakat melakukan aktivitas-aktivatas yang menyenangkan dan memberikan kepuasan untuk dirinya sendiri, seperti aktivitas rekreasi, olahraga, dan lain-lain.

10 Motif yang melatarbelakangi masyarakat dalam melakukan aktifitas olahraga berbeda-beda antara individu dengan individu lainnya. Perbedaan ini berkaitan dengan kebutuhan manusia yang berbeda-beda pula. Mengenai kebutuhan dasar manusia oleh Maslow yang dikutip Alex Sobur (2011:273) menjelaskan bahwa, Motif-motif dasar manusia terdiri dari lima kebutuhan pokok, yaitu: 1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis, 2. Kebutuhan akan rasa aman, 3. Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki, 4. Kebutuhan penghargaan, 5. Kebutuhan aktualisasi diri. Berkaitan dengan permasalahan penelitian mengenai motif yang melatarbelakangi masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga di Desa Ciasem Hilir Kabupaten Subang, maka dapat dinyatakan bahwa motif yang melatarbelakangi mereka melakukan aktivitas olahraga adalah kebutuhan akan derajat kesehatan yang lebih baik, pengembangan jasmani secara proporsional, prestasi yang maksimal, rekreasi atau pemanfaatan waktu luang, sosialisasi dengan masyarakat dan aktualisasi diri. G. Definisi Operasional 1. Motif menurut Nasution dalam Alex Sobur, (2011:267) menjelaskan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

11 2. Masyarakat: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) yang dikutip oleh Sutarno dalam buku Perpustakaan dan Masyarakat (2006: 15) adalah sekelompok manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang timbul dan terbentuk dari kelompok atau perhimpunan yang dilandasi anggapan yang sepadan, seide, dan senasib seperjuangan adalah sesuai dengan sifat dan hakikat manusia. 3. Aktivitas: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan kegiatan disini diartikan sebagai kegiatan berolahraga 4. Olahraga: Menurut Bastinus Matjan (2007:30) berpendapat bahwa, Olahraga terdiri dari dua kata, yaitu olah dan raga. Olah merupakan kata kerja memberikan makna melakukan sesuatu. Sedangkan raga artinya adalah tubuh secara utuh/jasmani, fisik. Dalam hubungan dengan pokok bahasan ini kata olah memberikan makna melakukan kerja fisik dengan baik atau mengolah tubuh/fisik dengan baik. Karena aktivitas olahraga tujuannya secara hakiki hanya untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan.