PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI PENYEDIA JASA PENGIRIMAN YANG DILAKUKAN PT. CITRA VAN

PROSES PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP KERUSAKAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN MELALUI UDARA DI BANDARA NGURAH RAI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN PERJANJIAN JUAL BELI. konsumen. Kebanyakan dari kasus-kasus yang ada saat ini, konsumen merupakan

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PROVIDER DALAM HAL TERJADI KECELAKAAN YANG MENIMPA PELAKU OLAHRAGA KEDIRGANTARAAN MICROLIGHT/AUTOGYRO

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Keselamatan dan Keamanan Barang Dalam Kapal

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENGANGKUTAN TERNAKMELALUI KAPAL LAUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan

UPAYA PENYELESAIAN DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG YANG DILAKUKAN OLEH UD JAYA KACA DENPASAR

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

PERTANGGUNGJAWABAN PT

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH OLEH ORANG ASING BERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE)

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN APABILA TERJADI KECELAKAAN AKIBAT PILOT MEMAKAI OBAT TERLARANG

Oleh Putu Lingga Mahasaskara Suarta ** Marwanto *** A.A. Sri Indrawati **** Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB HUKUM OPERATOR TELEPON SELULER BAGI PENGGUNA LAYANAN JASA TELEKOMUNIKASI DALAM HAL PEMOTONGAN PULSA SECARA SEPIHAK DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pengangkutan dapat dilakukan melalui darat, laut

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA

TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR

Oleh: Rantika Andreani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

TANGGUNG JAWAB KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAS HILANGNYA SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG TELAH DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

TANGGUNG JAWAB PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERHENTIKAN DENGAN TIDAK HORMAT TERKAIT DENGAN KREDIT YANG DIPEROLEHNYA PADA PT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN JASA PENGIRIMAN BARANG MELALUI LAUT. Andriyanto Adhi Nugroho ABSTRACT

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TERHADAP AKTA YANG MENGANDUNG CACAT HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

Oleh : I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Paramita Desak Putu Dewi Kasih. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh : Gusti Ketut Alfionita** I Made Udiana*** A.A. Sagung Wiratni Darmadi**** Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JASA PENGIRIMAN BARANG MENURUT KUH PERDATA DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJASAMA SEKOLAH DASAR NOMOR 3 PENATIH DENGAN PT.PRIMAGAMA DENPASAR MEGA KARLINA NPM.

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TRANSPORTASI LAUT TERHADAP PENUMPANG DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (PELAKU USAHA) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH LABA PURA LUHUR ULUWATU

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PENGIRIMAN SURAT DAN BARANG PADA IDA S POSTAL AGENT CABANG KEROBOKAN

AKIBAT HUKUM OVERMACHT DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA SEPEDA MOTOR (MOTOR BIKE RENT) OLEH PENYEWA WARGA NEGARA ASING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH AREA BALI SELATAN

Transkripsi:

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR Oleh: I Gusti Agung Lina Verawati Ngakan Ketut Dunia A.A Ketut Sukranatha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This paper to know about the implementation of the standard contract agreements transport through land transportation at PT Arviera Denpasar. That the problems occurred in the transport, haulage companies use standard contract in performing the transportation agreement, so that the sender can only accept the agreement without the opportunity to negotiate an agreement on the content. From the use of this standard contract, if problems arise in the implementation of the transport of things happen that could harm service users (the sender), whereas the presence of the standard contract of the shipper s rights would have been limited by a clause in the standard contract made by the carrier. This study, using empirical legal research is descriptive. This paper presented a study that the implementation of the standard contract carriage agreement was not implemented in accordance with the laws and regulation applicable in the case of transport service users (sender) who have been harmed as a result of the implementation of the transport, because the carrier has limited responsibilities in the standard contract. Keywords : standard agreement, land transport Abstrak Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan melalui perusahaan angkutan darat pada PT Arviera Denpasar. Permasalahan `yang terjadi bahwa dalam pengangkutan perusahaan pengangkutan menggunakan perjanjian baku dalam melakukan perjanjian pengangkutan, sehingga pengirim hanya bisa menerima perjanjian tersebut tanpa adanya kesempatan untuk bernegosiasi mengenai isi perjanjian. Dari penggunaan perjanjian baku ini, timbul masalah apabila dalam pelaksanaan pengangkutan itu terjadi hal yang dapat merugikan pihak pengguna jasa (pengirim), sedangkan dengan adanya perjanjian baku tersebut hak- hak dari pihak pengirim tentu sudah dibatasi oleh klausula-klausula dalam perjanjian baku yang di buat oleh pihak pengangkut. Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Tulisan ini menghasilkan penelitian bahwa pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan ternyata tidak diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal pihak pengguna jasa (pengirim) yang telah dirugikan akibat dari pelaksanaan pengangkutan karena pihak pengangkut telah membatasi tanggung jawabnya dalam perjanjian baku tersebut. Kata Kunci : Perjanjian Baku, Pengangkutan Darat 1

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan pengangkutan memegang peranan penting dalam menyediakan sarana pengangkutan sebagai sarana pokok penunjang dalam meningkatkan ekonomi dan perdagangan. PT Arviera Denpasar adalah salah satu perusahaan angkutan darat yang bergerak di bidang pengangkutan barang. Dalam hubungan antara perusahaan pengangkutan sebagai pihak pengangkut dengan pihak yang akan mengirimkan barang muncullah suatu perjanjian pengangkutan. Perjanjian pengangkutan yaitu suatu perjanjian timbal balik dimana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk menjalankan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat sedangkan pihak lainnya berkeharusan untuk menunaikan pembayaran biaya untuk pengangkutan tersebut 1. Dalam praktek kita akan menemukan salah satu bentuk perjanjian yang dibuat secara baku. Perjanjian baku digunakan juga dalam perjanjian pengangkutan. Pelaksanaan perjanjian pengangkutan ini tidak sesuai dengan asas kebebasan berkontrak karena pihak pengangkut telah menyiapkan terlebih dahulu klausula-klausula dalam perjanjian sehingga pihak pengirim hanya bisa menerima tanpa mempunyai kebebasan untuk bernegosiasi mengubah klausula-klausula yang sudah dibuat oleh pihak pengangkut. Dengan adanya perjanjian tersebut, maka pihak pengangkut dan pihak pengirim mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya. Kewajiban pihak pengangkut adalah menyelenggarakan pengangkutan barang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim adalah membayar biaya pengangkutan. Apabila pengangkut melakukan kesalahan sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak pengirim maka pihak pengangkut bertanggung jawab untuk membayar ganti kerugian 2. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (selanjutnya disingkat UU No 22 Tahun 2009) Pasal 188 menegaskan bahwa pengusaha angkutan umum wajib mengganti kerugian yang diderita oleh h.76. 1 R.Soekardono, 1986, Hukum Dagang Indonesia, CV Rajawali, Jakarta, h. 8. 2 Abdulkadir Muhammad, 1998, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung. 2

penumpang atau pengirim barang karena kelalaiannya dalam melaksanakan pelayanan angkutan. Pada kenyataannya, masih ada pihak pengangkut yang melakukan pembatasan tanggung jawab dalam pemberian ganti rugi kepada pengirim jika timbul kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengangkut dan hal tersebut dituangkan dalam perjanjian baku yang dibuat pihak pengangkut. Perusahaan PT Arviera terindikasi melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang sejauh mana pertanggungjawaban PT Arviera kepada pihak pengirim barang terkait dengan penggunaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan. 1.2. TUJUAN PENELITIAN Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan barang melalui perusahaan angkutan darat pada PT Arviera. II. ISI 2.1. METODE PENELITIAN Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah penelitian hukum yang bersifat empiris. Penelitian empiris adalah adanya kesenjangan antara keadaan teoritis dan fakta yang ada. Hukum disini dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata yaitu ius operatum (law as what is in society) 3. 2.2. PEMBAHASAN 2.2.1. Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Pada PT Arviera Denpasar Menurut penjelasan Ibu Anik, pimpinan perusahaan PT Arviera menyatakan proses pelaksanaan perjanjian baku dalam kegiatan pengiriman barang diawali dari penyerahan barang yang akan dikirimkan oleh pengirim kepada pengangkut. Pengangkut menanyakan isi barang kiriman tersebut kepada pengirim dan pernyataan pengirim tentang isi barang yang akan dikirim harus sesuai dengan isi sebenarnya dan dinyatakan secara tertulis dalam surat muatan. Selanjutnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat nyata barang yang akan dijadikan dasar perhitungan untuk menentukan besarnya biaya pengangkutan yang dikenakan. PT Arviera mempunyai 3 Bambang Sunggono, 2007, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h.103. 3

standar sendiri dalam penghitungan biaya pengangkutan dengan melihat besar atau kecil barang yang akan diangkut. Jika dinilai ukuran barang kiriman kecil, biaya pengangkutannya juga kecil tetapi jika dinilai barang kiriman berukuran besar maka besarnya biaya pengangkutan akan disesuaikan. Minimum pengenaan biaya pengangkutan dimulai dari Rp 20.000 per colli/kg. Tahap selanjutnya adalah menentukan tempat tujuan dan akan dilakukan pencatatan ke dalam surat muatan. Di dalam pencatatan ke dalam surat muatan, pengirim dianggap telah menyetujui klausulaklausula baku yang telah ditetapkan oleh pihak PT Arviera, sehingga pengirim dianggap telah terikat oleh perjanjian baku yang telah ia setujui. Pengirim boleh membayar lunas biaya pengangkutan tetapi juga boleh membebankan biaya pengangkutan tersebut kepada penerima. Jika biaya pengangkutan di bayar lunas oleh pengirim, satu helai akan diberikan kepada pengirim sebagai tanda bahwa dia telah membayar lunas biaya pengangkutannya, sedangkan jika yang membayar biaya pengangkutan adalah penerima maka akan diserahkan kepada penerima untuk melunasi biaya pengangkutannya. Setelah barang kiriman diterima pengangkut, maka tahap terakhir adalah kewajiban pengangkut untuk melakukan pengangkutan terhadap barang tersebut.(wawancara tanggal 06 september 2014) 2.2.2. Tanggung Jawab PT Arviera Jika Timbul Kerugian Pada Pengirim Barang Terkait Dengan Penggunaan Perjanjian Baku Dalam kasus pelanggaran hak konsumen, diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang harus bertanggung jawab dan seberapa tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait 4. Secara umum prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Tanggung jawab atas dasar kesalahan (the based on fault atau liability based on fault) b. Prinsip praduga bertanggung jawab (presumption of liability principle). c. Prinsip praduga tidak selalu bertanggung jawab (presumption of nonliability). d. Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability). e. Prinsip tanggung jawab terbatas (limitation of liability) 5. Jakarta, h.93 4 Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, h.72. 5 Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Ed 1.Cet 1, Sinar Grafika, 4

Menurut penjelasan Bapak Arifin pimpinan perusahaan PT Arviera menyatakan PT Arviera bertanggung jawab atas setiap kerugian yang diderita pengirim yang ditimbulkan sebagai akibat dari kesalahan atau kelalaian dari pihak pengangkut. Namun, PT Arviera menolak untuk bertanggung jawab apabila kerugian yang terjadi timbul dari keadaan memaksa dan pengirim tidak memberitahukan secara jujur isi dari barang yang dikirim.(wawancara tanggal 20 september 2014). Dari beberapa prinsip-prinsip tanggungjawab yang ada, maka PT Arviera menganut prinsip pertanggungjawaban presumption of liability yaitu PT Arviera dianggap selalu bertanggungjawab atas setiap kerugian yang diderita oleh pengirim barang, kecuali jika PT Arviera dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Dalam perjanjian baku yang dibuatnya, PT Arviera mencantumkan klausula tentang ganti rugi sebesar 10 kali dari biaya pengangkutan dan apabila kerugian yang terjadi bukan karena perbuatan wanprestasi (kesalahan) pengangkut melainkan kerugian tersebut terjadi karena adanya keadaan memaksa ( overmacht atau force majure) pengangkut dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi (tertera dalam surat muatan). Penggantian besarnya kerugian dari perjanjian baku yang dibuat oleh PT Arviera sangat merugikan pihak pengirim. Ini tidak sesuai dengan UU No 22 Tahun 2009 Pasal 193 ayat 2 yang menyatakan kerugian yang dimaksud harus dihitung berdasarkan kerugian yang nyata-nyata dialami. Dan hal tersebut juga tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda Pasal 24 yang mengatur bahwa ganti rugi itu harus dihitung berdasarkan kerugian yang nyata-nyata di derita/dialami oleh pengirim. Ini memberikan kesan bahwa perusahaan PT Arviera memiliki itikad yang tidak baik dalam berkontrak. Hal ini bertentangan juga dengan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. III. KESIMPULAN Dalam pelaksanaan perjanjian baku dalam perjanjian pengangkutan barang melalui perusahaan angkutan darat pada PT Arviera dianggap tidak sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yaitu dalam hal kebebasan untuk menentukan isi perjanjian karena sebelumnya pihak pengangkut telah melakukan pembatasan terhadap tanggung 5

jawabnya terutama dalam pemberian ganti rugi kepada pengirim. Pihak pengirim hanya bisa menerima perjanjian tersebut tanpa mempunyai kebebasan untuk bernegosiasi mengubah kalusula klausula dalam perjanjian yang telah dicetak atau dituangkan dalam surat muatan. Sehingga apabila timbul kerugian yang diderita pengirim karena perjanjian pengangkutan yang menggunakan perjanjian baku tersebut, maka pengirim hanya mendapat biaya ganti rugi sebesar yang tertera dalam surat muatan. Ini memberikan kesan bahwa perusahaan PT Arviera memiliki itikad tidak baik kepada pengguna jasa pengangkutan dalam berkontrak. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhamad, 1998, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung. Bambang Sunggono, 2007, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta. CelinaTri Siwi Kristiyanti, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Ed 1.Cet 1, Sinar Grafika, Jakarta. Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Grasindo, Jakarta. Soekardono, R, 1986, Hukum Dagang Indonesia, CV Rajawali, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek), diterjemahkan oleh Subekti, R, dan Tjitrosudibio R, 2006, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Indonesia, Undang-Undang Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Angkutan Multimoda Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5199. 6