SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA ATAU SISWI TERBAIK DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II Definisi Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Rici Efrianda ( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. baik. Usaha efektif dan efisiensi mengandung arti bahwa output yang dihasilkan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMK BINA NUSANTARA UNGARAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA RASKIN DI KELURAHAN MUNGKUNG KEC. REJOSO KAB. NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI UNIT DESA MEKAR UNGARAN DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU BERPRESTASI PADA SMK BINA NUSANTARA UNGARAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

Okta Veza Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina 1

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEGAWAI TELADAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Karlina Sri Mardiati 1, Oktafianto 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

SPK Pemilihan Komisaris Lapangan Berprestasi dengan Metode AHP Studi Kasus: KOPDIT CU HATIRONGGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK ABSTRAK

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI NASABAH PEMINJAM DANA DI BRI TEKAD DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Imam Mustakim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN MOTOR JENIS YAMAHA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

Jurnal SISTEMASI, Volume 4, Nomor 3, September 2015 : 54 59

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA ATAU SISWI TERBAIK DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Murti, Dyah Ayu, S.Kom Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : dyahayumurti@yahoo.co.id ABSTRAK Proses pemilihan siswa atau siswi terbaik merupakan proses mendapatkandan menggunakan informasi mengenai siswa atau siswi terbaik di sekolah. Sebuah sekolah harusmengambil keputusan yang tepat mengenai pemilihan siswa atau siswi, bila hal ini dilakukandengan baik dan benar akan menjamin hasil pemilihan yang berkualitas dan dapatdipertanggungjawabkan. Sistem pendukung keputusan berperan dalam membantu pihak sekolah untuk mengambilkeputusan yang tepat.pada penelitian ini telah dibuat sebuah prototype perangkat lunak SistemPendukung Keputusan untuk siswa atau siswi terbaik yang berfungsi membantu pihak sekolah mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Fungsi utama perangkat lunak ini adalah mengolah data-data pemilihan siswa atau siswi terbaikdi sekolah.perangkat lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 2008, dan untuk database menggunakan SQL Server.Dari hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan VisualBasic 2008 sebagai model sistem pendukung keputusan siswa atau siswi terbaik pada SMA Masehi 1 PSAK Semarang dapat membantu pekerjaan sekolah dalam hal memilih siswa atau siswi terbaik melalui proses pembobotan multikriteria dan seleksidengan lebih cepat, cermat dan lebih efektif. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analitycal Hierarchy Process 1. PENDAHULUAN Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem

pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas.sistem pengambilan keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini dikarenakan adanya era globalisasi yang menuntut sebuah perusahaan atau instansi untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah metode Analytichal Hierarchy Process (AHP). Metode Analytical Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan untuk penyelesaian sistem pengambilan keputusan. Analytichal Hierarchy Process (AHP) memberikan kemudahan dengan penilaian kriteria majemuk dengan suatu kerangka berfikir yang komprehensif pertimbangan proses hirarki yang kemudian dilakukan perhitungan bobot untuk masing-masing kriteria dalam menentukan kelayakan pemilihan siswa atau siswi terbaik yang akan menghasilkan laporan prioritas siswa atau siswi terbaik. Untuk itu diperlukan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan. Dalam melakukan pemilihan siswa atau siswi terbaik di SMA Masehi 1 PSAK Semarang terdapat banyak pertimbangan dan kriteria yang ada dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan.dalam penetapan siswa atau siswi terbaik terdapat beberapa kriteria, diantaranya kriteria nilai siswa yang diambildari nilai raport, kriteria sikap siswa selama mingikuti pelajaran, kriteria keaktifan siswa. Output sistem pendukung keputusan pemilihan siswa atau siswi terbaik ini adalah hasil analisis dari data input yang dapat membantu serta memberikan solusi alternatif terhadap pemasalahan pemilihan siswa atau siswi terbaik di SMA Masehi 1 PSAK Semarang. 1.1 Perumusan Masalah Bagaimana merancang hierarki kriteria yang dapat menghasilkan suatu keputusan yang baik dan tepat dalam memilih siswa atau siswi terbaik dengan menerapkan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan dalam memilih siswa atau siswiterbaik di SMA Masehi 1 PSAK Semarang?

1.2 Tujuan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah penerapan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk membantu dalam memecahkan permasalahan pemilihan siswa atau siswi terbaik pada SMA Masehi 1 PSAK Semarang. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem Pendukung Keputuan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Menurut Gorry dan Morton (1971) yang mendefinisikan DSS sebagai Sistemberbasis komputer interaktif, yang membantupara pengambil keputusan untuk menggunakandata dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak terstrutur. Sistem pendukung keputusan merupan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dam pemanipulasi data. Sistem ini digunakan untuk membantu mengambil keputusan dalam sistuasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Ciri utama sekaligus keunggulan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. 2.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Ada berbagi alasan mengapa sistem pendukung keputusan diperlukan, antara lain : a. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dan dengan biaya yang rendah. b. Peningkatan produktifitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan terutama pakar, dapat sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi dapat mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda. c. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses,

makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis resiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar dapat dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. d. Berdaya saing manajemen dan pemberdayaan sumber perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Teknologi pengambil keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. e. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1997), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. 2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan a. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusi dan informasi komputerisasi. b. Sistem Pendukung Keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah. c. Dalam proses pengolahannya, Sistem Pendukung Keputusan kombinasi penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan dat konvensional serta fungsi-fungsi pencari atau intrograsi infromasi. d. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibelitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. 2.4 Definisi SQL Server SQL Server adalah sebuah RDBMS (Relational Database Management System). Sistem RDBMS saat ini paling pupoler digunakan sebagai basis penyimpanan data. Dengan SQL Server perancangan aplikasi database dapat dilakukan

dengan arsitektur client/server, dimana database terdapat pada komputer pusat yang disebut server, dan informasi digunakan bersama-sama oleh beberapa user yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut client. Arsiterktur semacam ini memberikan integritas data yang tinggi, karena semua user bekerja dengan informasi yang sama 2.5 Definisi Microsoft Visual Basic 2008 Visual Basic atau sering disebut VB adalah salah satu bahasa pemograman komputer. Bahasa program adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemograman Visual Basic yng dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1992, merupakan pengembangan dan pendahulunya yaitu bahas pemograman Basic yang dikembangakn era tahun 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu development tools untuk membangun aplikasi dalm lingkungan sistem oprasi windows. Dengan VB bisa memanfaatkan kemampuan windows secara optimal. Visual Basic telah menjadi tool yng terkenal bagi penulis atau developer. 3. METODE PENELITIAN 3.1 ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan pada tahun 1970 oleh Dr.Thomas L. Satty untuk menyediakan pendekatan sistematis untuk menentukan prioritas dan pengambilan keputusan dalam suatu kompleks lingkungan. AHP dirancang untuk mencerminkan cara berpikir orang sebenarnya. Metode ini memungkinkan aspek kuantitatif dan kualitatif keputusan yang akan dipertimbangkan. AH Pmengurangi keputusan yang kompleks menjadi sebuah rangkaian satu-satu pada perbandingan yang kemudian memberikan hasil yang akurat. AHP juga menggunakan skala rasio untuk bobot kriteria danscoring alternatif yang menambahkan untuk pengukuran presisi. Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga lever

terakhir dari alternative. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompokkelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Prosedur dalam menggunakan metode AHP terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki yaitu dengan menentukan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri dari criteria-kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada dan menentukan alternatif-alternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria dibawahnya dan setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-masing. 2. Menetukan prioritas elemen dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Membuat perbandingan berpasangan. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Untuk perbandingan berpasangan digunakan bentuk matriks. Matriks bersifat sederhana, berkedudukan kuat yang menawarkan kerangka untuk memeriksa konsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan membuat semua perbandingan yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk merubah pertimbangan. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level paling atas hirarkiunutk memilih kriteria, misalnya C, kemudian dari level di bawahnya diambil elemen-elemen yang akan dibandingkan,missal A1, A2, A3. C A1 A2 A3 A1 1 A2 1 A3 1 b. Mengisi matrik perbandingan berpasangan. Untuk mengisi matrik perbandingan berpasangan yaitu dengan menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen terhadap elemen lainnya yang dimaksud dalam bentuk skala dari 1 sampai dengan 9. Skala ini mendefinisikan dan menjelaskan nilai 1 sampai 9 untuk pertimbangan dalam perbandingan berpasangan elemen pada setiap level hirarki terhadap suatu

kriteria di level yang lebih tinggi. Apabila suatu elemen dalam metric dan dibandingkan dengan dirinya sendiri, maka diberi nilai 1. Jika i dibanding j mendapatkan nilai tertentu, maka j dibanding I merupakan kebalikannya. Pada table 2 memberikan definisi dan penjelelasan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lainnya. Identitas Keterangan Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya. 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu anggka saja dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikkannya dibandingkan dengan i c. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. - Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. - Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap matriks dan membaginya dengan 3 jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. - Mengukur konsistensi Dalam pembuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada, karena kita tidak ingin keputusan berdasarkan

pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Karena dengan konsistensi yang rendah, pertimbangan akan tampak sebagai sesuatu yang acak dan tidak akurat. Konsistensi penting untuk mendapatkan hasil yang valid dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi pertimbangan dengan rasio konsistensi (consistency ratio). Nilai Konsistensi rasio harus kurang dari 5% untuk matriks 3x3, 9% untuk matriks 4x4 dan 10 % untuk matriks yang lebih besar. Jika lebih dari rasio dari batas tersebut maka nilai perbandingan matriks di lakukan kembali. Langkah-langkah menghitung nilai rasio konsistensi yaitu: i. Mengkalikan nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. ii. Menjumlahkan setiap baris. iii. Hasil dari penjumlahan baris dibagikan dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. iv. Membagi hasil diatas dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut eigen value v. Menghitung indeks konsistensi (consistency index) dengan rumus: CI = (λ max-n)/n Dimana CI : Consistency Index λ max : Eigen Value n : Banyak Elemen vi. Menghitung konsistensi ratio (CR) dengan rumus CR=CI/RC Dimana : CR :Consistency Ratio CI : Consistency Index RC : Random Consistency Matriks random dengan skala penilaian 1 sampai 9 beserta kebalikkannya sebagai random consistency (RC). Berdasarkan perhitungan saaty dengan menggunakan 500 sampel, jika pertimbangan memilih acak dari skala 1/9, 1/8,, 1, 2,, 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk matriks yang berbeda Ukuran Konsistensi acak Matriks (Random Consistency) 1 0,00 2 0,00 3 0,58 4 0,90

5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 3.2 PROSEDUR PEMILIHAN SISWA MENGGUNAKAN MEODE AHP Sistem Pendukung Keputusan pemilihan siswa atau siswi terbaik di SMA Masehi 1 PSAK Semrang digunakan 4 krieria yaitu kriteria nilai siswa, kriteria sikap siswa, dan kriteria keaktifan siswa dalam hal pemilihan siswa atau siswi terbaik. 4.2 Identifikasi Sistem Sistem Pengambilan Keputusan yang akan dibuat berdasarkan pada metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Perhitungan AHP ini digunakan untuk mengetahui siswa atau siswi terbaik di SMA Masehi 1 PSAK Semarang 4.3 Pembahasan Perhitungan AHP Pemberian bobot alternatiif dilakukan dengan cara menyusun matriks bepassangan untuk alternatif-alternatif bagi setiap kriteria. 1. Pembobotan alternatif untuk kriteria nilai siswa 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Nilai siswa IPS 1 IPS 2 Bahasa 1 2 4 6 ½ = 1 2 4 IPS 1 0,50 ¼ = ½ = 1 2 IPS 2 0,25 0,50 1/6 = ¼ = ½ = 1 Bahasa 0,17 0,25 0,50 Jumlah 1,92 3,75 7,5 13 Berdasrkan survey yang telah dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan interview secara langsung dengan pihak sekolah, didapatkan permasalahan yang ditemukan, yaitu

2. Pembobotan alternatif untuk kriteria sikap siswa Sikap siswa IPS 1 IPS 2 Bahasa 1 2 2 5 ½ = 1 2 2 IPS 1 0,50 ½ = ½ = 1 2 IPS 2 0,50 0,50 1/5 = ½ = ½ = 1 Bahasa 0,20 0,50 0,50 Jumlah 2,2 4 5,5 10 3. Pembobotan alternatif untuk kriteria keaktifan siswa Keaktifan siswa IPS 1 IPS 2 Bahasa 1 2 2 6 ½ = 1 2 2 IPS 1 0,50 ½ = ½ = 1 2 IPS 2 0,50 0,50 1/6 = ½ = ½ = 1 Bahasa 0,17 0,50 0,50 Jumlah 2,17 4 5,5 11 4.. Total AHP Siswa Alternatif Nilai Siswa Sikap Siswa Keaktifan siswa 1,01 0,25 0,10 0,51 0,46 0,47 IPS 1 0,27 0,26 0,25 IPS 2 0,14 0,18 0,18 Bahasa 0.07 0,10 0,10 5. Hasil Prioritas Global Siswa Prioritas (dalam persen) 67,7 % IPS 1 36,2 % IPS 2 20,4 % Bahasa 10,6 % Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahawa siswa yang tergolong siswa terbik berasal dari. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirancang dan diimplementasikan pada pihak SMA Masehi 1 PSAK Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dengan diterapkannya aplikasi Sistem Pendukung Keputusan berbasis komputer, diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi pihak SMA Masehi 1 PSAK Semarang dalam mengelola nilai siswa, sehingga mampu menentukan siswa atau siwsi terbaik. 2. Dengan diterapkannya Metode Analitychal Hierarchy Process (AHP) dalam Sistem Pendukung Keputusan pada SMA Masehi 1 PSAK Semarang, ternyata mampu

memberikan kemudahan bagi proses seleksi siswa atau siswi terbaik. Hasil yang didapatkan lebih rinci, karena dapat dilihat prioritas untuk tiap alternative berdasarkan 3 kriteria yaitu kriteria nilai siswa, kriteria sikap siswa, dan kriteria keaktifan siswa. Nilai prioritas total siswa yang tertinggi akan dipilih sebagai siswa terbaik. DAFTAR PUSTAKA Kadarsah Suryadi dan Ali Ramdhani, Sistem Pendukung Keputusan, Bandung: Remaja Rosda Kerja, 2000. Hilyah Magdalena, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik Di Perguruan Tinggi Studi Kasus STMIK ATMA Luhur Pangkalpinang, Jurnal Informatika, ISSN: 2089-9815, Maret 2012. Informatika, ISSN: 131 144Vol.6, No.2, Desember 2010 Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang, Decision Support Systems and Intelligent Systems, Jogjakarta: Andi, 2005. Kusrini, M.Kom, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Jogjakarta: Andi, 2007. Drs. Ario Suryo Kusumo, Microsoft Visual Basic 2008, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004. Jogiyanto, H.M, MBA, Ph.H, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Prakter Aplikasi Bisnis, Jogjakarta: Andi, 2005. Fathansyah, Ir., Basis Data, Bandung: CV Informatika, 2002. Marsani Asfidan Ratna Purnama Sari, Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP Studi Kasus STMIK CIC Cirebon. Jurnal