BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMPARASI ESTIMASI RELIABILITAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DITINJAU DARI HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

r P1, r P2,..., r p30 r R1, r R2,..., r R30

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok heterogen. Tes hasil belajar sejarah diberikan pada siswa kelas XI IPS sebagai responden yang terbagi kedalam dua kategori, yaitu, kelompok dengan kategori heterogen dan kelompok dengan kategori homogen. Menurut Sudjud (dalam Arikunto, 2006, hlm. 267) penelitian komparasi memiliki tujuan untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan tentang benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, ide-ide, orang dan kelompok. Pada penelitian komparatif, peneliti membandingkan efek relative dari variabel yang dibandingkan; peneliti membandingkan antara suatu peristiwa atau kasus dengan peristiwa atau kasus lainnya secara langsung (Ragin dan Rubinson, 2009, hlm. 1). Sehingga penelitian komparatif merupakan penelitian yang membandingkan dua variabel penelitian atau lebih, dengan tujuan untuk melihat perbedaan yang terjadi pada variabel-variabel tersebut. Kerlinger (1990, hlm. 49) mengartikan variabel sebagai suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai, lebih lanjut variabel didefinisikan sebagai simbol atau lambang yang padanya kita lekatkan bilangan atau nilai. Sedangkan Ali (2011, hlm. 69) mendefinisikan variabel sebagai segala sesuatu yang ada dan keberadaannya memiliki lebih dari satu label atau lebih dari satu nilai. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya akibat, sedangkan variabel terikat adalah akibat dari adanya sebab. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variansi skor yang dihasilkan oleh kedua kelompok responden penelitian yaitu kelompok homogen dengan kelompok heterogen

Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah koefisien reliabilitas tes hasil belajar sejarah yang diberikan pada kedua kelompok yang dibandingkan. B. RESPONDEN PENELITIAN Berdasarkan desain penelitian, terdapat dua kelompok responden yang akan dibandingkan dalam penelitian ini, yaitu responden dengan kategori kelompok homogen dan kelompok kategori heterogen. Responden kelompok homogen merupakan siswa kelas XI IPS yang diambil dari SMA Unggulan yaitu SMA Negeri 1 Palembang, SMA Negeri 5 Palembang dan SMA Negeri 6 Palembang sebanyak 200 orang. Sedangkan responden kelompok heterogen adalah siswa kelas XI IPS dari SMA Reguler yaitu SMA Negeri 10 Palembang dan SMA Negeri 15 Palembang sebanyak 200 orang. Sifat heterogen dan homogen kelompok responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pada nilai passing grade sekolah yang terpilih menjadi kelompok responden. Siswa pada SMA unggulan dengan passing grade 75 memiliki rentangan variasi nilai kecil dibandingkan dengan SMA Reguler, sehingga diasumsikan memiliki skor yang lebih homogen. Sedangkan SMA Reguler dengan passing grade <75 yang memiliki rentang variansi nilai yang besar, sehingga diasumsikan memiliki skor yang lebih heterogen. C. POPULASI DAN SAMPEL Populasi pada penelitian ini adalah data skor tes hasil belajar sejarah yang dikenai pada kedua kelompok responden, sehingga diperoleh skor tes hasil belajar sejarah sebanyak 400 buah, yang terdiri dari 200 skor yang diperoleh dari kelompok homogen dan 200 skor yang diperoleh dari kelompok heterogen. Sampel pada penelitian ini adalah skor yang diambil dari populasi skor tes hasil belajar sejarah yang dikenai pada responden kemudian dihitung koefisien reliabilitasnya. Sampel penelitian diambil dengan dengan menggunakan teknik penarikan sampel dengan pengembalian atau sampling with replacement.

Sampling with replacement adalah cara pengambilan sampel dengan jumlah tertentu dan dikembalikan lagi ke populasi semula untuk mendapatkan peluang yang sama (Busnawir, 2006, hlm. 26). Pengambilan sampel dengan metode ini kemungkinan setiap anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel adalah 1/N, tanpa memperhatikan berapa kali suatu subjek dalam populasi terpilih menjadi anggota sampel, sehingga ketelitian yang dimiliki oleh sampel menjadi lebih tinggi untuk mengestimasi parameter dibandingkan dengan teknik pengambilan sampel tanpa pengembalian. Berdasarkan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah sebayak 133 sampel dari masing-masing kelompok homogen dan heterogen. dibawah ini merupakan rumus Slovin yang digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah sampel: n = (3.1) Keterangan: n : banyaknya skor subjek penelitian (sampel ) N : banyak populasi data skor penelitian (200 skor responden) : taraf signifikansi yang digunakan ( α = 0,05) kemudian sampel skor yang telah diambil dikembalikan lagi ke dalam populasi skor. Pengambilan masing-masing sampel akan diambil sebanyak 30 kali sehingga diperoleh data sebanyak 30 (n=30) hal ini didasarkan kepada pendapat Roscoe (1992, hlm. 253) dalam Sugiyono (2013, hlm: 12) yang menyatakan bahwa bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. Skor sampel dari 30 kali penarikan sampel ini kemudian dihitung koefisien reliabilitasnya. Sehingga diperoleh distribusi data koefisien reliabilitas sebanyak 60 buah koefisien reliabilitas. Sehingga sampel terdiri dari masing-masing 30 data koefisien reliabilitas yang berasal dari kelompok homogen dan 30 data koefisien reliabilitas yang berasal dari kelompok heterogen.

D. DEFINISI OPERASIONAL Merujuk pada teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, dan untuk menghindari kesalahan persepsi dari variabel-variabel yang diteliti ini, peneliti merangkum definisi oprasional pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Homogenitas merupakan kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah kelompok, homogenitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok responden yang memiliki varian skor yang kecil. 2. Heterogenitas adalah keragaman karakteristik yang dimiliki oleh sebuah kelompok, heterogen yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu skor yang dihasilkan oleh kelompok responden yang memiliki varians skor yang besar. 3. Reliabilitas diartikan sebagai stabilitas dan konsistensi dari skor yang dihasilkan melalui tes hasil belajar sejarah. Ukuran reliabilitas ini didasarkan pada besaran koefisien reliabilitas yang diperoleh setelah tes hasil belajar diberikan masing-masing pada kelompok homogen dan kelompok heterogen, untuk kemudian dilihat perbedaan yang terjadi diantara kedua kelompok. E. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar sejarah. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan pengkonstruksian tes hasil belajar sejarah yang disusun oleh penulis sendiri. Adapun prosedur dalam pembuatan instrument penelitian ini yaitu: 1. Membuat Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Sejarah dan Menuliskan Butir Soal Tes hasil belajar sejarah ini berbentuk tes objektif pilihan ganda, dengan materi Perkembangan Kehidupan Bangsa Indonesia pada Masa Pendudukan Militer Jepang. Banyaknya butir soal yang dipersiapkan sebelum dilakukan validasi isi dan ujicoba lapangan berjumlah 50 butir soal. Penskoran menggunakan skala dikotomus, yaitu skor 1 (satu) untuk setiap jawaban benar dan

0 (nol) untuk setiap jawaban salah. Pemilihan tes hasil belajar sebagai alat pengumpul data dilakukan dengan pertimbangan bahwa tes hasil belajar merupakan pengukuran yang paling valid, reliabel dan berguna bagi peneliti dibidang pendidikan (Borg dan Gall, 1989. Hlm. 302). Sedangkan Pemilihan tes berbentuk objektif pilihan ganda sebagai instrument penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa saat ini penggunaan tes objektif lebih banyak digunakan pada tes-tes yang dalam dunia pendidikan yang hasilnya digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya, seperti Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah, atau pun ujian penerimaan siswa atau mahasiswa baru, karena dinilai lebih praktis dalam melakukan penskoran dan sampel pengetahuan yang dapat diambil lebih luas serta kualitas item dapat dianalisis secara empirik. Selain itu koefisien reliabilitas dari tes objektif relative lebih tinggi dibandingkan dengan tes bentuk lain seperti tes bentuk esai. Kawasan ukur kognitif yang diukur dalam instrument ini mencakup ranah kemampuan (C1), pemahaman (C2) dan kemampuan menganalisis (C4). Kisi-kisi instrument tes hasil belajar dan butir soal yang dikonstruksi dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 1 dan lampiran A halaman 4. 2. Melakukan analisis validitas isi. Untuk memperoleh butir soal dengan kualitas baik maka selanjutnya dilakukan proses validasi isi atau content validity yang dilakukan oleh ahli. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur (Azwar, 2011, hlm. 175). Pengujian validitas isi dilakukan oleh ahli sebanyak 5 orang, yaitu 2 (dua) orang guru Sejarah SMA, dan 3 (tiga) orang dosen pendidikan sejarah. (Data Validator Instrumen tercantum pada lampiran A halaman 12). Pengujian validitas isi menggunakan perhitungan persentase pada pernyataan cocok terhadap indikator soal berdasarkan penilaian ahli. Butir akan dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50%. Perhitungannya dapat dilakukan melalui rumus (Susetyo, 2011, hlm. 92):

Persentase = x 100% (3.2) Keterangan: f : frekuensi cocok menurut penilai f : Jumlah penilai Berdasarkan rumus diatas, kemudian dilakukan perhitungan validitas isi berdasarkan nilai kecocokan yang telah diberikan oleh panel ahli pada lembar validasi yang telah disediakan sebelumnya oleh penulis (Lampiran A, halaman 13). Berdasarkan hasil perhitungan validasi isi kecocokan indikator dengan butir soal, dengan menggunakan persentase, diperoleh hasil ke-50 butir soal memiliki nilai persentase diatas 50% yang berarti ke-50 butir soal dinyatakan valid (Hasil perhitungan prosentase validitas isi dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 29). Catatan yang telah diberikan pada lembar judgement ahli oleh validator dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan terhadap butir soal. Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan catatan dan saran yang diberikan, kemudian validator diminta untuk melakukan penilaian kembali pada instrument penelitian. Sehingga diperoleh seperangkat tes hasil belajar sejarah yang siap untuk diuji cobakan ke lapangan (Tabel rincian catatan dan saran dari validator dilampirkan pada lampiran A halaman 31). 3. Melakukan uji coba dan menganalisis hasil ujicoba lapangan yaitu pengujian tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas. Perangkat tes hasil belajar yang telah divalidasi oleh panel ahli kemudian dilakukan uji coba atau field test. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas tes hasil belajar yang telah dibuat sebelumnya. Uji coba dilakukan pada siswa kelas XI IPS di SMA Srijayanegara Palembang Siswa yang terdiri dari 50 siswa. Setelah dilakukan ujicoba lapangan kemudian dilakukan analisis kualitas dari tes tersebut untuk digunakan menjadi instrument pada penelitian ini

(Perangkat butir soal yang telah diperbaiki berdasarkan hasil validasi isi oleh ahli dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 55). a. Menganalisis Tingkat Kesukaran Butir Soal. Setelah dilakukan ujicoba lapangan, tahapan selanjutnya adalah pemberian skor terhadap jawaban siswa peserta ujicoba (Rincian skor siswa dapat dilihat pada bagian lampiran B halaman 64). Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan formula berikut ini (Susetyo: 2011, hlm. 155): (3.3) Keterangan: : Peserta yang menjawab benar : Taraf kesukaran butir M : Jumlah peserta Perhitungan tingkat kesukaran butir ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Anates 4.0.9. dan diperoleh hasil sebgai berikut yaitu: butir soal nomor 1 dan 28 memiliki kategori sangat mudah, butir soal nomor 3, 21, 25 dan 39 memiliki kategori mudah, butir soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49 dan 50 memiliki kategori sedang, sedangkan butir soal nomor 10, 12, 24, 26, 27, 32, 35 dan 45 memiliki kategori sukar. Merujuk pada pendapat Borg dan Gall (1989, hlm. 303) yaitu pada pengukuran prestasi, jika tes terlalu mudah akan menghasilkan skor yang mendekati skor maksimal, sehingga tidak dapat merefleksikan gains tiap siswa dan tidak dapat indikasi akurat tentang level prestasi siswa, maka butir soal yang berkategori sangat mudah tidak dimasukkan kedalam instrument penelitian, sedangkan butir soal yang berkategori sedang dan sukar akan dipilih dengan

mempertimbangkan daya beda butir soal tersebut. Hasil analisis tingkat kesukaran ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada bagian lampiran B halaman 71. b. Menganalisis Daya Beda Butir Soal Selanjutnya dilakukan perhitungan daya beda butir soal, analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sebuah butir soal dapat membedakan antara siswa dengan kemampuan tinggi dan kemampuan rendah, jika nilai daya beda yang dimiliki oleh butir soal tersebut tinggi maka, butir soal tersebut memiliki kualitas yang baik. Perhitungan daya beda butir soal ini dilakukan dengan menggunakan formula (Azwar, 2011, hlm. 138) : D = - (3.4) Keterangan: : Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok tinggi : Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi : Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok rendah : Banyaknya penjawab dari kelompok rendah Syarat bahwa tes hasil belajar yang baik adalah tes yang mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan yang rendah. Menurut Thorndike et.al, (1991, dalam Azwar, 2011, hlm. 139) Dalam seleksi aitem, setiap aitem yang memiliki indeks d lebih besar daripada 0.50 dapat langsung dianggap sebagai aitem yang berdaya diskriminasi baik, aitem yang memiliki indeks d kurang dari 0.20 dapat langsung dibuang. Berdasarkan hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan dengan bantuan program anates 4.0.9, terdapat 42 butir soal bernilai diatas 0.20 atau 20% dan delapan butir soal yang memiliki nilai dibawah 0.20 atau 20%. Kedelapan butir soal ini tidak

dimasukkan kedalam perangkat instrument yang akan dijadikan instrument penelitian, sedangkan butir butir yang dimasukkan kedalam instrument penelitian dipilih sebanyak 35 butir soal yang memiliki nilai d tertinggi. (Rekapitulasi hasil analisis daya beda pada instrument penelitian ini dapat dilihat di bagian lampiran B halaman 72). c. Menghitung Reliabilitas Tes Instrumen tes yang diujicobakan dihitung nilai reliabilitasnya, perhitungan reliabilitas merupakan salah satu syarat dari tes yang baik. Reliabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik (Supranata, 2009, hlm. 86). Nilai reliabilitas yang tinggi menggambarkan tentang konsistensi dan stabilitas skor pengukuran yang dihasilkan melalui tes tersebut, sehingga para penyusun dan pengguna tes berusaha untuk memperoleh nilai koefisien reliabilitas yang tinggi. Wells dan Wollack (2003, dalam Azwar, 2012, hlm. 98) mengemukaan untuk tes yang digunakan di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien reliabilitas 0.70 atau lebih. Berdasarkan pendapat ini, harga minimal dari koefisien reliabilitas tes yang diharapkan pada penelitian ini 0.70. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan formula Kudher- Richardson-20 atau KR-20 (Susetyo, 2011, hlm. 116): = (3.5) Keterangan: p = Proporsi jawaban benar q = Proporsi jawaban salah k = Jumlah butir tes = Jumlah perkalian jawaban benar dengan salah ρkr20 = Koefisien reliabilitas = Varian skor

Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan anates 4.0.9. dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.87, dengan nilai rata-rata sebesar 24.48 dan simpangan baku sebesar 8.20. Dari hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang diperoleh, perangkat tes dinilai cukup reliabel untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Perhitungan reliabilitas tes hasil belajar sejarah sebagai instrumen penelitian ini dapat dilihat pada bagian Lampiran B halaman 71. d. Pemilihan Butir Soal yang akan Dijadikan Instrument Penelitian. Setelah dilakukan analisis butir soal pada perangkat tes hasil belajar yang telah dikontruksi oleh penulis sebelumnya, dipilih butir butir soal yang berkualitas baik berdasarkan hasil ujicoba di lapangan, dengan mempertimbangkan daya beda butir soal yang memadai yaitu sebanyak 35 butir soal Pemilihan 35 butir soal ini juga didasarkan pada pertimbangan terbatasnya waktu yang tersedia dalam kelas pada saat pengerjaan soal (Lampiran B halaman 72). F. PROSEDUR PENELITIAN Setelah dilakukan pembuatan Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar sejarah, pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes hasil belajar sejarah yang telah dipersiapkan dan diujicobakan sebelumnya kepada kedua kelompok yang diteliti yaitu kelompok homogen dan kelompok heterogen, kemudian dilakukan skoring tes hasil belajar dengan skala dikotomus. Selanjutnya diambil sampel skor dari populasi skor sebanyak 133 skor responden secara acak sederhana atau simple random sampling) dari masingmasing kelompok lalu dihitung koefisien reliabilitasnya. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan persamaan (Susetyo, 2011, hlm. 116): = (3.6)

Keterangan: p = Proporsi jawaban benar q = Proporsi jawaban salah k = Jumlah butir tes = Jumlah perkalian jawaban benar dengan salah ρkr20 = Koefisien reliabilitas = Varian skor Perhitungan reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan bantuan program anates 4.0.9 terhadap 133 skor yang menjadi sampel penelitian. Kemudian dilakukan pengembalian sampel kepada populasinya. Lalu dilakukan penarikan sampel kembali sebanyak 133 skor dan dihitung koefisien reliabilitasnya. Pengulangan penarikan sampel ini dilakukan sebanyak 30 kali, sehingga diperoleh distribusi data koefisien reliabilitas sejumlah masing-masing 30 data dari kelompok homogen dan kelompok heterogen untuk kemudian diuji perbedaannya, hal ini berfungsi untuk melihat apakah terdapat perbedaan diantara kedua kelompok. Berikut ini adalah alur penelitian dan pengumpulan data yang akan dilakukan: Mengkonstruksi Kisi-kisi soal dan Menulis butir soal Validasi isi oleh ahli Ujicoba Lapangan Perbaikan Butir soal Analisis kualitas butir soal Tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas tes Butir soal yang valid dan reliabel

Gambar 3.1. Alur Penelitian dan Pengumpulan Data G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Pengujian Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dilakukan untuk menentukan model analisis statistik yang akan digunakan dalam penelitian yaitu, model statistik parametrik atau model statistik non-parametrik. uji persyaratan ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas Koefisien Reliabilitas Tes Hasil Belajar Sejarah pada Kelompok Homogen dan Kelompok Heterogen. Pengujian normalitas terhadap koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh kelompok homogen dan kelompok heterogen ini menggunakan uji Kormogolov- Smirnov dengan bantuan program SPSS 18 pada taraf signifikansi 5%, dengan hipotesis sebagai berikut: : Data koefisien reliabilitas tes berasal dari populasi yang terdistribusi normal : Data koefisien reliabilitas tes tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal Kriteria pengujian: Jika Nilai p-value 0.05 maka Diterima Jika Nilai p-value < 0.05 maka Ditolak Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan bantuan program SPSS 18.00 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.1. Hasil Uji Normalitas (Kormogolov-Smirnov) Koefisien Reliabilitas Reliabilitas Kelompok Homogen dan Kelompok Heterogen N Taraf Signifikansi P-Value Kelompok Homogen 30 0.05 0.001 Kelompok Heterogen 30 0.05 0.002 Kesimpulan Data Data Tidak Terdistribusi Normal Data Tidak Terdistribusi Normal Dari tabel hasil pengujian normalitas diatas, diperoleh p-value sebesar 0.001 untuk kelompok homogen, dan p-value sebesar 0.002 untuk kelompok heterogen. Berdasarkan kriteria pengujian, diketahui bahwa p-value < dari α (0.05) atau 0.001 < 0.05 untuk kelompok homogen dan 0.002 < 0.05 untuk kelompok heterogen, sehingga ditolak, dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa data

koefisien reliabilitas kedua kelompok yaitu kelompok homogen dan kelompok heterogen tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Koefisien Reliabilitas Tes Hasil Belajar Sejarah pada Kelompok Homogen dan Kelompok Heterogen Pengujian Homogenitas varians dilakukan dengan uji-levene dengan bantuan program SPSS 18.00 pada taraf signifikansi 5%, dengan hipotesis sebagai berikut: : Data berasal dari varians yang homogen : Data tidak berasal dari varians yang homogen Kriteria Pengujian: Jika Nilai p-value 0.05 maka Jika Nilai p-value < 0.05 maka Diterima Ditolak Berdasarkan hasil pengujian homogenitas varian dengan bantuan program SPSS 18.00 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.2. Hasil Uji Homogenitas Varians Koefisien Reliabilitas Kelompok Reliabilitas Kelompok Homogen Kelompok Heterogen N 30 30 Homogen dan Kelompok Heterogen Taraf Signifikansi Levene Statistik P-Value Kesimpulan Data 0.05 3.281 0.075 Homogen Dari hasil pengujian homogenitas varians diatas, diperoleh p-value sebesar 0.075, yang berarti nilai p-value > dari α (0.05) atau 0.075 > 0.05, sehingga diterima, dengan kata lain data koefisien reliabilitas ini berasal dari varians yang homogen. 2. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis model statistik yang dilakukan sebelumnya, yaitu data koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh

kelompok homogen dan heterogen tidak terdistribusi normal, artinya terdapat salah satu asumsi pra-analisis untuk model statistik parametrik yang tidak terpenuhi, maka pengujian hipotesis akan menggunakan model statistik nonparametrik yaitu uji-u Mann-Withney. Corder dan Foreman (2009, hlm. 57) mengemukakan tentang pengertian uji-u mann withney yaitu The Mann- Witheney U-test is a nonparametric statistical procedure for comparing two samples that are independent, or not related. Model statistik non-parametrik. uji- U ini merupakan pengganti dari uji-t jika asumsi asumsi yang harus dipenuhi pada uji-t tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Uyanto, 2009: 322) : Keterangan: : Nilai tengah reliabilitas skor dari kelompok heterogen : Nilai tengah reliabilitas skor dari kelompok homogen Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 18.00 pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunkan kriteria sebagai berikut seperti yang diungkapkan oleh Uyanto (2009, hlm. 322 ) yaitu dengan uji-u-mann Withney dengan taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan kriteria sebagai berikut: diterima jika p-value α ditolak jika p-value < α Setelah analisis data dilakukan dengan program SPSS18.00 hasil yang diperoleh akan dianalisis dan ditarik kesimpulan tentang perbedaan rata-rata koefisien reliabilitas yang dihasilkan oleh kedua kelompok.