BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga seorang guru mampu memberikan bekal-bekal kepada siswanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk mengexplore semua potensipotensi serta bakat yang terpendam di dalam diri anak. Untuk itu, pendidikan sangatlah diperlukan untuk membangun generasi-generasi penerus bangsa yang kelak akan membangun bangsa ini jauh lebih baik lagi. Karena besar atau majunya suatu bangsa itu dilihat dari bagaimana generasi-generasi mudanya mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Dalam Undang-Undang itu telah dirumuskan definisi pendidikan dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa. Selain itu, pendidikan juga memiliki tujuan yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

2 peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sekertariat Negara, 2003:62) Sebab sangat diperlukan bagi generasi muda untuk menempuh pendidikan melalui proses pembelajaran yang ditempuh oleh anak pada jenjang tingkat taman kanak-kanak, tingkat dasar, tingkat menegah pertama, maupun tingkat menengah atas. Dari pendidikan lah maka anak mengalami proses belajar, yang mana dari proses tersebut dapat melahirkan generasi muda yang cerdas serta membentuk karakter-karakter kepribadian yang positif serta memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme. Belajar merupakan suatu proses pendewasaan diri yang tercermin dari perubahan tingkah laku yang dialami oleh setiap individu yang meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang didapat melalui pengalaman atau latihan yang berlangsung melalui interaksi aktif dengan lingkungan belajarnya serta belajar juga dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Dimana di dalam proses pembelajaran itu terjadi interaksi antara guru dengan siswa yang terjadi secara langsung yang biasanya disebut dengan aktivitas belajar. Banyak jenis aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa di sekolah seperti membaca, menulis,

3 mencatat, bertanya, latihan, dan mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang dapat menggali semua bakat serta potensi di dalam diri peserta didiknya agar semua potensi yang ada dapat tersalurkan dengan baik. Aktivitas belajar merupakan suatu faktor penentu dari berhasil atau tidaknya ketercapaian tujuan pengajaran yang ingin disampaikan oleh guru. Karena, guru merupakan faktor penunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dicapai oleh siswa agar menghasilkan prestasi belajar yang baik di sekolah. Guru adalah sosok yang menjadi panutan atau pun contoh dalam dunia pendidikan, keberadaan seorang guru sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar dan dalam pembentukan karakter positif dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut undang-undang No.14 tahun 2005 bahwasannya Guru dan Dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam standar nasional pendidikan pasal 28 dikemukakan bahwa pendidik sebagai agen pembelajaran harus berkualifikasi akademik dan kompetensi. sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya dalam penjelasan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran adalah

4 peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Disamping itu juga dapat ditambahkan sebagai pengawas dan evaluator dalam proses pembelajaran siswa. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Untuk kepentingan tersebut perlu dikondisikan lingkungan belajar yang kondusif dan menantang rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif. Untuk mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran yang baik, maka sangat diperlukan sekali sosok guru yang memang benar-benar memiliki keahlian dan kompetensi dalam mengajar. Kompetensi menjadi hal yang sangat penting dan harus dikuasai oleh guru supaya meningkatkan kualitasnya dalam mengajar serta dapat melahirkan peserta didik yang berkualitas dan mampu bersaing serta berpaartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pekerjaan seorang guru tidak hanya sekedar mengajar dengan menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja. Namun seorang guru harus mampu melahirkan ide atau pun gagasan-gagasan kreatif dalam mengelola serta menguasai keadaan kelas dalam proses pembelajaran agar supaya peserta didik tidak bosan dan jenuh ketia menerima materi pelajaran yang akan disampaikan.

5 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial (Depdiknas, 2005 : 24, 90 91). Dan diantara keempat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu : 1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang yang mantap, arif, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. 4. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

6 Keempat kompetensi tersebut, memang sudah sewajarnya sebagai guru yang professional wajib memiliki serta menguasai keempat kompetensi tersebut. Agar proses aktivitas belajar serta minat belajar dari siswa lebih aktif dan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Namun pada kenyatannya hal tersebut belum dikuasai dengan baik dalam hal ini yaitu oleh guru PPKn yang ada di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. Proses pembelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung berjalan dengan lancar, namun kenyataan di lapangan berdasarkan survey serta wawancara yang telah dilakukan dengan siswa yang ada di sekolah tersebut. Siswa merasa kesulitan dalam menerima atau memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Model atau pun metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas masih dominan sering menggunakan metode ceramah serta mencatat materi pelajaran di kelas. Guru bidang studi lebih banyak menjelaskan materi pelajaran dengan ceramah di depan kelas. Sehingga terkadang siswasiswa nya merasa jenuh, bosan, tidak menantang, tidak menarik serta suasana yang tercipta di dalam kelas pasif dikarenakan metode yang digunakan kurang variatif. Selain itu, siswa juga terkendala sulitnya berekomunikasi dengan guru bidang studi seperti ingin menanyakan materi pelajaran yang belum dipahami dikarenakan guru di cap galak dan guru tersebut setelah memberikan materi pelajaran langsung ke kantor tanpa memberikan

7 kesempatan kepada siswa untuk bertanya terlebih dahulu. Mereka mengatakan bahwa guru bidang studi PPKn di sekolah itu, tidak enjoy dalam mengajar. Kemudian guru tersebut juga terlalu tegang serta memiliki sifat yang mudah emosi terhadap siswa-siswa nya. Sehingga hal tersebut mengganggu serta mengurangi konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran tersebut. Akibatnya aktivitas belajar siswa menjadi kurang aktif dan tidak kondusif dikarenakan keadaan atau pun pembawaan dari guru yang mengajar bidang studi PPKn tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada penelitian pendahuluan, diperoleh data pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1: Aktivitas Siswa Saat Sedang Berlangsung Proses Pembelajaran di Kelas VII B No Aktivitas Belajar Jumlah Siswa Kurang Tidak Aktif Aktif Aktif 1 Mengajukan Pertanyaan 3 2 Menjawab Pertanyaan 10 3 Mengemukakan Pendapat 5 4 Menulis dan Mencatat 34 5 Membaca 12 6 Mengerjakan Tugas Rumah 34 7 Latihan dan Praktek 34 Sumber: Observasi di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung Tabel 1 menunjukan aktivitas siswa MTs Muhammadiyah dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran apabila semua atau pun seluruh siswa dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas ikut berpartisipasi aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

8 Sedangkan siswa dikatakan kurang aktif dalam pembelajaran apabila siswa yang berpartisipasi aktif dan antusias dalam kelas kurang dari setengah dari jumlah siswa yang ada. Kemudian siswa dikatakan tidak aktif dalam pembelajaran apabila siswa yang berpartisipasi aktif dan antusias dalam kelas kurang dari 10 orang dari banyaknya jumlah siswa yang ada di dalam kelas. Sejalan dengan fakta atau kenyataan diatas di duga hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa antara lain model pembelajaran tidak efektif, guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berpendapat, siswa merasa takut dan malu jika pendapatnya salah, guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Jika dilihat dari tabel di atas, maka kompetensi atau pembawaaan dari guru sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar yang siswa lakukan saat proses pembelajaran di kelas. Selain berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, keberadaan kompetensi guru yang kurang maksimal juga berdampak pada minat belajar siswa yang rendah. Sebagaimana hasil observasi yang telah dilakukan, siswa tampak tidak bersemangat, males, mengantuk, kurang berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran, serta tidak menghiraukan guru ketika sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.

9 Pembelajaran PPKn merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pembinaan sikap dan lebih mengedepankan keteladanan dalam pembelajarannya. Maka seorang guru PPKn harus menguasai kompetensi sebagai guru. Karena, dalam membelajarkan PPKn tidak cukup memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi lebih kepada pembinaan sikap. Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk lebih mengetahui Bagaimanakah Pengaruh Kompetensi Guru PPKn Terhadap Aktivitas dan Minat Belajar Siswa Dalam Mengikuti Mata Pelajaran PPKn Di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Mengingat aktivitas, minat dan prestasi belajar siswa ditentukan oleh keberhasilan guru dalam memberikan layanan pembelajaran yang maksimal kepada siswa. Maka keberadaan kompetensi mutlak dimiliki oleh seorang guru. Semakin baik dan tinggi kualitas kompetensi yang dimilii oleh seorang guru sangat memungkinkan minat dan aktivitas siswa akan tinggi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

10 1. Kurang maksimalnya kompetensi yang dimiliki guru PPKn dalam mengelola kelas, menggunakan metode pembelajaran yang variatif secara profesional 2. Kompetensi guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran 3. Aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn rendah 4. Siswa kurang tertarik dan berminat untuk mengikuti mata pelajaran PPKn C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah ini hanya pada pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung?

11 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritis mengembangkan konsep, teori, prinsip dan prosedur keilmuan pendidikan khususnya dalam melaksanakan proses pembelajaran PPKn di sekolah yang berkaitan dengan pengaruh kompetensi guru terhadap aktivitas dan minat belajar siswa b. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut ini: 1. Memberikan informasi kepada guru tentang pengaruh kompetensi guru terhadap aktivitas belajar serta minat belajar siswa. Sehingga diharapkan dapat menjadikan sebagai salah satu rujukan dalam menerapkan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran yang lebih variatif di kemudian hari. 2. Sebagai masukan dalam mengembangkan serta meningkatkan mutu mengajar secara profesional

12 3. Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup Ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan, khususnya dalam wilayah kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan upaya pembentukan warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta prilaku kewarganegaraan. 2) Ruang Lingkup Objek Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh kompetensi guru PPKn terhadap aktivitas dan minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran PPKn di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. 3) Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan IX MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. 4) Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di MTs Muhammadiyah Bandar Lampung. 5) Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila. Tanggal 14 oktober 2014.