Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

dokumen-dokumen yang mirip
DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

MODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

FISIKA ATOM & RADIASI

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

ANALISIS EFISIENSI PENDETEKSIAN RADIASI GAMMA OLEH SCINTILLATION COUNTER NaI(Tl) DITINJAU DARI ASPEK DIMENSI COUNTER

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

PELURUHAN SINAR GAMMA

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

Rancang Bangun Detektor Geiger Mueller

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pembuatan Simulasi Eksperimen Berbasis Komputer dengan memanfaatkan

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENGEMBANGAN MATERIAL WINDOW UNTUK DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE END WINDOW

Alat Proteksi Radiasi

EFEK MATERIAL KATODE TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER TIPE JENDELA SAMPING

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun atas proton dan netron.

PENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

S T R U K T U R I N T I

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Materi. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi

PAKET SOAL LATIHAN FISIKA, 2 / 2

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A SILABI

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Dualisme Partikel Gelombang

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

EFEK GAS ISIAN BROMINE SEBAGAI QUENCHING TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

DAFTAR ISI. BAB. I PENDAHULUAN. 01 A. Latar Belakang Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Kusus... 01

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Penentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PEMBUATAN DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE JENDELA SAMPING DENGAN GAS ISIAN ARGON-ET ANOL DAN ARGON-BROM

Laporan Kimia Analitik KI-3121

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

LATIHAN UJIAN NASIONAL

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

PENENTUAN KONSENTRASI AKTIVITAS URANIUM DARI INDUSTRI FOSFAT MENGGUNAKAN DETEKTOR ZnS(Ag)

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Fisika EBTANAS Tahun 1996

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA INTI OLEH: Yusman Wiyatmo, M.Si.

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika EBTANAS Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENGARUH DIAMETER TABUNG KATODA TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER TIPE END WINDOW

drimbajoe.wordpress.com

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

Fisika EBTANAS Tahun 1993

Radioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

Karakterisasi XRD. Pengukuran

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P

SIMAK UI Fisika

PEMBUATAN DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE JENDELA SAMPING DENGAN GAS ISIAN ARGON -ETANOL

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

Transkripsi:

Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1, F. Shoufika Hilyana 1, Evi Setiawati 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro ABSTRAK---Telah dilakukan penentuan nilai effisiensi pencacah beta terhadap gamma pada tiga jenis detektor Geiger Muller yang memiliki jari-jari yang berbeda. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan Cobalt-60 sebagai sumber radiasi dan aluminium foil sebagai absorber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi pencacah beta terhadap gamma untuk ketiga jenis detektor berbeda, detektor jenis 3 memiliki efisiensi paling besar. Adapun nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma untuk ketiga jenis detektor sebagai berikut: untuk detektor 1 adalah 0,40 %, detektor 2 adalah 3,31 %, dan detektor 3 adalah 0,53 %. Kata kunci : Sumber radiasi Cobalt-60, Detektor Geiger Muller, Aluminium foil, effisiensi pencacah beta terhadap gamma. PENDAHULUAN Ada sejumlah peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi efek-efek pada partikel dan foton (sinar gamma) yang dipancarkan ketika inti radioaktif meluruh [1]. Untuk mengamati radioaktivitas diperlukan suatu peralatan yaitu detektor. Alat ini dapat berinteraksi cukup efisien dengan sinar radioaktif. Pada umumnya detektor radiasi dibagi dalam 3 golongan: a. Detektor Isian Gas: Geiger-Muller, Kamar pengionan, detektor proporsional b. Detektor Sintilasi: NaI(Tl), LSC, Sintasi plastik c. Detektor semikonduktor: GeLi, HPGe, SiLi Detektor Geiger Muller Detektor atau pencacah untuk mendeteksi radiasi dan diciptakan oleh Geiger- Muller, peneliti dari Jerman Barat pada tahun 1928. Detektor GM berbeda dengan detektor proporsional dalam beberapa hal. Proses penggandaan ionisasi (avalanche) tidak hanya terjadi di dekat anoda saja melainkan hampir di seluruh ruangan. Selain itu avalanche juga disebabkan oleh Efek fotolistrik akibat eksitasi atom-atom molekul isian gas. Dengan demikian penggandaan ionisasi cepat menjalar ke seluruh isi tabung detektor dan berkelanjutan. Hal ini mengakibatkan tinggi pulsa hanya dibatasi oleh pemadaman mendadak (quenching), misalnya karena terjadinya awan ion yang menebal sehingga kuat medan listrik turun drastis. Dengan demikian tinggi pulsa tidak lagi bergantung pada tenaga radiasi partikel pengion, sehingga cocok untuk pencacahan radiasi partikel beta () [2]. Seperti terlihat dalam gambar 1, detektor Geiger terdiri dari sebuah silinder logam dan sebuah kawat di sepanjang sumbunya [3]. Gambar 1. Diagram skema detektor Geiger Muller. [4] M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 73

Artikel Penelitian Tegangan diberikan antara anoda dan katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas unsur yang diukur. Tegangan ini harus lebih tinggi daripada nilai ambang, yang didasarkan pada gas dan geometri tabung [4]. Partikel-partikel radiasi akan menembus jendela tipis pada salah satu ujung detektor dan masuk ke dalamnya. Partikel radioaktif ini lalu menumbuk atom-atom gas sehingga atomatom gas akan mengeluarkan elektronelektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan itu ditarik ke anoda. Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah menjadi ionion positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah katoda. Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang masuk ke dalam tabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekulmolekul gas dalam tabung itu. Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan bergerak ke anoda [2]. Detektor Geiger Muller hanya mendeteksi partikel bermuatan, karena foton tidak bermuatan dan karena tidak menghasilkan ion di dalam gas, maka tidak dideteksi. Efisiensi detektor Geiger sebesar 99% untuk elektron (beta), tetapi kurang dari 1% untuk sinar X atau sinar gamma [5]. Bagaimanapun, efisiensi untuk mendeteksi sinar X dan gamma rendah [4]. Dari nilai Log R terhadap A, nilai cacahan R A untuk partikel, dan foton dapat diperoleh dari perhitungan pada grafik BC untuk B, nilai cacahan RB untuk foton dapat ditemukan. Jadi, nilai cacahan untuk partikel sendiri adalah R A - R B. Dari pola disintegrasi pada Co-60 (yang ditunjukkan dalam gambar 3, dengan melepaskan energi) dapat dilihat bahwa untuk masing-masing partikel yang dipancarkan ada 2 foton. Faktor angaka 2 ini harus diperhitungkan di dalam cacahan ketika memperoleh efisiensi relatif pencacah beta terhadap gamma (/) pada detektor, sehingga diperoleh perbandingan: 2 R' R' 100% R' (1) Dengan / menyatakan nilai efisiensi relatif pencacah beta terhadap gamma, R A menyatakan nilai Logaritmik cacah pulsa pada A (mula-mula), dan R B menyatakan nilai Logaritmik cacah pulsa hasil ekstrapolasi garis BC (titik B ) [6]. Pola disintegrasi Co 60 Co 60 Efisiensi Relatif Pencacah / Pada Detektor = 0,3 MeV Ni 60 exitasi A Log (R /c.p.m) B B Nomor foil Gambar 2. Nilai hubungan Log R terhadap Nomor foil untuk partikel dan foton [6] C = 1,17 MeV = 1,33 MeV Ni 60 exitasi Ni 60 dasar Gambar 3 Diagram tingkat energi Cobalt 60 [7] METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium Fisika Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Semarang, pada bulan Oktober November 2006. Sebelum digunakan untuk mencacah terlebih dahulu ditentukan tegangan operasional dari Pada detektor gambar 2 GM. terlihat Tegangan kurva yang terdiri dari dua b operasional yang didapatkan akan digunakan J. Sains & Mat. Vol. 15, No.2 April 2007: 73-77 74

Cacah per sekon (cps) Artikel Penelitian sebagai tegangan untuk menentukan nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma pada detektor Geiger Muller.. Pada jarak yang di tentukan yaitu 5cm dan menaruh aluminium foil diatas sumber radiasi yang terletak dibawah detektor, dan dengan memvariasi ketebalannya. Maka akan diperoleh efisiensi relatif pencacah beta terhadap gamma (/) pada detektor. Efisiensi untuk mendeteksi sinar gamma dapat diketahui dengan proses disintegrasi dari pada Co 60 yang pada masing-masing partikel beta () ada 2 foton gamma () yang dipancarkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis detektor yang berbeda jari-jari end windownya, yaitu detektor 1 dengan jari-jari 17,80±0,03 mm, detektor 2 dengan jari-jari 12,60±0,03 mm, dan detektor 3 dengan jari-jari 20,05±0,03 mm. DETEKTOR r d ALUMINIUM SKALER SUM,BER RADIASI Gambar 4. susunan eksperimantal untuk menentukan pengaruh hubungan antara jarak sumber ke detektor terhadap hasil pencacahannya dan pengukuran efisiensi pencacah beta terhadap gamma pada tabung Geiger Muller Penentuan Efisiensi Pencacah Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller Hasil pencacahan untuk tiga jenis detektor yang berbeda dapat dilihat pada gambar 5. 10000 8000 6000 4000 detektor1 (r=17,8mm) detektor2(r=12,6mm) detektor3 (r=20,05mm) 2000 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Lapisan Al.Foil Gambar 5. Hubungan antara jumlah lapisan Aluminium foil terhadap hasil pencacahan (cps) M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 75

Log Cacah per sekon(cps) Artikel Penelitian 4,1 3,9 3,7 3,5 3,3 detektor1 (r=17,8mm) detektor2(r=12,6mm) detektor3 (r=20,05mm) 3,1 2,9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Lapisan Al.Foil Gambar 6. hubungan antara jumlah lapisan Aluminium foil terhadap nilai Log hasil pencacahan (Cps) Pada gamabr 4 terlihat bahwa pada detektor 3 dengan jari-jari 20,05±0,03 mm, mempunyai hasil pencacahan lebih tinggi dibanding dengan dua detektor lainnya, hal ini dikarenakan detektor ini masih baru dan jarijari end windownya paling besar. semakin tebal lapisan aluminium maka nilai cacahannya akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan aluminium menyerap sebagian energi dari pancaran sumber radiasi cobalt-60 yang melewati detektor tersebut. Untuk menentukan nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma digunakan nilai Logaritma dari nilai cacahan yang didapatkan tersebut (Gambar 6). Dengan menggunakan nilai logaritma tersebut dapat ditentukan nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma Jenis detektor Efisiensi β/γ (%) Detektor 1 (r = 17,80±0,03 mm) 0,40 Detektor 2 (r = 12,60±0,03 mm) 3,31 Detektor 3 (r = 20,05±0,03 mm) 0,53 Dari ketiga jenis detektor tersebut banyak terdapat perbedaan-perbedaan, hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor, diantaranya adalah:1)efek kerapatan bahan detector. Kemungkinan interaksi yang terjadi pada jarak lintasan tertentu itu sebanding dengan kerapatan bahan. Karena kerapatan untuk masing-masing bahan itu berbeda, seperti zat padat dan cair mempunyai kerapatan kira-kira seribu kali lebih besar daripada kerapatan gas pada tekanan dan suhu normal.2)efek ukuran dari detektor Seperti yang terlihat dalam lampiran, bahwa nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma berhubungan juga dengan ukuran dari detektor, yaitu luas permukaan dari windownya terutama pada ukuran diameternya. Semakin lebar luas permukaannya maka semakin banyak pancaran sumber radiasi yang dapat terdeteksi. KESIMPULAN Hasil yang dapat diambil dari penelitian yaitui diperoleh nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma sebagai berikut: Deteketor 1 adalah 0,40 %, detektor 2 adalah 3,31 %, dan detektor 3 adalah 0,53 %. Dan detektor 2 mempunyai nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma paling besar. J. Sains & Mat. Vol. 15, No.2 April 2007: 73-77 76

Artikel Penelitian DAFTAR PUSTAKA 1. Cutnell, and Johnson, 1955, Physics, volume II, John Wiley & Sons,Inc. NewYork 2. Reynaldo, M.F., 2001, Radioaktivitas, Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB., Bandung,http://Radioaktivitas.pdf, 3 Oktober 2006 3. Sears, and Zemansky, 1994, Fisika untuk Universitas 3, Optika Fisika Atom, Bina Cipta, Bandung 4. Jones, E., and Childers, R., 1999, Contemporary College Physics, Mc Graw-Hill Companies,Inc., New York 5. Miller, F., and Schroeer, D., 1987, College Physics, sixth editision, Harcout Brace Jovanovich Publisher, Orlando Florida M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 77