PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

Keywords: Origin school. Tutoring place. Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Oleh : Reny Antasi A

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1 Karawang

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH BENTUK TES FORMATIF DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA ARAB

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL DENGAN AUDIOVISUAL KELAS X SMA PGRI 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2014/2015 ABSTRACT

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

Indonesian Journal of History Education

Automotive Science and Education Journal

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN STRATEGI THE FIRING LINE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATIPUH. Abstract

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

p-issn: e-issn:

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Yosi Febrianti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERADU DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

OLEH : MUHAMMAD ANDIK SUBRATA NIM.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Pengaruh Metode Discovery

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIBERI UMPAN BALIK BERUPA ANGKA SAJA DENGAN UMPAN BALIK BERUPA ANGKA DISERTAI KOMENTAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SOSIOLOGI PADA KELAS XI IPS SMA SEMEN PADANG

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

0,1006 dan kelas kontrol diperoleh = 0,1577 dengan = 0,1866, maka diterima. Jadi,

PANJANG TES, GAYA KOGNITIF, DAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK PAKET B

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha

matematika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa khususnya 157

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI CEPAT (Studi Eksperimen Siswa SD Swasta Santa Maria Jakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat


PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT INFERIORITAS SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

RIDA BAKTI PRATIWI K

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR YANG DIMEDIASI OLEH FASILITAS BELAJAR

Transkripsi:

PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO Badria, Meyko Panigoro, Agil Bachsoan Jurusan Pendidikan Ekonomi Abstract The Influence of Tests Form and Motivation of Study to The Students Learning Achievement on Social Subject at Class VII in SMP Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Study Program of Economic Education, department of Economic Education, Faculty of Economic and Business, State University Gorontalo. 2013. The result of this research concluds that the hypothesis; (a) Students who followed the essay test has high result test compared with them who follow the multiple choice test is accepted. The result shows the average score of students result that follow essay test (A1) about 22,60 is higher than the average score of students result that follow multiple choice test (A2) about 16,26. (b) between (essay test and multiple choice test) had Fcount = 282,40, while Ftable on significant level α = 0,05 db, the numerator α 1 = 1 db and the denominator nt 4 = 72 has F(0,005)(1,68) = 3,96. Therefore, the result of Fcount>Ftable. (c) Based on the t-test, it shows the tcount for the third hypothesis test about 42,02, while the distribution list has tlist = 2,04. Therefore the tcount is bigger than tlist. Besides, we can see from the average score of group of A1B1 (X = 27) is higher than group of A2B1 (X = 18,47). (d) Based on the test shows the tcount for the fourth hypothesis test about 27,95, while from the distribution list has tlist on α = 0,05 and db = n1 + n2 2 has tlist = 2,04. Therefore, the tcount>tlist. Besides, it can see from the average score of group A2B2 (X = 14,05) is lower than group of A1B2 (X = 18,21). Keywords: learning achievement, learning motivation, test form.

Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam upaya menggali potensi diri. Dalam proses pengembangannya banyak sistem yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Hasil belajar dapat diperoleh dengan mengukur sejauh mana hasil potensi siswa dalam rangka mewujudkan kemandirian belajar serta upaya dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini pun akan mempengaruhi tingkat motivasi belajar setiap siswa pada mata pelajaran yang diikutinya, termasuk pada mata pelajaran IPS. Uno (2010: 23), mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor internal, seperti hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dari pendapat tersebut dapat menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki siswa saja, tetapi hal ini pun akan dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajarnya. Motivasi belajar siswa yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap hasil belajarnya pun akan mendorong siswa untuk berfikir ketika mendapatkan hasil belajar rendah apakah cara belajarnya sudah berjalan dengan efektif dan kondusif, sehingga menjadi bahan evaluasi bagi siswa dalam memotivasi dirinya untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik atau meningkat. namun disisi lain perlu disadari bahwa hasil belajar siswa bukan hanya semata-mata karena hasil dari siswa itu sendiri, terdapat faktor gurulah yang menjadi cerminan apakah selama proses pembelajarannya sudah berupaya semaksiamal mungkin dalam memperbaiki dan mengevaluasi proses pembelajaran dalam memperoleh hasil yang diharapkan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa yang ditunjang dengan motivasi dari guru. Adapun hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes.

Menurut Arikunto (2009: 53), Tes dapat diartikan sebagai alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, evaluasi dalam pembelajaran sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memperoleh informasi hasil pembelajaran yang dicapai dengan penetapan tujuan sebelumnya. Hal ini akan menjadikan motivasi dan usaha guru dalam mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa salah satunya dengan menggunakan instrumen tes yang terdiri dari bentuk tes uraian dan pilihan ganda. Tes bentuk uraian merupakan salah satu bentuk tes buatan yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa dengan memberikan pertanyaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdiri dari menguraikan, menjelaskan, mendeskripsikan maupun mengemukakan pendapat dan atau ide siswa. Sedangkan Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang dapat diskor secara objektif, pemeriksaannya pun bukan hanya bisa dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan oleh mesin. Tes bentuk uraian dan tes pilihan ganda merupakan sarana yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa, sehingga dari kedua hal tersebut akan diperoleh sebuah perbedaan, bahkan komparasi/perbandingan dalam mengetahui tingkat hasil belajar siswa yang lebih efektif dalam penerapanya. Namun dari kedua tes tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari tes bentuk uraian dimana siswa diuji dari segi mental dalam menuangkan ide-ide ke dalam jawaban, mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi, mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri, dan mencegah siswa menjawab secara menebak serta relatif lebih mudah dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan tes bentuk pilihan ganda. Kelemahannya kemungkinan akan terjadi kesubjektivitasan dalam penilaiannya, soal yang disusun kurang bisa mencakup seluruh materi yang diberikan dan bentuk pertanyaan memiliki arti ganda. Sedangkan menurut Arikunto (2009: 125-126), mengemukakan kelebihan tes pilihan ganda, a) memiliki karakter yang fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, b) item tes bentuk pilihan ganda yang

dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan guru dikelas, c) tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi. Kelemahan tes bentuk pilihan ganda dalam mengkonstruksi item tes lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama, dalam mengukur hasil belajar siswa tidak semua guru senang menggunakan tes bentuk pilihan ganda dan kemampuan siswa kurang dapat terukur dalam kecakapan hasil materi pembelajaran dalam pengorganisasiannya. Sering dijumpai siswa yang hasil belajarnya tinggi jika diuji dengan tes bentuk uraian dan rendah hasil belajarnya jika di uji dengan menggunakan tes bentuk pilihan ganda. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pelaksanaan tes sering memberikan dampak terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Dampak ini mungkin saja dapat disebabkan karena adanya perbedaan motivasi dalam proses pembelajaran siswa. Berdasarkan kenyataan di lapangan terdapat siswa yang hasil belajarnya tinggi jika diuji dengan tes bentuk uraian. Hal ini mungkin saja disebabkan karena dalam tes bentuk uraian siswa memiliki waktu untuk berpikir, menggunakan pengkajian mendalam atau karena faktor lain dari pihak siswa itu sendiri, seperti tingkat kemampuan yang dimilikinya karena memang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam perolehan skor pada tes bentuk lainnya. Dalam pembelajaran, sering juga terdapat siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik dengan menggunakan tes bentuk pilihan ganda. Hal ini bisa disebabkan karena adanya jawaban yang singkat dan sudah tersedia, sehingga memudahkan siswa untuk memilih jawaban yang tepat. Capaian hasil belajar yang tinggi pada tes bentuk pilihan ganda dapat saja disebabkan oleh kemampuan dari siswa dalam melakukan tebakan terhadap alternatif jawaban yang tersedia. Para siswa di SMP Negeri 2 Gorontalo, khususnya pada mata pelajaran IPS yang mencakup 4 mata pelajaran yakni Ekonomi, Sosiologi, Sejarah dan Geografi. Para guru mengemukakan adanya sebuah ketidakselarasan antara harapan dan kenyataan terhadap hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena pemberian tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS yang cakupannya begitu luas hanya terbatas dengan pemberian soal maksimal sepuluh nomor saja,

sedangkan jika menggunakan tes pilihan ganda bisa mencapai 50 nomor yang hasil cakupannya luas dan merata. Namun kedua hal tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Mereka mengemukakan pendapat bahwa secara faktual dengan meggunakan tes uraian dapat mencapai kualitas dalam menggali potensi siswa karena mutu soal bentuk tes uraian itu lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan soal berbentuk tes pilihan ganda. Cara mengoreksinya juga mudah, hanya dengan memberikan skor secara global sesuai dengan perkiraan dan hasil yang sewajarnya. Tetapi pada kenyataannya siswa malas belajar, menghafal, menelaah bahkan lebih memilih mencontek jawaban. Jika menggunakan tes bentuk pilihan ganda penilaiannya terlaksana secara objektif tetapi rata-rata hasilnya kurang memuaskan karena siswa yang tidak belajar cenderung asal mengisi atau menebak jawaban. Oleh karena itulah, penulis pun merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hal ini. Harapannya adalah agar para siswa memiliki kesadaran dalam mengoptimalkan hasil belajar baik dengan menggunakan tes bentuk uraian maupun tes pilihan ganda yang ditunjang oleh motivasi guru dan siswa. Masalah ini pun diformulasikan menjadi sebuah judul yaitu, Pengaruh Bentuk Tes dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) yang bertujuan untuk lebih meramalkan kejadian masa depan. Penelitian ini melibatkan 3 variabel, yaitu variabel bebas (x), variabel atribut, dan variabel terikat (y). Rancangan masing-masing variabel memiliki dua taraf, yaitu bentuk tes (A) sebagai variabel bebas perlakuan, yang terdiri dari bentuk tes uraian (A 1 ) dan bentuk pilihan ganda (A 2 ). Selanjutnya, motivasi belajar (B) sebagai variabel atribut, yang terdiri dari motivasi belajar tinggi (B 1 ) dan motivasi belajar rendah (B 2 ). Sedangkan variabel terikat (y) adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar akan dianalisis berdasarkan data motivasi belajar siswa dengan setelah mengurutkan data dari tertinggi sampai terendah pada setiap kelompok perlakuan berdasarkan aturan yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diuraikan disain penelitian dengan menggunakan treatment by level 2x2 seperti tampak pada tabel dibawah ini: Tabel 3: Disain Penelitian Eksperimen Bentuk Tes (A) Uraian (A 1 ) Pilihan Ganda (A 2 ) Motivasi Belajar (B) Tinggi (B 1 ) A 1 B 1 A 2 B 1 Rendah (B 2 ) A 1 B 2 A 2 B 2 Keterangan: A 1 B 1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan mengikuti bentuk tes uraian. A 1 B 2 = Hasil Belajar siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan mengikuti bentuk tes uraian. A 2 B 1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan mengikuti bentuk tes pilihan ganda. A 2 B 2 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan mengikuti bentuk tes pilihan ganda. Hasil dan Pembahasan Dari hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga F hitung = 282,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α = 0,05, db pembilang α 1 = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga F hitung F tabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar sisiwa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan

ganda, diterima secara signifikan. Dengan adanya perbedaan hasil belajar, maka selanjutnya dapat dilihat perbedaan skor hasil belajar siswa di antara kedua perlakuan. Hasil perhitungan menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A 1 ) sebesar 22,60 lebih tinggi dari skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A 2 ) sebesar 16,26. Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama menyatakan: siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo, dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga F hitung = 10640,40. Sedang F tabel pada taraf signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b 1) = 1 db penyebut n t 4 = 72 diperoleh F (0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga F hitung F tabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis ini, maka hipotesis kedua menyatakan: terdapat pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo, dapat diterima.

Memperhatikan hasil pengujian analisis Varians terhadap adanya interaksi yang signifikan antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka untuk membuktikan tentang adanya perbedaan pengaruh dari interaksi kedua variabel tersebut terhadap hasil belajar siswa dilakukan pengujian lanjutan dengan uji kesamaan dua rata-rata (t-test). Pengujian lanjutan dilakukan terhadap dua kelompok sampel berikut: a. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. b. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Hasil prhitungan uji lanjut melalui kedua kelompok untuk subyek yang dibandingkan disajikan pada tabel berikut: Tabel 23: Ringkasan Hasil Perhitungsn Uji-t No Kelompok t hitung t (0,05) Kesimpulan Perbandingan 1 A 1 B 1 dengan A 2 B 1 42,02 2,04 Signifikan 2 A 1 B 2 dengan A 2 B 2 27,95 2,04 Signifikan Dari hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dapat dilihat harga t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 t daftar pada = 2,04, ternyata harga t hitung lebih besar dari t tdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A 1 B 1 (X = 27). lebih tinggi dari kelompok A 2 B 1 (X = 18,47). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat diterima atau teruji secara signifikan. Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa t hitung untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh t daftar pada α = 0,05 dan db = n 1 + n 2 2 diperoleh t daftar = 2,04. Ternyata harga t hitung > t daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A 2 B 2 (X = 14,05). lebih tinggi dari kelompok A 1 B 2 (X = 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo dapat ditolak dan diuji secara signifikan.

Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes dalam bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. 2. Terdapat pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. 3. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam tes bentuk uraian dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai dalam tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. 4. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam tes bentuk uraian dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai dalam tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menganalisa dan dapat menetapkan bentuk tes yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, agar hasil belajar siswa yang diharapkan dapat diukur berdasarkan karakteristik siswa. 2. Dari hasil penelitian ini, secara umum tes bentuk pilihan ganda memberikan hasil belajar yang lebih tinggi bagi siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Namun bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, penggunaan tes bentuk uraian memberikan peluang untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan tes bentuk pilihan ganda. Oleh karena itu kepada guru disarankan agar dalam mengukur motivasi belajar siswa dalam kategori rendah dengan menggunakan tes bentuk uraian dan kategori siswa motivasi tinggi dengan mnggunakan tes bentuk pilihan ganda. Daftar Rujukan Arikunto, Suharisimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Uno, Hamzah. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara