BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Study pustaka. Persiapan komponen Hot EGR beserta alat ukurnya. Pemasangan ring magnet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEK MAGNETIK TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL PADA SISTEM COLD EGR MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR SOLAR

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERFORMA MESIN DIESEL DENGAN SISTEM VENTURI SCRUBBER EGR MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR MINYAK JARAK TUGAS AKHIR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH SISTEM VENTURI SCRUBBER - EGR TERHADAP EMISI JELAGA MESIN DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR - MINYAK JARAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

KARAKTERISTIK EMISI JELAGA MESIN DISEL MENGGUNAKAN VENTURI SCRUBBER EGR DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO KARAKTERISTIK EMISI JELAGA MESIN DISEL MENGGUNAKAN VENTURI SCRUBBER EGR (EXHAUST GAS RECIRCULATION) DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

EFEK HIDROMAGNETIK TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL PADA SISTEM HOT EGR

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

1. EMISI GAS BUANG EURO2

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III METODE PENGUJIAN

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB III METODE PENELITIAN

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH COLD EGR (EXHAUST GAS RECIRCULATION) TERHADAP GAS BUANG PADA MESIN DISEL TUGAS AKHIR WIJANG SETIYO.


MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB II. LANDASAN TEORI

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur yang ada. mulai Study pustaka Persiapan komponen Hot EGR beserta alat ukurnya Pemasangan ring magnet Pengetesan sistem kerja mesin diesel dan alat ukur Bekerja baik Persiapan pengujian ya Pelaksanaan pengujian dan pengambilan data Pengolahan data dan pembahasan Referensi pendukung Kesimpulan dan saran selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Keterangan: Bekerja baik: karena alat heater pada penelitian ini dapat berfungsi dengan baik dalam menaikan temperatur mesin diesel, dan ring magnetik dapat berfungsi dengan baik. 32

33 3.2 Deskripsi Alat-alat Uji Alat pengujian terdiri dari mesin uji, dinamometer, dan alat ukur lainnya. Susunan alat uji tampak pada skema di bawah: Gambar 3.2 Deskripsi Alat-alat Uji Keterangan: 1. Mesin diesel 9. Dinamometer 17. Tangki penampung solar 2. Termokopel T 3 10. Buret/ gelas ukur 3. Heater 11. Termokopel T 4 4. Termokopel T 1 12. Manometer intake 5. EGR orifice 13. Termokopel T 5 6. Termokopel T 2 14. Intake orifice 7. Manometer EGR 15. Penampung 8. Katup EGR 16. Ring Diesel

34 3.2.1 Mesin Uji Gambar 3.3 Mesin Uji

35 Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Uji Spesifikasi Uraian Tipe Mesin C223, Pendinginan air, 4 langkah sejajar, tipe katup atas Tipe ruang bakar Tipe ruang pusar Tipe pelapis dalam silinder kering (cromard liner) Sisitim gigi timing Roda gigi Jumlah ringpiston Ring kompresi 2 ring minyak 1 Jumlah silinder - garis tengah x langkah (mm) 4-88 x 92 Isi silinder (cc) 2.238 Perbandingan kompresi 21:1 Ukuran mesin : panjang x lebar x tinggi (mm) 741 x 546 x 716 Berat mesin (kg) 220 Urutan injeksi bahan bakar 1-3-4-2 Timing injeksi bahan bakar 10 Tipe pompa injeksi Bosch distributor Tipe alat pengabut Tipe throttle Tekanan awal injeksi (kg/cm2) 105 Tekanan kompresi (kg/cm2) 31 pada 200 rpm Putaran tanpa beban (rpm) 675-725 Celah katup isap dan buang (rpm) (dingin)0.45 Katup isap terbuka pada 11 sb TMA tertutup pada 49 sd TMB Katup buang terbuka pada 51 sb TMB tertutup pada 9 sd TMA Metode pelumasan Sirkulasi bertekanan Kapasitas minyak pelumas (liter) 6.0 Metode pendinginan Sirkulasi bertekanan Kapasitas air pendinginan (liter) 9.0 Tipe baterai - tegangan (V) NS70 12 Kapasitas dinamo pengisi (V ah) 12 40 Kapasitas stater (V -Kw) 12-2.0 (Isuzu Zirang Semarang)

36 3.2.2 Alat Uji Gas Buang Gambar 3.4 Alat Uji Gas Buang Tabel 3.2 Spesifikasi Alat Uji Gas Buang [Ref.21] Uraian Stargass Power 270V 50-60Hz Battery 16V (5A fuse) Max consumption 70Wr Display LCD 320x240 Thermal bi-color (black/red,24 Printer columns) Serial ports COM1, COM2, RS232, RS485 Video plug VGA PALor NTSC Parameters Abient temperature -40 - +60 celcius Ambient pressure 750-1060 hpa Ambient relative humidity 0% - 100% Refresh rate 20 times per second Flow Rate 10 liter per minute Working temperature +5 - +40celcius Feature Clock, date and time print Size 400x180x450 Weight 8,6 kgs Instrumen ini didesain untuk mengukur CO, CO 2, HC, O 2 untuk mesin bensin, sedangkan untuk mesin diesel hanya bisa digunakan untuk mengukur opasitas.

37 3.2.3 Smoke Analysis Chamber Gambar 3.5 Smoke Analysis Chamber Tabel 3.3 Spesifikasi Smoke Analysis Chamber Uraian Keterangan Power 270V 50-60Hz Battery 16V (5A fuse) Max consumption 70W Display LCD 320x240 Thermal bi-color (black/red,24 Printer columns) Serial ports COM1, COM2, RS232, RS485 Video plug VGA PALor NTSC Parameters Abient temperature -40 - +60 celcius Ambient pressure 750-1060 hpa Ambient relative humidity 0% - 100% Refresh rate 20 times per second Flow Rate 10 liter per minute Working temperature +5 - +40celcius Feature Clock, date and time print Size 400x180x450 Weight 8,6 kgs Smoke Analysis Chamber akan menganalisa kandungan gas buang dan menghitung campuran udara bahan bakar (lambda) berdasarkan RPM mesin. Gas buang diukur dengan memasukkan probe ke dalam gas buang kendaraan. Gas buang

38 yang dianalisa telah dipisahkan dari kandungan airnya melalui saringan kondensasi yang lalu diteruskan ke sel pengukuran. Pemancar akan menghasilkan sinar infra merah yang dikirim melalui filter optis ke penerima sinar infra merah untuk menganalisa kandungan gas buang berupa CO, HC, CO 2, yang lalu diteruskan ke amplifier dan selanjutnya ditampilkan di display. Gas yang terdapat pada sel ukur akan menyerap sinar infra merah dengan panjang gelombang yang berbeda tergantung dari masing-masing konsentrasi gas. Gas H 2, N 2, dan O 2 (memiliki nomor atom yang sama) akan membentuk komposisi molekul dan tidak menyerap sinar infra merah. Sehingga pengukuran ketiga komponen tersebut melalui sensor kimia. Dalam hal ini alat gas analyzer Stargas 898 hanya digunakan untuk mengetahui opacity gas buang dari mesin diesel saja. 3.2.4 Buret Gambar 3.6 Buret Digunakan untuk menghitung volume bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin uji selama pengujian. Pemakaian bahan bakar dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan tiap 20 ml bahan bakar. Buret yang digunakan disini adalah pada waktu pedal rem ditekan dan menunjukkan putaran yang diinginkan maka katup bahan bakar ditutup sehingga pemakaian bahan bakar dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan tiap 20 ml bahan bakar. Setelah itu katup dibuka kembali dan seterusnya.

39 3.2.5 Stopwatch Alat pencatat waktu disini digunakan untuk mengukur waktu konsumsi bahan bakar. Stopwatch yang digunakan sebanyak 3 buah dengan spesifikasi teknis sebagai berikut: Buterfly stopwatch : range 0 s/d 60 s Gambar 3.7 Stopwatch 3.2.6 Heater 2000 watt Heater yang kita gunakan memiliki daya 2000 watt, digunakan untuk memanaskan udara setelah masuk ke katub EGR. Udara ini dipanaskan dengan variasi, 100 o C. Pemanasan udara ini tidak langsung masuk ke intake manifold, tetapi masih di dalam sistem EGR, seperti terlihat didalam hasil penelitian, dimana udara akan bercampur dahulu dengan udara luar sebelum masuk ke intake manifold. Gambar 3.9 Heater

40 3.2.7 Termokopel Gambar 3.10 Termokopel Tipe K Thermocouple type Tabel 3.4 Spesifikasi Termokopel Overall range C 0,1 C resolution 0,025 C resolution K -270 to 1370-270 to 1370-250 to 1370 Termokopel adalah alat untuk mengukur temperatur. Prinsip dari termokopel ini adalah dua buah metal yang berbeda digabungkan bersama, sehingga menimbulkan beda potensial jika salah satu ujungnya diberi panas. Dalam pemakaian termokopel diperlukan adanya suatu display yang berfungsi untuk menampilkan nilai dari temperatur yang terukur. Termokopel banyak digunakan sensor suhu untuk pengukuran dan pengendalian. Termokopel secara luas digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri; aplikasi meliputi pengukuran suhu untuk turbin gas buang, mesin diesel, dan proses industri lainnya. Termokopel yang digunakan dalam penelitian adalah tipe K.

41 3.2.8 Dinamometer Gambar 3.11 Dinamometer Tabel 3.5 Spesifikasi Dinamometer [Ref.22] Uraian Hp Hp option Torque option RPM Land and Sea 15 to 800 (standart - single rotor) 1 to over10.000 2 to over 5.000 lb-ft 1.000 to over 10.000(standart)- optional absorbers to over 20.000 Dinamometer digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin. Jenis dinamometer yang digunakan adalah hidraulik dengan fluida air. Dinamometer hidraulik ini memiliki dua komponen penting yaitu sudu gerak (rotor) dan sudu tetap (stator). Rotor terhubung dengan poros dari mesin yang akan diukur, dimana putaran dari mesin tersebut memutar rotor dinamometer. Rotor akan mendorong air didalam dinamometer, sehingga air akan terlempar menghasilkan tahanan terhadap putaran mesin dan menghasilkan panas. Aliran air secara kontinyu melalui rumahan (casing) sangat penting untuk menurunkan temperatur dan juga untuk melumasi seal pada poros. Sedangkan stator terletak berhadapan dengan rotor dan terhubung tetap pada casing. Pada casing dipasang lengan, dimana pada ujung lengan terhadap alat ukur pembebanan sehingga torsi yang terjadi dapat diukur. Dalam melakukan pengujian torsi kali ini, digunakan metode Constant Speed Test yaitu metode untuk mengetahui karakteristik motor bakar yang beroperasi dengan

42 beban bervariasi, tapi putarannya konstan. Hal ini dilakukan dengan cara, pada bukaan gas tertentu diperoleh rpm tertingginya dan kemudian dilakuan pengeraman pada rpm yang diinginkan hingga batas minimumnya. Dalam kondisi ini sudu gerak (rotor) akan tertahan oleh casing (stator), pada casing dipasang lengan, dimana pada ujung lengan terdapat alat ukur pembebanan sehingga torsi yang terjadi dapat diukur dan akan menekan batang besi sebesar beban yang tampil pada load display. Load display dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3.12 Display Load 3.2.9 Proximity Sensor Proximity Sensor adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah putaran suatu poros yang berputar. Sensor ini mampu mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya tanpa ada kontak fisik. Cara kerja sensor ini memancarkan medan elektromagnetik atau listrik, atau sinar radiasi elektromagnetik (inframerah, misalnya), dan mencari perubahan sinyal secara aktual. Gambar 3.13 Proximity Sensor

43 Diperlukan display dalam penggunaan proximity sensor sebagai alat baca. Nantinya display akan menampilkan nilai RPM. Gambar 3.14 Display Proximity Sensor 3.2.10 Thermostat Thermostat adalah perangkat untuk mengatur suhu sistem sehingga suhu sistem dipertahankan dekat suhu setpoint yang diinginkan. Thermostat melakukan pemanasan atau pendinginan atau menonaktifkan perangkat, atau mengatur aliran cairan perpindahan panas yang diperlukan, untuk mempertahankan suhu yang tepat. Thermostat bisa digunakan dalam banyak cara dan dapat menggunakan berbagai sensor untuk mengukur suhu. Output dari sensor kemudian mengontrol aparatus pemanasan atau pendinginan. Thermostat dalam penelitian ini digunakan untuk mengatur suhu heater yang disesuiakan dengan variasi. Gambar 3.15 Thermostat Autonic 3.2.11 Orifice Plate Flowmeter Orifice plate adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju aliran masa dari aliran, prinsip kerjanya aliran melewati orifice plate kemudian akan

44 mengecil dan membentuk suatu daerah yang disebut vena contracta selanjutnya akan terjadi perbedaan tekanan aliran antara sebelum dan setelah melewati orifice plate, dan setelah itu laju aliran masa dari aliran dihitung menggunakan persamaan Bernoulli dan persamaan kontinyuitas. Gambar 3.16 Orifice Plate 3.3 Kalibrasi Alat Uji Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan sifat-sifat metrologi suatu alat ukur dengan membandingkannya terhadap standar ukur sehingga menyakini nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur adalah benar. Proses kalibrasi sangat penting dalam suatu pengukuran untuk menjamin validitas data pengujian. Hal ini karena alat ukur akan mengalami perubahan setelah pemakaian yang lama, sehingga hasil yang ditunjukkan pada alat tersebut belum tentu menunjukkan data yang sebenarnya. Berikut ini adalah hasil kalibrasi alat uji: 1. Orifice Flow Meter Orifice yang digunakan dalam pengujian ini di validasi dengan anemometer digital. Cara memvalidasinya adalah membandingkan kecepatan udara yang masuk ke intake manifold setelah melewati orifice dengan mengukur kecepatan udara menggunakan anemometer digital. Anemometer diletakan di atas pipa udara yang digunakan sebagai jalur udara luar masuk ke intake manifold, sedangakan orificenya sendiri berada di dalam pipa tersebut. Pengukuran dengan anemometer dilakukan sebanyak 3 kali. Berikut grafik perbandingan hasil kalibrasi:

45 14 12 10 V (m/s) 8 6 Gambar 3.16 Grafik hubungan antara V (m/s) dengan Putaran mesin (rpm) yang menyatakan perbandingan hasil pengukuran dari anemometer dengan orifice meter. 2. Termokopel 4 2 Anemometer Orifice meter F0% 0% EGR F0% 0% EGR F25% 19,7% EGR F25% 19,7% EGR F100% 20,9% EGR F100% 20,9% EGR 0 0 1200 1500 1800 2100 2400 2700 N (rpm) Termokopel pada pengujian ini dikalibrasi dengan termometer ruangan. Cara mengkalibrasinya dengan meletakkan ke-5 termokopel dan termometer pada suatu ruangan tertentu. Termokopel dihubungakan dengan display untuk mengetahui nilai temperatur ruangan. Berikut grafik perbandingan hasil kalibrasi. 120 100 Temperatur ( o C) 80 60 40 20 Termometer T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 0 0 2 4 6 8 10 12 Pengujian ke- Gambar 3.17 Grafik kalibrasi termokopel yang menyatakan perbandingan hasil pengukuran dari termometer dengan termokopel.

46 3.4 Prosedur Pengujian 3.4.1 Persiapan pengujian Sebelum melakukan pengujian ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar pada saat pengujian tidak mengalami gangguan maupun kecelakaan kerja. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah penyetelan dan pengecekan mesin uji, adapun yang harus dilakukan sebelum pengujian adalah sebagai berikut: 1. Persiapkan bahan bakar. 2. Memeriksa pelumas mesin, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. 3. Memeriksa kondisi mesin uji, penyetelan Bosch Pump dan Filter bahan bakar dan pembersihan seluruh sistem bahan bakar dan pengapian. 4. Mengklaribrasi alat-alat ukur yang akan digunakan. 5. Memasang semua alat uji. 6. Menyiapkan alat-alat ukur yang diperlukan selama pengujian. 7. Memeriksa semua selang bahan bakar dan memastikan tidak terdapat kebocoran untuk menghindari terjadinya kecelakaan. 3.4.2 Pengujian Kalori Bahan Bakar Dalam pengujian ini kita menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. Untuk itu kita perlu melakukan pengujian untuk mengetahui kalori dari solar yang akan kita gunakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Alat BOM Kalorimeter dinyalakan 2. Temperatur air diturunkan dengan menggunakan water ciller sampai 20 0 C, saat proses ini bararti mesin mulai running. 3. Selama proses running dilakukan proses penimbangan bahan bakar. Berat yang diharuskan 1gr, dalam penimbangan ini, bahan bakar diletakkan dalam cawan khusus. 4. Masukkan bahan bakar yang telah ditimbang tadi kedalam reaktor BOM kalorimeter dengan ditambambah kawat pemijar. 5. Tutup reaktor dan setelah itu diisi dengan O 2 sebasar 30 lbs/in 2. 6. Masukkan reaktor tersebut kedalam bucket yang telah diisi air 200 ml dengan temperatur 20 0 C.

47 7. Bucket yang telah diisi reaktor kemudian dimasukkan kedalam pocket yang berada di mesin BOM kalorimeter. 8. Input data ke mesin BOM kalorimeter dengan parameter adiabatik. 9. Tekan START 10. Tunggu sampai hasil keluar. 11. Hasil kalori dari solar adalah 10810 kal/gr. 3.5 Variabel dan Langkah Pengujian Berikut ini adalah variabel pengujian dan langkah pengujian yang berpengaruh pada hasil pengujian. Dimana langkah pengujian dijabarkan hanya yang merupakan variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. 3.5.1 Variabel Pengujian Dalam pengujian ini terdapat beberapa variabel yang merupakan dependen maupun variabel independen yang mempengaruhi hasil pengujian yaitu: 1. Putaran mesin. 2. Variasi bukaan katub beban. 3. Variasi bukaan katub EGR. 4. Hot EGR dengan menggunakan Heater. 5. Penggunaan ring magnet 3.5.2 Langkah Pengujian Supaya pengujian berjalan secara teratur dan simetris, maka disusun beberapa langkah pengujian. Pengujian ini dilakukan 6 tahap, yaitu : 1. Pengujian tanpa beban (variasi rpm) Pada pengujian ini hanya melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. 2. Pengujian tanpa beban (variasi rpm dan EGR) Pada pengujian ini kita melakukan 2 variasi yaitu: Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. Melakukan variasi EGR dengan bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%.

48 Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin disel seperti daya, torsi, AFR, konsumsi bahan bakar pada kondisi tanpa pembebanan. 3. Pengujian tanpa beban (variasi rpm, EGR dan venturi scrubber) Pada pengujian ini kita melakukan 3 variasi yaitu: Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. Melakukan variasi EGR dengan bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi Heater untuk menaikan suhu pada T 3 ke suhu 100 0 C Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti daya, torsi, AFR, konsumsi bahan bakar pada kondisi tanpa pembebanan dengan penurunan suhu udara yang masuk pada intake manifold. 4. Pengujian dengan beban. (variasi rpm) Pada pengujian ini dipasang dinamometer water brake sebagai beban. Dinamometer ditahan pada kondisi pembebanan tertentu. Melakukan variasi beban dari 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. 5. Pengujian dengan beban (variasi rpm dan EGR) Pada pengujian ini dipasang dinamometer water brake sebagai beban. Dinamometer ditahan pada kondisi pembebanan tertentu. Melakukan variasi beban dari 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. Melakukan variasi EGR dengan bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%. Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti daya, torsi, AFR, konsumsi bahan bakar pada kondisi pembebanan. 6. Pengujian dengan beban. (variasi rpm, EGR dan venturi scrubber) Pada pengujian ini dipasang dinamometer water brake sebagai beban. Dinamometer ditahan pada kondisi pembebanan tertentu. Melakukan variasi beban dari 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. Melakukan variasi EGR dengan bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi Heater untuk menurunkan suhu pada T3 100 0 C

49 Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti daya, torsi, AFR, konsumsi bahan bakar pada kondisi pembebanan, dengan kenaikan suhu udara yang masuk pada intake manifold. 7. Pengujian dengan beban. (variasi rpm, EGR, dan bahan bakar solar) Pada pengujian ini dipasang dinamometer water brake sebagai beban dan digunakan bahan bakar solar. Dinamometer ditahan pada kondisi pembebanan tertentu. Melakukan variasi beban dari 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi RPM dari 1300, 1700, 2100 dan 2500 rpm. Melakukan variasi EGR dengan bukaan 25%, 50%, 75% dan 100%. Melakukan variasi Heater untuk menaikan suhu pada T 3 100 0 C Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin diesel seperti daya, torsi, AFR, konsumsi bahan bakar pada kondisi pembebanan, dengan kenaikan suhu udara yang masuk pada intake manifold dan kenaikan prosentase bahan bakar solar. Sedangkan untuk menguji variabel-variabel pengujian dilakukan langkah-langkah berikut: 1. Putaran mesin Alat: rpm meter Langkah pengujian: Hidupkan mesin dan distabilkan hingga keadaan stabil. Putar throttle gas dan baca display rpm meter, sehingga tercapai putaran mesin yang diinginkan terlihat pada rpm meter. Lakukan pencatatan pada tiap-tiap variasi. Tiap variasi dilakukan pengujian 3 kali. 2. Beban Alat: Dinamometer Langkah pengujian: Pasang dinamometer Pasang saluran air dari tangki ke dinamometer, pastikan tidak ada kebocoran.

50 Hidupkan mesin dan distabilkan hingga keadaan stabil. Lakukan pembebanan yang diinginkan dengan mengatur debit air yang masuk ke dinamometer. Lakukan pencatatan pada tiap-tiap variasi. Tiap variasi dilakukan pengujian 3 kali. 3. Melakukan pengukuran konsumsi bahan bakar. Alat: Stop watch dan buret Langkah pengujian Hidupkan mesin dan distabilkan hingga keadaan stabil. Memutus aliran bahan bakar ke selang. Dengan menggunkan stopwatch, ukur waktu untuk tiap 20 cc pada buret Lakukan pencatatan pada tiap-tiap variasi. Tiap variasi dilakukan pengujian 3 kali. 4. Laju massa udara Alat : orifice plate flowmeter Persiapan: Pasang orifice plate flowmeter pada saluran intake manifold dan pada kran bukaan sistem EGR Langkah pengujian: Hidupkan mesin dan distabilkan sampai keadaan stabil. Baca dan catat nilai yang didapat yaitu tekanan udara masuk ke saluran intake manifold dan saluran bukaan EGR. Lakukan pencatatan pada tiap-tiap variasi. Tiap variasi dilakukan pengujian 3 kali. 5. Nilai temperatur Alat: Thermokopel Display Langkah pengujian: Hidupkan mesin dan distabilkan hingga keadaan stabil.

51 Pada tiap titik termokopel, temperatur udara terbaca dengan menggunakan Display Hasil yang terbaca itu kita catat Lakukan pencatatan pada tiap-tiap variasi. Tiap variasi dilakukan pengujian 3 kali. 3.6 Metode Perhitungan 3.6.1 Perhitungan daya Torsi yang dihasilkan mesin adalah : T = F x b (3.1) dimana F adalah gaya penyeimbangan yang diberikan yang diberikan dan b adalah jarak lengan torsi. Adapun daya yang dihasilkan mesin atau diserap dinamometer adalah hasil perkalian dari torsi dan kecepatan sudut. [rumus 2.2] Setelah melakukan perhitungan daya maka kita dapat mencari nilai tekanan efektif rata-rata (bmep) dari kerja mesin tersebut. [rumus 2.4] Sebelum perhitungan bmep, kita harus mengetahui nilai dari V d, yang didapat dari diameter langkah mesin, jumlah silinder. dalam satuan SI: T F b n n R bmep = torsi (Nm) = gaya penyeimbang (N) = jarak lengan torsi (m) = putaran kerja (rev/min) V = π 60 = jumlah putaran engkol untuk setiap langkah kerja 2 ( untuk siklus 4 langkah) = tekanan efektik rata-rata (kpa) V d = Volume silinder / displacement volum (dm 3 ) B dan L = Diameter langkah (mm) (3.2)

52 3.6.2 Konsumsi bahan bakar Pemakaian bahan bakar solar dihitung berdasarkan waktu pemakaian sebanyak 20 ml. Perhitungan konsumsi bahan bakar untuk : Q = (3.3) Dalam satuan SI, yaitu: Q = konsumsi bahan bakar ( ml/s ) t = waktu untuk menghabiskan 20 ml bahan bakar (s) v = volume bahan bakar yang dikonsumsi ( ml ) 3.6.3 Konsumsi Udara Pemakaian udara untuk pembakaran diukur dari kecepatan udara yang melewati orifice meter dirumuskan : m YC d A 2 4 1 2 P P 1 2 dimana dalam kaitanya dengan orifice meter, yaitu: Cd = (discharge coefficient) Untuk nilai Cd ASME merekomendasikan persamaan: C d 0,09 1 4 2,1 8 2,5 0,75 3 0,5959 0,0312 0,184 91,71 Re1 F 4 1 0,0337 F2 (3.4) D 2 = diameter orifice 2 D 1 = diameter orifice 2 ρ a = massa jenis udara ( tergantung dari temperatur udara exhaust dan temperatur udara masuk saluran intake manifold) P 1 -P 2 = beda tekanan pada orifice meter Y = faktor ekspansi

53 3.6.4 Perhitungan FAR (Fuel-Air Ratio) Perbandingan laju aliran konsumsi udara dengan laju aliran konsumsi bahan bakar disebut FAR, dapat dirumuskan dengan persamaan 2.8. untuk campuran kaya bahan bakar ϕ > 1 untuk campuran stokiometris ϕ = 1 untuk campuran miskin bahan bakar ϕ < 1 Contoh perhitungan hasil eksperimen pada EGR 100% dan beban 100%: Fuel/ AirRatio = ṁ ƒ ṁ =,, = 0.018942 ϕ = (3.5) =,, = 0.274917 3.6.5 Efisiensi Bahan Bakar Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus, terhadap jumlah energi yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran, dapat dirumuskan dengan persamaan 2.10. 3.6.6 Efisiensi Volumetrik Efisiensi volumetrik hanya digunakan dengan mesin siklus empat-langkah yang memiliki proses induksi yang berbeda. Hal ini didefinisikan sebagai laju aliran volume udara sistem intake dibagi dengan tingkat dimana volume dipindahkan oleh piston, dapat dirumuskan dengan persamaan 2.12.